JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi ISSN Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 2 Edisi Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

Journal of Nonformal Education

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PAKET B DI PKBM TANJUNG SARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DI KELAS X MAN RUKOH. Abstrak

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi ISSN Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 2 Edisi Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Secara keseluruhan penelitian ini telah mencapai tujuan umum dan tujuan

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Determinan dan perubahan perilaku. Persepsi dan perilaku sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setiya, 2011, hlm. 71. Ibid, hlm

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan. untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan dalam arti perbaikan pendidikan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

garis kemiskinan, yang disebabkan tidak dimilikinya kemampuan, pengetahuan kembangkan melalui upaya pendidikan, karena pada hakekatnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dengan masyarakat lain. Hal ini disebabkan, setiap masyarakat itu memiliki sistem sosial, filsafat dan gaya hidup tertentu yang sesuai dengan tujuan

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

02/09/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

Transkripsi:

Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman Penilaian Pembejalaran: Gugatan Terhadap Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan...... 1 11 M. ARIEF RIZKA Analisis Strategi Kemitraan Dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus Pada PKBM Terampil )... 12 19 AHMAD MUSLIM Implementasi Pembelajaran Partisipatif Melalui Focus Group Discussion Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa.. 20 24 FARIDA FITRIANI Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 7 Mataram.... 25 31 AGUS FAHMI Intensitas Pertemuan Pembelajaran... 32 36 RESTU WIBAWA Efektivitas Penggunaan Multimedia Pembelajaran Model Tutorial Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.... 37 40 HARDIANSYAH Studi Kritis Peran Komite Sekolah di MTs Nurul Ikhsan...... 41 45 ANI ENDRIANI Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Sikap Disiplin Siswa..... 46 53 HASTUTI DIAH IKAWATI Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.. 54 59 HERLINA Keefektifan Program Pemberdayaan perempuan Melalui Pemberian Modal Usaha Kursus Menjahit.... 60 64 Halaman iii

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF MELALUI FOCUS GROUP DISCUSSION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MAHASISWA Ahmad Muslim Program Studi Administrasi Pendidikan, FIP IKIP Mataram Email: liemyans.14@gmail.com Abstrak: Pembelajaran Partisipatif merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan bahwa peserta didik memiliki kebutuhan belajar, memahami teknik-teknik belajar dan berperilaku belajar yang dapat menimbulkan interaksi edukatif antara peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan pendidik. Unsur kegiatan pembelajaran ditandai dengan adanya upaya disengaja, terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik untuk memberdayakan potensi yang ada dan dimiliki oleh peserta didik. Pembelajaran partisipatif diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam tahap perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program. Pembelajaran partisipatif dengan konsep ini mencerminkan pelaksanaan pembelajaran yang demokratis, bijaksana, kondusif, pleksibel dan berupaya untuk memberdayakan potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Pembelajaran Partisipatif yang dikembangkan melalui Focus Group Discussion diarahkan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa. Pembelajaran ini dilakukan dengan membentuk kelompok belajar mahasiswa yang didampingi oleh pendidik (dosen) dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Strategi pelaksanaan pembelajaran partisipatif melalui focus group discussion yakni dengan melibatkan seluruh anggota kelompok belajar dalam proses prencanaan program belajar, proses pelaksanaan pembelajaran serta penilaian/evaluasi belajar. Pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan latihan-latihan komunikasi baik dikelas maupun diluar kelas yang disesuaikan dengan rencana kegiatan belajar yang disusun bersama anggota kelompok diskusi. Melalui latihan-latiahan yang dilakukan tentunya akan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa yang dapat diimplementasikan dalam proses intraksi belajar maupun pada proses intraksi yang lebih luas. Kata-kata kunci: Pembelajaran, Partisipatif, FGD, dan Komunikasi. PENDAHULUAN Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (2003 : 05). Pembelajaran menurut Degeng dalam Hamzah adalah upaya untuk membelajarkan siswa (2009:02). Pembelajaran menjadi satu kebutuhan dalam pemenuhan pendidikan, pembelajaran merupakan bagian dari proses pelaksanaan pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu bentuk komunikasi dan interaksi pendidik dengan peserta didik dalam mencari bentuk pemenuhan kebutuhan keilmuan. Kebutuhan keilmuan menjadi wujud dari hasrat untuk mewujudkan kreatifitas individu-individu melalui pembelajaran Pembelajaran partisipatif menurut Sudjana (2005:155) diartikan sebagai upaya pendidik mengikutsertakan pesrta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran partisipatif mengandung arti ikut sertanya peserta didik di dalam program pembelajaran. Pembelajaran partispatif merupakan penomena yang sedang tumbuh dalam pendidikan baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Kegiatan pembelajaran partisipatif sebagai pendekatan baru dalam proses pendidikan memiliki keluwesan dan terbuka untuk berupaya mengembangkan prinsip, metode dan teknik yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran partisipatif. Keikutsertaa peserta didik dapat diwujudkan dalam ketiga tahapan kegiatan pembelajaran tersebut yaitu perencanaan program, pelaksanaan Halaman 20

program, dan penilaian kegiatan pembelajaran. Menurut Sudjana, kegiatan belajar partisipasif didukung oleh beberapa teori pembelajaran, di antaranya adalah teori connectionism Thorndike, teori aliran tingkah laku yang dikembangkan oleh Guthrie, Skinner, Crowder dan Hull, teori Gestal dan teori medan. Dalam Kaitan ini, Trisnamansyah mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran dalam pendidikandi luar sekolah termasuk di da;lamnya kegiatan pembelajaran partisipasi mendapat dukungan dari teori-teori perubahan sosial dan psikologi sosial yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran seperti teori perubahan sikap sosial, teori dinamika kelompok, teori komunikasi inovasi dan teori manajemen perubahan dalam pendidikan. Teori yang relevan dibahas dalam hubungannya dengan kebutuhan pengkajian ini adalah teori Asosiasi dan teori medan. Teori asosiasi dikembangkan oleh Thorndike dan dilanjutkan Witson dan William James. Toeri asosiasi berpandangan bahwa mutu kegiatan belajar akan efektif apabila interaksi antara sumber belajar dan warga belajar dilakukan melalui stimulus dan respon. Teori asosiasi mengandung prinsip-prinsip dalam kegiatan belajar-membelajarkan, yaitu prinsip kesiapan (readness), latihan (exercise), dan pengaruh (effect). Prinsip kegiatan menekankan perlunya motovasi yang tinggi pada diri warga belajar atau peserta didik untuk menghubungkan stimulus dan respon. Prinsip latihan menekankan pentingya kegiatan latihan secara berulang oleh warga belajar atau peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Prinsip pengaruh menekankan pada pentingnya hasil dan manfaat langsung dari kegiatan belajar yang dijalani oleh warga belajar atau peserta didik. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran partisipasi, teori asosiasi semakin mempertegas pentingnya peserta didik untuk melakukan respon terhadap setiap stimullus oleh warga belajar atau peserta didik itu sendiri serta menekankan pentingnya kegiatan belajar perorangan. PEMBAHASAN Prinsip Pembelajaran Partisipatif Mulyasa (2003) menyebutkan indikator pembelajaran partisipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik. Prinsipprisip utama kegiatan pembelajaran partisipatif meliputi: 1) berdasarkan kebutuhan belajar 2) berorientasi pada tujuan kegiatan belajar, 3) berpusat pada peserta didik, 4) belajar berdasarkan pengalaman, 5) kegiatan belajar dilakukan bersama oleh warga belajar dengan sumber belajar dalam kelompok yang terorganisasi, 6) kegiatan pembelajaran merupakan proses kegiatan saling membelajarkan, 7) kegiatan pembelajaran diarahkan pada tujuan belajar yang hasilnya dapat langsung dimanfaatkan oleh warga belajar, 8) kegiatan pembelajaran menitik beratkan pada sumber-sumber pembelajaran yang tersedia dalam masyarakat dan 9) kegiatan pembelajaran amat memperhatikan potensi-potensi manusiawi peserta didik. Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan pembelajaran memperhatikan prinsip proses stimulus dan respons yang di dalamnya mengandung unsur-unsur kesiapan belajar, latihan, dan munculnya pengaruh pada terjadinya perubahan tingkah laku. Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan belajar lebih Halaman 21

memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran partisipatif perlu disusun suasana belajar yang mencerminkan terlaksananya pembelajaran partisipatif seperti : Pertama, menekankan pada aktifitas peserta didik. Kedua, menjunjung tinggi kebersamaan. Dalam pembelajaran partisipatif perlu dikembangkan sikap kebersamaan, sehingga tidak ada dominasi peserta didik yang memiliki taraf berpikir cepat terhadap siswa yang kurang. Dalam pembelajaran diharapkan terjalin proses komunikasi dan sosialisasi yang lebih akrab. Ketiga, pemberian penghargaan terhadap hasil pekerjaan peserta didik. Guru hendaknya memberi penghargaan terhadap semua hasil pekerjaan siswa, apapun bentuknya. Keempat, merupakan strategi terakhir adalah penguatan. Pada tahap ini guru melakukan inventarisasi terhadap semua hasil kerja peserta didik. Ciri Pembelajaran Partisipatif Menurut Freire dalam Sudjana (2005:180) proses pembelajaran partisipatif ditinjau dari segi interaksi antar pendidik dan peserta didik maka proses pembelajaran partisipatif pada pelaksanaan pembelajaran memiliki enam cirri yakni: 1. Pendidikan menempatkan diri pada kedudukan yang tidak serba mengetahui terhadap semua bahan belajar. Pendidik memandang peserta didik sebagai sumber yang mempunyai nilai bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran. 2. Pendiidk memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu berdasarkan atas kebutuhan belajar yang dirasakan perlu, penting dan mendesak oleh peserta didik. 3. Pendidik melakukan motivasi terhadap peserta didik supaya berpartisipasi dalam menyusun tujuan belajar, bahan belajar, dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam kegiatan pembelajaran. 4. Pendidik sekaigus menempatkan dirinya sebagai peserta didik selama kegiatan pembelajaran yang memberikan dorongan dan bimbingan terhadap peserta didik untuk selalu memikirkan, melakukan dan menilai kegiatan pembelajaran 5. Pendidik mendorong dan membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik sehingga mereka mampu berfikir dan bertindak terhadap dan di dalam dunia kehidupan. 6. Pendidik bersama peserta didik melakukan kegiatan saling belajar dengan cara bertukar pikiran mengenai isi, proses dan hasil kegiatan pembelajaran, serta tentang cara-cara dan langkah-langkah pengembangan pengalaman belajar untuk masa berikutnya. Strategi Implementasi Pembelajaran Partisipatif melalui Focus Group Discussion Dalam melaksanakan pembelajaran partisipatif melalui FGD ini diawali dengan menyusun rencana belajar terkait dengan peningkatan komunikasi mahasiswa. Perencanaan pembelajaran disusun secara bersama anggota kelompok FGD. Penyususnan rencana belajar tentunya dengan melihat kebutuhan keilmuan anggota Halaman 22

belajar. Dengan adanya keterlibatan seluruh anggota dalam penyusunan program belajar, tentunya akan dapat merangkum seluruh kebutuhan dan membangun rasa kebersamaan dan tanggung jawab dalam melaksanakan rencana belajar yang sudah disepakati. Pelibatan seluruh anggota belajar dalam perencanaan belajar menjadi karaktristik pembelajaran partisipatif yang demokratis dan luwes, sehingga akan dapat menciptakan kondisi belajar yang nyaman dalam proses pelaksanaannya untuk semua anggota kelompok belajar. Proses pembelajaran partisipatif dibentuk oleh unsur-unsur atau faktor pembentuk proses pembelajaran. Unsur pembentuk proses pembelajaran tersebut adalah: 1) tujuan, 2) materi, 3) metode, 4) warga belajar, 5) fasilitator, 6) iklim dan 7) evaluasi. Kegiatan proses pembelajaran partisipatif mencakup enam tahapan kegiatan yang berorientasi. Keenam langkah kegiatan tersebut adalah: pembinaan keakraban, identifikasi keutuhan, sumber dan kemungkinan hambatan, perumusan tujuan belajar, penyusunan program kegiatan belajar, pelaksanaan kegiatan belajar dan penilaian terhadap proses, hasil, dan dampak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun metode pembelajaran dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu: metode pembelajaran perorangan, metode pembelajaran kelompok dan metode pembelajaran pembangunan masyarakat (Community Methods). Dalam hal ini metode pembelajaran kelompok yang menjadi focus implementasi pembelajaran partisipatif melalui FGD. Selanjutnya teknik pembelajaran diartikan sebagai penggunaan patokan-patokan khusus dalam melaksanakan suatu methode pembelajaran tertentu yang meliputi langkah-langakah, sarana dan alat bantu dalam ruang lingkup metode pembelajaran yang digunakan. jenisjenis teknik pembelajaran adalah : 1) teknik penyajian, meliputi ceramah, siaran, televisi dan video tape, dialog, tanya jawab dan lain-lain, 2) teknik partisipasi dalam kelompok besar mencakup tanya jawab, forum, kelompok guru dan panel berangkai, 3) teknik diskusi berupa diskusi terbimbing, pemecahan masalah dan diskusi kasus, 4) teknik simulasi terdiri dari bermain peran, pemecahan masalah dan studi kasus, 5) teknik latihan kelompok, 6) teknik latihan tanpa bicara, dan 7) teknik latihan keterampilan dan latihan. Dalam proses penilaian hasil pembelajaran diterapkan dengan penilaian kolektif. Penilaian kolektif dimaksud adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik/pembimbing, anggota kelompok belajar terhadap proses belajar yang dilakukan. Seluruh anggota kelompok belajar memiliki kesempatan untuk melakukan dan member penilaian pembelajaran sehingga kelemahan maupun kekurangan yang masih ada dalam proses pembelajaran dapat diketahui langsung dan dapat dilakukan pembenahan. Penilaian dilakukan pada setiap akhir pembelajaran, sehingga hasil dari proses pembelajaran langsung dapat diketahui pada saat itu juga. Atas dasar hasil penilaian pembelajaran, anggota kelompok belajar dan pendidik dapat langsung menemukan kelemahan dan kekurangan serta mencari solusi atas kelemahan tersebut yang tentunya menjadi acuan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. SIMPULAN Pembelajaran partisipatif mengedepankan pada pengelolaan pembelajaran yang melihat pada nilianilai pembelajaran. Nilai pembelajaran yang dibangun dalam proses pembelajaran partisipatif yakni demokrasi, bijaksana dan santun, lingkungan belajar yang kondusif dan Halaman 23

nyaman, serta mengedepankan nilai kebersamaan. Pembelajaran partisipatif mengarah pada pembentukan kecerdasan emosional, kecerdasan, intlektua, kecerdasan social dan kecerdasan spiritual. Hal ini dapat tercapai dengan pengembangan pola pembelajaran partisipatif dengan prinsip dan metode yang semestinya. Pembelajaran partisipatif dapat dikembangkan pada pendidikan formal, informal dan nonformal pada semua jenjang pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Hamzah B. Uno, 2009, Perencanaan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasana. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, konsep, karaktristik dan pembelajaran partisipatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Sudjana. 2005. Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Penerbit Fallah Production. Undang-Undang SISDIKNAS RI No. 20 Tahun 2003. Halaman 24