NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

K BAB I PENDAHULUAN

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2)

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

Analisis Kesalahan Menulis Karangan Narasi Ragam Krama pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Kabupaten Magelang

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU)

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KORELASI PENGUASAAN STRUKTUR KALIMAT DENGAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI SISWA KELAS X SMA BUDI MULIA CILEDUG. Evawani Elisa

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MEDIA TAJUK RENCANA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURANTAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SEKOLAH KEJURUHAN WARGA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh : IHSAN SIDIK WIJAYA A 310 080 305 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SEKOLAH KEJURUHAN WARGA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 IHSAN SIDIK WIJAYA A320 080 305 ABSTRAK Penelitian ini mengangkat masalah mengenai manfaat gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variasi penyusunan karangan siswa dalam menjawab soal bergambar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah jawaban siswa mengenai soal bergambar yang disajikan. Data dalam penelitian ini adalah berupa hasil karangan siswa dalam mendeskripsikan gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XI SMK Warga Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yang berupa teks karangan deskripsi siawa kelas XI SMK Warga Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam mengembangkan gambar menjadi karangan digunakan metode padan dengan dasar daya pilih sebagi pembeda eren. Selain itu, digunakan metode agih dengan teknik dasar bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, dan teknik baca markah. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini mengenai gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XI SMK Warga Surakarta tahun ajaran 2012/2013 berupa: pertama terdapatnya variasi jawaban siswa dalam membahas gambar. Variasi jawaban siswa dalam membahaskan gambar dikarenakan perbedaan sudut pandang siswa terhadap gambar, perbedaan diksi dalam membahaskan gambar dan daya imajinasi siswa. Kedua deskripsi pola karangan siswa dalam menjawab soal bergambar. Pola karangan siswa berdasarkan jenis karangan deskripsi meliputi deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. Karangan deskripsi siswa berdasarkan hubungan dengan tulisan lain meliputi narasi, argumentasi dan ekposisi. Kata Kunci: sudut pandang, diksi, imajinasi siswa, 1

PENDAHULUAN Menulis merupakan salah satu sarana untuk menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis. Unsur yang pertama berupa gagasan dan unsur yang kedua berupa bahasa. Bahasa tulis merupakan salah satu sarana yang dapat dipakai untuk membuat orang mengetahui apa yang menjadi ide atau gagasan kita. Agar pesan yang kita sampaikan tidak menyimpang dari tujuan maka kita dituntut menggunakan bahasa dengan tepat dalam mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan atau ide. Gambar selama ini sering digunakan sebagai media visualisasi untuk memberikan gambaran kongkret tentang suatu masalah. Gambar dapat juga kita manfaatkan sebagai media penyusunan mengarang bahasa Indonesia. Menurut Tarigan dan H. G. Tarigan (1986:187-219) teknik pengajaran menulis terdiri atas: (1) menyusun kalimat, (2) memperkenalan karangan, (3) meniru model, (4) karangan bersama, (5) mengisi, (6) menyusun kembali, (7) menyelesaikan cerita, (8) menjawab pertanyaan, (9) meringkas isi, (10) parafrasa, (11) reka cerita gambar, (12) memerikan, (13) mengembangkan kata kunci, (14) mengembangkan kalimat topik, (15) mengembangkan judul. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi pernah diteliti oleh Cholik Mawardi (2007) dalam skripsinya dengan judul Analisis Pemakaian Bahasa dalam Karangan Deskriptif Siswa SMP Negeri 1 Polanharjo. Dalam penelitian tersebut Cholik Mawardi mendeskripsikan bahwa pola penalaran yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas VII adalah pola penalaran deduktif dan induktif. Dari kedua pola penalaran tersebut, siswa banyak menggunakan penalaran deduktif. Pemilihan kata / diksi siswa kelas VII SMP Negeri I Polanharjo kurang variatif karena kata kerja, benda, sifat, serta tugas yang dipakai cenderung berupa kata yang sama, baik dalam satu karangan maupun semua karangan. Berdasarkan jenis kata diperoleh kesimpulan bahwa verba, nomina, dan kata tugas merupakan bentuk yang banyak dijumpai. 2

Pemakaian kalimat siswa kelas VII SMP Negeri I Polanharjo diantaranya berbentuk kalimat tunggal, kalimat majemuk dan kalimat bersusun. Kalimat yang paling banyak dijumpai adalah kalimat tunggal khususnya yang berpola S-P-K. Kalimat tunggal yang digunakan masih terdapat ketidakbakuan yang berupa kalimat tidak lengkap dan kalimat rancu. Kalimat majemuk yang paling banyak digunakan adalah kalimat majemuk setara, sedangkan kalimat bersusun dalam karangan deskriptif sudah bervariasi. Selama ini siswa sering mengalami kesulitan dalam mengarang ketika mereka disodorkan sebuah tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Mereka belum menemukan ide atau gambaran di otak mereka mengenai tema yang disodorkan. Mereka akan berpikir untuk menggali pengalaman yang berkaitan dengan tema. Tidak jarang mereka kesulitan menemukan ide atau gagasan karena belum adanya pengalaman tentang tema yang diminta. Dimunculkannya gambar akan memancing pengalaman mereka. Mereka yang belum punya pengalaman tentang tema yang diminta tidak akan mengalami kesulitan untuk bercerita dengan dihadirkannya gambar. Gambar memberikan sarana bagi siswa untuk mengembangkan kepekaan siswa terhadap setiap detail gambar dan kemampuan siswa dalam berimajinasi. Siswa diberikan gambaran mengenai tema sebuah karangan sehingga muncul ilustrasi yang memudahkan siswa untuk berimajinasi. Pada saat menceritakan gambar, selain dituntut memiliki kepekaan dan daya imajinadi siswa juga dituntut menguasai kosakata. Siswa yang menguasai banyak kosakata dapat menggunakan bahasa dengan bervariasi dan tepat. Siswa juga dituntut tetap memperhatikan aturan-aturan penuisan. Jadi melalui soal bergambar guru dapat mengetahui penyusunan pada karangan siswa. METODE PENELITIAN Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah di SMK Warga Surakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan selesai. 3

Metode penelitian yang sesuai akan mengarahkan penelitian mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, maka bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi yang dipakai dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang. Strategi tunggal terpancang memusatkan studi terhadap beberapa aspek yang dipilih berdasarkan kepentingan, tujuan dan minat penelitian. Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini mempunyai sumber yang jelas dan pasti. Penelitian ini mengambil data berupa hasil karangan siswa dalam mendeskripsikan gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XI SMK Warga Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode simak (pengamatan, observasi). Dalam penelitian ini digunakan metode padan dan metode agih. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar sebagai media evaluasi mengarang bahasa Indonesia akan memudahkan siswa untuk mengembangkan imajinasinya. Siswa diberikan gambaran nyata tentang tema karangan yang diminta melalui gambar. Siswa selain dituntut memiliki kepekaan terhadap gambar dan daya imajinasi juga dituntut menuasai kosakata dan kaidah penulisan. Gambar sebagai media evaluasi mengarang deskripsi dalam penelitian ini terbagi dalam 4 jenis gambar. Gambar sebagai media evaluasi mengarang deskripsi dalam penelitian ini terbagi dalam 4 jenis gambar. Gambar pertama. Soal: Saudara pasti sudah tidak asing lagi dengan benda tersebut. Benda tersebut adalah benda yang sangat berharga dalam saudara melakukan kegiatan praktik di bengkel. Sekarang coba Saudara ungkapan betapa pentingnya alat tersebut dalam sebuah paragraf!! 4

Gambar tersebut menghadirkan sebuah simbol yang sederhana. Setelah siswa menangkap simbol tersebut kemudian siswa diminta untuk mengembangkannya menjadi sebuah paragraf. Gambar kedua. Soal: Buatlah sebuah paragraf deskripsi berdasarkan gambar di bawah ini! Gambar kedua menghadirkan sebuah simbol yang komplek. Siswa diminta menceritakan gambar tersebut dalam sebuah paragraf. Gambar ketiga. Soal: Buatlah karangan deskripsi dari gambar di bawah ini! Tuangkan dalam sebuah paragraf. 5

Gambar ketiga menghadirkan ilustrasi suasana di sebuah pantai. Melalui gambar tersebut siswa dipancing untuk masuk ke dalam suasana yang ada. Siswa dapat mengamati dari berbagai sudut. Gambar ketiga memberikan banyak gambaran kepada siswa sehingga diharapkan siswa dapat dengan leluasa membuat karangan deskripsi. Gambar keempat Soal: Susunlah sebuah paragraf deskripsi berdasarkan gambar di bawah ini. Saudara ungkapkan suatu kegiatan yang ada di gambar tersebut. Gambar keempat melukiskan suatu kegiatan di sebuah pertambangan batubara. Gambar sebagai media evalusi mengarang bahasa Indonesia memberikan kebebasan kepada siswa untuk membahasakannya. Variasi karangan siswa 6

dikarenakan perbedaan sudut pandang siswa terhadap gambar dan perbedaan diksi dalam membahasakan gambar. Sudut pandang siswa terhadap gambar sangat dipengaruhi oleh pengalaman siswa. Sudut pandang yang berlainan antara siswa terlihat. Sudut pandang siswa terhadap gambar pertama kurang bervariasi. Hal ini disebabkan siswa diminta untuk mengungkapkan pentingnya alat yang ada pada gambar. Melainkan siswa mengungkapkan tentang cara kerja, manfaat dan ciri gambar tersebut. Sudut pandang siswa terhadap gambar kedua mengungkapkan tentang ciri bentuk motor dan jenis-jenis motor. Siswa yang mendeskripsikan ciri bentuk motor berjumlah 18 siswa sedangkan yang menjelaskan tentang jenis-jenis motor terdapat 12 siswa. Sudut pandang siswa terhadap gambar ke tiga semua sama. Siswa berpandangan bahwa gambar tersebut melukiskan indahnya pantai. Meskipun demikian variasi sudut pandang masih tampak pada karangan siswa. Perbedaan sudut pandang siswa terletak pada perbedaan latar. Sudut pandang siswa terhadap gambar keempat kurang bervariasi. Hal ini disebabkan siswa diminta untuk suatu kegiatan yang ada di gambar tersebut. Melainkan siswa hanya mengungkapkan tentang cara kerja, kemanfaatan, ciri dan jenis dalam gambar tersebut. Siswa dalam membahas gambar akan memiliki kosakata untuk mewakili idenya. Pilihan kosakata antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dapat berlainan. Gambar pertama sudah tidak asing lagi bagi siswa variasi diksi dalam penyebutan nama benda kurang variatif. Siswa menggunakan kata kunci untuk menyebutkan benda tersebut. Variasi diksi digunakan hanya sebagai sarana koherensi. Dari jawaban gambar ke dua siswa ditemukan berbagai pilihan kata/frasa. Variasi diksi dalam penyebutan nama benda dalam gambar tersebut penggunaan kata petunjuk dan penggunaan kata benda. Variasi diksi gambar ke tiga dalam karangan siswa kurang variatif. Siswa menggunakan kata pantai untuk menyebutkan tempat tersebut. Variasi diksi digunakan hanya sebagai sarana koherensi. Variasi diksi dalam gambar keempat karangan siswa menggunakan kata alat, mesin dan kendaraan untuk menyebutkan benda tersebut. 7

Siswa dalam mengkomunikasikan gambaran atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi. Fungsi utama deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang atau objeknya, atau menyerap kualitas khas dari barangbarang itu. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Membedakan tulisan deskripsi menjadi dua macam, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. Berdasarkan data ditemukan 2 jenis paragraf deskripsi. Siswa bertujuan membangkitkan daya khayal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek (yang dideskripsikan) secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik. Pada gambar pertama siswa berusaha menciptakan penghayatan terhadap objek melalui imajinasi. Objek yang dapat ditulis siswa tersebut seakan-akan pembaca melihat langsung benda tersebut seperti yang dilihat siswa. Pada gambar ke dua siswa berusaha menciptakan penghayatan terhadap objek melalui imajinasi. Objek yang ditulis siswa seakanakan pembaca melihat langsung bentuk tersebut seperti yang dilihat siswa. Pada gambar ke tiga siswa menciptakan penghayatan suasana pantai seolah-olah pembaca melihat sendiri objek (yang dideskripsikan) secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Pada gambar ke empat Siswa berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imaginasi para pembaca dengan memunculkan ciri-ciri benda seakan-akan pembaca melihat langsung benda tersebut. Deskripsi teknis yaitu deskripsi yang bertujuan memberikan identifikasi atau informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek itu. Karena sifatnya yang hanya bertujuan menyampaikan informasi teknis, deskripsi jenis ini memerlukan ketepatan informasi mengenai objek yang telah digarap. Pada gambar pertama Siswa memberikan informasi penggunaan mengenai obyeknya, sehingga pembaca dapat mengenal bila bertemu atau berhadapan dengan obyek tadi. Pada gambar ke dua siswa memberikan identifikasi atau informasi suatu benda yaitu sepeda motor. 8

Sehingga pembaca bila bertemu dengan benda tersebut dapat mengenalinya. Pada gambar ke tiga objek yang diinformasikan siswa secara teknis ditulis ke dalam deskripsi teknis adalah pantai. Pada gambar ke empat seluruh objek yang diinformasikan secara teknis ditulis ke dalam deskripsi teknis siswa yaitu suatu perkerjaan di pertambangan. Karangan deskrisi merupakan alat Bantu yang efektif untuk lebih menghidupkan pokok pembicaraan, untuk menghindari rasa kebosanan dan keengganan para pembaca. Gagasan yang bersifat umum atau uraian-uraian yang abstrak mungkin tidak dapat segera dilihat atau diterima oleh pembaca.tetapi apabila hal-hal yang umum dan abstrak tadi dipaparkan dalam perincian-perincian yang kongkrit dan terarah, maka pembaca akan lebih mudah menerimanya. Karangan deskripsi memiliki hubungan yang erat dengan tulisan lain yaitu, narasi, argumentasi, dan eksposisi. Pada tulisan narasi, rekaan dapat dilukiskan begitu hidup dengan menggunakan deskripsi yang bersifat fiktif. Pada gambar pertama Gambar yang memunculkan sebuah simbol yang sederhana tidak cocok untuk menghubungkan paragraf deskripsi dengan paragraf narasi. Pada gambar ke dua, data 2a karangan siswa memunculkan suatu peristiwa yang terjadi di dalam karangan deskripsi. Pada gambar ke tiga siswa memunculkan suatu cerita peristiwa atau suasana yang sedang terjadi. Gambar keempat tidak cocok untuk menghubungkan paragraf deskripsi dengan paragraf narasi. Disebabkan gambar kurang komplek untuk menceritakan suatu peristiwa. Pada tulisan argumentasi, Siswa bertujuan untuk meyakinkan dan mengubah pendapat atau sikap orang lain. Jadi, dalam hal ini argumentasi berperan untuk lebih meyakinkan pembaca dari suatu objek atas apa yang telah diajukan dan diusulkan. Pada gambar pertama siswa mengutarakan bagaimana cara penggunaan atau cara kerja kunci tersebut. Siswa memunculkan fakta sehingga untuk membenarkan dari pembacanya. Pada gambar ke dua Siswa memunculkan bagaimana sepeda motor memiliki kegunaan dan ciri untuk menjelaskan secara 9

logis. Pada gambar ketiga Siswa memunculkan suatu pendapat bagaimana suatu keindahan atau suasana pantai untuk meyakinkan pembaca merasakannya. Pada gambar ke empat Siswa memberikan suatu kesan yang dimunculkan bagaimana penggunaan alat berat di suatu pertambangan. Pada tulisan eksposisi, deskripsi merupakan alat bantu yang efektif untuk lebih menghidupkan pokok pembicaraan, untuk menghindari kebosanan dengan keengganan pembaca. Gagasan-gagasan yang bersifat umum atau uraian-uraian yang abstrak mungkin tidak dapat segera dilihat atau diterima oleh pembaca. Gambar pertama siswa munjukkan bagaimana sebuah proses kerja suatu kunci inggris untuk digunakan, agar pembaca mengetahui bagaimana pengguaan kunci tersebut. Gambar ke dua siswa mengutarakan bentuk sepeda motor secara objektif terhadap gambar yang dimunculkan. Gambar ke tiga siswa memaparkan sebuah gambaran mengenai situasi atau suasana yang ada di pantai. Pada gambar ke empat siswa memaparkan suatu kegiatan yang ada di pertambangan dan bagai mana cara kerja alat berat yang ada di suatu partambangan guna untuk memberi pengertian kepada pembaca. SIMPULAN Simpulan mengenai Gambar Foto sebagai Media Penyusunan Karangan Deskripsi di SMK Warga Tahun Ajaran 2012/2013 1. Gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi akan menimbulkan variasi jawaban. Adapun variasi jawaban siswa dikarenaan : (1) perbedaan sudut pandang siswa terhadap gambar, (2) perbedaan diksi dalam membahaskan gambar, dan (3) daya imajinasi siswa. 2. Pola karangan deskripsi siswa berdasarkan tujuannya meliputi deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. 10

3. Karangan deskripsi dapat dihubungkan dengan karangan yang lain meliputi narasi, ekposisi, dan argumentasi. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Aminuddin. 20001. Semantik Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. Gunawan, dkk. 1997. Belajar Mengarang: Dari Narasi hingga Argumentasi. Untuk SMU dan Umum. Jakarta: Erlangga. Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA.Yogyakarta: Andi. Meier. Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Mixan Media Utama. Nurgiantro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Kosasih. E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya. Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah. Keraf, Gorys. 1981. Argumentasi dan Narasi. Flores: Nusa Indah. Mawardi, Cholik. 2007. Analisis Pemakaian Bahasa dalam Karangan Deskriptif Siswa SMP Negeri 1 Polanharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Nurchasanah & Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah. Ramlan. M. 1986. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono. Sudirman. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadia Karya. Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Ktrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Verhaar. J. W. M. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 11

Yusuf, Sukendra. 1998. Fonetik dan Fonologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wijayanti, Ari. 2007. Pengajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. www.duniaguru.com, diakses tanggal 10 Agustus 2012. 12