I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

DESKRIPSI KEPALA KELUARGA YANG MENIKAHKAN ANAK WANITANYA PADA USIA MUDA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. mencitrakan (to describe), menerangkan sifat bumi, serta menganalisa gejalagejala

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis maupun secara sosial. Seseorang dengan melangsungkan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS.

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 18 tahun. Di Indonesia BPS (2008) mencatat bahwa sekitar 34,5% anak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah remaja, dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974). Perkawinan pada pasal 6 menyatakan bahwa Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Isrokiyah NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pasangan muda yang usianya masih dibawah 15 tahun. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hubungan keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa setempat:

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkanya. Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga

PORTAL PELATIHAN PRA-NIKAH (PORPLAN) UNTUK MENGURANGI TINGKAT PERCERAIAN PADA PERNIKAHAN DINI

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyebab banyaknya jumlah

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun dengan lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan tersebut.


I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

I. PENDAHULUAN. mengalami masalah kependudukan. Masalah kependudukan di Indonesia tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan yakni, dari masa anak anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 5, September 2016 Halaman e-issn :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan Keluarga yang Ramah Anak

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun Dalam pasal 1 ayat 1

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ilma Kapindan Muji,2013

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun

BAB I. berkomunikasi, bahkan ketika kita sendiripun, kita tetap melakukan. komunikasi. Sebagai sebuah aktivitas, komunikasi selalu dilakukan manusia.

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. aturan agama dan undang-undang yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya.

BAB I PENDAHULUAN. mental dan fisik. Persiapan mental seseorang dilihat dari faktor usia dan

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB II TINJAUAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Dariyo, 2002 (dalam Godam,

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh rakyat. Faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran. Tingginya angka kelahiran erat kaitannya dengan usia pertamakali kawin. Sebab, semakin muda usia kawin berpeluang untuk memiliki anak dengan jumlah banyak. Menurut Masri Singarimbun (1978:84) bahwa semakin cepat seseorang menikah, maka semakin besar kemungkinan untuk mempunyai anak banyak, karena usia subur semakin panjang untuk perkawinan. Dalam hal ini pemerintah telah memberikan perhatian khusus tentang masalah kependudukan yang diperhatikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang di dalamnya memberikan panduan penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja salah satunya pendewasaan usia perkawinan (PUP). Pendewasaan usia perkawinan merupakan program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Program PUP akan memberikan dampak terhadap peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan manurunkan Total Fertility Rate (TFR) (BKKBN, 2011:89).

2 Disebutkan dalam Biro Pusat Statistik (dalam indikator kesejahteraan rakyat Propinsi Lampung) dengan menunda usia perkawinan pada perempuan untuk menurunkan angka fertilitas walaupun kurang dapat diandalkan. Dibandingkan dengan cara lain cara ini lebih cepat dipertanggung jawabkan, karena dengan menundanya usia untuk melakukan perkawinan maka dapat menekan atau mengurangi laju pertumbuhan penduduk. Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial biologis, psikologis maupun secara sosial. Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di desa atau di kota. Namun, tidak sedikit manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik fisik maupun mental akan mencari pasangannya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, perkawinan diartikan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dengan tujuan membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, perkawinan harus dapat dipertahankan oleh kedua belah pihak agar dapat mencapai tujuan dari perkawinan tersebut, sehingga dengan demikian perlu adanya kesiapan-kesiapan dari kedua belah pihak baik mental maupun material. Artinya secara fisik laki-laki dan perempuan sudah sampai pada batas umur yang dikategorikan menurut hukum positif dan baligh menurut hukum Islam. Pada akhirnya, seseorang bisa mencapai pernikahan penuh barakah.

3 Dalam Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1 yang menyatakan bahwa: Perkawinan diizinkan jika pihak pria telah mencapai umur 19 tahun, dan pihak wanita mencapai umur 16 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Undang-undang ini memiliki prinsip, bahwa calon suami dan calon istri yang dimaksud harus sudah matang fisik dan mental untuk dapat melangsungkan perkawinan, hal ini bertujuan untuk mewujudkan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang baik dan sehat. Usia tersebut baru dikatakan batas minimal artinya baru dianggap mulai dewasa secara fisik akan tetapi belum dewasa secara emosional dan mental. Menurut Undang-undang Perkawinan tahun 1974, usia minimum seorang perempuan untuk menikah adalah 16 tahun. Sedangkan untuk pria 18 tahun. Namun menurut BKKBN, akan lebih siap jika seorang wanita menikah di atas usia 20 tahun (Kusmana. U : 2012). Adapun yang dimaksud batas usia muda untuk melangsungkan pernikahan dalam penelitian ini adalah wanita yang berusia di bawah 20 tahun. Batas usia dalam melangsungkan perkawinan adalah penting atau dapat dikatakan sangat penting. Hal ini disebabkan karena di dalam perkawinan menghendaki kematangan psikologis. Kematangan psikologis yang dimaksud adalah matang dalam berfikir dan kemandirian dalam hidup. Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri yang biasanya saling menghargai satu sama lain.

4 Tujuan dari perkawinan adalah memperoleh keturunan yang baik. Dengan perkawinan pada usia yang terlalu muda mustahil akan memperoleh keturunan yang berkualitas. Kedewasaan ibu juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ibu yang telah dewasa secara psikologis akan lebih terkendali emosi maupun tindakannya, bila dibandingkan dengan para ibu muda. Di dalam setiap masyarakat terdapat apa yang dinamakan pola-pola perilaku atau patterns of behavior. Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut (Soerjono Soekanto, 1990:180). Masyarakat Mataram Udik pada umumnya tidak menganggap penting masalah usia anak yang dinikahkan, karena mereka berpikir tidak akan mempengaruhi terhadap kehidupan rumah tangga mereka nantinya. Orang tua bertindak sesuai dengan pola-pola perilaku yang ada disekitarnya yaitu menikahkan anaknya di usia muda. Berdasarkan pra survey peneliti di Desa Mataram Udik memiliki luas 4905 hektar, dengan jumlah penduduk keseluruhan 11448 jiwa, yang terdiri dari 5757 laki-laki dan 5691 wanita, dan jumlah kepala keluarga sebanyak 3160 KK. Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram merupakan salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah yang sebagian besar masyarakatnya hidup dan bekerja pada sektor pertanian. Mata pencaharian pada umumnya beragam, tetapi yang lebih dominan adalah sebagai petani. Adapun yang lainnya bermata pencaharian sebagai PNS, pedagang, tukang ojek dan kerja di pabrik hanyalah sebagian.

5 Jarak Desa Mataram Udik dari ibu kota kabupaten yaitu 45 km, dengan keadaan jalan yang rusak parah sehingga sulit untuk ditempuh yang menyebabkan Desa Mataram Udik sedikit terbelakang. Oleh karena itu, berbagai informasi khususnya tentang pentingnya batasan usia saat menikah juga kurang terealisasi dengan sempurna. Terjadinya pernikahan anak wanita di usia muda di duga disebabkan oleh rendahnya pendapatan kepala keluarga, sebab dengan pendapatan yang rendah kurang maksimal dalam memenuhi kebutuhan hidup yang notabene sangat mahal. Selain itu faktor pendidikan yang rendah kemungkinan dapat menyebabkan pola pikir masyarakat khususnya kepala keluarga dalam mengerti arti penting suatu pernikahan bagi anaknya, dan yang terakhir adalah pandangan hidup kepala keluarga yang masih kuno bahwa tidak akan merasa tenang jika anak wanitanya belum menikah sebab akan di sebut perawan tua oleh masyarakat sekitar serta masih berlakunya pandangan menikah muda di daerah tersebut. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah kepala keluarga yang menikahkan anak wanitanya pada usia muda sebab untuk mendapatkan data dan informasi dari kepala keluarga lebih mudah karena mereka lebih terbuka dibandingkan anak wanitanya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, fenomena pernikahan usia muda masih dijumpai beberapa penduduk wanita yang melakukan perkawinan pada usia yang relatif muda yang belum sesuai dengan BKKBN di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Untuk jelasnya dapat di lihat pada Tabel 1.

6 Tabel 1. Jumlah perkawinan penduduk wanita usia muda di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2009-2011. No Usia Menikah (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 16 18 16,07 2 17 15 13,39 3 18 34 30,36 4 19 45 40,18 Jumlah 112 100,00 Sumber: Arsip KUA Desa Mataram Udik Tahun 2009-2011. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk wanita yang menikah pada usia muda di dominasi oleh penduduk berusia 19 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dari BKKBN bahwa usia minimal bagi wanita untuk menikah adalah 20 tahun. Berdasarkan penjelasan tersebut, kiranya di masa mendatang angka kelahiran tetap akan selalu tinggi apalagi keluarga berencana yang efektif belum dapat ditingkatkan mutu pelayanan pada setiap pasangan usia subur di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram. Tingginya angka kelahiran tersebut akan menimbulkan permasalahan penduduk diantaranya pengangguran, kemiskinan, angka kriminalitas meningkat, lahan pemukiman berkurang, ketersediaan pangan berkurang. Hal ini berakibat pula dalam sistem pemerintahan, karena semakin sulitnya pemerintah dalam mengatur penduduknya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Deskripsi Kepala Keluarga Yang Menikahkan Anak Wanitanya

7 Pada Usia Muda di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka banyaknya perkawinan wanita usia muda di Desa Mataram Udik berkaitan dengan: 1. Pendapatan kepala keluarga rendah 2. Tingkat pendidikan kepala keluarga rendah 3. Pandangan hidup kepala keluarga 4. Rendahnya pendidikan wanita yang menikah pada usia muda 5. Pengetahuan tentang keluarga berencana rendah C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, sebagai berikut: 1. Pendapatan kepala keluarga rendah 2. Tingkat pendidikan kepala keluarga rendah 3. Pandangan hidup kepala keluarga D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang penulis kemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pendapatan kepala keluarga yang menikahkan anak wanitanya pada usia muda di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah?

8 2. Bagaimanakah tingkat pendidikan kepala keluarga yang menikahkan anak wanitanya pada usia muda di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah? 3. Bagaimanakah pandangan hidup kepala keluarga yang menikahkan anak wanitanya pada usia muda di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pendapatan kepala keluarga yang menikahkan anak wanitanya pada usia muda di Desa Mataram Udik. 2. Untuk mengetahui tingkat pendidikan kepala keluarga yang menikahkan anak wanitanya pada usia muda di Desa Mataram Udik. 3. Untuk mengetahui pandangan hidup kepala keluarga yang menikahkan anak wanitanya pada usia muda di Desa Mataram Udik. E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan skripsi dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Sebagai suplemen mata pelajaran geografi di SMA kelas XI semester dua pada pokok bahasan dinamika biosfer dan sub pokok bahasan dinamika kependudukan.

9 3. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat, agar mereka menyadari pentingnya menunda usia kawin muda anaknya hingga telah siap mental, fisik dan emosional. 4. Memperkaya pengetahuan penulis tentang perkawinan usia muda dan Geografi Penduduk. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah kepala keluarga yang menikahkan anak wanitanya pada usia muda di Desa Mataram Udik. 2. Ruang lingkup objek penelitian adalah karakteristik perkawinan usia muda, meliputi: pendapatan, tingkat pendidikan, dan pandangan hidup. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2012. 5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Penduduk. Geografi penduduk adalah cabang geografi manusia yang objek studinya aspek keruangan dari penduduk. Objek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis (sex ratio), perbandingan manusia dengan luas tanah (manland ratio) dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmadja, 1988:54).