PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (JURNAL) Oleh SYAHDA AULIA FATMANINGRUM

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Terhadap Hasil Belajar

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh OKTA VIANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR (JURNAL) Oleh YUNI MALINDA

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURNAL. Oleh LINA WIDIA SARI NAZARUDDIN WAHAB SASMIATI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA GOOGLE EARTH DAN MEDIA KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : AZHAR KHOIRUDDIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE DAN KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : Evi Mivtahul Khoirullah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh KYKY ZEPTIANA

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa selalu

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X ANTARA MENGGUNAKAN POST-TEST DAN TIDAK DI SMA N 1 RUMBIA. Martini*, Yarmaidi**, Rosana***

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

Oleh YULIYANTO A

JURNAL NUR SALIAH NIM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL PBL DAN PJBL DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

Oleh : Reny Antasi A

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA ANTARA STRATEGI KOOPERATIF METODE PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL TS DAN SD DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ERFIANA RESTYA RAHMAWATI A

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAN MODEL KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II SD

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

Transkripsi:

1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (JURNAL) Oleh SYAHDA AULIA FATMANINGRUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

2 ABSTRAK Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw Terhadap Hasil Belajar Siswa Syahda Aulia Fatmaningrum 1, Sumadi 2, Edy Haryono 3 This research was aimed at finding out (1) the difference between the students achievement that used cooperative learning of quick on the draw type and the students achievement that used conventional learning, (2) the effect of using cooperative learning of quick on the draw type on the students learning achievement. Quasi experiment was used in this study. The populations were the students at class XI Social 1 and 2. To analyze the data, T-Test and linear regression analysis were used. The results showed that (1) there was a difference between the students achievement that used cooperative learning of quick on the draw type and the students achievement that used conventional learning, (2) there was an effect of using cooperative learning of quick on the draw type on the students learning achievement. Keywords: cooperative learning, learning geography achievement, quick on the draw Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan hasil belajar siswa yang belajar siswa pembelajaran konvensional, (2) pengaruh penggunaan quick on the draw terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan hasil belajar siswa yang belajar siswa pembelajaran konvensional, (2) ada pengaruh penggunaan quick on the draw terhadap hasil belajar siswa. Kata kunci: pembelajaran kooperatif, quick on the draw, hasil belajar geografi Keterangan : 1 Mahasiswa Pendidikan Geografi 2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2

3 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan, karena manusia yang berkualitas dapat dilihat dari tingkat pendidikannya seperti yang telah tercantum secara jelas dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Syaiful Sagala (2013:3), yaitu: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, proses pembelajaran yang baik tidak berpusat pada guru (teacher centered), guru harus memiliki strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran agar terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan termasuk pada mata pelajaran geografi di SMA. Berdasarkan penelitian pendahuluan pada saat kegiatan belajar mengajar di SMA Assalam Tanjungsari Lampung Selatan, guru masih pembelajaran konvensional atau masih monoton dengan mentrasfer ilmu atau informasi yang dimiliki guru kepada siswa dan siswa hanya duduk memperhatikan bagaimana guru mengajar tanpa terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Kegiatan belajar mengajar di SMA Assalam Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan belum pernah pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw sebagai alternatif lain dari yang sudah diterapkan sebelumnya. Keadaan yang seperti itu maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah dengan quick on the draw. Berikut adalah data nilai ujian mid semester pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS SMA Assalam Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015: Tabel 1. Nilai Ujian Mid Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS SMA Assalam Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 NO Kriteria Ketuntasan Kelas Jumlah Minimal (KKM) XI IPS 1 XI IPS 2 Siswa % 1 Tuntas 78 14 13 27 42,00 2 Tidak Tuntas < 78 18 19 37 58,00 Jumlah 32 32 64 100,00 Sumber: Guru Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Assalam Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015.

4 Nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi lebih banyak yang tidak tuntas mungkin hal ini disebabkan proses pembelajaran masih pembelajaran konvensional dan belum pernah quick on the draw. Oleh karena itu proses pembelajaran geografi hanya berpusat pada guru. Adanya kecenderungan proses pembelajaran geografi yang hanya terpusat pada guru inilah sehingga siswa sulit menangkap dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Siswa menjadi malas bertanya dan hanya menerima yang disampaikan oleh guru saja. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditetapkan. 2. Siswa mempunyai ketergantungan terhadap guru dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Proses pembelajaran yang berlangsung hanya interaksi satu arah (terpusat pada guru) 4. Model pembelajaran yang digunakan guru untuk mengajar di kelas masih monoton, belum pernah quick on the draw. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 belajar siswa kelas XI IPS 2 pembelajaran konvensional? b. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 belajar siswa kelas XI IPS 1 pembelajaran konvensional? c. Apakah ada pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw terhadap hasil belajar siswa? 2. Apakah ada pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 2? TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 yang belajar siswa kelas XI IPS 2 2. Perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 yang belajar siswa kelas XI IPS 1

5 3. Pengaruh penggunaan quick on the draw terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 1. 4. Pengaruh penggunaan quick on the draw terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan desain penelitian eksperimen rotasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Assalam Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan yang berjumlah 64 siswa, karena jumlah kelas XI IPS di SMA tersebut hanya berjumlah dua kelas, maka penelitian ini disebut penelitian populasi. Menurut Sugiyono (2012:60) variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari agar diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian dapat ditarik kesimpulan dari informasi tersebut. Variabel dalam penelitian ini adalah:. 1. Variabel Independen, yaitu penggunaan pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw dan penggunaan 1. Variabel Dependen, yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XI IPS SMA Assalam Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data dilakukan teknik observasi, dokumentasi dan tes. Uji persyaratan instrumen dengan uji validitas, realibitas, dan tingkat kesukaran, serta daya beda. Analisis data teknik analisis uji t dan analisis regresi linier sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN SMA Assalam Tanjungsari Lampung Selatan terletak di Jalan Raya Kertosari No. 20 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan dan berdiri sejak tahun 1998. Dibangun di atas lahan seluas 1856 m 2. SMA Assalam Tanjungsari Lampung Selatan memiliki 30 guru beserta staf tata usaha. Lokasi SMA Assalam Tanjungsari Lampung Selatan dapat dilihat pada Gambar 1: Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

6 Berdasarkan data penelitian pada kelas XI IPS 1 quick on the draw dapat diketahui nilai tertinggi 95 dan terendah 71. Sedangkan ketika pembelajaran konvensional dapat diketahui nilai tertinggi 70 dan 51. Pada kelas XI IPS 2 quick on the draw dapat diketahui nilai tertinggi 95 dan terendah 71. Sedangkan ketika pembelajaran konvensional dapat diketahui nilai tertinggi 75 dan 56. 1. Hipotesis I Kriteria uji nilai signifikansi jika t h > t t maka hipotesis diterima, dari perhitungan diketahui t = 9,12 > t = 1,99. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa. Perbedaan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 1 yang pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 2 yang pembelajaran konvensional karena kegiatan pembelajaran pada kedua tipe ini berbeda. Pada quick on the draw siswa dituntut untuk bekerjasama dalam kelompoknya. Siswa benar-benar paham bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Paul Ginnis (2008:164) yang menyatakan bahwa Aktivitas ini dapat mendorong kerja kelompok - semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas. Pada materi yang sama yaitu tentang lingkungan hidup untuk pembelajaran konvensional siswa kelas XI IPS 2 hanya duduk memperhatikan bagaimana guru mengajar tanpa terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Putrayasa dalam Syaiful Bahri Djamarah (2011:97) mengatakan bahwa pembelajaran konvensional ditandai dengan penyajian pengalamanpengalaman yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian informasi oleh guru, tanya jawab, pemberian tugas oleh guru, pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh siswa. Hasil belajar yang dihasilkan lebih tinggi pada penggunaan quick on the draw daripada 2. Hipotesis II Kriteria uji nilai signifikansi jika t h > t t maka hipotesis diterima, dari perhitungan diketahui t = 9,15 > t = 1,99. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa. Perbedaan hasil belajar geografi siswa quick on the draw dengan pembelajaran konvensional karena kegiatan pembelajaran pada kedua tipe ini berbeda. Siswa tidak hanya dituntut untuk menguasi

7 materi pelajaran saja, namun dapat memanfaatkan semua potensi yang ada pada dirinya. Siswa dituntut untuk bekerjasama dalam kelompoknya. Siswa benar-benar paham bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Paul Ginnis (2008:164) yang menyatakan bahwa Aktivitas ini dapat mendorong kerja kelompok - semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas. Pada materi yang sama yaitu tentang lingkungan hidup untuk pembelajaran konvensional siswa kelas XI IPS 1 hanya duduk memperhatikan bagaimana guru mengajar tanpa terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Putrayasa dalam Syaiful Bahri Djamarah (2011:97) mengatakan bahwa pembelajaran konvensional ditandai dengan penyajian pengalamanpengalaman yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian informasi oleh guru, tanya jawab, pemberian tugas oleh guru, pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh siswa. Berbeda dengan pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw yang pembelajarannya bertujuan untuk membiasakan siswa tidak belajar secara monoton sesuai dengan pendapat Paul Ginnis (2008:164) yang menyatakan bahwa kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber, bukan guru. 3. Hipotesis III Dari hasil uji regresi linier sederhana diperoleh bentuk persamaan regresinya yaitu Y = 82,48 + (0,14)(9). Persamaan ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel Y jika variabel independen ditetapkan. Harga nilai prediksi variabel dependen 83,74, nilai tersebut mengalami peningkatan dari nilai konstanta. Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran geografi disebabkan oleh pengaruh dari penggunaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini seperti yang dikemukakan Sumarmi (2012:39) bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pembelajaran yang efektif untuk mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis. Dari pelaksanaan quick on the draw maka penelitian ini berlandaskan dengan dua teori belajar yaitu teori behavioristik dan teori kontruktivisme, karena ini berkaitan dengan guru sebagai fasilitator dan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Harley dan Davis dalam Syaiful Sagala (2013:43) salah satu prinsip belajar menurut teori behaviorisme yaitu proses belajar

8 dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif didalamnya. Sedangkan untuk teori kontruktivisme menurut Yatim Riyanto (2010:144), beliau menyatakan bahwa dalam teori ini guru berperan menyediakan suasana dimana siswa dapat memahami dan menerapkan suatu pengetahuan, sehingga siswa bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-ide. 4. Hipotesis IV Dari hasil uji regresi linier sederhana diperoleh bentuk persamaan regresinya yaitu Y = 81,97 + (0,19)(8). Persamaan ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel Y jika variabel independen ditetapkan. Harga nilai prediksi variabel dependen 83,49, nilai tersebut mengalami peningkatan dari nilai konstanta. Maka hipotesis yang terbukti adalah pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 2. Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran geografi disebabkan oleh pengaruh dari penggunaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini seperti yang dikemukakan Sumarmi (2012:39) bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pembelajaran yang efektif untuk mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis. Dari pelaksanaan quick on the draw maka penelitian ini berlandaskan dengan dua teori belajar yaitu teori behavioristik dan teori kontruktivisme, karena ini berkaitan dengan guru sebagai fasilitator dan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Harley dan Davis dalam Syaiful Sagala (2013:43) salah satu prinsip belajar menurut teori behaviorisme yaitu proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif didalamnya. Sedangkan untuk teori kontruktivisme menurut Yatim Riyanto (2010:144), beliau menyatakan bahwa dalam teori ini guru berperan menyediakan suasana dimana siswa dapat memahami dan menerapkan suatu pengetahuan, sehingga siswa bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-ide. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 yang belajar siswa kelas XI IPS 2 2. Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 yang

9 belajar siswa kelas XI IPS 1 3. Ada pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran geografi. 4. Ada pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 pada mata pelajaran geografi. SARAN 1. Bagi guru, diharapkan memberikan alternatif dalam pemilihan pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu dengan quick on the draw. 2. Bagi siswa, dengan quick on the draw diharapkan kepada siswa untuk selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar khususnya pada mata pelajaran geografi. Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan, antara lain: DAFTAR PUSTAKA Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. Jakarta: Indeks. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing.