e-journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)

dokumen-dokumen yang mirip
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 METRO. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan

PEMBELAJARAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 GADINGREJO. Oleh

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2015 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG.

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMKN 4 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

ABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.

PEMBELAJARAN MENGABSTRAKSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X IPA. Oleh

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 03 MODEL INVEST KOTA BENGKULU

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM KURIKULUM 2013 DI KELAS X.A AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SINGARAJA

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN SIKAP SOSIAL KELAS IV SDN 2 TONJA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

tetapi mereka dituntut untuk mampu berbicara di depan umum. Seperti halnya seni bernegosiasi yang terdapat di dalam pembelajaran kelas X.

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA PADA KELAS XI SMA NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X. Oleh

Joyful Learning Journal

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian. Mengamati. Menanya. Mengumpulkan data/eksplorasi.

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR PADA SISWA KELAS 8.15 SMP NEGERI 2 SINGARAJA

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 UBUD SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

Oleh Dwi Budi Mulyono

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VIIA4 DI SMP NEGERI 3 SAWAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 10 SIJUNJUNG

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMP NEGERI 12 PADANG

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS ANEKDOT DENGAN METODE PEBELAJARAN PENEMUAN SISWA KELAS X MIPA 2 SMAN 3 KOTA BENGKULU

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN

Joyful Learning Journal

PERCEPTIONS OF STUDENTS ON THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO BIOLOGY LEARNING X SMA CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 12 PEKANBARU

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMA GLOBAL MADANI BANDARLAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

Hairudin, Herdini, Roza Linda Irulhairudin No. Hp :

KEMAMPUAN GURU DALAM PENYUSUNAN EVALUASI UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSEMPLUM SESUAI KURIKULUM 2013 SISWA KELAS IX DI SMPN 1 BANJAR

ARTIKEL OLEH I KADEK SUTARYANA NIM

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMKN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

Pendahuluan. Kharisma et all, Peningkatan Keterampilan Menulis Pengumuman...

Transkripsi:

1 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT BERPENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PADA SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN KULIT 1 DI SMK NEGERI 2 SINGARAJA Ni Komang Ayu Damayanti, I Nengah Martha, Gede Gunatama Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: : {ayuk_damayanti92@ymail.com, nengahmartha@yahoo.com, detama_fbs_21@yahoo.com} ABSTRAK Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan memaparkan (1) perencanaan berpendekatan saintifik dengan, (2) langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek, dan (3) penilaian berpendekatan saintifik dengan. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X Tata Kecantikan Kulit 1. Objek penelitian ini adalah pembelajaran menulis teks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) yang telah yang dirancang oleh guru, sudah mencakup komponen komponen RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Namun, terdapat beberapa komponen yang masih perlu untuk diperbaiki dan dikembangkan terutama komponen sumber belajar dan materi pembelajaran. Kemudian langkah-langkah berpendekatan saintifik dengan pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja, guru menerapkan pada pendekatan saintifik. Langkah - langkah pembelajaran tersebut juga mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian pembelajaran menulis teks anekdot berpendekatan saintifik (Project Based Learning) guru masih kurang menerapkan tiga aspek penilaian autentik. Salah satunya penilaian sikap. Guru masih kurang dalam mempersiapkan rubrik penilaian sikap dan lembar pengamatan sikap yang dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penilaian pada proses pembelajaran teks anekdot. Kata kunci: teks anekdot, pendekatan saintifik, berbasis proyek ABSTRACT This research used qualitative decriptive design in purpose to give some explaination, (1) the lesson planning of learning writing anecdote text based scientific approach through project based learning technique, (2) the learning steps 1

2 that did by the teacher in learning writing anecdote text based scientific approach through project based learning technique and (3) the assessment of learning writing anecdote text based scientific approach through project based learning technique. The subject of this sudy is the Indonesian Language teacher who teaches in the X grade class of Tata Kecantikan Kulit 1. The object of the study is learning writing anecdote text based scientific approach through project based learning technique. The methods that used in this study were observation, interview, test and documentation.the result of this study shown that the lesson planning of learning writing anecdote text based scientific approach through project based learning technique which had been design by the teacher was including all components of lesson plan based on curriculum 2013. However, there were some of the components which need to be revised and improved, especially the source and the learning materials. Then the steps of learning writing anecdote text based scientific approach through project based learning technique to the tenth grade students of skin beauty class in SMK Negeri 2 Singaraja, the teacher used scientific approach. Those learning steps deal with pre-activities, whilst activities and post activities. The assessment of learning writing anecdote text based scientific approach through project based learning technique is not complete. It did not used the three authentic aspects of assessment. One of them is students attitude. The teacher did not prepare the students attitude rubric and attitude observation sheet which can be use as the resource of assessment in learning anecdoct text. Key words : anecdote text, scientific approach, project based learning PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) guna menopang pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas dapat terwujud melalui peningkatan pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah penyempurnaan kurikulum beserta perangkat pendukungnya. Hal ini, dibuktikan dengan adanya kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006, yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Kemendikbud, 2013:72). Pengembangan Kurikulum 2013, menuntut perubahan paradigma dalam pembelajaran. Paradigma Kurikulum 2013 telah mencanangkan pembelajaran bahasa berbasis teks. Artinya, peserta didik dituntut untuk mampu memproduksi sebuah teks. Salah satunya ialah teks anekdot. Teks anekdot ialah sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya (Kemendikbud, 2013: 111). Teks anekdot dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Munculnya teks anekdot sebagai teks yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia baru disampaikan secara tersurat dalam Kurikulum 2013. Hal tersebut tercantum dalam salah satu kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 yang menyatakan, Siswa mampu memproduksi teks anekdot yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat, baik secara lisan maupun tulisan. Untuk tercapainya kompetensi dasar itu, siswa harus terampil dalam menulis, khususnya menulis teks anekdot. Dalam keterampilan menulis, siswa dituntut untuk menguasai kosakata, pengetahuan, dan pengalaman agar dapat menyampaikan gagasan-gagasan dengan baik kepada pembaca. Kartono (2009:17) menyatakan bahwa menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikan 2

3 kepada khalayak. Namun, dalam proses pembelajaran menulis masih banyak siswa kurang termotivasi, sulit dalam menentukan topik, menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan, dan cenderung pembelajaran yang diterapkan guru kurang kreatif. Oleh sebab itu, harus ada upaya dari guru untuk mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan inovatif. Guru merupakan salah satu pihak yang bertugas untuk membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran, sekaligus mengelola kelas agar dapat menjadi sebuah tim yang solid, komunikatif, dan kondusif selama proses pembelajaran. Dari segi efektivitas, seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik karena konsep ideal pembelajaran itu ialah interaksi dua arah antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar (Putra, 2013: 39). Dalam upaya peningkatan mutu proses belajar-mengajar bahasa Indonesia, khususnya menulis teks anekdot, pemilihan strategi dan model pembelajaran sangatlah penting dipikirkan oleh guru agar dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa. Dengan penerapan model pembelajaran yang tepat dan sesuai, siswa mampu meningkatkan motivasinya untuk aktif mengikuti proses pembelajaran dan memiliki semangat yang tinggi dalam mata pelajaran apapun. Bahkan kini, pengembangan Kurikulum 2013 mengarahkan pada proses pembelajaran berpendekatan saintifik pada semua mata pelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran bahasa Indonesia, yakni menulis teks anekdot. Pendekatan ilmiah (saintifik appoach) dalam pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian mengomunikasikan, (Kemendikbud, 2013:159). Pembelajaran melalui pendekatan saintifik ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis, juga mendorong siswa untuk menjadi proaktif. Salah satu model pembelajaran berpendekatan saintifik, yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks anekdot ialah pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Pembelajaran berbasis proyek (Project based Learning) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media, (Kemendikbud, 2013:212). Pembelajaran berbasis proyek lebih menekankan pada proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Melalui pembelajaran berbasis proyek, peserta didik akan melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek diterapkan untuk memotivasi siswa lebih aktif dan berinisiatif untuk memperoleh hal-hal yang mereka inginkan baik pada sisi pengetahuan, pemahaman, dan keterampilannya. Pembelajaran menulis teks anekdot akan lebih kreatif dan aktif, apabila guru memberikan banyak proyek atau tugas pada siswa. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan. Dalam pembelajaran berbasis proyek, guru harus menekankan pada pendekatan saintifik agar peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Misalnya pada materi menulis teks anekdot, guru mengarahkan siswa dengan memberi tugas untuk mencari contoh teks anekdot, kemudian siswa akan merombaknya dengan mengganti subjek atau tokohnya menjadi subjek atau tokoh yang dekat dengan sekitarnya. Proyek tersebut akan mampu membantu dan memudahkan siswa untuk menulis teks anekdot. Siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mendaftar hal-hal yang perlu ditulis berdasarkan topik yang dipilih, menentukan gagasan yang akan dikembangkan, menyusun kerangka tulisan, dan mengembangkan kerangka menjadi sebuah teks anekdot. 3

4 Kemendikbud (2013: 212) menyatakan beberapa kelebihan dari, yaitu (1) meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting dan mereka perlu untuk dihargai; (2) membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks; (3) memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas; dan (4) membuat suasana belajar menjadi menyenangkan sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal di SMK Negeri 2 Singaraja, sekolah ini merupakan salah satu SMK di Singaraja yang menjadi sasaran implementasi Kurikulum 2013. Kemudian, salah satu guru bahasa Indonesia yang peneliti temui, yakni Ibu Yuli Eko Rahayu, S,Pd., mengemukakan bahwa dalam pembelajaran menulis, beliau selalu menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Alasan beliau menerapkan model pembelajaran itu ialah beliau menganggap dengan model pembelajaran berbasis proyek dapat menggiring siswa untuk memproduksi sebuah tulisan. Beliau juga mengatakan bahwa model pembelajaran berbasis proyek cenderung diterapkan di SMK karena SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri. Siswa juga akan mengetahui suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Berpendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang (1) perencanaan pembelajaran menulis teks (Project Based Learning), (2) langkahlangkah pembelajaran yang ditempuh oleh guru dalam pembelajaran menulis teks (Project Based Learning), dan (3) penilaian pembelajaran menulis teks (Project Based Learning). Sejalan dengan masalah itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perencanaan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja, (2) mendeskripsikan langkahlangkah pembelajaran menulis teks (Project Based Learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja, dan (3) mendeskripsikan penilaian pembelajaran menulis teks anekdot berpendekatan saintifik model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini akan menggambarkan atau mendeskripsikan pembelajaran menulis teks anekdot berpendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja. Dalam penelitian ini, peneliti merancang metode penelitian yang meliputi (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) metode dan instrumen pengumpulan data, dan (4) analisis data. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas tersebut. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah 4

5 pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Arikunto (2005: 100) menyatakan bahwa metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data yang diperlukan untuk menjawab masalah yang diangkat peneliti adalah (1) data mengenai perencanaan pembelajaran menulis teks anekdot berpendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja, (2) langkahlangkah pembelajaran menulis teks (Project Based Learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja, dan (3) penilaian pembelajaran menulis teks anekdot berpendekatan saintifik model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) yang dilakukan oleh guru pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode wawancara, metode tes, dan metode dokumentasi. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Setelah terkumpul, selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2010: 245). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif adalah suatu teknik menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan kata-kata. Teknik deskriptif juga sering diartikan sebagai teknik analisis yang tidak mengadakan perhitungan atau hanya menggunakan kata-kata. Dalam penelitian ini, pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dianalisis menggunakan analisisis data deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, perencanaan pembelajaran yang dirancang oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 dalam pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) sudah disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Terdapat komponen identitas RPP, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Komponen-komponen tersebut sudah tercantum dalam RPP. Komponen kompetensi inti sudah sesuai dengan kompetensi dalam ranah sikap yang terdapat dalam (KI-1) dan (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Selanjutnya, komponen kompetensi dasar yang tercantum dalam RPP disesuaikan dengan kompetensi inti. Kompetensi dasar yang terdapat dalam RPP yang dibuat oleh guru menunjukkan adanya keterkaitan antara kompetensi inti dan kompetensi dasar. Komponen indikator yang dirumuskan dalam RPP, sudah disesuikan dengan kompetensi dasar dan kompetensi inti. Kompetensi dasar sudah menggunakan kata kerja operasional. Kata kerja operasional dalam indikator pembelajaran yang dirancang bisa diukur dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator pembelajaran yang dirancang oleh guru, dirumuskan secara langsung di bawah kompetensi dasar. Kemudian komponen tujuan pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan terdapat kesesuaian dengan kompetensi dasar. Rumusan tujuan pembelajaran sudah menunjukkan adanya proses untuk mencapai hasil yang diinginkan. Materi pelajaran dalam RPP dicantumkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Namun, dalam materi pembelajaran tentang cara memproduksi teks anekdot, guru kurang melengkapi materi dengan uraian. Dalam RPP, terlihat guru hanya mencantumkan 5

6 garis-garis besar materi saja tanpa adanya uraian yang lengkap untuk menunjang proses pembelajaran.. Metode pembelajaran yang dirumuskan dalam rancangan pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, indikator, dan kesesuaian dengan pendekatan pembelajaran, yakni pembelajaran saintifik. Komponen selanjutnya, kegiatan pembelajaran yang dirumuskan dalam langkah-langkah pembelajaran. Dalam merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang tercantum pada RPP yang dirancang oleh guru, tampak guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik. Sumber belajar yang dirumuskan dalam RPP adalah berasal dari buku paket Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan akademik Kelas X. Namun, dalam RPP yang dirancang, guru tidak mencantumkan alamat atau situs yang digunakan untuk mencari contoh teks anekdot tersebut. Kemudia komponen penilaian pada RPP. Ada beberapa hal yang dicantumkan pada komponen penilaian, diantaranya teknik penilaian, bentuk tagihan, dan prosedur penilaian. Jenis tagihan yang dirumuskan berupa proyek atau penugasan kelompok. Berdasarkan hasil penelitian RPP yang dirancang oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 sudah mencakup komponen komponen RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, yakni identitas RPP, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Namun, terdapat beberapa komponen yang masih perlu untuk diperbaiki dan dikembangkan terutama komponen sumber belajar dan materi pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan oleh guru untuk menunjang berasal dari internet. Namun, dalam RPP yang dirancang, guru belum mencantumkan alamat atau situs yang digunakan untuk mencari teks anekdot yang digunakan dalam pembelajaran. Kemudian, dari segi materi pembelajaran, guru perlu mengembangkan lagi teori tentang definisi anekdot, struktur anekdot, dan cara memproduksi teks anekdot dari sumber lainnya agar lebih bervariasi. Materi pembelajaran tentang cara memproduksi teks anekdot dalam RPP belum sepenuhnya dikembangkan dan dilengkapi dengan uraian. Guru hanya membuat garis-garis besar tentang materi cara memproduksi teks anekdot dalam RPP. Seharusnya uraian materi tentang cara memproduksi teks anekdot perlu untuk dilengkapi dengan uraian sehingga uraian materi dapat mendukung secara optimal pencapaian kompetensi. Apabila materi pembelajaran dicantumkan dengan lengkap dalam RPP maka dapat mempermudah, memperlancar proses pembelajaran. Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian tentang langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), guru menerapkan pembelajarn berpendekatan saintifik. Pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru melaksanakan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru melakukan pengabsenan dan menyampaikan apersepsi. Dalam kegiatan inti, guru menerapkan pembelajaran berpendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Dalam penerapannya sudah sesuai dengan yang tercantum dalam RPP. Langkah-langkah pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru sudah menerapkan pembelajaran berpendekatan saintifik dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek sesuai dengan tertuang dalam RPP. Dalam proses pembelajaran menulis teks anekdot dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek di kelas, guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, menyenangkan, kreatif, dan kritis sehingga siswa termotivasi dan tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini senada dengan Kemendikbud 6

7 (2013: 212) yang menyatakan bahwa pembelajaran model berbasis proyek akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis, termotivasi dalam memecahkan masalah, dan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru juga tidak terlalu banyak ceramah saat menyampaikan materi pembelajaran. Namun, guru lebih banyak mengajak siswa untuk berdiskusi dengan cara membentuk kelompok dan melakukan tanya jawab terkait proyek memproduksi teks anekdot. Hal itu sesuai dengan Kurikulum 2013 yang mengarahkan siswa untuk berfikir kritis dan kreatif. Dalam menerapkan model pembelajaran proyek di kelas, guru sudah mampu menerapkan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek. Dimulai dari kegiatan dalam penentuan topik proyek, guru mengambil topik yang sesuai dengan realitas kehidupan nyata siswa. Kemudian dalam proses pembuatan proyek, guru lebih banyak membimbing dan memberikan masukan terkait proyek yang dikerjakan. Kemudian hasil penelitian tentang penilaian yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran menulis teks anekdot ialah penilaian autentik sesuai dengan tuntutan dalam Kurikulum 2013. Penilaian autentik tersebut mengacu pada tiga aspek, yakni penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Secara keseluruhan penilaian yang dilakukan oleh guru sudah disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi. Pada penilaian sikap, terdapat lima aspek sikap yang dinilai oleh guru, yakni religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun. Namun pada penilaian sikap, guru tidak melakukan penilaian, hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan waktu dalam pembelajaran dan guru tidak mempersiapkan lembar pengamatan sikap. Kemudian, penilaian pengetahuan dilakukan oleh guru ketika memberikan tes secara lisan pada siswa untuk menguji tingkat pengetahuan siswa terhadap materi teks anekdot. Penilaian keterampilan dilakukan oleh guru ketika siswa mengerjakan proyek memproduksi teks anekdot secara kelompok.terdapat beberapa aspek yang dinilai dalam keterampilan menulis teks anekdot, yakni isi teks anekdot, organisasi teks anekdot, kosakata dan diksi, bahasa, penulisan (ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan Kemudian, guru juga memberikan penilaian ketika siswa mampu mempresentasikan hasil proyeknya di depan kelas. Penilaian keterampilan menulis dan keterampilan menyampaikan hasil proyek secara lisan, dilakukan oleh guru berdasarkan pengembangan aspek yang memang sudah disesuaikan dengan RPP yang dirancang. Teknik penilaian yang diterapkan guru guna menilai proyek peserta didik ialah penilaian proyek. Penilaian proyek ini disesuiakan dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, yakni pembelajaran berbasis proyek. Guru memberikan penilaian terhadap hasil proyek siswa yang telah dikerjakan oleh siswa secara kelompok. Proses penilaian tersebut, dilakukan oleh guru ketika siswa mulai melakukan perencanaan, proses untuk memproduksi teks anekdot, sampai hasil akhir, yakni siswa mempresentasikan hasil proyek di depan kelas. Teknik penilaian yang digunakan oleh guru dalam memberikan penilaian terhadap proyek siswa ialah teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yakni penilaian proyek. Pedoman pengeskoran disesuaikan dengan skor yang sudah tercantum pada RPP. Kemudian guru membuat pedoman penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai proyek siswa. Penilaian kompetensi keterampilan, guru menggunakan skala 1 4, dengan dapat dikonversi ke dalam Predikat A D. Pengolahan nilai proyek siswa dalam pembelajaran memproduki teks anekdot berpedoman pada pedoman penilaian yang telah dibuat oleh guru. Misalnya, nilai siswa secara kelompok dalam 7

8 memproduksi teks anekdot memperoleh nilai 80, berdasarkan pedoman penilaian keterampilan yang telah dibuat guru, hasil konversi nilai tersebut ialah 3.00 dengan perolehan predikat B (Baik). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dalam penilaian pada proses, guru kurang maksimal melakukan penilaian sikap. Hal tersebut disebabkan oeh keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran. Proses penilaian sikap tidak mampu guru terapkan karena guru tidak mencantumkan rubrik penilaian dan lembar pengamatan sikap dalam RPP. Dalam penilaian sikap seharusnya guru mempersiapkan rubrik penilaian dan lembar pengamatan sikap. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kemendikbud (217: 2013) penilaian pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakn pembelajaran berbasis proyek. Teknik penilaian proyek dengan ini, guru sudah merancang rubrik penilaian yang sudah tercantum dalam RPP. Selain itu, guru juga sudah menilai proyek siswa dengan mempertimbangkan tiga hal, yakni proses perencanaan, proses pengerjaan proyek, dan hasil laporan proyek siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru sudah mampu menerapkan sistem penilaian sesuai dengan Kurikulum 2013 walaupun terdapat beberapa proses penilaian yang belum maksimal dapat dilakukan oleh guru. Selain itu, proses wawancara peneliti lakukan terhadap guru pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X Tata Kecantikan Kulit 1. Wawancara peneliti lakukan untuk melengkapi data dan konfirmasi terhadap tiga permasalahan penelitian, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian tentang pembelajaran menulis teks (project based learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja. Berdasarkan hasil wawancara, guru menganggap Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 guru lebih banyak menekankan perhatian kepada anak didik. Bahkan pendekatan yang digunakan pada pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik yang mengarahkan anak didik memahami apa yang dipelajari bahkan harus terampil untuk menerapkan apa yang dipelajarinya. Kemudian, dalam merancang RPP, guru memasukkan unsur-unsur dari Kurikulum 2013 ke dalam RPP yang dibuat. dan lebih memperhatikan aturan dalam Kurikulum 2013, yakni yang pertama adalah kompetensi inti, kemudian kompetensi dasar, kemudian tentukan indikator dan tujuan, serta langkah-langkah pembelajaran. Selain itu, penentuan kompetensi dasar, penentuan indikator, langkah-langkah pembelajaran sesuai pendekatan saintifik, dan model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan penilaian autentik yang meliputi penilaian pengetahuan, penilaian sikap dan penilaian keterampilan. Selanjutnya, guru mengemukakan bahwa model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterampilan yang nanti akan diproduksi oleh siswa berdasarkan apa yang dipelajarinya. Artinya, siswa, diberikan sebuah proyek untuk dapat diselesaikan dan mencari tahu jawaban atas masalah yang ditemuinya. Alasan guru dalam memilih model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran menulis, guru mengemukakan bahwa alasan beliau memilih model pembelajaran tersebut karena model pembelajaran ini akan mampu mengarahkan siswa untuk lebih kreatif, kritis dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, model pembelajaran ini juga diarahkan untuk mengetahui siswa itu apakah sudah mampu menerapkan 8

9 apa yang telah dipelajarinya berdasarkan apa yang telah dihasilkannya. Selanjutnya, penerapan model pembelajaran berpendekatan saintifik memang selalu diterapkan, karena itu adalah tuntutan dari Kurikulum 2013 yang harus menerapkan pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajarannya. Kemudian, pertanyaan tentang hambatan guru dalam merancang RPP sesuai Kurikulum 2013, guru menjawab bahwa selama ini Beliau belum mengalami hambatan. Selanjutnya, pertanyaan tentang model penilaian yang guru gunakan dalam berdasarkan model pembelajaran berbasis proyek, guru mengatakan bahwa dalam model penilaian yang diambil adalah penilaian autentik. Penilaian autentik tersebut meliputi tiga aspek, yakni penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kemudian, guru juga mengemukakan bahwa proses penilaian itu dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya pertanyaan tentang bagaimana guru melakukan penilaian kepada siswa, guru menjawab penilaian itu dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Penulis juga bertanya tentang hambatan guru dalam melakukan penilaian, guru menjawab bahwa beliau terkadang mengalami hambatan dalam memberikan penilaian sikap yang terkadang Beliau harus melakukannya secara menyeluruh karena waktu yang tersedia terbatas, jadi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga ikut terbatas. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, perencanaan pembelajaran menulis teks (Project Based Learning) yang telah yang dirancang oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 sudah mencakup komponen komponen RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, yakni identitas RPP, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Namun, terdapat beberapa komponen yang masih perlu untuk diperbaiki dan dikembangkan terutama komponen sumber belajar dan materi pembelajaran. Kedua, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja tampak guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang sudah tercantum dalam RPP. Langkah langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas, lebih menerapkan pada pendekatan saintifik. Langkah - langkah pembelajaran tersebut juga mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan inti, guru menerapkan lima komponen pendekatan saintifik. Lima komponen pendekatan saintifik dalam RPP, yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan jejaring. Ketiga, penilaian pembelajaran menulis teks anekdot berpendekatan saintifik model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) pada siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja yang dilakukan oleh guru masih kurang diterapkan oleh guru. Guru belum mampu menerapkan tiga aspek penilaian autentik pada proses dengan model pembelajaran berbasis proyek. Guru hanya melakukan penilaian keterampilan dari tugas atau proyek yang telah dikerjakan oleh siswa. Penilaian pengetahuan dan sikap masih kurang diterapkan oleh guru. Pada penilaian sikap, guru tidak melakukan penilaian. Selain itu, guru tidak mempersiapkan rubrik penilaian dan lembar pengamatan sikap yang seharusnya digunakan sebagai pedoman dalam menilai sikap siswa pada proses pembelajaran menulis teks anekdot. Kekurangan guru dalam 9

10 melaksanakan penilaian pengetahuan dan sikap disebabkan oleh keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran. Berdasarkan simpulan di atas, saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Peneliti menyarankan agar guru hendaknya menerapkan model pembelajaran yang berpendekatan saintifik, khususnya pembelajaran berbasis proyek karena pembelajaran berbasis proyek dapat mengarahkan siswa untuk lebih berfikir kritis, kretif, dan memberikan kesempatan berdiskusi yang bagus bagi siswa. Model pembelajaran ini dapat merangsang penemuan langsung siswa terhadap masalah dunia nyata, memberi siswa kesenangan dalam pembelajaran dan dapat dijadikan strategi mengajar yang efektif. Dengan demikian siswa akan lebih aktif, tertarik dan lebih mudah untuk memproduksi teks anekdot. (2) Dalam dunia pendidikan, peneliti berharap agar model pembelajaran berpendekatan saintifik, khususnya pembelajaran berbasis proyek ini dapat diaplikasikan pada mata pelajaran lainnya yang melibatkan keterampilan menulis. (3) Kepada peneliti lain, paparan yang terdapat dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan dan acuan dalam meneliti masalah yang sejenis dengan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan peneliti lain untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan serta sebagai sumbangan bagi guru untuk peningkatan mutu pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kepala Badan PSDMPK-PMP. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kerbudayaan RI. Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogyakarta: DIVA Press(Anggota IKAPI). Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Kartono. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta: Kanisius. Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. 10