ARAH KEBIJAKAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2018

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017

FORMAT USULAN RENCANA KEGIATAN PROPOSAL DAK TA. 2017

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENU KEGIATAN DAN DATA TEKNIS DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2017

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

KEBIJAKAN OPERASIONAL DAK BIDANG AIR MINUM SANITASI. Pulau Sumatera dan Pulau Jawa Jakarta, 4 April 2018

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAK BIDANG SANITASI T.A. 2017

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAK BIDANG AIR MINUM T.A. 2017

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

Kasubdit Pengembangan Kapasitas Keuangan Daerah, Direktorat Otda Bappenas

ARAH KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DALAM RANCANGAN RKP 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BAPPEDA Planning for a better Babel

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 80 Miliar Kembangkan Infrastruktur Kampung Wisata di Tanjung Lesung

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH STRUKTUR ORGANISASI TIM KOORDINASI PUSAT,

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

SOSIALISASI USULAN APBN TAHUN 2OI8 DALAM APLIKASI E-MUSRENBANG BAPPENAS 2O17. KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KAMPAR Ir. AZWAN, M.Si

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016

Siaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017

STRATEGI PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SPAM PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

ARAH KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK DALAM RKP TAHUN 2017

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SANITASI DI INDONESIA

2 PERENCANAAN 3 PENGANGGARAN 4 PROGRES 5 PERMASALAHAN 2

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH, MEKANISME PELAPORAN DAN FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SKPD DAK TIM KOORDINASI

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Bappeda Provinsi Sumatera Selatan

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH JAWA, BALI, NUSA TENGGARA BARAT

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RENJA K/L TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Direktur Otonomi Daerah Kementerian PPN/Bappenas

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

APBD I DPKP CK APBD II DAK AM SR X 5 JIWA = JIWA (1)

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN

POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

RUMUSAN RAPAT REGIONAL DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Yogyakarta, Juni 2015

Bangun Infrastruktur di Destinasi Wisata, Kementerian PUPR Mengacu Pada Rencana Induk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA

REKAPITULASI USULAN KEGIATAN PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (UKPPD) TAHUN 2014 JAWA BARAT FORM F0 ISU STRATEGIS

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA

Arah Kebijakan Program PPSP Kick off Program PPSP Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN

Rakor Evaluasi TA 2016 & Persiapan TA 2017 Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SPAM PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BIDANG PEREKONOMIAN PERWUJUDAN INDONESIA SENTRIS DAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN SECARA MERATA

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya

Mekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017

Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN...

MULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL

Transkripsi:

ARAH KEBIJAKAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2018 DISAMPAIKAN PADA: SOSIALISASI DAN PELATIHAN APLIKASI E-PLANNING DAK BAPPENAS, 10-21 APRIL 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1

OUTLINE KEBIJAKAN UMUM PENYELENGGARAAN DAK TA. 2018 ARAH KEBIJAKAN, LOKASI PRIORITAS DAN MENU KEGIATAN DAK BIDANG INFRASTRUTKUR TA. 2018 TIM KOORDINASI DAK BIDANG INFRASTRUTKUR 2

KEBIJAKAN UMUM PENYELENGGARAAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2018 3

LANDASAN HUKUM DAK INFRASTRUKTUR UNDANG-UNDANG a. UU 33 / 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah b. UU 23 / 2014 tentang Pemerintahan Daerah c. UU Nomor. tahun 2017 tentang APBN 2018 PERATURAN PEMERINTAH a. PP 55 / 2005 tentang Dana Perimbangan PERATURAN PRESIDEN a. Perpres / 20 tentang RKP Tahun 20 b. Perpres 2 / 2015 tentang RPJMN 2015-2019 c. Perpres /2017 tentang Rincian APBN TA 2018 d. Perpres./2017 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik PERATURAN MENTERI a. Peraturan Menteri PUPR./PRT/M/2016 tentang Petunjuk Opersional Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur b. Permen PUPR 14 / 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota c. Permen PU 01 / 2014 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang d. PMK.. / 2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa 4

10 PRIORITAS NASIONAL 30 PROGRAM PRIORITAS Tema Rancangan RKP 2018: Memacu Investasi dan Memantapkan Pembangunan Infrastruktur Untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas 1. Pendidikan (Prioritas Nasional) Pendidikan Vokasi (Program Prioritas) Peningkatan kualitas guru 2. Kesehatan Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Preventif dan Promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) 3. Perumahan dan Pemukiman Penyediaan Perumahan Layak Air Bersih dan Sanitasi 4. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10) Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (dari 10) Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14) Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi 5. Ketahanan Energi EBT dan Konservasi Energi Pemenuhan Kebutuhan Energi Sumber: Bappenas, Rapat 23 Desember 2016 6. Ketahanan Pangan Peningkatan Produksi pangan Pembangunan sarana dan prasarana pertanian (termasuk irigasi) 7. Penanggulangan Kemiskinan Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi 8. Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (darat, laut, udara, dan inter-moda) Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika 9. Pembangunan wilayah Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal Pembangunan Perdesaan Reforma Agraria Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (a.l Kebakaran Hutan) Percepatan Pembangunan Papua 10. Politik, Hukum, dan Pertahanan Keamanan Penguatan Pertahanan Stabilitas Politik dan Keamanan Kepastian Hukum 5 Reformasi Birokrasi

PRIORITAS NASIONAL KM H Nanga Badau Danau Sentarum 43 KAB. PERBATASAN 333 KAWASAN KUMUH 39 Long Pahan gai KAB/KOTA TRANSMIGRASI Long Nawan g Long Midang 14 KAWASAN INDUSTRI/KEK PRIORITAS 88 KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL PENGALOKASIAN DAK TA.2018 180 DAERAH TERTINGGAL 13 PROVINSI LUMBUNG PANGAN 95 DAERAH KEPULAUAN 6

JENIS DAK TA. 2018 DAK DAK REGULER 1. Pendidikan 2. Kesehatan dan KB 3. Air Minum 4. Sanitasi 5. Perumahan dan Pemukiman 6. Pasar 7. IKM 8. Pertanian 9. Kelautan dan Perikanan 10.Pariwisata 11.Jalan Opened Menu Mendukung SPM dan ketersediaan sarana dan prasarana untuk pencapaian Program Presiden Ekonomi Berkeadilan DAK AFIRMASI 1. Kesehatan (Puskesmas) 2. Perumahan dan Permukiman 3. Transportasi 4. Pendidikan 5. Air Minum 6. Sanitasi Opened Menu Mendukung Daerah Perbatasan, Tertinggal, Terpencil, Kepulauan dan Transmigrasi DAK PENUGASAN 1. Pendidikan (SMK) 2. Kesehatan (RS Rujukan dan RS Pratama) 3. Air Minum 4. Sanitasi 5. Jalan 6. Irigasi 7. Pasar 8. Energi Skala Kecil 9. Lingkungan Hidup dan Kehutanan Closed Menu Mendukung Prioritas Nasional dan Prioritas Daerah Catatan: Opened menu: menu kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis DAK Closed menu: menu kegiatan terbatas dan telah ditetapkan/ sesuai kriteria oleh Bappenas 7

ARAH KEBIJAKAN, LOKASI PRIORITAS DAN MENU KEGIATAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2018 8

ARAH KEBIJAKAN BIDANG IRIGASI DAK PENUGASAN 1. Mendukung target RPJMN 2015-2019 yang menetapkan 3 juta hektar rehabilitasi jaringan irigasi dan 1 juta hektar pembangunan daerah irigasi baru untuk pemenuhan Kedaulatan Pangan baik skala lokal maupun skala nasional sebagaimana tercantum dalam Dimensi Sektor Unggulan yang merupakan salah satu dari 3 Dimensi Pembangunan dan Agenda Prioritas ke-7 Kemandirian Ekonomi dan Nawacita. 2. Mendukung Prioritas Nasional bidang Ketahanan Pangan, dengan cara mempertahankan tingkat layanan, mengoptimalkan fungsi, dan membangun prasarana sistem irigasi yang menjadi kewenangan Provinsi/Kabupaten/Kota khususnya daerah lumbung pangan nasional. 9

LOKASI PRIORITAS BIDANG IRIGASI DAK PENUGASAN 1. 18 (delapan belas) Provinsi daerah penghasil padi tertinggi nasional berdasarkan ATAP 2015 BPS yaitu: Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Bali. 2. 153 (seratus lima puluh tiga) Kabupaten/Kota sentra produksi beras dengan produksi padi diatas rata-rata produksi padi Kabupaten/Kota se Indonesia. 3. Mendukung daerah afirmasi terpilih, yaitu Daerah Tertingggal dan Kawasan Perbatasan yang memiliki Daerah Irigasi (D.I.) kewenangan berdasarkan Permen PUPR No. 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi. 4. Tetap memperhatikan Daerah lainnya sepanjang mempunyai Daerah Irigasi (D.I.) kewenangan berdasarkan Permen PUPR No. 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi dalam rangka untuk mendukung ketahanan pangan pada skala lokal. 10

RUANG LINGKUP / MENU KEGIATAN BIDANG IRIGASI DAK PENUGASAN Pembangunan Jaringan Irigasi Merupakan seluruh kegiatan dalam rangka menyediakan sistem irigasi baru di wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasi. Dapat dilakukan jika semua jaringan irigasi yang ada sudah berfungsi dengan baik. Syarat utama pembangunan jaringan irigasi antara lain adalah tersedianya potensi sumber air; kesuburan lahan yang cukup; ada petani penggarap; dan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Peningkatan Jaringan Irigasi Merupakan kegiatan : (1) meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada, atau (2) kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Merupakan kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan layanan irigasi seperti semula. Dapat dilakukan jika kondisi baik suatu jaringan 60%. 11

ARAH KEBIJAKAN BIDANG JALAN DAK REGULER Membantu daerah dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan transportasi melalui peningkatan kemantapan dan keselamatan jalan Provinsi dan Kab/Kota yang menunjang aksesibilitas ke fasilitas-fasilitas pelayanan dasar dan pusat-pusat perekonomian daerah. DAK PENUGASAN Mendukung pencapaian Prioritas Nasional melalui peningkatan konektivitas dan aksesibilitas masyarakat terhadap kawasan strategis nasional dan mendukung pengembangan wilayah di daerah tertinggal dan perbatasan (Lokpri) yang terintegrasi dalam sistem jaringan transportasi nasional (simpul-simpul transportasi dan jalur logistik nasional). 12

LOKASI PRIORITAS BIDANG JALAN DAK REGULER Meningkatkan mantap jalan daerah dalam mendukung konektivitas nasional di: 1. 33 Provinsi, diprioritaskan pada Provinsi yang belum mencapai target jalan mantap; 2. 508 Kab/Kota, diprioritaskan pada Kab/Kota yang belum mencapai target jalan mantap. DAK PENUGASAN 1. Mendukung konektivitas di 33 Provinsi dan 508 Kab/Kota dengan prioritas daerah-daerah yang mendukung : Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN Danau Toba; KSPN Tanjung Kelayang; KSPN Wakatobi; KSPN Borobudur; KSPN Bromo Tengger Semeru; KSPN Labuan Bajo; KSPN Mandalika; KSPN Pulau Morotai; KSPN Tanjung Lesung) Kawasan Industri (KI Morowali; KI Sei Mangkei; KI Kuala Tanjung; KI Teluk Bintuni; KI Bitung; KI Palu; KI Mandor; KI Batulicin; KI Jorong; KI Buli; KI Konawe; KI Bantaeng; KI Ketapang; KI Tanggamus) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (KEK Sei Mangkei; KEK Tanjung Lesung; KEK Palu; KEK Bitung; KEK Mandalika; KEK Morotai; KEK Tanjung Api Api; KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan; KEK Tanjung Kelayang) 2. Debotlenecking di (Tanjung Buton, Dumai, Serang, Gresik, Berau, dan Tanah Kuning (Bulungan) 3. Mendukung aksesibilitas 187 Lokpri di 41 Kab/Kota Perbatasan Negara 4. Mendukung aksesibilitas di 122 Daerah Tertinggal 5. Mendukung konektivitas Simpul transportasi di 65 Kab/Kota. 13

RUANG LINGKUP / MENU KEGIATAN BIDANG JALAN DAK REGULER Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Peningkatan (struktur dan kapasitas) Pembangunan jalan baru beserta pemasangan fasilitas perlengkapan jalan DAK PENUGASAN Peningkatan (struktur dan kapasitas) Pembangunan jalan baru beserta pemasangan fasilitas perlengkapan jalan 14

ARAH KEBIJAKAN BIDANG AIR MINUM Mewujudkan akses universal air minum di tahun 2019 dan pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) serta mendukung program prioritas nasional, melalui: a. Perluasan SPAM melalui pemanfaatan idle capacity Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal, b. Pembangunan SPAM melalui pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum dan peningkatan SPAM BJP tidak terlindungi menjadi SPAM BJP dan SPAM JP terlindungi, dan c. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan prasarana SPAM terbangun. 15

LOKASI PRIORITAS BIDANG AIR MINUM DAK REGULER Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria sebagai berikut: Daerah untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan tingkat cakupan pelayanan air minum. Diperuntukan bagi kabupaten/kota yang masih memiliki gap untuk mencapai akses universal. Lokasi kegiatan (desa/kelurahan/kecamatan) di luar lokasi spesifik DAK Afirmasi dan DAK Penugasan. DAK AFIRMASI Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Daerah Tertinggal (122 daerah tertinggal (kabupaten)). 2. Kawasan Perbatasan (13 Provinsi dan 41 Kabupaten pada 187 Lokasi Prioritas Perbatasan (kecamatan)). 3. Transmigrasi (26 Provinsi dan tersebar di 37 Kabupaten dan 104 Satuan Permukiman (SP) sesuai surat menteri yang menangani urusan desa, dan daerah tertinggal. Selain itu ditujukan untuk 144 kawasan transmigrasi sesuai dengan target RPJMN 2015-2019). 16

LOKASI PRIORITAS BIDANG AIR MINUM DAK PENUGASAN Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (11 KEK). 2. Pariwisata (10 destinasi pariwisata nasional prioritas tahun 2015-2019) Pembangunan sarana SPAM dilakukan pada kawasan permukiman. 3. Kabupaten/kota yang memiliki SPAM Regional 4. Kota Binaan Kementerian PUPR 5. Kawasan Kumuh Sesuai dengan Surat Keputusan Penetapan Kawasan Kumuh yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota atau baseline pemetaan kawasan kumuh Ditjen Cipta Karya. Kegiatan ini diarahkan untuk mendukung penanganan permukiman kumuh perkotaan terutama pada lokasi/kawasan kegiatan KOTAKU/National Slum Upgrading Project (NSUP). 17

RUANG LINGKUP / MENU KEGIATAN BIDANG AIR MINUM DAK REGULER/PENUGASAN/AFIRMASI Perluasan SPAM melalui Pemanfaatan idle capacity SPAM terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal (satuan sambungan rumah-sr dan jiwa terlayani) Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum, dengan pilihan jenis kegiatan: Pembangunan SPAM JP termasuk penyediaan SPAM JP berbasis masyarakat (satuan liter/detik, SR dan jiwa terlayani) Pembangunan SPAM BJP terlindungi atau peningkatan SPAM BJP tidak terlindungi menjadi SPAM BJP terlindungi, dengan pilihan modul: o Sumur dangkal (satuan KK dan jiwa terlayani); o Sumur pompa (satuan KK dan jiwa terlayani); o Bak penampungan air hujan (satuan KK dan jiwa terlayani); o Terminal air (satuan KK dan jiwa terlayani); dan o Bangunan penangkap mata air (satuan KK dan jiwa terlayani). Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan prasarana SPAM terbangun (satuan liter/detik dan jiwa terlayani) 18

ARAH KEBIJAKAN BIDANG SANITASI Mewujudkan akses universal sanitasi di tahun 2019 melalui peningkatan cakupan pelayanan sarana pengelolaan air limbah, yaitu berupa: a. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Limbah Domestik (SPALD) Terpusat berupa penambahan SR terhadap kabupaten/kota yang sudah memiliki sistem terpusat skala kota dan/atau skala permukiman dan pembangunan baru SPALD Terpusat Skala Permukiman; b. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Limbah Domestik (SPALD) Setempat, berupa pembangunan tangki septik individu di perkotaan, pembangunan tangki septik komunal, pengadaan truk tinja, dan peningkatan kualitas sarana sanitasi individual swadaya dari akses dasar menjadi akses layak di desa/kelurahan yang sudah terverifikasi Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun. Pembangunan sanitasi dilakukan dengan berdasarkan pada lokasi prioritas dan rencana pengembangan sistem sanitasi dalam Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK). 19

LOKASI PRIORITAS BIDANG SANITASI DAK REGULER Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Kegiatan DAK yang diusulkan oleh kabupaten/kota harus sudah masuk dalam dokumen SSK. 2. Kegiatan DAK Reguler Sanitasi Tahun 2018 dilakukan di luar lokasi (kecamatan/kelurahan/desa) kegiatan DAK Afirmasi dan DAK Penugasan. DAK AFIRMASI Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Daerah Tertinggal (122 daerah tertinggal (kabupaten)). 2. Daerah Perbatasan (10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan 187 kecamatan yang merupakan lokasi prioritas perbatasan di 43 kabupaten/kota. 3. Transmigrasi (26 Provinsi dan tersebar di 37 Kabupaten dan 104 Satuan Permukiman (SP) sesuai surat menteri yang menangani urusan desa, dan daerah tertinggal. Selain itu ditujukan untuk 144 kawasan transmigrasi sesuai dengan target RPJMN 2015-2019). 4. Daerah yang memiliki dokumen SSK/MMS (Sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). 20

LOKASI PRIORITAS BIDANG SANITASI DAK PENUGASAN Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Diprioritaskan bagi Kabupaten/kota yang memiliki akses sanitasi di bawah rata-rata akses nasional (<67,2%). 2. Kabupaten/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Kegiatan DAK yang diusulkan oleh kabupaten/kota harus sudah masuk dalam dokumen SSK. 3. Penyediaan tangki septik individu perkotaan dan pengadaan truk tinja dilakukan pada kabupaten/kota yang sudah mempunyai IPLT dan sedang membentuk atau sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis). 4. Penambahan pipa pengumpul dan SR dilakukan pada kabupaten/kota yang telah memiliki IPALD terpusat ( skala kota dan permukiman). 5. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak dilakukan pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data STBM. 6. Pembangunan MCK ++ dan jaringan perpipaan dilakukan pada pesantren/lembaga pendidikan agama minimal 300 siswa menetap. 7. Kegiatan penyediaan tangki septik komunal dan pembangunan baru IPALD skala permukiman diprioritaskan pada kawasan kumuh (desa/kelurahan) sesuai dengan SK Penetapan Kawasan Kumuh yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota atau baseline pemetaan kawasan kumuh Ditjen Cipta Karya. 8. Kabupaten/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen SSK. 21

RUANG LINGKUP / MENU KEGIATAN BIDANG SANITASI DAK REGULER Pembangunan baru SPALD Terpusat Skala Permukiman yang terdiri dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) skala permukiman, jaringan pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 50 KK. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman yang terdiri dari IPALD permukiman skala komunal, jaringan pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 50 KK serta parasarana Mandi Cuci Kakus (MCK). Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK). DAK AFIRMASI Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman yang terdiri dari IPALD skala permukiman, jaringan pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 25 KK serta parasarana Mandi Cuci Kakus (MCK). Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK). Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data STBM, satu titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit. 22

RUANG LINGKUP / MENU KEGIATAN BIDANG SANITASI DAK PENUGASAN Pembangunan Sistem Pengelolaan Lumpur Tinja melalui: Pembangunan tangki septik skala individu di perkotaan dengan kepadatan penduduk 150 jiwa/ha, satu titik lokasi/satu KSM minimal 50 unit, khusus untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis). Pengadaan truk tinja maksimal 1 unit truk untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis). Pembangunan MCK ++ dan jaringan perpipaan bagi lembaga pendidikan agama minimal 300 siswa menetap. Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk kabupaten/kota yang telah memiliki IPALD terpusat (skala kota dan permukiman) dengan jumlah penambahan minimal 20 SR. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data STBM, satu titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit. 23

ARAH KEBIJAKAN BIDANG PERUMAHAN DAK REGULER Meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta masyarakat yang terkena dampak pembangunan infrastruktur publik di kawasan permukiman kumuh dan pencegahan permukiman kumuh perkotaan melalui fasilitasi stimulan pembangunan baru maupun peningkatan kualitas rumah secara swadaya. DAK AFIRMASI Meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terhadap hunian layak pada wilayah yang termasuk daerah tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil dan terluar melalui: a. Fasilitasi stimulan pembangunan baru maupun peningkatan kualitas rumah secara swadaya b. Pembangunan rumah khusus di wilayah Papua dan Papua Barat 24

LOKASI PRIORITAS BIDANG PERUMAHAN DAK REGULER Diprioritaskan bagi kabupaten/kota yang memiliki Surat Keputusan Penetapan Kawasan Kumuh yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota atau yang termasuk dalam baseline pemetaan kawasan kumuh Ditjen Cipta Karya. DAK AFIRMASI Diprioritaskan bagi kabupaten/kota yang memenuhi kriteria eligibilitas yaitu daerah yang beririsan dengan daftar 122 daerah tertinggal, 187 lokasi prioritas (lokpri) di 41 Kabupaten Perbatasan Negara, 95 daerah kepulauan, 144 kawasan transmigrasi di daerah tertinggal dan perbatasan dan pulaupulau kecil/terluar, serta khusus untuk pembangunan rumah khusus dilakukan pada kabupaten/kota di wilayah Papua dan Papua Barat. 25

RUANG LINGKUP / MENU KEGIATAN BIDANG PERUMAHAN DAK REGULER 1. Pembangunan baru, apabila rumah yang mengalami rusak total atau seluruh komponen bangunan baik struktural dan non struktural. 2. Peningkatan kualitas, apabila rumah mengalami rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat. 3. Pembangunan baru dan/atau peningkatan kualitas untuk rumah yang terkena dampak pembangunan infrastruktur publik dalam rangka penanganan permukiman kumuh dan/atau pencegahan permukiman kumuh. DAK AFIRMASI 1. Pembangunan baru rumah untuk kebutuhan khusus untuk wilayah Papua dan Papua Barat. 2. Pembangunan baru secara swadaya, apabila rumah yang mengalami rusak total atau seluruh komponen bangunan baik struktural dan non struktural, serta masyarakat yang belum memiliki rumah namun memiliki kavling tanah matang. 3. Peningkatan kualitas secara swadaya, apabila rumah mengalami rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat. 26

TIM KOORDINASI DAK BIDANG INFRASTRUKTUR 27

PENGUATAN PERAN TIM KOORDINASI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM KOORDINASI PUSAT Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Pengendalian Petunjuk teknis; Menu kegiatan; Kriteria teknis dan indeks teknis; Sosialisasi kebijakan DAK, konsultasi program, dan pembinaan daerah. Pemantauan; Percepatan pelaksanaan/ raker DAK. Evaluasi; Rekomendasi ke depan; Laporan akhir tahun TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM KOORDINASI DAERAH Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Pengendalian Review dan verifikasi usulan proposal; Verifikasi data teknis; Harga satuan provinsi; Sosialisasi, diseminasi, dan pembinaan daerah; Verifikasi kesesuaian atas Usulan RK. Pemantauan; Inventarisasi permasalahan DAK. Evaluasi; Rekomendasi ke depan; Laporan triwulanan dan tahunan. 28

CONTOH: STRUKTUR ORGANISASI TIM KOORDINASI DAERAH KETUA Bappeda Provinsi SEKRETARIS Bidang Fisik Prasarana Bappeda Provinsi PEMBINA Balai Besar/ Balai/Satker ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA Bappeda Kabupaten/Kota Dinas Teknis (Bidang Perumahan) Dinas Teknis (Bidang Air Minum, dan Bidang Sanitasi) CONTOH: SK TIM KOORDINASI PENYELENGGARAAN DAK Dinas Teknis (Bidang Jalan) Dinas Teknis (Bidang Irigasi) 29

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 30

DATA TEKNIS DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2018 31

DATA TEKNIS BIDANG JALAN NO DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 1 Panjang jalan provinsi (km) km Merupakan total panjang jalan Status Provinsi berdasarkan SK Gubernur 2 Panjang jalan kabupaten/kota (km) km Merupakan total panjang jalan Status Kabupaten /kota berdasarkan SK Bupati/Walikota 3 Panjang jalan provinsi dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat (km) km Merupakan total panjang jalan Status Provinsi dengan kriteria rusak ringan dan rusak berat sesuai dengan Juknis DAK 4 Panjang jalan kabupaten/kota dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat (km) km Merupakan total panjang jalan Status Kabupaten/Kota dengan kriteria rusak ringan dan rusak berat sesuai dengan Juknis DAK 5 Kinerja jalan % Merupakan persentase peningkatan kondisi mantap dari 6 Prosentase dana APBD untuk menangani Jalan Provinsi/Kabupaten/Kota di luar DAK 7 Karakteristik Kewilayahan: yaitu wilayah prioritas seperti daerah tertinggal, perbatasan, KSN, PKN, PKW, PKSN, KSPN, Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi Khusus, 8 Tingkat Konektivitas dan kebutuhan terhadap konektivitas /keterpaduan sistem jaringan transportasi 9 Tingkat konektivitas dan kebutuhan masyarakat terhadap aksesibilitas ke Pelayanan Dasar 10 Pelaporan Laporan/ e-mon 11 Rasio Jumlah Dana APBD Provinsi yang dialokasi untuk Penanganan Jalan tahun anggaran sebelumnya. % Merupakan kontribusi pendanaan APBD di luar DAK untuk sektor jalan pada provinsi/kabupaten/kota Ya/tidak Merupakan daerah dengan kategori daerah tertinggal, perbatasan, KSN, PKN, PKW, PKSN, KSPN, Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi Khusus, % Merupakan rasio panjang jalan eksisting (poin 1 atau 2) yang masuk kriteria rusak ringan dan rusak berat terhadap panjang jalan eksisting yang menghubungkan simpul-simpul transportasi (bandara, pelabuhan, stasiun, terminal) % Merupakan rasio panjang jalan eksisting yang sudah terbangun (poin 1 atau 2) terhadap rencana panjang jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan Merupakan nilai kinerja pelaksanaan DAK Subbidang Jalan TA. 2017 pada provinsi/kabupaten yang bersangkutan (Data dari Biro PAKLN) % Rasio antara Jumlah Dana APBD provinsi/kabupaten/kota 32 untuk Penanganan Jalan dengan Total APBD provinsi

DATA TEKNIS BIDANG JALAN NO DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 12 Tingkat mobilitas (Panjang Jalan / 1000 Penduduk) % Merupakan perbandingan antara jumlah panjang jalan terhadap 1000 penduduk 13 Tingkat Aksesibilitas (Panjang Jalan / Luas Wilayah) % Merupakan perbandingan antara jumlah panjang jalan terhadap luas wilayah 14 Jumlah Penduduk (^1000 Penduduk) 1000 Penduduk Merupakan jumlah penduduk dalam suatu provinsi/kabupaten/kota 15 Luasan wilayah yang ditangani jalan (A) km2 Merupakan luas wilayah suatu provinsi/kabupaten/kota 16 Jumlah ruas jalan provinsi yang mengakses langsung ke kawasan prioritas nasional (KEK/KI/KSPN/Simpul-simpul Transportasi) 17 Panjang ruas jalan provinsi yang mengakses langsung ke kawasan prioritas nasional (KEK/KI/KSPN/Simpul-simpul Transportasi) 18 Tingkat kemantapan ruas jalan yang berstatus jalan Provinsi/Kab/Kota yang mengakses ke kawasan prioritas nasional (KEK/KI/KSPN) 19 Tingkat kemantapan ruas jalan yang berstatus jalan Provinsi/Kab/Kota yang memiliki Lokasi Prioritas Daerah Perbatasan (Kecamatan) 20 Tingkat kemantapan ruas jalan yang berstatus jalan Provinsi/Kab/Kota yang masuk ke dalam status Daerah Tertinggal 21 Tingkat kemantapan ruas jalan yang berstatus jalan Daerah menuju simpul transportasi 22 Kebutuhan akses jalan yang berstatus jalan Provinsi/Kab/Kota menuju kawasan-kawasan strategis dan simpul transportasi ruas Merupakan Jumlah ruas jalan provinsi yang mengakses langsung ke kawasan prioritas nasional (KEK/KI/KSPN/Simpul-simpul Transportasi) km Merupakan total panjang ruas jalan provinsi yang mengakses langsung ke kawasan prioritas nasional (KEK/KI/KSPN/Simpul-simpul Transportasi) % Merupakan Tingkat kemantapan ruas jalan yang berstatus jalan Provinsi/Kab/Kota yang mengakses ke kawasan prioritas nasional (KEK/KI/KSPN) % Merupakan Tingkat kemantapan ruas jalan yang berstatus jalan Provinsi/Kab/Kota yang memiliki Lokasi Prioritas Daerah Perbatasan (Kecamatan) % Merupakan Tingkat kemantapan ruas jalan yang berstatus jalan Provinsi/Kab/Kota yang masuk ke dalam status Daerah Tertinggal % Merupakan Tingkat kemantapan ruas jalan yang berstatus jalan Daerah menuju simpul transportasi km Merupakan Kebutuhan akses jalan yang berstatus jalan Provinsi/Kab/Kota menuju kawasan-kawasan strategis dan simpul transportasi 33

DATA TEKNIS BIDANG IRIGASI NO. DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 1 Luas Daerah Irigasi Merupakan luasan daerah irigasi yang menjadi a Luas Daerah Irigasi Permukaan hektar kewenangan Daerah berdasarkan Permen PUPR No 14 b Luas Daerah Irigasi Rawa hektar Th 2015, meliputi D.I. Permukaan, D.I. Rawa, c Luas Daerah Irigasi Air Tanah hektar D.I.AirTanah,D.I.Pompa, dan D.I. Tambak. d Luas Daerah Irigasi Pompa hektar e Luas Daerah Irigasi Tambak hektar 2 Kondisi Daerah Irigasi Merupakan kondisi fisik jaringan irigasi yang diketahui berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi di lapangan oleh Daerah yang memiliki kewenangan terhadap suatu Daerah Irigasi. a Luas Daerah Irigasi Permukaan (Rusak Berat) hektar b Luas Daerah Irigasi Permukaan (Rusak Sedang) hektar c Luas Daerah Irigasi Permukaan (Rusak Ringan) hektar d Luas Daerah Irigasi Rawa (Rusak Berat) hektar e Luas Daerah Irigasi Rawa (Rusak Sedang) hektar f Luas Daerah Irigasi Rawa (Rusak Ringan) hektar g Luas Daerah Irigasi Air Tanah (Rusak Berat) hektar h Luas Daerah Irigasi Air Tanah (Rusak Sedang) hektar i Luas Daerah Irigasi Air Tanah (Rusak Ringan) hektar j Luas Daerah Irigasi Pompa (Rusak Berat) hektar k Luas Daerah Irigasi Pompa (Rusak Sedang) hektar l Luas Daerah Irigasi Pompa (Rusak Ringan) hektar m Luas Daerah Irigasi Tambak (Rusak Berat) hektar n Luas Daerah Irigasi Tambak (Rusak Sedang) hektar o Luas Daerah Irigasi Tambak (Rusak Ringan) hektar 3 Pertanaman (IP) Merupakan hitungan rata-rata kali tanam dalam satu a Indeks Pertanaman Padi tahun. Indeks Pertanaman dihitung dengan membagi Luas Tanam dengan Luas Tanam Baku. Luas Tanam merupakan hasil perkalian antara luas lahan dengan frekuensi penanaman dalam 1 tahun. Luas Tanam Baku adalah luas lahan yang ditanami. 34

DATA TEKNIS BIDANG IRIGASI NO. DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 4 Kepedulian Merupakan ukuran keseriusan Daerah dalam mengelola DAK Irigasi. a Alokasi APBD untuk Operasi & Pemeliharaan Jaringan (Rp.) Irigasi, tahun 2016 b Alokasi APBD untuk Operasi & Pemeliharaan Jaringan (Rp.) Irigasi, tahun 2017 c Perda Irigasi Ada/Tidak d Tim Koordinasi Ada/Tidak e Komisi Irigasi Ada/Tidak f RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah) / Ada/Tidak RP2I (Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi) g Operator e-monitoring DAK Ada/Tidak 5 Pelaporan Merupakan proses penyampaian proposal a Isian Form RTI (dalam aplikasi e-mon) Ada/Tidak usulan DAK 2018, dan laporan Triwulan DAK b Proposal Usulan DAK 2018 Ada/Tidak 2017 oleh Kepala Daerah yang menerima DAK c Laporan e-mon terakhir (tanggal) Tanggal Irigasi, yang memuat laporan pelaksanaan d Progres Keuangan DAK 2016 dalam e-mon (status 31 % kegiatan dan penggunaan DAK. Desember 2016) e Progres Fisik DAK 2016 dalam e-mon (status 31 % Desember 2016) f Laporan Triwulanan tertulis (versi cetak) pelaksanaan Ada/Tidak DAK 2017 6 Kriteria Afirmatif Merupakan kriteria untuk menentukan lokasi a Produksi padi 2015 Ton prioritas. b Produksi padi 2016 Ton c Apakah termasuk dalam Kabupaten/Kota daerah Iya/Tidak tertinggal? d Apakah termasuk dalam Kabupaten/Kota Kawasan Iya/Tidak Perbatasan? 35

DATA TEKNIS BIDANG AIR MINUM NO. DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 1 Jumlah penduduk terbaru kabupaten/kota Jiwa dan KK Contoh pengisian : 100.000 jiwa / 20.000 KK 2 Jumlah rumah tangga MBR Jiwa dan KK Contoh pengisian : 100.000 jiwa / 20.000 KK 3 Persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan % Diisi dalam persen 4 Alokasi APBD untuk sektor air minum a Alokasi APBD untuk sektor air minum tahun 2016 Rupiah Contoh pengisian : Rp 500.000.000 (20 % dari Total APBD) b Alokasi APBD untuk sektor air minum tahun 2017 Rupiah Contoh pengisian : Rp 500.000.000 (20 % dari Total APBD) 5 Capaian akses air minum terbaru kabupaten/kota a Total % Persentase total akses air minum kabupaten/kota b Perkotaan % Persentase akses air minum di wilayah perkotaan c Perdesaan % Persentase akses air minum di wilayah perdesaan d Perpipaan % Persentase akses air minum dengan jaringan perpipaan e Non-Perpipaan % Persentase akses air minum dengan jaringan non-perpipaan 6 Idle Capacity PDAM liter/detik Kapasitas sisa yang masih bisa dimanfaatkaan (liter/detik) 7 Ketersediaan RISPAM (Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum) a Tersedia RISPAM (Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Ya/Tidak Apakah sudah memiliki RISPAM? Minum) b Tahun disusunnya RISPAM (Rencana Induk Sistem Diisi tahun penyusunan RISPAM Penyediaan Air Minum) c Status produk hukum RISPAM Jika sudah legal, dituliskan sebagai berikut: Sudah legal (cantumkan nomor perbup/perwali/perda). Jika belum legal, dituliskan sebagai berikut: Belum legal. 8 Ketersediaan Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Air Minum a Tersedia Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Air Ya/Tidak Apakah sudah memiliki Jakstrada Air Minum? Minum b Tahun disusunnya Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Air Minum Diisi tahun penyusunan Kebijakan dan Strategi Daerah 36 (Jakstrada) Air Minum

DATA TEKNIS BIDANG AIR MINUM NO. DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN c Status produk hukum Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Air Minum Jika sudah legal, dituliskan sebagai berikut: Sudah legal (cantumkan nomor perbup/perwali/perda). Jika belum legal, dituliskan sebagai berikut: Belum legal. 9 Ketersediaan Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) a Ketersediaan Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Ya/Tidak Apakah sudah memiliki RAD AMPL? b Tahun disusun RAD AMPL c Status produk hukum RAD AMPL Diisi tahun penyusunan RAD AMPL Jika sudah legal, dituliskan sebagai berikut: Sudah legal (cantumkan nomor perbup/perwali/perda). Jika belum legal, dituliskan sebagai berikut: Belum legal. 10 Kinerja pelaporan DAK Air Minum dan realisasi pembangunan sambungan rumah (SR) dari DAK Air MinumTahun 2016 a Progres Fisik % (dalam Persen) b Jumlah SR terbangun SR Jumlah SR yang terbangun melalui DAK Air Minum Tahun 2016 c Jiwa Terlayani Jumlah jiwa yang terlayani sarana air minum yang dibangun melalui DAK Air Minum Tahun 2016 d Progres Keuangan % (dalam Persen) e Progres Keuangan Rp (dalam Rupiah) 11 Kinerja pelaporan DAK Air Minum dan realisasi pembangunan sambungan rumah (SR) dari DAK Air MinumTahun 2017 a Progres Fisik % (dalam Persen) b Jumlah SR terbangun SR Jumlah SR yang terbangun melalui DAK Air Minum Tahun 2017 c Jiwa Terlayani d Progres Keuangan % (dalam Persen) e Progres Keuangan Rp (dalam Rupiah) 12 Bentuk lembaga pengelola sektor air minum PDAM/UPT D/BLUD/ Pokmas PDAM/UPTD/BLUD/Pokmas Jumlah jiwa yang terlayani sarana air minum yang dibangun melalui DAK Air Minum Tahun 2017 37

DATA TEKNIS BIDANG SANITASI NO. DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 1 Jumlah penduduk terbaru kabupaten/kota Jiwa dan KK Contoh pengisian : 100.000 jiwa / 20.000 KK 2 Jumlah rumah tangga MBR Jiwa dan KK Contoh pengisian : 100.000 jiwa / 20.000 KK 3 Persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan % Diisi dalam persen 4 Alokasi APBD untuk sektor sanitasi a Alokasi APBD untuk sektor sanitasi tahun 2016 Rupiah Contoh pengisian : Rp 500.000.000 (20 % dari Total APBD) b Alokasi APBD untuk sektor sanitasi tahun 2017 Rupiah Contoh pengisian : Rp 500.000.000 (20 % dari Total APBD) 5 Capaian akses sanitasi terbaru kabupaten/kota a Total % Persentase total akses sanitasi kabupaten/kota b Perkotaan % Persentase akses sanitasi di wilayah perkotaan c Perdesaan % Persentase akses sanitasi di wilayah perdesaan 6 Kepemilikan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Jika memiliki, tuliskan sebagai berikut: Dokumen SSK Kabupaten/Kota X Tahun Y Jika tida memiliki, tuliskan sebagai berikut: Tidak memiliki dokumen SSK 7 Usulan kegiatan DAK sudah tercantum dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Ya/Tidak Usulan kegiatan DAK yang diusulkan kabupaten/kota harus tercantum pada Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 38

DATA TEKNIS BIDANG SANITASI NO. DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 8 Kinerja pelaporan DAK Sanitasi dan realisasi pembangunan sambungan rumah (SR) dari DAK Sanitasi Tahun 2016 a Progres Fisik % (dalam Persen) b Jumlah SR terbangun SR Jumlah SR yang terbangun melalui DAK Sanitasi Tahun 2016 c Jiwa Terlayani Jumlah jiwa yang terlayani sarana sanitasi yang dibangun melalui DAK Sanitasi Tahun 2016 d Progres Keuangan % (dalam Persen) e Progres Keuangan Rp (dalam Rupiah) 9 Kinerja pelaporan DAK Sanitasi dan realisasi pembangunan sambungan rumah (SR) dari DAK Sanitasi Tahun 2017 a Progres Fisik % (dalam Persen) b Jumlah SR terbangun SR Jumlah SR yang terbangun melalui DAK Sanitasi Tahun 2017 c Jiwa Terlayani Jumlah jiwa yang terlayani sarana sanitasi yang dibangun melalui DAK Sanitasi Tahun 2017 d Progres Keuangan % (dalam Persen) e Progres Keuangan Rp (dalam Rupiah) 10 Bentuk lembaga pengelola sektor air limbah Dinas/bidang/ UPTD/KSM/Lai nnya Dinas/bidang/UPTD/KSM 39

DATA TEKNIS BIDANG PERUMAHAN NO. DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 1 Memiliki OPD terkait perumahan dan permukiman Ya / Tidak Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Unit Kerja Pemerintah Daerah yang Membidangi Perumahan 2 DPA untuk perumahan tahun 2015 a Jumlah anggaran Rupiah Total anggaran untuk program/kegiatan replikasi Peningkatan Kualitas (PK) dan Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. b Jumlah unit rumah terbangun dari kegiatan pembangunan baru (PB) Unit Jumlah unit rumah terbangun dari program Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. c Jumlah unit rumah untuk kegiatan peningkatan kualitas (Pk) Unit Jumlah unit rumah dari program Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. 3 DPA untuk perumahan tahun 2016 a Jumlah anggaran Rupiah Total anggaran untuk program/kegiatan replikasi Peningkatan Kualitas (PK) dan Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. b Jumlah unit rumah terbangun dari kegiatan pembangunan baru (PB) Unit Jumlah unit rumah terbangun dari program Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. c Jumlah unit rumah untuk kegiatan peningkatan kualitas (Pk) Unit Jumlah unit rumah dari program Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. 4 DPA untuk perumahan tahun 2017 a Jumlah anggaran Rupiah Total anggaran untuk program/kegiatan replikasi Peningkatan Kualitas (PK) dan Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. b Jumlah unit rumah terbangun dari kegiatan pembangunan baru (PB) Unit Jumlah unit rumah terbangun dari program Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. c Jumlah unit rumah untuk kegiatan peningkatan kualitas (Pk) Unit Jumlah unit rumah dari program Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya bersumber dari APBD. 5 Jumlah Rumah Unit Total jumlah rumah yang ada di kabupaten/kota 6 Jumlah Backlog Unit Total jumlah backlog perumahan (angka kekurangan rumah) di kabupaten/kota 7 Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Unit Total jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) yang ada di kabupaten/kota 40

DATA TEKNIS BIDANG PERUMAHAN NO. DATA TEKNIS / JENIS DATA VOLUME SATUAN KETERANGAN 8 Rekap RTLH by name by address (BDT dan usulan pemerintah daerah) a Terdapat rekap RTLH by name by address ( sesuaikan Ya / Tidak Rekap RTLH by name by address sesuai dengan Basis Data dengan BDT dan usulan pemerintah daerah) Terpadu (BDT) dari TNP2K dan usulan pemerintah daerah b Jumlah unit RTLH Unit Jumlah unit RTLH yang telah disesuaikan dengan Basis Data Terpadu (BDT) dari TNP2K dan usulan pemerintah daerah c Mempunyai rencana penanganan RTLH untuk tuntas Ya / Tidak Rencana penanganan RTLH untuk tuntas kecamatan kecamatan d Mempunyai rencana penanganan RTLH untuk tuntas desa Ya / Tidak Rencana penanganan RTLH untuk tuntas kecamatan 9 Kinerja pelaporan DAK Perumahan dan Permukiman Tahun 2016 a Progres Fisik % (dalam Persen) b Jumlah unit rumah untuk kegiatan peningkatan kualitas Unit Jumlah unit rumah dari program Peningkatan Kualitas (PK) (PK) Rumah Swadaya bersumber dari DAK tahun 2016 c Jumlah unit rumah untuk kegiatan pembangunan baru Unit Jumlah unit rumah dari program Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya bersumber dari DAK tahun 2016 d Progres Keuangan % (dalam Persen) e Progres Keuangan Rp (dalam Rupiah) 10 Kinerja pelaporan DAK Perumahan dan Permukiman Tahun 2017 a Progres Fisik % (dalam Persen) b Jumlah unit rumah untuk kegiatan peningkatan kualitas Unit Jumlah unit rumah dari program Peningkatan Kualitas (PK) (PK) Rumah Swadaya bersumber dari DAK tahun 2017 c Jumlah unit rumah untuk kegiatan pembangunan baru Unit Jumlah unit rumah dari program Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya bersumber dari DAK tahun 2017 d Progres Keuangan % (dalam Persen) e Progres Keuangan Rp (dalam Rupiah) 11 Terdapat SK Kumuh Walikota/Bupati (Khusus DAK Reguler) Ya / Tidak 12 Apakah pembangunan dilakukan pada kawasan perbatasan, Ya / Tidak Pembangunan harus dilakukan pada tertinggal, atau transmigrasi? (Khusus DAK Afirmasi) kecamatan/desa/kelurahan yang termasuk dalam kawasan 41 perbatasan, tertinggal atau transmigrasi