BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan di sekolah dengan tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

PERAWATAN PREVENTIF SARANA/PRASARANA LABORATORIUM

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. panas. Pada zaman modern sekarang ini, ilmu fisika sangat mendukung

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. secara kualitatif maupun kuantitatif serta membantu sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum at, tanggal 25 November

BAB I PENDAHULUAN. guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006: ) No. 22 tahun 2006 tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

I. PENDAHULUAN. kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan; (2) proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Heri Sugianto, 2013

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah-langkah observasi, perumusan masalah, pengujian hipotesis melalui

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hermansyah, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Fisika telah begitu populer di Indonesia, tetapi hanya dari sisi abu-abu.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Gilang Ramadhan,2013

11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA

53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tingkat SMA/MA, mata pelajaran IPA khususnya Fisika dipandang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas. (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Model Pembelajaran Learning Cycle Tipe 5E untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X MA Al-khairaat Pusat Palu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN. siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut

ANALISIS STANDAR ISI

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adelia Alfama Zamista, 2015

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep kehidupan harmonis dengan alam. Pembelajaran fisika dilaksanakan di sekolah dengan tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (DepartemenPendidikanNasional, 2006): 1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, 3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, 4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, 5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, 6. Menguasai konsep dasar Fisika yang mendukung secara langsung pencapaian kompetensi program keahliannya, 7. Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mendukung penerapan kompetensi program keahliannya dalam kehidupan sehari-hari, 8. Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mengembangkan kemampuan program keahliannya pada tingkat yang lebih tinggi. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran fisika harus dapat mengembangkan penemuan melalui percobaan, pemahaman,

2 dan penerapan konsep, serta sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah dalam Brotowidjoyo (2010) terdiri atas sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap rela menghargai karya orang lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau ke depan. Hasilpengamatanpeneliti di salahsatusekolahmenengahatas di Kabupaten Bandung Barat yang dilaksanakanpadabulannovember2010danstudidokumentasidiperolehinformasiseb agaiberikut: 1. Proses pembelajarandimulaidenganorientasiterhadapmateri ajar. Setelahitusiswadibentukmenjadienamkelompokkemudianmelakukanprakti kum. Hasiltemuansiswakemudiandibahasbersama samaoleh guru. 2. Dari semuakelompokpercobaan rata rata hanyaadasatu orang yang mencatat data hasilpraktikum, dua orang melakukanpercobaan, danlainnyahanyamemperhatikanpekerjaantemannya. 3. Selama proses pembelajaran, aktifitassiswa yang teramatiadalah 69% siswamenyimakpenjelasandari guru, 9% mengajukanpertanyaanmengenaimateri yang kurangdifahami, 19% siswamengemukakanhasilpercobaan. 4. Produkpembelajaranfisika yang salahsatunyadapatdilihatdarinilaiulangantengah semester masihdapatdikategorikanrendah. Rata- rata nilai UTS pelajaranfisikahanyamencapai 55. Nilaiinimasihdibawahnilai minimal yang ditetapkanolehsekolahyaitu 65.

3 Berdasarkanstudipendahuluan yang telahdipaparkan di atas, siswamendapatkanpengalamanbelajarmengumpulkan datamelaluieksperimen yang dilakukankemudianmengemukakan data yang diperoleh.namunsiswatidakdibawapadapermasalahanataufenomena yang ada di sekitarsehingga proses pembelajaran yang dilakukanterkesanhanyauntukmembenarkantentangteori yang telahada. Siswatidakdiajakuntukmenggalilebihjauhdaripermasalahan yang diberikandantidakdiberikankesempatanuntukmencariinformasisebanyak banyaknyadariberbagaisumbersehinggasikapkritissiswakurangdapatdilatihkan.sel ainitu, sedikitsiswa yang bertanyapadasaatpembelajaran, padahalmenurut Adnan (2008), berpikirpadahakekatnyaadalahbertanya.pertanyaan yang baikdansistematisdapatmeningkatkanpartisipasibelajar, membangkitkanminatdan rasa ingintahuterhadapsuatumasalah yang sedangdibicarakan, mengembangkanpolaberpikirdancarabelajaraktif. Siswajugatidakdiajakuntukmerumuskanhipotesisdansiswatidakdiberikankesempat anuntukmendiskusikanhasilperobaan. Dari pemaparanhasilstudipendahulauntersebutmenunjukkanbahwasikapilmiahsiswamas ihrendah.selanitu, nilai rata rata UTS yang masihberada di bawah KKM (KriteriaKetuntasan Minimal)menunjukkanbahwaprestasibelajarsiswajugamasihrendah.

4 Salah satu model pembelajaran yang dianggapmampumeningkatkanprestasibelajardanmelatihkansikapilmiahsiswaadala hinkuiri.menurut Rani &Rao (2007) untukmengembangkansikapilmiah guru harusselalumemperhatikanbahwatanpaadanyapertanyaanpemikirandansemangatin kuiri (penyelidikan), pembelajaransainsakanhanyamenerima dogma dantidakakanpernahmengarahpadapembangunansikapilmiahdalampembelajaran. Dengankondisisiswa yang barumemperolehsatu kali pengalamanmelakukaneksperimendanbelumpernahmelakukanpenyelidikan (inkuiri), salahsatu jenis inkuiri ilmiah yang cocokadalah model pembelajaranlatihaninkuiri (inquiry training model). Model pembelajaranlatihaninkuiriinipertama kali dikembangkanoleh Richard Suchman.Model latihan inkuiri (Suchman&Carlson, 1968)dikembangkan sebagai cara untuk memperkenalkan kepada siswa mengenai pencarian, pengumpulan dan memproses data, membuat kesimpulan, membuat teori dan menguji teori tersebut.pada modelpembelajaranlatihaninkuirisiswadidoronguntukterlibataktifdalammenemuka nkonsepdanprinsipfisikasertamemilikipengalamandanmelakukanpercobaandalam proses penemuantersebut. Model menuntutsiswauntukmemverifikasisuatupermasalahan, melakukaneksperimenuntukmemperoleh mengorganiasasikandanmemformulasikan pembelajaranlatihaninkuiri, mengajukanhipotesis, data, data sertamemberikanpenjelasanterhadapsolusidaripermasalahan yang diberikan,

5 danmenganalisis proses inkuiri yang telahdilakukan. Kegiatantersebutmelatihkansikapingintahu, sikapkritis, sikapobjektif, dansikapmenjangkaukedepan. Selainitu, karenaadanyakegiatandiskusikelassehinggamemerlukansikapterbuka, sikapberanimempertahankankebenaran, dansikapmenghargaikarya orang lain. Sehlenker (Joyce & Weil, 1980) melaporkanbahwalatihaninkuiridapatmeningkatkanpemahamanilmupengetahuan, poduktivitasdalamberpikirkreatifdanketerampilanuntukmemperolehdanmenganali sisinformasi.lusmiati (2010) melaporkanbahwapenerapan model latihaninkuiridalampembelajaranfisikadapatmeningkatkanhasilbelajarsiswapadam ateripelajarankalor. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasapentinguntukmelakukan sebuah penelitian untukmelihatpengaruh model pembelajaranlatihaninkuiriterhadappeningkatanprestasi belajar dan sikap ilmiah siswa di SMA dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiriuntuk Meningkatkan Prestasi Belajar dansikap Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Fisika di SMA. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkanlatarbelakangmasalah yang telahdipaparkan, makaperumusanmasalahdalampenelitianiniadalah:

6 Bagaimanakahpenerapan model pembelajaranlatihaninkuiripadapembelajaranfisika di SMA dapatmeningkatkanprestasibelajardansikapilmiahsiswa? Dari rumusanmasalahtersebutdirumuskan beberapa pertanyaan penelitian seperti berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model latihan inkuiri? 2. Bagaimanakah profilpeningkatan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran fisika setelah diterapkannya model latihan inkuiri? C. BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Peningkatan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar yang diukur dengan tes prestasi sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri.peningkatan prestasi belajar dilihat dari interpretasi gaindinormalisasi menurut Hake.Prestasibelajardikatakanmeningkatapabila gain yang dinormalisasinya minimalmemilikikategorisedang.prestasibelajar yang diukurmeliputiaspekpemahaman (C2), penerapan (C3) dananalisis (C4) menurut Bloom.

7 2. Sikapilmiahdilihatmelaluiobservasiselama proses pembelajaran. Profilpeningkatansikapilmiahsiswadiperolehmelaluiperhitunganpersentase sikapilmiah yang teramatipadasetiappembelajaran. D. TUJUAN PENELITIAN Penelitianinidilaksanakandenganmaksuduntukmemperolehinformasimenge naipeningkatan prestasi belajar danprofil sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan model latihan inkuiri. Secaraterperincitujuanpenelitianiniadalahuntuk: 1. Mengetahui penerapan model pembelajaran latihan inkuiri dalam pembelajaran fisika di SMA. 2. Mengetahuipeningkatanprestasi belajarsiswasetelahmenggunakan model latihaninkuiripadapembelajaranfisika. 3. Mengetahui profilpeningkatan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan model latihan inkuiri. E. VARIABEL PENELITIAN Terdapatduavariabel yang akanditelitidalampenelitianini, yaitu: 1. Variabelindependen : Model latihaninkuiri. 2. Variabeldependen : Prestasi belajar dan sikap ilmiah siswa F. DEFINISI OPERASIONAL 1. Model pembelajaranlatihaninkuiriadalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Richard Suchman. Tahapan-tahapandalam model latihaninkuiri(joyce & Weil, 1980)adalah 1) Penyajianmasalah. Menyajikanmasalahdanmenjelaskanprosedurinkuiriterhadapsiswa; 2)

8 Pengumpulan data verifikasi. Memverifikasisifatalamiobjekdankondisikondisinya. Memverifikasikejadiandarisuatumasalah; 3) Pengumpulan data eksperimen. Mengisolasivariabel-variabel yang relevan. Berhipotesis (danmenguji) hubungansebabakibat; 4) Merumuskansuatupenjelasan. Merumuskanaturanataupenjelasan; 5) Analisis proses inkuiri. Menganalisisstrategiinkuiridanmengembangkan yang lebihefektif. Dalam penelitian ini, semua tahapan model latihan inkuiri diterapkan dalam proses pembelajaran.ketercapaian model latihaninkuiridilihatberdasarkanhasilobservasiselama proses pembelajaran. 2. Prestasi Belajar merupakan suatubuktikeberhasilanbelajarataukemampuanseseorangsiswadalammelaku kankegiatanbelajarsesuaidenganbobot yang dicapainya. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang ditinjau adalah domain kognitif menurut Bloom dan hanya meninjau tiga aspek, yaitu, pemahaman, penerapan, dan analisis. Prestasi belajar diukur dengan tes prestasi belajarberupatesobjektifberbentukpilihanganda.peningkatanprestasibelajar diukurdengan gain yang dinormalisasimenurut Hake. 3. Sikapilmiahmerupakanperbuatan yang didasarkanpadapendirianataukeyakinan yang terdiriatas: sikapingintahu, sikapkritis, sikapterbuka, sikapobjektif, sikaprelamenghargaikarya orang lain, sikapberanimempertahankankebenaran, dansikapmenjangkaukedepan (Brotowidjoyo, 2010). Dalampenelitianini, sikapilmiah yang dimaksudadalahsikapatauperbuatansiswaberdasarkanpendirianataukeyakin

9 andalampembelajaranfisika yang diukurmelaluiobservasi.profilsikappeningatanilmiahsiswaditinjaumelaluip erhitunganpersentasesikapilmiah yang teramatiselamapembelajaranberlangsung. G. MANFAAT PENELITIAN 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikaninformasibagi guru fisikaterutama di SMAmengenai model pembelajaranalternatif yang dapatdijadikanpertimbanganuntukmeningkatkanprestasibelajardansikapilm iahsiswa. 2. Hasil hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data pendukung terhadap hasil hasil penelitian sebelumnya tentang penggunaan model pembelajaran latihan inkuiri dalam pembelajaran fisika pada berbagai jenjang pendidikan formal.