BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 03. Yuniati, PhD

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

BAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR SUMATERA SELATAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Data Dalam penulisan ini, diperlukan data-data penunjang untuk menjawab

TUGAS KELOMPOK PREDIKSI KEBUTUHAN DOMESTIK AIR BERSIH DI SUATU KLASTER PERUMAHAN/SUATU DAERAH BAHAN PRESENTASI DISUSUN OLEH :... NIM :...

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

BAB V ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 270 sampel di wilayah usaha

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN TINOOR

RINCIAN KEGIATAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA. Banyaknya / Jumlah Peraturan Perundangundangan.

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU UNTUK 10 TAHUN KE DEPAN

Perencanaan Air Bersih

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

1.1 Latar Belakang 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH KELURAHAN SAMBALIUNG KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU ABSTRAK

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III. METODE PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MUNTE KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN WOLOAN SATU UTARA KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. Sewon untuk diolah agar memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelum

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH IKK ALALAK

pekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA

Halaman Judul Daftar isi. Daftar Tabel Daftar gambar Kata Pengantar. Bab I. Pendahuluan Latar belakang Tujuan Manfaat.

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA

4.1. PENGUMPULAN DATA

Untuk lebih jelasnya silakan simak lebih lanjut penjelasannya

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN LAHENDONG KECAMATAN TOMOHON SELATAN KOTA TOMOHON

BAB IV DASAR PERENCANAAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

Tabel 9 Standard Kriteria Kebutuhan Air

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH IKK ALALAK

ANALISIS PEMAKAIAN AIR BERSIH ( PDAM ) UNTUK KOTA PEMATANG SIANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK INTERNAL WILAYAH PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA UUWAN KECAMATAN DUMOGA BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN IV.1 Umum Dalam merencanakan instalasi pengolahan air minum diperlukan informasi mengenai kebutuhan air minum di wilayah perencanaan. Kebutuhan air minum sangat ditentukan oleh kondisi wilayah perencanaan, pertambahan jumlah penduduk dan tingkat sosial ekonomi penduduk yang mempengaruhi pola pemakaian air. Penentuan kebutuhan air minum didasarkan pada beberapa hal yaitu : - Daerah pelayanan - Periode perencanaan - Proyeksi jumlah penduduk, fasilitas umum dan fasilitas sosial selama periode perencanaan - Pola pemakaian air di suatu wilayah IV. Daerah Pelayanan Kebutuhan air minum di wilayah perencanaan sangat tergantung kepada kondisi daerah pelayanan yang menjadi tujuan perencanaan. Daerah pelayanan yang ditentukan dalam perencanaan ini adalah wilayah di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Sukra, Anjatan, dan Haurgeulis dengan pertimbangan : Daerah yang kekurangan air bersih Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi Daerah yang telah menerima pelayanan air bersih tetapi belum maksimal Aspek teknis seperti topografi yang menentukan proses distribusi Aspek ekonomi Daerah-daerah dengan kepadatan penduduk rendah dan komunitas yang sangat rendah tidak akan memperolah pelayanan karena pertimbangan ekonomis. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 1

IV.3 IV.4 Periode Perencanaan Periode perencanaan merupakan jangka waktu yang diberikan kepada instalasi pengolahan untuk dapat melayani kebutuhan air masyarakat di wilayah perencanaan. Periode perencanaan instalasi pengolahan air minum pada umumnya adalah 0-5 tahun. Pada perencanaan ini ditetapkan 0 tahun sebagai periode perencanaan. Periode perencanaan ini diambil dengan pertimbangan bahwa perkembangan penduduk di masa mendatang hanya dapat diprediksi dengan baik untuk periode 0 tahun. Apabila periode perencanaan dilakukan melebihi 0 tahun maka dikhawatirkan keadaan perkembangan penduduk di masa mendatang justru sangat berbeda dari apa yang telah diprediksi. Adapun periode perencanaan terhitung sejak perencanaan selesai dibuat ditambah satu tahun masa konstruksi yaitu pada tahun 009 hingga tahun 09. Proyeksi Jumlah Penduduk Prediksi jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat penting dalam memperhitungkan jumlah kebutuhan air minum di masa yang akan datang. Prediksi ini didasarkan pada laju perkembangan kota dan kecenderungannya, arahan tata guna lahan serta ketersediaan lahan untuk menampung perkembangan jumlah penduduk. Dengan memperhatikan laju perkembangan jumlah penduduk masa lalu, maka metode statistik merupakan metode yang paling mendekati untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa mendatang. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa perkembangan jumlah penduduk di masa mendatang yaitu : Aritmatika Geometrik Regresi Linear Eksponensial Logaritmik PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV

IV.4.1 Metode Aritmatika Metode ini biasanya disebut juga dengan rata-rata hilang. Metode ini digunakan apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang relatif sama tiap tahun. Hal ini terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi kota rendah dan perkembangan kota tidak terlalu pesat. Rumus metode ini adalah : P n = P 0 + r ( T T ) n 0 r 1 = ( P P ) / n Dengan, P n = jumlah penduduk tahun ke-n P 0 = jumlah penduduk awal r = jumlah pertambahan penduduk tiap tahun rata-rata T n = tahun yang diproyeksi T 0 = tahun awal P 1 = jumlah penduduk tahun ke-1 (yang diketahui) P = jumlah penduduk tahun terakhir (yang diketahui) n = jangka waktu IV.4. Metode Geometrik Untuk keperluan proyeksi penduduk, metode ini digunakan bila data jumlah penduduk menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Rumus metode geometrik : P = P + n 0 ( 1 r) n P P r = P 1 1 Dengan, P n = jumlah penduduk tahun yang diproyeksi P 0 = jumlah penduduk tahun awal r = rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun n = jangka waktu P 1 = jumlah penduduk tahun ke-1 (yang diketahui) P = jumlah penduduk tahun berikutnya (yang diketahui) PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 3

IV.4.3 Metode Regresi Linear Metode regresi linear dilakukan dengan menggunakan persamaan : y = a + bx x ( xy) ( x) y x a = N x ( xy) N b = N x x y ( x) IV.4.4 Metode Eksponensial Metode eksponensial dilakukan dengan menggunakan persamaan : y = ln a ae bx n 1 = x N N b = N ( ln y b ) ( x ln y) ( x lny) ( x ) ( x) IV.4.5 Metode Logaritmik Metode logaritmik dilakukan dengan menggunakan persamaan : y = a + b ln x 1 a = ) N N b = N [ y b (ln x ] ( y ln x) y ( ln x) ( ln x) ln x IV.4.6 Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk Untuk menentukan metode paling tepat yang akan digunakan dalam perencanaan, diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi dan keadaan perkembangan kota di masa yang akan datang. Koefisien korelasi dan standar deviasi diperoleh dari hasil analisa dan perhitungan data kependudukan yang ada dengan data penduduk dari perhitungan metode proyeksi yang digunakan. Korelasi, r, dapat dihitung dengan menggunakan rumus : r = ( Pn Pr ) ( Pn P) ( P P ) n r PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 4

Kriteria korelasi adalah sebagai berikut : r < 0, korelasi kuat, tetapi bernilai negatif dan hubungan diantara keduanya berbanding terbalik. r = 0, kedua data tidak memiliki hubungan. r > 1, terdapat hubungan positif dan diperoleh korelasi yang kuat, diantara kedua variabel memiliki hubungan yang berbanding lurus. Standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus : STD 1 [ n /n] ( P P) ( P P) n = n Metode proyeksi yang dipilih adalah metode dengan nilai standar deviasi terendah dan koefisien korelasi paling besar. Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi kota di masa mendatang juga dijadikan acuan dalam menentukan metode proyeksi. Pada umumnya fungsi sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan pertambahan penduduk di masa mendatang. IV.4.7 Pemilihan Proyeksi Jumlah Penduduk Dengan menggunakan lima metode yang telah dijelaskan sebelumnya maka diperoleh hasil proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 05 yang ditunjukkan oleh tabel IV.1. Rincian perhitungan diberikan pada bagian lampiran B. Berdasarkan tabel IV.1 dapat ditentukan salah satu metode yang digunakan sebagai acuan untuk proyeksi penduduk adalah metode eksponensial karena menunjukkan nilai korelasi yang kuat dan standar deviasi paling kecil. Hasil proyeksi penduduk selama periode perencanaan ditunjukkan oleh tabel IV. dan gambar IV.1. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 5

Tabel IV. 1 Analisa Statistik Jumlah Penduduk di Wilayah Perencanaan Metode Proyeksi Tahun Regresi Aritmatika Geometrik Linear Eksponensial Logaritmik 1996 45.13 45.13 39.713 40.14 36.389 1997 48.68 48.169 43.385 43.577 45.498 1998 51.41 51.53 47.058 47.061 50.87 1999 54.556 54.375 50.731 50.594 54.608 000 57.700 57.536 54.403 54.178 57.541 001 60.845 60.736 58.076 57.813 59.937 00 63.989 63.976 61.748 61.501 61.963 003 67.133 67.56 65.41 65.41 63.717 004 70.78 70.577 69.093 69.034 65.65 005 73.4 73.940 7.766 7.88 66.650 r 0,660573 0,683897 0,86500 0,83364 0,436635 r 0,81756 0,86981 0,90910 0,91340 0,660784 STD 5.65,6733 5.168,6393 4.168,3869 4.058,3676 6.507,6553 Sumber : Lampiran B Gambar IV. 1 Proyeksi Penduduk di Daerah Perencanaan PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 6

Tabel IV. Proyeksi Jumlah Penduduk di Wilayah Perencanaan Metode Proyeksi Tahun Regresi Aritmatika Geometrik Linear Eksponensial Logaritmik 1996 45.13 45.13 39.713 40.14 36.389 1997 48.68 48.169 43.385 43.577 45.498 1998 51.41 51.53 47.058 47.061 50.87 1999 54.556 54.375 50.731 50.594 54.608 000 57.700 57.536 54.403 54.178 57.541 001 60.845 60.736 58.076 57.813 59.937 00 63.989 63.976 61.748 61.501 61.963 003 67.133 67.56 65.41 65.41 63.717 004 70.78 70.577 69.093 69.034 65.65 005 73.4 73.940 7.766 7.88 66.650 006 76.566 77.344 76.439 76.785 67.903 007 79.711 80.790 80.111 80.743 69.046 008 8.855 84.79 83.784 84.758 70.098 009 85.999 87.811 87.456 88.831 71.07 010 89.144 91.388 91.19 9.96 71.979 011 9.88 95.009 94.801 97.15 7.87 01 95.43 98.675 98.474 301.40 73.64 013 98.576 30.386 30.147 305.71 74.375 014 301.71 306.143 305.819 310.085 75.085 015 304.865 309.948 309.49 314.519 75.760 016 308.009 313.799 313.164 319.018 76.401 017 311.154 317.698 316.837 33.580 77.01 018 314.98 31.646 30.509 38.08 77.596 019 317.44 35.643 34.18 33.90 78.156 00 30.587 39.689 37.855 337.663 78.69 01 33.731 333.786 331.57 34.493 79.08 0 36.875 337.934 335.00 347.391 79.704 03 330.00 34.133 338.87 35.360 80.181 04 333.164 346.385 34.545 357.399 80.643 05 336.308 350.689 346.17 36.511 81.088 06 339.453 355.047 349.890 367.695 81.519 07 34.597 359.458 353.563 37.954 81.936 08 345.741 363.95 357.35 378.88 8.341 09 348.885 368.447 360.908 383.698 8.733 Sumber : Lampiran B PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 7

Selain dengan menggunakan hasil analisa regresi, proyeksi penduduk juga dilakukan dengan mempertimbangkan Rencana Umum Tata Ruang dan Wilayah yang telah ditetapkan untuk wilayah perencanaan. Lahan yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal/pemukiman akan mempengaruhi daya tampung penduduk di suatu wilayah. Ada beberapa asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah penduduk maksimal yang dapat ditampung oleh suatu wilayah yaitu : 1. Jumlah jiwa per umpi adalah 3-4 orang.. Rumah terbagi menjadi 3 kavling yaitu besar (180 m ), sedang (10 m ) dan kecil (60 m ). 3. Komposisi jumlah kebutuhan menurut tipe rumah didasarkan pada perbandingan 1 : 3 : 6. 4. Luas kebutuhan lahan perumahan belum termasuk kebutuhan lahan untuk fasilitas umum dan prasarana penunjang, sebagai acuan digunakan perbandingan 60 : 40 dari luas total lahan kering yang ada (tahun 005). Pada Buku Indramayu dalam Angka dituliskan bahwa lahan yang tersedia untuk tiap kecamatan terdiri atas dua jenis yaitu lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah digunakan untuk kegiatan persawahan sedangkan lahan kering dimanfaatkan sebagai prasarana aktivitas penduduk seperti pemukiman dan pembangunan sarana umum. Menurut data dari Buku Indramayu dalam Angka, lahan kering di daerah perencanaan memiliki luas total sebesar 46,79 km. Berdasarkan luas ini maka lahan yang dapat digunakan sebagai pemukiman adalah 8,074 km. Dengan menggunakan asumsi yang telah ditetapkan di atas maka : 1. Total luas lahan yang dapat digunakan untuk setiap tipe rumah. Besar : Sedang : Kecil : 1 10 3 10 8,074 km 8,074 km 6 8,074 km 10 =,8074 km = 8,4 km = 16,8444km =.807.400 m = 8.4.00 m = 16.844.400 m PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 8

. Jumlah rumah yang dapat dibangun untuk setiap lahan peruntukan..807.400 m Besar : = 15.597 rumah 180 m 8.4.00 m Sedang : = 70.185 rumah 10 m 16.844.400 m Kecil : = 80.740 rumah 60 m Total rumah yang ada di lahan perkotaan adalah 366.5 rumah. Dengan asumsi jumlah jiwa per umpi adalah 4 orang maka total penduduk maksimal yang dapat ditampung oleh wilayah perencanaan adalah 1.466.087 jiwa. Berdasarkan hasil analisa regresi, jumlah penduduk pada akhir periode perencanaan adalah 383.698 jiwa. Jumlah penduduk ini tidak melebihi jumlah penduduk maksimal yang dapat ditampung oleh wilayah perkotaan daerah perencanaan berdasarkan asumsi di atas, sehingga hasil proyeksi dengan menggunakan analisa regresi eksponensial dapat digunakan. Pola pertumbuhan penduduk yang mengikuti pola eksponensial yaitu peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat, sangat sesuai dengan fungsi daerah perencanaan sebagai kota penyangga kehidupan perkotaan di Kabupaten Indramayu. IV.5 Proyeksi Fasilitas Umum dan Sosial Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk menentukan kebutuhan air non domestik. Proyeksi dilakukan dengan mengacu kepada karakteristik wilayah perencanaan, RUTR yang telah ditetapkan dan standar penduduk pendukung untuk setiap fasilitas umum dan fasilitas sosial yang telah ditetapkan oleh Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Indramayu. IV.5.1 Fasilitas Pendidikan Secara umum, fasilitas pendidikan telah mencukupi kebutuhan dan penyebarannya cukup merata karena semua desa telah memiliki SD. Penambahan SD tidak diprioritaskan karena pemenuhan kebutuhan akan PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 9

SD diperkirakan masih dapat ditampung dengan meningkatkan jumlah ruang di SD yang sudah ada, namun untuk mempermudah perhitungan, hal tersebut akan diperhitungkan sebagai penambahan SD baru. Sama halnya dengan fasilitas SD, jumlah fasilitas TK, SMP, SMU/SMK, Madrasah dan Pondok Pesantren pun perlu ditingkatkan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan berkembangnya tingkat kehidupan penduduk maka diperkirakan pada 5-10 tahun mendatang akan dibangun sebuah sekolah akademi, dan hingga 0 tahun mendatang diperkirakan terdapat sekolah akademi dengan skala kecil, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan di tingkat regional. Hasil proyeksi fasilitas pendidikan ditunjukkan oleh tabel IV.3. Tabel IV. 3 Proyeksi Fasilitas Pendidikan di Daerah Perencanaan Fasilitas Pendidikan Standar Penduduk Jumlah Fasilitas (unit) Pendukung (jiwa) 005 014 019 04 09 Madrasah 5000 43 49 5 56 60 Pondok Pesantren 5000 19 3 5 7 TK 000 4 7 9 31 34 SD 500 119 135 145 156 167 SMP 4800 1 4 6 8 30 SMA 4800 6 7 7 8 8 SMK 4800 5 6 6 7 7 Sekolah Akademi 75000 0 1 1 IV.5. Fasilitas Peribadatan Fasilitas peribadatan sudah cukup menyebar dan memenuhi kebutuhan. Penambahan fasilitas perlu dilakukan akibat tuntutan pertambahan jumlah penduduk. Fasilitas yang perlu dikembangkan adalah masjid, langgar, dan musholla, karena mayoritas penduduk wilayah perencanaan beragama Islam. Penduduk yang beragama Kristen, Budha, dan Hindu memiliki jumlah yang sangat kecil, sehingga selama jangka waktu 0 tahun mendatang diperkirakan hanya memerlukan penambahan fasilitas peribadatan masing-masing satu buah Gereja Protestan, Gereja Katholik, dan Vihara. Hasil proyeksi fasilitas peribadatan ditunjukkan oleh tabel IV.4. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 10

Tabel IV. 4 Proyeksi Fasilitas Peribadatan di Daerah Perencanaan Fasilitas Peribadatan Standar Penduduk Jumlah Fasilitas (unit) Pendukung (jiwa) 005 014 019 04 09 Masjid 15000 131 149 160 17 184 Langgar 3000 47 536 576 618 664 Musholla 3000 49 56 60 64 69 Gereja Protestan 100000 4 5 5 5 6 Gereja Katolik 100000 3 3 Vihara 100000 3 3 IV.5.3 Fasilitas Kesehatan Fasilitas ini dikembangkan dengan pertimbangan utama memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada penduduk, dengan penyebaran yang merata. Hingga saat ini fasilitas yang ada sudah mencukupi kebutuhan. Walaupun demikian, peningkatan jumlah fasilitas kesehatan masih harus dilakukan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya taraf hidup. Hasil proyeksi fasilitas kesehatan ditunjukkan oleh tabel IV.5. Tabel IV. 5 Proyeksi Fasilitas Kesehatan di Daerah Perencanaan Fasilitas Kesehatan Standar Penduduk Jumlah Fasilitas (unit) Pendukung (jiwa) 005 014 019 04 09 Puskesmas 10000 7 8 9 9 10 Puskesmas Pembantu 30000 8 9 10 10 11 Rumah sakit 150000 4 5 5 5 6 Rumah sakit bersalin 15000 3 4 4 4 5 Balai pengobatan 4000 6 7 7 8 8 Apotik 10000 9 10 11 1 13 IV.5.4 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Pada umumnya fasilitas perdagangan dan jasa dibangun di tempat yang strategis dimana pusat kegiatan ekonomi berlangsung, dan biasanya berada di tepi jalan raya. Hal tersebut merupakan pilihan yang tepat, karena dengan aktivitas yang terpusat memberikan kemudahan kepada penduduk PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 11

dalam berinteraksi dan mobilisasi. Namun kendala yang timbul adalah meningkatnya tingkat kemacetan. Oleh karena itu perlu dilakukan antisipasi agar kemacetan tidak terjadi, yaitu dengan memberikan lahan yang cukup sebagai sarana pendukung fasilitas perdagangan dan jasa. Berdasarkan fungsi kota yang tertulis dalam perencanaan Tata Ruang Kota Indramayu oleh Bapeda Indramayu, untuk wilayah Sukra (termasuk Patrol), Anjatan, dan Haurgeulis ditentukan sebagai wilayah yang berfungsi sebagai pusat pelayanan sosial, perdagangan, dan jasa skala kecamatan. Oleh karena itu dalam perkembangannya tidak terlalu signifikan. Jumlah fasilitas perdagangan dan jasa hingga 0 tahun mendatang disesuaikan dengan jumlah penduduk saat itu, sehingga kebutuhan penduduk dapat tercukupi. Hasil proyeksi fasilitas perdagangan dan jasa dapat ditunjukkan tabel IV.6. Tabel IV. 6 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Daerah Perencanaan Fasilitas Perdag&Jasa Standar Penduduk Jumlah Fasilitas (unit) Pendukung (jiwa) 005 014 019 04 09 Bank 1500 5 6 6 7 7 Pelayanan Telepon 1500 3 3 4 4 4 Pelayanan Pos 30000 3 3 Pelayanan PLN 1500 3 3 4 4 4 Kantor Polisi 30000 3 3 Perkantoran 1500 10 11 1 13 14 Terminal 100000 1 1 1 1 1 Stasiun kereta api 100000 1 1 1 1 1 Pasar 30000 3 3 4 4 4 Restoran 8 9 10 10 11 Koperasi 1500 5 6 6 7 7 Minimarket 6 7 7 8 8 IV.5.5 Fasilitas Umum, Rekreasi dan Olahraga Fasilitas umum berupa fasilitas pemerintahan seperti kantor kecamatan dan kantor desa, jumlahnya disesuaikan dengan jumlah instansi yang ada serta disesuaikan juga dengan jumlah penduduk pendukung hingga 0 tahun mendatang. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 1

Saat ini daerah perencanaan memiliki satu buah GOR (Gelanggang Olah Raga) dan diperkirakan hingga 0 tahun mendatang fasilitas tersebut masih dapat mencukupi kebutuhan penduduknya. Oleh karena itu tidak diperlukan penambahan GOR. Sedangkan untuk fasilitas kolam renang, belum terbangun hingga kini, sehingga dirasa perlu untuk melakukan pembangunan satu buah kolam renang beserta fasilitas pendukungnya agar penduduk di daerah perencanaan mendapatkan kemudahan jika sewaktuwaktu membutuhkannya. Taman dan tempat rekreasi di daerah Pantura bagian barat khususnya di Kecamatan Sukra (termasuk Kecamatan Patrol), Anjatan, dan Haurgeulis memang masih jarang ditemukan. Hingga saat ini, hanya terdapat satu buah tempat rekreasi yang terletak di Kecamatan Patrol (tahun 005) yaitu Laut Tegaltaman. Untuk menambah keindahan kota, direncanakan akan dibangun sebuah taman kota yang terletak di Kecamatan Haurgeulis. Sebagai sarana pendukung terhadap perkembangan kota yang mengakibatkan semakin banyaknya pengunjung luar kota yang datang, maka akan dibangun dua buah hotel/penginapan. Selain itu fasilitas pendukung kota yang lain diantaranya yaitu bioskop dan balai pertemuan. Hasil proyeksi fasilitas umum, rekreasi dan olahraga ditunjukkan oleh tabel IV.7. Tabel IV. 7 Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi dan Olahraga di Daerah Perencanaan Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga Standar Penduduk Jumlah Fasilitas (unit) Pendukung (jiwa) 005 014 019 04 09 Kantor Kecamatan 100000 3 4 4 4 4 Kantor Desa 10000 38 43 46 50 53 Balai pertemuan 4000 0 1 1 1 1 Tempat rekreasi 1 1 1 1 1 Taman 0 1 1 1 1 Bioskop - 0 1 1 1 1 Hotel/penginapan 55000 0 GOR 30000 1 1 1 1 1 Kolam renang 100000 0 1 1 1 1 PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 13

IV.5.6 Fasilitas Kegiatan Industri Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan di bidang industri, diperkirakan pada daerah perencanaan akan banyak bermunculan industriindustri baik skala besar, sedang, maupun kecil/rumah tangga. Akan tetapi hal tersebut masih dapat terkendali, karena daerah perencanaan akan dipertahankan sebagai daerah pertanian, dan fungsinya sebagai wilayah skala kecamatan. Oleh karena itu peningkatan jumlah industri di daerah perencanaan tidak terlalu signifikan. Hasil proyeksi fasilitas kegiatan industri ditunjukkan oleh tabel IV.8. Tabel IV. 8 Proyeksi Fasilitas Kegiatan Industri di Daerah Perencanaan Standar Penduduk Jumlah Fasilitas (unit) Kegiatan Industri Pendukung (jiwa) 005 014 019 04 09 Industri kecil - 1 18 7 30 45 Industri sedang - 0 5 10 15 0 Industri besar - 0 1 1 IV.6 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Proyeksi kebutuhan air minum dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat menunjang atau menyebabkan pertambahan kebutuhan air minum. Faktor-faktor tersebut adalah : Pertambahan jumlah penduduk Tingkat sosial ekonomi penduduk Keadaan iklim daerah setempat Rencana daerah pelayanan dan perluasannya Untuk memperkirakan kebutuhan air minum kota maka dapat diklasifikasikan beberapa jenis pemakaian air yaitu adalah : 1. Pemakaian untuk kebutuhan domestik/rumah tangga. Pemakaian untuk kebutuhan nondomestik 3. Pemakaian untuk keperluan perkotaan IV.6.1 Standar Kebutuhan Air Minum Untuk menentukan besarnya kebutuhan air minum maka dapat digunakan standar kebutuhan air. Ada berbagai macam standar kebutuhan seperti PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 14

standar yang telah ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dalam Petunjuk Teknis Tata Cara Rancangan Teknik Bidang Air Minum. Standar kebutuhan air minum ditunjukkan oleh tabel IV.9. Tabel IV. 9 Standar Kebutuhan Air Minum No Jenis Pemakaian Kebutuhan 1 Sambungan Rumah 150 L/org/hari Hidran Umum 30 L/org/hari 3 Sekolah 10 L/murid/hari 4 Kantor 10 L/pegawai/hari 5 Rumah Sakit 00 L/tt/hari 6 Puskesmas 000 L/unit/hari 7 Pasar 1 m 3 /hektar/hari 8 Restoran 100 L/kursi/hari 9 Hotel/Penginapan 150 L/tt/hari Sumber : PU Cipta Karya, 1998 Tabel IV. 10 Pedoman Perencanaan Jumlah Konsumsi Air (dalam L/org/hari) Selain standar yang telah ditetapkan oleh PU, digunakan juga berbagai standar kebutuhan air minum seperti yang diberikan pada lampiran C. Untuk menentukan jumlah konsumsi air dapat juga digunakan pedoman perencanaan penentuan jumlah konsumsi air yang diberikan oleh Iwaco- Waseco seperti ditunjukkan oleh tabel IV.10. Populasi Domestik Non Kehilangan Ratarata Ratarata SR HU Domestik Air >1000000 10 30 10 7 78 40 500000-1000000 170 30 100 40 35 175 100000-500000 150 30 90 7 9 146 0000-100000 90 30 60 1 18 90 <0000 60 30 45.5 1 60 Sumber : Iwaco-Waseco, 1990 PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 15

IV.6. Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air domestik ialah pemakaian air untuk aktivitas di lingkungan rumah tangga. Penyediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga dihitung berdasarkan : Jumlah penduduk Persentase jumlah penduduk yang akan dilayani Teknik pelayanan kebutuhan air Pemakaian air oleh penduduk Berdasarkan teknik pelayanan air minum maka kebutuhan air domestik terbagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Sambungan Rumah. Hidran Umum IV.6..1 Kebutuhan Air untuk Sambungan Rumah Sambungan rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang menyediakan air langsung ke rumah-rumah dengan menggunakan sambungan pipa-pipa distribusi air melalui water meter dan instalasi pipa yang dipasang di dalam rumah. Pelayanan air minum dengan menggunakan sambungan rumah ditujukan bagi warga yang telah menempati rumah permanen. Golongan masyarakat ini akan sanggup membayar air untuk mendapatkan air bersih demi kesehatan. Biasanya yang termasuk golongan ini adalah golongan ekonomi kelas menengah hingga atas. Selama periode perencanaan, diperkirakan jumlah rumah permanen akan meningkat sesuai dengan fungsi wilayah yaitu sebagai pusat industri dan permukiman. Fungsi wilayah ini berpengaruh kepada perekonomian masyarakat yang diperkirakan akan meningkat. Proyeksi kebutuhan air untuk sambungan rumah ditunjukkan oleh tabel IV.11. Tabel IV. 11 Proyeksi Kebutuhan Air untuk Sambungan Rumah di Wilayah Perencanaan Satuan 005 014 019 04 09 Jumlah Penduduk jiwa 788 310085 3390 357399 383698 PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 16

Persentase % 0 50 60 70 80 Jumlah Penduduk SR jiwa 54576 15504 199741 50179 306959 Kebutuhan Standar l/o/hr 100 110 10 130 140 Jumlah Kebutuhan Air l/hr 5457635 17054655 3968964 353307 497405 Sumber : Lampiran C IV.6.. Kebutuhan Air untuk Hidran Umum Hidran umum adalah jenis sambungan yang menyediakan air melalui kran yang dipasang di suatu tempat tertentu agar mudah dipergunakan oleh masyarakat umum untuk mencukupi kebutuhan mandi, cuci dan minum. Pelayanan air minum ini ditujukan bagi masyarakat dengan golongan ekonomi bawah atau menempati rumah non permanen yaitu rumah yang terbuat dari bambu atau kayu. Golongan ini berpenghasilan rendah dan lebih mengutamakan penggunaan air tanah yang bebas biaya sehingga tingkat penggunaan air dengan sumber air permukaan akan menjadi sangat rendah karena memerlukan biaya. Jumlah penduduk yang menempati rumah non permanen di masa mendatang akan mengalami penurunan karena diperkirakan akan terjadi peningkatan kondisi perekonomian masyarakat. Proyeksi kebutuhan air untuk hidran umum ditunjukkan oleh tabel IV.1. Tabel IV. 1 Proyeksi Kebutuhan Air untuk Hidran Umum di Wilayah Perencanaan Satuan 005 014 019 04 09 Jumlah Penduduk jiwa 788 310085 3390 357399 383698 Persentase % 80 50 40 30 0 Jumlah Penduduk HU jiwa 18305 15504 133161 1070 76740 Kebutuhan Standar l/o/hr 30 30 40 40 50 Jumlah Kebutuhan Air l/hr 654916 465170 536437 488788 3836983 Sumber : Lampiran C IV.6.3 Kebutuhan Air Non Domestik Kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan air yang digunakan oleh berbagai fasilitas penunjang kegiatan masyarakat seperti : 1. Fasilitas Pendidikan PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 17

. Fasilitas Peribadatan 3. Fasilitas Kesehatan 4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa 5. Fasilitas Umum, Rekreasi dan Olahraga 6. Fasilitas Kegiatan industri Jumlah kebutuhan air non domestik selama periode perencanaan ditunjukkan oleh tabel IV.13. Tabel IV. 13 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik di Wilayah Perencanaan Jenis Kebutuhan Air (liter/hari) 005 014 019 04 09 Fasilitas Pendidikan 880150 1007130 108140 1167751 15576 Fasilitas Peribadatan 458500 51009 559347 600507 644696 Fasilitas Kesehatan 14895 1698 181681 195050 09403 Fasilitas Perdag&Jasa 135000 153405 164693 17681 18983 Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga 36500 56987 60738 64766 69091 Fasilitas Kegiatan Industri 15000 77465 17500 187500 43750 Total Kebutuhan Air 1674075 19853 17500 39387 609338 Total Kebutuhan Air (L/det) 19 3 5 8 30 Sumber : Lampiran C IV.6.4 Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota Kebutuhan air untuk keperluan perkotaan terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk : 1. Hidran Kebakaran Hidran kebakaran adalah hidran yang digunakan untuk mengambil air jika terjadi kebakaran. Menurut Al-Layla, kebutuhan air untuk hidran kebakaran dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Q = 3860 P(1 0.01 P) dengan Q = debit kebutuhan (L/menit) P = populasi dalam ribuan Pada perencanaan ini ditentukan bahwa kebutuhan air untuk hidran kebakaran adalah 10 % dari total kebutuhan air.. Tata Kota PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 18

Kebutuhan air untuk tata kota meliputi kebutuhan air bagi pemeliharaan taman-taman di wilayah perencanaan. Jumlah air yang disediakan adalah 5% dari total kebutuhan air. IV.6.5 Rekapitulasi Kebutuhan Air di Wilayah Perencanaan Berdasarkan perhitungan kebutuhan air untuk berbagai keperluan maka total kebutuhan air di wilayah perencanaan dapat diketahui dan ditunjukkan oleh tabel IV.14. Tabel IV. 14 Rekapitulasi Kebutuhan Air di Wilayah Perencanaan Jenis 005 014 019 04 09 Kebutuhan Domestik 1. Sambungan Rumah 5457635 17054655 3968964 353307 497405. Hidran Umum 654916 465170 536437 488788 3836983 Kebutuhan Non Domestik 1. Fasilitas Pendidikan 880150 1007130 108140 1167751 15576. Fasilitas Peribadatan 458500 51009 559347 600507 644696 3. Fasilitas Kesehatan 14895 1698 181681 195050 09403 4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa 135000 153405 164693 17681 18983 5. Fasilitas Umum, Rekreasi dan Olahraga 36500 56987 60738 64766 69091 6. Fasilitas Kegiatan Industri 15000 77465 17500 187500 43750 Kebutuhan Perkotaan 1. Hidran Kebakaran 1368087 369115 3147060 390448 494053. Tata Kota 684044 1184557 1573530 19604 47106 Total Kebutuhan Air (L/hari) 15733003 74480 36191191 45085153 56833605 Total Kebutuhan Air (L/det) 18 315 419 5 658 IV.6.6 Tingkat Pelayanan Periode perencanaan selama 0 tahun terbagi menjadi dua tahap dan setiap tahap berlangsung selama 10 tahun. Tingkat pelayanan air minum di setiap tahap berbeda-beda dan di setiap tahap terjadi peningkatan pelayanan. Kondisi topografi dan tingkat kepadatan penduduk yang berada di wilayah perencanaan menyebabkan keterbatasan dalam pelayanan penyediaan air minum. Berdasarkan faktor-faktor yang PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 19

menentukan daerah pelayanan maka tingkat pelayanan tiap tahap perencanaan adalah sebagai berikut : Tahap I (009-019) : 50 % Tahap II (019-09) : 70 % IV.6.7 Tingkat Kehilangan Air Kehilangan air adalah besarnya selisih air yang diproduksi dengan air yang didistribusikan. Nilai ini perlu diperhitungkan dalam pengolahan air karena dijadikan pedoman untuk melihat performance dari suatu instalasi pengolahan air minum. Semakin besar tingkat kehilangan air maka semakin buruk pula performance dari instalasi pengolahan. Penyediaan air minum dengan jaringan besar biasanya memiliki tingkat kehilangan air yang besar dan sebaliknya. Penyebab kehilangan air terbagi menjadi dua macam yaitu : Fisik Kehilangan air disebabkan oleh jaringan pipa yang sudah rusak, tua dan bocor, kerusakan meter air dan pengaliran air tidak tercatat oleh meter air. Administrasi Kehilangan air disebabkan oleh keberadaan sambungan ilegal dan ketidakakuratan dalam pencatatan administratif. Tingkat kehilangan air pada perencanaan ini untuk setiap tahap diperkirakan sebagai berikut : Tahap I : 0 % Tahap II : 15 % IV.6.8 Fluktuasi Kebutuhan Air Jumlah pemakaian air oleh masyarakat untuk setiap waktu tidak berada dalam nilai yang sama. Aktivitas manusia yang berubah-ubah untuk setiap waktu menyebabkan pemakaian air selama satu hari mengalami perubahan naik dan turun atau dapat disebut juga berfluktuasi. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 0

Fluktuasi pemakaian air terbagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Pemakaian hari maksimum Pemakaian hari maksimum merupakan jumlah pemakaian air terbanyak dalam satu hari selama satu tahun. Debit pemakaian hari maksimum digunakan sebagai acuan dalam membuat sistem transmisi air baku air minum. Perbandingan antara debit pemakaian hari maksimum dengan debit rata-rata akan menghasilkan faktor maksimum, f m.. Pemakaian jam puncak Pemakaian jam maksimum menunjukkan besarnya pengaliran maksimum pada saat jam puncak. Dengan mengetahui nilai pemakaian jam maksimum maka pengoperasian sistem distribusi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. Perbandingan antara debit pemakaian jam maksimum dengan debit rata-rata akan menghasilkan faktor puncak, f p. Nilai f m dan f p telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya seperti yang ditunjukkan oleh tabel IV.15. Tabel IV. 15 Nilai Faktor Maksimum dan Faktor Puncak untuk Beberapa Kategori Kota Faktor Faktor Kategori Jumlah Penduduk Maksimum Puncak Kota (f m ) (f p ) Metro >1000000 1.1 1.5 Besar 500000-1000000 1.1 1.5 Sedang 100000-500000 1.1 1.5 Kecil 0000-100000 1.1 1.5 Desa <0000 1.1 1.5 Sumber : DPU Cipta Karya, 1998 Berdasarkan tabel IV.15 maka nilai f m dan f p pada perencanaan ini adalah 1,1 dan 1,5. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV 1

IV.6.9 Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani Dalam usaha penyediaan air minum, kebutuhan air minum di wilayah perencanaan tidak dapat dilayani secara keseluruhan. Berdasarkan tingkat pelayanan, kebocoran dan nilai fluktuasi yang direncanakan maka dapat diketahui jumlah kebutuhan air terlayani. Nilai ini ditunjukkan oleh tabel IV.16. Tabel IV. 16 Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani di Wilayah Perencanaan Uraian Satuan 014 019 04 09 Total Kebutuhan Air L/det 315 419 5 658 Tingkat Pelayanan Persentase % 40 50 60 70 Kebutuhan Air Terlayani L/det 16,13 09,44 313,09 460,46 Tingkat Kehilangan Air Persentase % 3 0 18 15 Debit Kehilangan L/det 9,01 41,89 56,36 69,07 Kebutuhan Air Rata-rata L/det 155,14 51,33 369,45 59,53 Kebutuhan Hari Maksimum L/det 170,66 76,46 406,39 58,48 Kebutuhan Jam Puncak L/det 3,7 376,99 554,17 794,9 PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU IV