ESTIMASI PENCEMARAN AIR SUMUR YANG DISEBABKAN OLEH INTRUSI AIR LAUT DI DAERAH PANTAI TIRAM, KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS, KABUPATEN PADANG PARIAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTRUSI AIR LAUT PANTAI BAROMBONG MAKASSAR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

OP-027 INDIKASI INTRUSI AIR LAUT DARI KONDUKTIVITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PADANG UTARA

Profil Pencemaran Air Sungai di Muara Batang Arau Kota Padang dari Tinjauan Fisis dan Kimia

Analisis Hubungan Konduktivitas Listrik dengan Total Dissolved Solid (TDS) dan Temperatur pada Beberapa Jenis Air

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT DENGAN PENGUKURAN TOTAL DISSOLVED SOLIDS (TDS) AIR SUMUR GALI DI KECAMATAN PADANG UTARA

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A)

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Dera Yornanda*, Juandi M

INTERPRETASI DATA KONDUKTIVITAS LISTRIK DALAM PENENTUAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI: STUDI KASUS DAERAH TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

ANALISIS PERSEBARAN INTRUSI AIR LAUT PADA AIRTANAH FREATIK DI DESA RUGEMUK KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

Identifikasi Polutan Dalam Air Permukaan Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin Padang

Analisis Pencemaran Danau Maninjau dari Nilai TDS dan Konduktivitas Listrik

Nur Indahwati *1, Muryani CH 2, Pipit Wijayanti 2. Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT DENGAN DAYA HANTAR LISTRIK PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DI KECAMATAN DUMAI TIMUR KOTA DUMAI. Skripsi.

IDENTIFIKASI AIR TANAH PADA AKUIFER DI KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN BERDASARKAN NILAI TOTAL DISSOLVED SOLID DAN DAYA HANTAR LISTRIK

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMETAAN SEBARAN AIR TANAH ASIN PADA AQUIFER DALAM DI WILAYAH SEMARANG BAWAH

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI SIAK MENGGUNAKAN METODE JEMBATAN WHEATSTONE

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PENENTUAN POLA SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR PANTAI BATAKAN KALIMANTAN SELATAN DENGAN METODE GEOLISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

SKRIPSI YUANITA ARUM PRIMANINGTYAS

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PENDETEKSIAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER DI DESA CANDIKUSUMA KABUPATEN JEMBRANA BALI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut

Identifikasi Pencemaran Air Tanah Akibat Intrusi Air Laut (Studi Kasus Pesisir Pantai Ketah Kabupaten Situbondo)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

Peta Sebaran Salinitas Pada Sumur Bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli serdang

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan

PENENTUAN KUALITAS AIR SUNGAI DAN AIR SUMUR SEKITAR SUNGAI SIAK BERDASARKAN SIFAT LISTRIK AIR PADA SUHU 20 0 C MENGGUNAKAN MULTITESTER

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

PENENTUAN RESISTIVITAS LISTRIK MORTAR MENGGUNAKAN METODE PROBE DUA ELEKTRODA

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT PADA AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS 2D STUDI KASUS SURABAYA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Peta administrasi Kota Tangerang Selatan. Sumber : BLH Kota Tangerang Selatan

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI SALINITAS AIR TANAH DANGKAL DI DAERAH PESISIR BAGIAN UTARA KOTA MAKASSAR

DAMPAK INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KONDISI AIR SUMUR TANAH DANGKAL DI KENAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT MEGGUNAKAN DATA RESISTIVITAS DAN GEOKIMIA AIRTANAH DI DATARAN ALUVIAL KOTA SEMARANG

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK STUDI INTRUSI AIR LAUT DI KAWASAN CANDIDASA KARANGASEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

KAJIAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR DANGKAL DI DESA DENAI KUALA KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SANTA ODILIA P N

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KABUPATEN SUMENEP

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENENTUAN TIPE FLUIDA SUMBER MATA AIR PANASDI KECAMATAN GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

Bayu Suhartanto, Andy Pramana,Wardoyo, M. Firman, Sumarno Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu

ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN

BAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

PENGARUH FILTRASI TERHADAP PADATAN TERLARUT TOTAL AIRTANAH DI PERUMAHAN TAMAN NAROGONG INDAH BEKASI. Warnadi, Asma Irma Setianingsih

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

STUDI POTENSI AIRTANAH BEBAS DI DAERAH KEBUMEN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Air diperlukan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

PEMETAAN POTENSI AIR TANAH SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH DI DAERAH PESISIR PANTAI BATAKAN KABUPATEN TANAH LAUT

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)

Revisi BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

PENENTUAN KONDUKTIVITAS AIR SUNGAI BATANG LUBUH MENGGUNAKAN MULTITESTER

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR YANG BERKUALITAS DI DENPASAR BARAT SKRIPSI BIDANG MINAT KEBUMIAN

DISTRIBUSI TOTAL SUSPENDED SOLID DAN TOTAL DISSOLVED SOLID DI MUARA SUNGAI BANYUASIN KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI AIRTANAH ASIN DI WILAYAH KEPESISIRAN KECAMATAN REMBANG, KABUPATEN REMBANG

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Transkripsi:

ESTIMASI PENCEMARAN AIR SUMUR YANG DISEBABKAN OLEH INTRUSI AIR LAUT DI DAERAH PANTAI TIRAM, KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS, KABUPATEN PADANG PARIAMAN Hafizul Amri, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail:a.hafizul044@yahoo.com, ardhee@fmipa.unand.ac.id ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pencemaran air laut yang diakibatkan oleh intrusi air laut di Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman dengan menggunakan konduktivitas dan TDS (total dissolved solid). Nilai konduktivitas yang didapatkan dari 25 sumur berkisar antara 48,46 sampai 181,86 μmhos/cm dan berdasarkan keputusan Panitia Add Hoc Intrusi Air Asin (PAHIAA) pada tahun 1986, nilai konduktivitas ini termasuk ke dalam kategori air tawar. Daerah penelitian dibagi menjadi 3 wilayah berdasarkan jaraknya dari tepi pantai. Dengan menggunakan surfer 9, dapat dilihat bahwa nilai konduktivitas dari sumur semakin kecil jika jarak dari pantai semakin jauh. Hasil dari pengujian TDS, terdapat 3 nilai yang melebihi standar air tawar menurut PAHIAA, yaitu sample 1 (6766 mg/l), sample 2 (4200 mg/l) dan sample 5 (2500 mg/l). Rata-rata TDS di zona 1 termasuk ke dalam kategori agak payau, sedangkan rata-rata nilai TDS dari zona 2 dan 3 termasuk dalam kategori air tawar. Perbedaan nilai TDS di daerah yang dekat dengan pantai dengan yang jauh dari pantai disebabkan oleh material penyusun tanah di daerah penelitian yang terdiri dari lanau, pasir dan kerikil. Lanau akan mengisi pori-pori pada pasir dan kerikil sehingga nilai permeabilitasnya menjadi kecil, dan mengurangi intrusi air laut pada daerah yang semakin jauh dari pantai. Kata kunci : pencemaran, salinitas, konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid) ABSTRACT The level of sea water contamination on groundwater in Tiram Beach has been determined through the conductivity and TDS (Total Dissolved Solid) observation. The conductivity obtained on 25 wells ranges between 48.46 and 181.86 μmhos/cm and according to the decision of the Ad Hoc Committee of the Salt Water Intrusion in 1986, such values are belong to the category of fresh water. The research area is devined into three zones, according to its distance from shore. By appling the surfer 9 software, the distribution of conductivity tends to decrease on sites that is located further to the land. The result of TDS test shows that 3 samples have TDS exceeding quality standar issued by Ad Hoc Committee of the Salt Water Intrusion, that are sample 1 (6766 mg/l), sample 2 ( 4200 mg/l) and sample 5 (2500 mg/l). Average TDS on zone 1 is classified as slightly saline, while zone 2 and zone 3 are classified as fresh water. This difference is caused by the materials are formed by sand, gravel and silt. Silt will fill out the pore out the pore of gravel and sand, so that it reduced its permeability, and sea intrusion to the wells away from shore will be blocked gradually. Keywords : contamination, salinity, conductivity, TDS (Total Dissolved Solid) I. PENDAHULUAN Air laut memiliki berat jenis yang lebih besar dari pada air tawar, akibatnya air laut akan mudah mendesak air tanah. Secara alamiah air laut tidak dapat masuk jauh ke daratan sebab air tanah memiliki piezometric yang menekan lebih kuat dari pada air laut, sehingga terbentuklah interface sebagai batas antara air tanah dengan air laut. Keadaan tersebut merupakan keadaan kesetimbangan antara air laut dan air tanah. Meresapnya air laut atau air asin ke dalam air tanah disebut intrusi air laut. Kasus intrusi air laut merupakan masalah yang sering terjadi di daerah pesisir pantai, masalah ini selalu terkait dengan kebutuhan air bersih, dimana air bersih merupakan air yang layak untuk dikonsumsi. Rusaknya air tanah pada daerah pesisir ditandai dengan keadaan air yang tidak bersih dan rasanya asin (Sangkoro, 1979). Selama ini intrusi air laut belum terlalu diperhatikan oleh masyarakat maupun pemerintah. Padahal, walaupun dampaknya tidak dirasakan secara langsung seperti halnya pencemaran udara dan suara, untuk jangka panjang, rembesan air laut ke daratan akan 235

menimbulkan kerugian yang sangat besar, baik dari segi lingkungan, kesehatan, bahkan ekonomi. Intrusi air laut dapat menyebabkan dampak yang sangat luas dalam berbagai aspek kehidupan, seperti gangguan kesehatan, penurunan kesuburan tanah, kerusakan bangunan dan lain sebagainya (Widada, 2007). Pantai Tiram merupakan salah satu pantai di Kabupaten Padang Pariaman yang terletak di Kecamatan Ulakan Tapakis dimana penduduk yang tinggal di sekitar pantainya memanfaatkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai dari memasak, mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya. Karena letak pemukiman yang dekat dengan pantai dan air yang keluar pada mata air di sumur-sumur penduduk berwarna keruh atau kuning dan rasanya agak asin, maka diduga telah terjadi pencemaran air laut pada air tanah di daerah pesisir pantai tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat salinitas air tanah pada daerah di sekitar pantai, diantaranya adalah dengan menggunakan TDS (Total Dissolved Solids) dan konduktivitas dari beberapa sampel air yang diambil dari sumur-sumur penduduk. Data TDS, konduktivitas dan koordinat pengambilan sampel tersebut kemudian diplot dengan menggunakan software surfer 9 untuk melihat tinggi rendahnya TDS dan konduktivitas dalam bentuk gambar. II. METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari 25 sumur di rumah penduduk yang berada di sekitar Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman dan aquades yang digunakan untuk membersihkan alat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Konduktivitimeter, kertas saring, oven, cawan penguapan, gelas ukur, timbangan analitik dengan sensitivitas 0,001 g, GPS, dan seperangkat komputer. 2.1 Pengambilan Sampel Sampel diambil pada 25 sumur di rumah penduduk di sekitar Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman dengan jarak ±200-500 m antara satu sumur dengan sumur lainnya, jarak dari sampel ke tepi pantai berkisar antara 282-1300 m. Pada setiap sumur diambil sampel air sebanyak 1 L, lalu air yang diambil dimasukkan ke dalam botol dan dibawa ke laboratorium untuk diuji. 2.2 Uji Total Dissolved Solid (TDS) Cawan penguapan dibersihkan kemudian dipanaskan ke dalam oven dengan suhu 105 C selama 1 jam. Selanjutnya cawan didinginkan sampai suhu kamar dan ditimbang segera sehingga didapatkan massa konstan (A). Sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur, lalu diaduk hingga homogen menggunakan batang pengaduk dan dilakukan penyaringan sebanyak 100 ml (Vs) dengan menggunakan kertas saring. Hasil filtrat dalam cawan penguapan dipanaskan dengan oven pada suhu 180 C selama 8 jam. Cawan penguapan kemudian didinginkan sampai suhu kamar dan ditimbang segera dengan timbangan analitik hingga diperoleh massa konstan (B). Selanjutnya TDS dihitung dengan menggunakan Persamaan (1). ( B A) TDS 1000 V s (1) 2.3 Uji Konduktivitas Listrik Konduktivitas listrik diuji dengan konduktivitimeter yang sebelumnya sudah dikalibrasi dengan menggunakan aquades. Elektroda dicuci dengan menggunakan aquades dan kemudian dicelupkan ke sampel yang akan diukur, setelah tombol on pada konduktivitimeter ditekan, nilai konduktivitas akan terbaca pada konduktivitimeter. 2.4 Pembuatan Peta Kontur Berdasarkan TDS dan Konduktivitas Setelah didapat hasil TDS dan konduktivitas dari masing-masing sampel, lalu hasil TDS, konduktivitas dan koordinat dari titik pengambilan sampel diolah dengan menggunakan software surfer 9. Hal ini dalam rangka melihat distribusi nilai TDS dan konduktivitas pada daerah penelitian. 236

III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Pengukuran Nilai Konduktivitas Data kooordinat pengambilan sampel dan nilai konduktivitas listrik 25 sampel di Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman yang diukur pada suhu kamar (26 o C) dapat dilihat pada Tabel 1. Secara geografis, titik-titik penelitian dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu wilayah pertama pada titik 1-11 yang berada pada posisi dekat pantai dengan rata-rata nilai konduktivitas sebesar 149,65 μmhos/cm, wilayah kedua pada titik 12-19 yang berada agak jauh dari pantai dengan nilai konduktivitas rata-rata sebesar 117,74 μmhos/cm dan wilayah ketiga pada titik 20-25 yang merupakan titik yang jauh dari pantai dengan nilai konduktivitas rata-rata sebesar 125,35 μmhos/cm. Tabel 1 Data koordinat dan nilai konduktivitas No Bujur Timur ( o ) Lintang Selatan ( o ) Konduktivitas (μmhos/cm) 1 100,21111-0,72216 181,86 2 100,20930-0,72082 174,40 3 100,20732-0,71883 177,66 4 100,20714-0,71795 168,26 5 100,20628-0,71668 180,06 6 100,20505-0,71620 172,13 7 100,20453-0,71473 171,00 8 100,20303-0,71358 135,00 9 100,20073-0,71128 101,63 10 100,19971-0,71018 73,60 11 100,19780-0,70813 117,23 Rata-rata Wilayah 1 149,65 12 100,21234-0,71964 70,96 13 100,21057-0,71759 67,90 14 100,20898-0,71609 116,50 15 100,20813-0,71380 145,80 16 100,20686-0,71274 101,33 17 100,20354-0,71031 131,23 18 100,20255-0,70785 164,13 19 100,20171-0,70703 144,10 Rata-rata Wilayah 2 117,74 20 100,20939-0,71255 139,53 21 100,20515-0,70903 137,43 22 100,21013-0,71259 48,46 23 100,20847-0,71024 171,70 24 100,20606-0,70729 158,50 25 100,20658-0,70617 96,50 Rata-rata Wilayah 3 125,35 Dari nilai konduktivitas yang telah didapatkan, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata konduktivitas paling tinggi adalah pada wilayah 1 yang berada paling dekat dengan pantai, lalu pada wilayah 3 yang berada paling jauh dari pantai dan nilai konduktivitas paling rendah adalah pada daerah 2 yang berada agak jauh dari pantai. Tinggi rendahnya nilai konduktivitas pada sumur-sumur di tepi pantai ini dipengaruhi oleh seberapa banyak massa air laut yang mencemari air tanah di sekitar pantai. Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam yang terlarut dalam air, berkaitan dengan kemampuan air dalam menghantarkan arus listrik. Semakin banyak garam-garam yang terlarut semakin baik daya hantar listrik air tersebut (Zemansky, 1962). 237

Tingginya nilai konduktivitas pada wilayah 1 diakibatkan lokasi wilayah yang dekat dengan tepi pantai, sehingga air laut lebih mudah masuk ke daerah air tanah, sedangkan pada wilayah 2 yang terletak agak jauh dari tepi pantai, menyebabkan air laut lebih sulit untuk masuk daerah air tanah pada wilayah tersebut. Pada wilayah 3 yang jaraknya lebih jauh dari pantai memiliki nilai konduktivitas yang lebih tinggi dari wilayah dua yang lebih dekat ke pantai. Berdasarkan tabel kriteria penilaian konduktivitas, air tawar adalah air dengan nilai konduktivitas di bawah 1500 μmhos/cm. Secara umum, berdasarkan nilai konduktivitasnya semua sumur-sumur yang dijadikan sampel penelitian masih berada di kategori air tawar, yaitu berkisar 48,46 181,86 μmhos/cm. Peta kontur sebaran konduktivitas pada wilayah penilitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Peta kontur sebaran konduktivitas Pada daerah selatan peta kontur dapat dilihat bahwa nilai konduktivitas terbesar adalah pada daerah yang dekat dengan tepi pantai, dan semakin jauh ke daratan nilai konduktivitas semakin kecil karena pengaruh dari pencemaran air laut menjadi semakin kecil. Akan tetapi pada daerah utara penelitian, semakin ke daratan nilai konduktivitasnya semakin besar, hal ini berbeda dengan wilayah selatan penelitian walaupun jarak sumurnya ke tepi pantai hampir sama. Pada daerah utara penelitian (titik 18, 19, 21, 23 dan 24) terdapat daerah bekas rawa sehingga menyebabkan nilai konduktivitasnya lebih tinggi dari pada daratan di wilayah selatan penelitian (titik 12, 13, 14 dan 22). 3.2 Pengukuran Nilai Total Dissolved Solid (TDS) Selain melalui nilai konduktivitas, pencemaran pada air sumur di daerah pantai juga dapat diketahui melalui nilai TDSnya. Air yang asin memiliki nilai TDS yang tinggi, hal ini terjadi karena banyak mengandung senyawa kimia, yang juga mengakibatkan tingginya nilai salinitas. Maka tingkat salinitas bisa ditunjukkan melalui nilai TDS (Nurrohim, 2012). Tinggi atau rendahnya nilai TDS pada air sumur di sekitar pesisir pantai bergantung pada banyaknya air laut yang mencemari air tawar di daerah pesisir tersebut. Semakin banyak air laut yang mencemari air tawar akan menyebabkan garam-garam terlarut pada air tawar akan semakin banyak sehingga nilai TDSnya akan semakin besar. Data koordinat pengambilan sampel dan hasil perhitungan sebaran TDS dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil pengukuran TDS, dapat terlihat bahwa rata-rata nilai TDS paling tinggi adalah pada wilayah 1 yang terletak paling dekat dengan pantai dengan nilai rata-rata 1542,18 238

mg/l. Wilayah 2 yang agak jauh dari pantai nilai TDS rata-ratanya sebesar 345,50 mg/l. Nilai TDS terkecil teramati pada wilayah 3 yang berada jauh dari pantai dengan nilai TDS rata-rata sebesar 288,33 mg/l. Tabel 2 Data koordinat dan nilai TDS No Bujur Timur ( o ) Lintang Selatan ( o ) TDS(mg/L) 1 100,21111-0,72216 5800 2 100,20930-0,72082 4200 3 100,20732-0,71883 866 4 100,20714-0,71795 300 5 100,20628-0,71668 2500 6 100,20505-0,71620 300 7 100,20453-0,71473 666 8 100,20303-0,71358 100 9 100,20073-0,71128 333 10 100,19971-0,71018 200 11 100,19780-0,70813 733 Rata-rata Wilayah 1 1454,36 12 100,21234-0,71964 133 13 100,21057-0,71759 166 14 100,20898-0,71609 400 15 100,20813-0,71380 400 16 100,20686-0,71274 166 17 100,20354-0,71031 200 18 100,20255-0,70785 600 19 100,20171-0,70703 233 Rata-rata Wilayah 2 287,25 20 100,20939-0,71255 166 21 100,20515-0,70903 333 22 100,21013-0,71259 166 23 100,20847-0,71024 366 24 100,20606-0,70729 466 25 100,20658-0,70617 233 Rata-rata Wilayah 3 288,33 Nilai rata-rata TDS wilayah 1 melebihi standar TDS air tawar, hal ini disebabkan oleh beberapa sumur yang memiliki nilai TDS yang sangat besar sehingga mempengaruhi nilai ratarata TDS pada wilayah pertama, yaitu sumur 1 dengan nilai TDS 6766 mg/l, sumur 2 dengan nilai TDS 4200 mg/l dan sumur 5 dengan nilai TDS 2500 mg/l. Berdasarkan kriteria penilaian TDS, air sumur pada wilayah pertama termasuk dalam kategori agak payau dengan rata-rata nilai TDS berada diantara 1000-3000, sehigga air pada sumur-sumur yang berada pada wilayah 1 sebaiknya tidak dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak mandi dan minum. Nilai rata-rata TDS pada wilayah 2 adalah sebesar 345.50 mg/l, dan nilai rata-rata TDS pada wilayah 3 adalah 288,33 mg/l. Berdasarkan kriteria penilaian TDS, air pada kedua wilayah ini dikategorikan sebagai air tawar yang nilai TDSnya berada dalam kisaran 0-1000 mg/l. Peta kontur sebaran TDS pada wilayah penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. 239

Gambar 2 Peta kontur sebaran TDS Dari peta kontur kita dapat melihat bahwa nilai TDS paling tinggi berada pada tepi pantai yang berada pada daerah selatan penelitian. Semakin ke utara nilai TDS akan semakin kecil, dan semakin jauh ke daratan maka nilai TDSnya akan semakin kecil pula. 3.3 Hubungan TDS dan Konduktivitas Grafik hubungan nilai TDS dan konduktivitas air sumur dapat dilihat pada Gambar 3. Nilai TDS naik secara bertahap sampai nilai konduktivitas 170 μmhos/cm. Setelah melewati nilai 170 μmhos/cm nilai TDS naik secara signifikan. Dari titik-titik data yang didapatkan, tingginya nilai konduktivitas yang dihasilkan akan meningkatkan nilai TDS. Nilai TDS dan konduktivitas akan naik sampai nilai TDS mencapai 1000 mg/l. Setelah itu nilai konduktivitas akan mencapai saturasi dan tidak mengalami perubahan signifikan walaupun nilai TDSnya tetap naik. Semakin tingginya nilai TDS yang diukur dengan menggunakan metode gravimetri bisa disebabkan karena padatan terlarut tak bermuatan di dalam air tanah yang tidak terbaca ketika melakukan pengukuran dengan meggunakan konduktivitimeter/tdsmeter (Eliot,dkk, 2004). Gambar 3 Grafik hubungan TDS dan konduktivitas Rendahnya nilai konduktivitas bisa disebabkan karena terdapatnya hidrokarbon di daerah penelitian seperti metana yang banyak terdapat di daerah rawa. Senyawa hidrokarbon memiliki nilai resistivitas yang tinggi sehingga nilai pengukuran konduktivitas menjadi kecil. 240

3.4 Hubungan Stratigrafi Terhadap Nilai TDS dan Konduktivitas Berdasarkan peta geologi Sumatera Barat, daerah Pantai Tiram tersusun atas lanau, pasir dan kerikil yang umumnya terdapat di daerah pantai dan ada beberapa sisa batu apung tuf. Diantara material-material penyusun tanah pada daerah penelitian, kerikil merupakan material yang mempunyai nilai permeabilitas besar yaitu sebesar > 1x10-3 m/s, pasir memiliki nilai permeabilitas dengan tingkat sedang yaitu sebesar 5x10-4 1x10-4 m/s, dan lanau yang memiliki ukuran partikel paling kecil memiliki nilai permeabilitas yang sangat kecil yaitu 1x10-5 -1x10-8 m/s (Cashman dan Preene, 2001). Selain ketiga material tersebut, di daerah penelitian juga terdapat beberapa sisa batu apung yang memiliki nilai permeabilitas yang paling tinggi daripada bahan lainnya. Karena jumlahnya yang sangat sedikit, maka batu apung tuf tidak terlalu mempengaruhi tingkat penyusupan air laut pada daerah penelitian. Lanau yang memiliki ukuran partikel yang sangat kecil dan juga jumlah yang sangat banyak di sekitar daerah penelitian sehingga dapat mengikat material-material lainnya. Hal ini menyebabkan pori-pori pada pasir dan kerikil sebagian besar tertutup oleh lanau sehingga menyebabkan permeabilitas tanah secara keseluruhan menjadi kecil. Kecilnya permeabilitas tanah ini menyebabkan air laut susah untuk merembes ke daerah air tawar pada daerah pantai, sehingga mulai dari wilayah 2 penelitian belum terdapat pencemaran air tawar yang diakibatkan oleh air laut. Lapisan tanah pada daerah penelitian sama, tetapi dari penglihatan visual terdapat rawa yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai konduktivitas dan nilai TDS-nya. Contohnya pada daerah selatan penelitian yang berada di dekat laut (sampel 1 dan 2) yang merupakan endapan rawa. Daerah ini memiliki nilai TDS dan konduktivitas yang jauh lebih tinggi daripada daerah penelitian lainnya. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 25 sampel yang diambil dari sumur-sumur penduduk di Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman dapat diambil kesimpulan bahwa dari pengujian TDS, diketahui bahwa intrusi air laut sudah mencapai wilayah 1 penelitian. Rata-rata nilai TDS pada wilayah 1 penelitian adalah sebesar 1454,36 mg/l dan masuk ke dalam kategori agak payau. Berdasarkan pengujian konduktivitas, semua sampel memiliki nilai konduktivitas yang berkisar antara 48,46 181,86 μmhos/cm dan menurut keputusan Panitia Ad Hoc Intrusi Air Asin (PAHIAA) pada tahun 1986 nilai konduktivitas dari sampel termasuk ke dalam kategori air tawar. Kecilnya intrusi air laut disebabkan oleh material penyusun tanah di daerah penelitian yang mempunyai nilai permeabilitas yang kecil sehingga air laut susah meresap ke daerah air tawar. Dengan dilakukannya penelitian ini dapat diketahui bahwa daerah 1 penelitian sudah tercemar oleh intrusi air laut, sehingga mengakibatkan air sumur menjadi agak payau. Oleh karena itu disarankan kepada penduduk yang tinggal di daerah 1 penelitian untuk tidak menggunakan air sumur untuk air minum dan memasak. DAFTAR PUSTAKA Cashman, P.M. dan Preene, M., 2001, Groundwater Lowering in Construction : A particular guide, Spoon Press, London. Eliot, A, A., Estella, A, A., Rebeca, S, R., Wakema, D, D, jr., Franklyn, D, L., 2004, The relationship of total dissolved solids measurements to bulk electrical conductivity in an aquifer contaminated with hydrocarbon, Journal of applied geophysics, United States. Sangkoro, Djoko., 1979. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta. Erlangga. Widada, S., 2007, Gejala Intrusi Air Laut di Daerah Pantai Kota Pekalongan, Jurnal Ilmu Kelautan, Vol 12, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP. Zemansky. S., 1962. Fisika untuk Universitas 1 Mekanika, Jakarta: Binacipta. Nurrohim, A., 2012, Kajian Intrusi Air Laut di Kawasan Pesis ir Kecamatan Rembangan Kabupaten Rembang, Jurnal Unnes, Vol.1, No.1, Unnes. 241