PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Masyarakat Madani

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Masyarakat Madani

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

Masyarakat Madani, Civil Society

13 MASYARAKAT MADANI

Modul ke: MASYARAKAT MADANI. 13Fakultas FASILKOM. Salamah, SPd. MSi. Program Studi Teknik Informatika

Pendidikan Kewarganegaraan

Modul ke: Masyarakat Madani. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: MASYARAKAT MADANI. Mengetahui masyarakat madani serta karakteristiknya. Fakultas FAKULTAS KURNIAWATI, SHI, MH.

Pendidikan Kewarganegaraan

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

Seminar Pendidikan Agama Islam

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Sejarah dan Pengertian Masyarakat Madani. Konsep masyarakat madani, tidak terlepas dengan konsep civil society.

PENGERTIAN Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah: memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang beda-beda.

Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hak Asasi Manusia

BAHAN TAYANG MODUL 9

IKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

Struktur kelembagaan politik, ekonomi dan sosial suatu masyarakat dapat menciptakan atau melanggengkan demokrasi, tetapi dapat pula mengancam dan mele

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki tanggungjawab

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

MEMBANGUN MASYARAKAT KOTA MENUJU MASYARAKAT MADANI

Pendidikan Agama Islam

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : VII/MPR/2001 TENTANG VISI INDONESIA MASA DEPAN

ETIKA. Membangun Masyarakat Islam Modern. Informatika. Dr. Rais Hidayat.

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) a. Iman dan takwa. b. Filsafat ketuhanan

Mata Kuliah Kewarganegaraan

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

DEMOKRASI DAN INOVASI PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

KEWARGANEGARAAN KONSTITUSI, KONSTITUSIONALISME DAN RULE OF LAW. Modul ke: 05Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG

PANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU

POLITIK ISLAM DAN MASYARAKAT MADANI OLEH: DENNY PRITIANTO SA ADAH NURAINI LINA DWI ASTUTI

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAHAN TAYANG MODUL 5

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

Hak dan Kewajiban Warganegara

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Pancasila sebagai Etika Bernegara

NO URUT. 16. Sumber : = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

Pancasila sebagai Dasar Negara-2

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIKS ANALISIS ELEMEN KOMPETENSI

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BUPATI BURU. Bismilahirahmanirahim Assalamualaikum Wr. Wb dan salam sejahtera

Pendidikan Kewarganegaraan

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa-2

Pancasila dalam. Makna dan Aktualisasi DR. Rais Hidayat, M.Pd

Demokrasi juga dapat diterjemahkan sebagai rakyat berkuasa.

PEGANTAR MK KEWARGANEGARAAN

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Penghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA. Modul ke: 06Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

Lampiran Capaian Pembelajaran Masing-Masing Mata Kuliah Wajib Umum (Disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum MKWU, Kemenristekdikti)

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

ETIK UMB ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI (MATERI TAMBAHAN) Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB II KONSEP MASYARAKAT MADANI. Pada bab II ini penulis akan membahas 2 hal pokok dari konsep masyarakat madani yaitu:

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

Kelompok 4 Mempersembahkan

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Miraj Nasional, Jakarta, 7 Juni 2013 Jumat, 07 Juni 2013

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Otonomi Daerah. Fakultas EKONOMI. Program Studi MANAJEMEN. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan tujuan tertentu seperti meningkatkan kesejahteraan, menciptakan

IKLAN YANG TIDAK BERETIKA

PLURALISME DAN TOLERANSI

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Hak dan Kewajiban Warga Negara

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

Transkripsi:

Modul ke: 12 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Masyarakat Madani Fakultas EKONOMI Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc

Sub Bahasan 1. Pengertian dan Latar Belakang 2. Sejarah Masyarakat Madani 3. Karakteristik dan Ciri-ciri Masyarakat Madani 4. Institusi Penegak Masyarakat Madani 5. Masyarakat Madani dan Investasi Demokrasi 6. Menjadi Masyarakat Madani Indonesia

1. Pengertian dan Latar Belakang Masyarakat madani berasal : civil society civitas dei (Latin): kota Ilahi dan society : masyarakat. Dari kata civil civilization (peradaban). Civil society : komunitas masyarakat kota, yakni masyarakat yang telah berperadaban maju. Gellner (1995) : masyarakat madani akan terwujud ketika terjadi tatanan masyarakat yang harmonis, yang bebas dari eksploitasi dan penindasan. Masyarakat madani ialah kondisi suatu komunitas yang jauh dari monopoli kebenaran dan kekuasaan.

1. Pengertian dan Latar Belakang Masyarakat madani timbul karena faktor-faktor: Adanya penguasa politik yang cenderung mendominasi (menguasai) masyarakat dalam segala bidang agar patuh dan taat pada penguasa. Masyarakat diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan yang baik (bodoh) dibandingkan dengan penguasa (pemerintah). Adanya usaha membatasi ruang gerak dari masyarakat dalam kehidupan politik.

1. Pengertian dan Latar Belakang Civil society menurut Havel (Hikam 1994) : rakyat sebagai warga negara yang mampu belajar tentang aturanatauran main melalui dialog demokratis dan penciptaan bersama batang tubuh politik partisipatoris yang murni. Secara umum, masyarakat madani : masyarakat madani yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten, memiliki perbandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

2. Sejarah Cicero (106-43 SM): suatu komunitas politik yang beradab seperti yang dicontohkan oleh masyarakat kota yang memiliki kode hukum sendiri. Era Nabi Muhammad SAW Piagam Madinah. Ibnu Khaldun konsep tamadhun (masyarakat yang berperadaban) Al Farabi: konsep Al Madinah al fadhilah (Madinah sebagai Negara Utama) Civil Society era Modern, Adam Ferguson dalam bukunya: An Essay on The History of Civil Society (1773 ). Konsep masyarakat madani lahir pascarevolusi Industri di Eropa Barat, yakni ketika kondisi ekonomi masyarakat sudah semakin baik, dan mampu membayar pajak. Di Indonesia, perjuangan masyarakat madani Sarikat Islam (1912)

3. Karakteristik Masyarakat Madani Diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat dielakan, sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang abadi. Tingginya sikap toleransi. Baik terhadap saudara sesama agama maupun terhadap umat agama lain. Secara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekadar kebebasan dan persaingan, demokrasi adalah suatu pilihan untuk bersama-sama membangun, dan memperjuangkan perikehidupan warga dan masyarakat yang semakin sejahtera

4. Insitusi Penegak Masyarakat Madani Institusi (lembaga) masyarakat madani: institusi (lembaga) yang dibentuk atas dasar motivasi dan kesadaran penuh dari diri individu, kelompok, dan masyarakat tanpa ada instruksi (perintah) dari negara atau pihak lain. Landasan pembentukan : idealisme perubahan ke arah kehidupan yang independen dan mandiri. Sifat atau karakteristik lembaga (institusi) masyarakat madani : 1. Independen 2. Mandiri 3. Swaorganisasi 4. Transparan 5. Idealis 6. Demokratis 7. Disiplin Bentuk Lembaga/Institusi: 1. Lembaga Sosial 2. Lembaga Keagamaan 3. Lembaga Paguyuban

5. Masyarakat Madani dan Investasi Demokrasi Ciri utama masyarakat madani : demokrasi. Konsekuensi Demokrasi: menuntut kemampuan partisipasi masyarakat dalam sistem politik dengan organisasi-organisasi politik yang independen, sehingga memungkinkan kontrol aktif dan efektif dari masyarakat terhadap pemerintah dan pembangunan, dan sekaligus masyarakat sebagi pelaku ekonomi pasar.

6. Masyarakat Madani dan Investasi Demokrasi Menjadi Masyarakat Madani Indonesia 6 faktor untuk membangun Masyarakat Madani: 1. Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat, dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan. 2. Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang memiliki komitmen untuk independen. 3. Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang berbudaya paternalistik menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independen. 4. Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang beragam. 5. Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik. 6. Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang melandasi moral kehidupan.

Terima Kasih Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc