BAB I PENDAHULUAN. Brilianty Wijaya, 2014 EVALUASI KINERJA RUANG WORKSHOP KAYU DAN PLAMBING SMKN 5 BANDUNG MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE METRIC

dokumen-dokumen yang mirip
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut sumber daya

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. mewakili kompleksitas pemahaman Islam di Indonesia khususnya di Malang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

STUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang namanya ruang kerja atau ruang perkantoran. yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, (UU No. 20, 2003). Dengan demikian perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang dinamis

STUDI EKSPLORASI PERALATAN PRAKTIKUM PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DITINJAU DARI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. maupun aktivitas kerja di segala bidang. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan bekal dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan, karena

PENGGUNAAN ALAT PENDUKUNG PRAKTIK PADA KOMPETENSI MENGUNAKAN MESIN BUBUT KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada metode. penelitian dan pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zepika Alipiyan,2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. Tabel 1.1. Tabel Hasil Penjualanan Sepeda Motor di Indonesia Tahun2013 Sumber: otonity.com (di unduh pada 1 Januari 2014)

BAB III METODE PERANCANGAN

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan karakteristik manusia calon penggunanya dan karakteristik

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. masalah. Industri yang tadinya merupakan salah satu penghasil devisa terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu proses investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, sarana dan prasarana yang memadai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wenda Anggia Purnomo, 2014

ASRAMA MAHASISWA UNDIP DI KAMPUS TEMBALANG (Penekanan Desain Arsitektur Kontekstual)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

ONE STOP TOYOTA AUTOMOBILE SHOPPING DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan dari. namun usaha-usaha kecil pun melakukan hal yang sama.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TESIS. Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan. Gelar Magister Manajemen Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SIWA SMK

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal.

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan juga ada keluaran (output) pendidikan yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Negeri 5 Bandung merupakan salah satu SMK di Bandung yang menyelenggarakan lima program keahlian. Dari kelima program keahlian ini diharapkan menghasilkan lulusan yang siap bekerja, dalam artian tenaga profesional yang dapat langsung diserap Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Guna mempersiapkan lulusan tenaga profesional yang siap kerja, peserta didik harus dipersiapkan sesuai bidang keahliannya yang ditunjang dengan fasilitas memadai. Salah satu fasilitas yang menunjang pembelajaran adalah ruang workshop yang digunakan oleh tiga program keahlian (program keahlian Teknik Konstruksi Batu & Beton, Teknik Gambar Bangunan, dan Teknik Survey & Pemetaan) di SMKN 5 Bandung ini. Ruang workshop ini yang dapat mewadahi kegiatan pembelajaran praktik siswa. Pada ruang workshop ini penggunaannya terbagi menjadi ruang praktik kayu dasar dan ruang praktik plambing dasar. Pada saat ini kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, dimana lebih sedikit melaksanakan pembelajaran praktik. Dalam hal ini peralatan dan mesin praktik kayu dan ruang praktik plambing dalam keadaan tidak digunakan. Ruang workshop saat ini hanya digunakan oleh program keahlian teknik konstruksi batu & beton, yakni melaksanakan perakitan besi di dalam ruang workshop menggunakan ruang praktik kayu. Sedangkan ruang praktik plambing sedang tidak digunakan dan luas area kerja yang tidak sebanding jika pembelajaran dilaksanakan untuk satu kelas. Disamping itu, untuk sementara ruang workshop ini digunakan sebagai gudang penyimpanan bahan-bahan praktek maupun bahan bangunan untuk pembangunan bangunan sekolah lainnya sehingga kurang tertata. Berdasarkan hal di atas, ruang workshop di SMKN 5 Bandung ini tidak sesuai dengan fungsinya. Ketidak sesuaian ruang workshop dengan fungsinya ini menunjukkan adanya masalah sehingga perlu ada perubahan. Kemudian masalah lain yang mempengaruhi aktivitas pengguna pada ruang workshop ini adalah 1

2 pencahayaan alami yang kurang pada saat pembelajaran berlangsung dan adanya pembangunan di samping bangunan yang mempengaruhi kebisingan dalam ruangan. Guna mengetahui sudah sesuai standar atau belumnya ruang workshop ini, perlu adanya kegiatan evaluasi untuk meninjau kinerja bangunan. Dalam hal ini ruang workshop merupakan salah satu wadah untuk menampung kegiatan belajar mengajar siswa, memiliki kontribusi dan peranan yang besar pada pemahaman materi yang diajarkan pada siswa. Dengan demikian agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan kondusif dan nyaman maka harus sesuai dengan standar peraturan pemerintah. Dalam meninjau kinerja suatu bangunan, perlu diketahui syarat yang harus dipenuhi pada sebuah bangunan. Syarat yang harus terpenuhi dalam sebuah ruang workshop ini mencakup dari hal-hal yang paling dasar. Yakni berupa kenyamanan termal maupun mobilitas dan penataan perabot, faktor penunjang tersebut diantaranya adalah faktor proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengevaluasi terhadap bangunan SMK, khususnya ruang workshop di SMKN 5 Bandung ditinjau dari aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik yang berlokasi di Jl. Bojongkoneng No. 37 A, Cikutra, Bandung, Jawa Barat merupakan objek penelitian untuk mengetahui seberapa besar tingkat kelayakan ruang workshop untuk proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Identifikasi masalah yang dikemukakan antara lain sebagai berikut: 1. Ruang workshop yang kurang tertata dan jumlah siswa yang tidak sebanding dengan luas area kerja. 2. Intensitas pencahayaan alami yang terlalu redup dalam ruang workshop. 3. Pembangunan di dekat gedung workshop yang mempengaruhi kebisingan di dalam ruangan.

3 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar memudahkan penelitian ini, maka penulis membatasi masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian dilakukan pada bangunan di SMKN 5 Bandung. b. Penelitian melingkupi ruang workshop kayu dan plambing. c. Penelitian dibatasi hanya pada proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik d. Penelitian ini dilakukan dengan metode performance metric pada tahapan bangunan pasca huni. 2. Perumusan Masalah Guna memperjelas arah penelitian, masalah yang ada perlu dirumuskan. Dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana kondisi eksisting ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5 Bandung? b. Bagaimana gambaran hasil evaluasi kinerja ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5 Bandung ditinjau dari aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik menggunakan metode performance metric? D. Penjelasan Istilah dalam Judul Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja ruang workshop kayu dan plambing yang ada di SMKN 5 Bandung. Untuk menghindari perbedaan pemahaman dalam menafsirkan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Evaluasi a. Evaluasi adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan mengetahui efektivitas masing-masing komponennya (Arikunto dan Jabar, 2004:7).

4 b. Evaluasi merupakan proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi ( Djaali dan Pudji, 2008 : 1). c. Evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek,dan lainlain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian (Ahmad : 2007). 2. Kinerja Bangunan a. Kinerja bangunan merupakan usaha untuk mengurangi pemakaian energi di dalam bangunan, untuk mencapai biaya bangunan yang rendah, untuk meningkatkan kenyamanan dan kesehatan pemakai bangunan, dan meningkatkan kualitas hidup. (Harpurtlugil dan Hensen:2005) b. Evaluasi kinerja bangunan adalah proses sistematis pembandingan kinerja bangunan aktual, tempat dan sistem untuk mendokumentasi kriteria dengan eksplisit untuk kinerja yang mereka harapkan. (Wolfgang & Jacqueline: 2005) 3. Workshop/Bengkel. Workshop adalah pelatihan kerja, yang meliputi teori dan praktek dalam satu kegiatan terintegrasi. Definisi lain dari workshop adalah wadah atau tempat penampungan untuk memodifikasi data dan alat-alat. Dimaknai dari kata dasarnya workshop sendiri adalah tempat kerja bisa juga disebut bengkel, dimana intinya workshop adalah tempat tenaga kerja (mekanik, montir dll) melakukan kegiatan teknis dengan didukung alat-alat kerja. (Z, Faizal : 2010). 4. Metode Performance Metric Performance metric merupakan metodologi yang digunakan untuk mencari indikator kinerja bangunan dengan pendekatan kuantitatif dari objek kinerja berdasarkan kriteria kinerja didalam suatu sistem yang dinamis, dengan format yang distrukturkan (Hitchock: 2003). Indikator kinerja menurut Hitchock dapat digunakan lebih jelas dan lebih kuantitatif untuk mendefenisikan objek kinerja dari bangunan. Dokumentasi dan komunikasi data kinerja merupakan sesuatu yang bernilai di dalam metodologi performance metric yang didapatkan dari seluruh daur hidup bangunan, yang

5 mencakup: tahap perencanaan, tahap desain dan konstruksi, masa pemakaian (occupancy) dan masa operasi bangunan. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat ditetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran kondisi eksisting ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5 Bandung. 2. Mengetahui gambaran hasil evaluasi kinerja ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5 Bandung ditinjau dari aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik menggunakan metode performance metric. F. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan memberi kontribusi berupa manfaat pada pihak-pihak yang terlibat. Kegunaan dari penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini diharapkan untuk menghasilkan sumbangan pemikiran berupa prosedur evaluasi kualitas kinerja ruang workshop kayu dan plambing di SMKN 5 Bandung menggunakan metode performance metric yang memenuhi indikator/kriteria dari aspek: proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik. 2. Bagi peneliti dapat menambah informasi, wawasan, dan referensi studi tentang evaluasi kinerja bangunan. Terutama pada standar proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik. 3. Bagi pihak sekolah dapat dijadikan pedoman dan bahan acuan dalam pelaksanaan perancangan sarana dan prasarana pada tahun pelajaran yang akan datang. 4. Bagi guru dan siswa dapat menambah referensi studi mengenai workshop kayu dan plambing di sekolah.

6 G. JUDUL PENELITIAN SEJENIS Bandung, Kamis 5 Juni 2014 Tabel 1.1. Judul Penelitian Sejenis (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Nama dan NIM Judul Penelitian Lokasi Penelitian Universitas Abstrak - Konsep skylighting pada atrium BTC kurang perhatian dari pengelola. Konsepnya dianggap asal ada tanpa memperhatikan kelayakan persyaratan. Dendi Mulyadi & E.014.99 4674 Penggunaan Skylighting Sebagai Sumber Pencahayaan Alami pada Atrium Bandung Trade Centre Bandung Trade Centre (BTC) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) - Penulis mengkaji konsep BTC di Jl. Dr. Djundjung No. 143-149 Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan ekualitatif yaitu metode pembahasan dengan pemaparan, penguraian, penggambaran data dan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan kemudian dianalisa dengan diambil suatu kesimpulan sehingga nantinya dapat dibuat suatu masukan-masukan. - Hasilnya, konsep skylighting pada atrium BTC secara keseluruhan sudah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Namun masih banyak kekurangan, yaitu dimensi atrium yang tidak sesuai standar, kualitas dan kuantitas cahaya yang masuk ke atrium sering mengganggu tingkat kenyamanan pengunjung. Perlu pihak pengelola BTC memperbaiki kekurangan.