BAB V KESIMPULAN. Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA Fakultas Kedokteran UGM 1

BAB I PENDAHULUAN. Spondylitis tuberculosis atau yang juga dikenal sebagai Pott s disease

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

REHABILITASI STROKE FASE AKUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

Oleh : RIGI RAMDANI J

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

PEDOMAN PELAYANAN GIZI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

CLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Metodologi Asuhan Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

HUBUNGAN SIKAP DUDUK SALAH DENGAN TERJADINYA SKOLIOSIS PADA ANAK USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI JETIS 1 JUWIRING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

Oleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006).Insidensi LLA di Indonesia 2,5-4 kasus baru per anak sehingga

FETAL DISTRES FAKULTAS. Oleh : J

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN. insidensi tertinggi terjadi pada usia antara tahun. Fraktur ini terjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput

KONSEP ANAK TUNADAKSA. Oleh Drs. Yuyus Suherman,M.Si

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA ANAK KORBAN KEKERASAN. Suryo Dharmono

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Osteogenesis imperfekta (OI) atau brittle bone disease adalah kelainan pembentukan jaringan ikat yang umumnya ditandai dengan fragilitas tulang, osteopenia, kelainan pada kulit, sklera berwarna biru, dentinogenesis imperfekta (DI), maupun gangguan pendengaran. Osteogenesis imperfekta memiliki spektrum klinis yang bervariasi, mulai dari bentuk yang letal saat perinatal hingga bentuk yang ringan. Fraktur dan deformitas tulang dapat terjadi walau dengan trauma ringan. Gejala klinisnya sangat bervariasi antar penderita walaupun dalam tipe yang sama. Diagnosis OI ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit yang sama pada keluarga dan atau manifestasi klinis yang berbeda-beda tiap penderita, dari tipe ringan sampai berat sehinga OI memerlukan penanganan multidisiplin. Tata laksana OI memerlukan kerjasama multidisiplin dan ditujukan untuk menurunkan frekuensi fraktur, meminimalkan nyeri kronis, mencegah deformitas tulang panjang dan skoliosis, meningkatkan densitas tulang, memaksimalkan mobilitas dan kemandirian, serta mengatasi masalah lain yaitu penanganan fraktur berulang dan gangguan pendengaran. Apabila terbukti OI, maka terapi bifosfonat, kalsium dan vitamin D dapat diberikan. Pemantauan terhadap efek samping terapi bifosfonat penting untuk dilakukan. Efek nefrotoksik akan memberikan tanda dan gejala hipertirotropinemia, yaitu takikardi, iritabilitas, tremor, dan diare. Komplikasi yang dapat terjadi adalah hipokalsemia, gangguan yang berkaitan dengan osteoporosis, sehingga penting untuk memastikan asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat sebelum dan selama terapi. Selain itu, dilakukan juga pemantauan terhadap kepatuhan minum obat, reaksi obat dan efek samping pengobatan yang mungkin terjadi. Sangat penting pula dilakukan pemantauan terhadap pertumbuhan, status gizi, dan perkembangan pasien, fungsi pendengaran, dan penilaian kualitas hidup. Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 1

Tatalaksana di bidang ortopedi terutama dalam penanganan fraktur dan koreksi deformitas untuk memungkinkan mobilisasi. Fraktur dikoreksi dengan pemasangan splint atau cast. Pada OI fraktur umumnya akan sembuh dengan baik, sedangkan cast diperlukan untuk meminimalkan osteoporosis akibat imobilisasi jangka lama. Koreksi pada deformitas tulang panjang memerlukan prosedur osteotomi dan pemasangan intramedullary rod. Modalitas penting lainnya dalam penanganan OI adalah rehabilitasi fisioterapi. Tujuan rehabilitasi pada pasien OI terutama untuk memperbaiki wilayah gerak sendi dan kekuatan otot, serta memperbaiki ambulasi dan kemampuan fungsional. Kondisi penyakit OI bersifat kronis dan membutuhkan pengobatan seumur hidup dapat menurunkan kualitas hidup anak. Oleh sebab itu, pada pasien dengan kondisi penyakit kronis yang memerlukan terapi jangka panjang bahkan seumur hidup, sangat penting untuk memberikan edukasi mengenai pemahaman tentang penyakit anak, perlunya pemantauan dan pengobatan seumur hidup, upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah dan meminimalkan komplikasi, pentingnya peran kedua orangtua dalam memberikan pola asah, asih, dan asuh yang tepat demi tumbuh kembang dan kualitas hidup anak yang optimal. Masalah psikososial dapat terjadi sehubungan dengan tingkat kepercayaan diri. Konseling dan pendampingan psikologis bagi kedua orangtua dapat dipertimbangkan agar orangtua tetap semangat, percaya diri, dan tidak mudah putus asa dalam mengasuh dan merawat anaknya. Fraktur berulang, gizi kurang dan motoric delay masih menjadi permasalahan pada pasien ini. Diperlukan kelanjutan pemantauan untuk deteksi dini adanya komplikasi OI sehingga dapat menekan progresifitas penyakit serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Penanganan selanjutnya pada pasien untuk penyakit primernya adalah kondisi fraktur berulang yang menyebabkan terhambatnya perkembangan pada pasien. Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 2

Tabel 12. Simpulan Pemantauan No Parameter Perasat Target Intervensi Evaluasi Hasil Keterangan 1 Gejala klinis yang muncul terkait komplikasi OI Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang jika ada indikasi (BERA, EKG, Foto Thoraks, Spirometri dan DR) Kejadian fraktur berkurang sampai tidak terjdi fraktur Tidak ada gangguan pendengaran. Tidak ada gangguan pernapasan. Tidak ada dentinogenesis imperfekta. Tidak ada gangguan tidur Kejadian fraktur berkurang sampai tidak terjdi fraktur.. Evaluasi awal 4 minggu terapi profilaksis, kemudian kontrol selang waktu 3-6bln atau sesuai indikasi Anak masih dengan kondisi fraktur berulang, walau kejadiannya lebih jarang bila dibandingkan dengan sebelum terapi bifosfonat iv. 2 Pertumbuhan status gizi BB, TB (sesuai kurva pertumbuhan WHO) Pertumbuhan optimal sesuai usia Status gizi baik Asuhan gizi anak diberikan panduan untuk pengaturan menu seimbang sesuai dengan Recommended Dietary Allowances (RDA) dan konsultasi dengan ahli gizi bila perlu. Monitor pertumbuhan tiap 6 bulan. Monitor status gizi tiap bulan. Penambahan BB/TB pasien lambat. Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 3

No Parameter Perasat Target Intervensi Evaluasi Hasil Keterangan 3 Perkembangan global Denver Test Perkembangan sesuai usis Fisioterapi, terapi wicara, terapi okupasi Monitor tiap 3 bulan Kondisi fraktur pada femur mengharuskan pasien mengistirahatkan kaki 4 Fungsi pendengaran Pemeriksaan BERA Fungsi pendengaran normal Konsultasi bagian THT, pemasangan alat bantu dengar sesuai indikasi Diulang jika ada kelainan 5 Kepatuhan minum obat dan efek samping obat Metode pulveres counts Kepatuhan baik Tidak ada efek samping Mengingatkan orangtua melalui telepon, pencatatan di buku harian dengan metode pulveres counts Setiap bulan 6 Kualitas hidup terkait kesehatan PedsQL Kualitas hidup baik Ppendampingan dokter dan psikolog Awal dan akhir pengamatan Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 4

No Parameter Perasat Target Intervensi Evaluasi Hasil Keterangan 7 Evaluasi densitas tulang Bone Mineral Density (BMD) Didapatkan perbaikkan setiap evaluasinya Bifosfonat, kalsium dan vitamin D Monitor tiap tahun Pasien saat ini menjalani pemeriksaan BMD sebanyak satu kali, belum ada evaluasi. Di awal pegamatan tertunda melakukan BMD terkait alat yang rusak. 8 Lingkungan tempat tinggal Menilai kondisi anak Menilai langsung perilaku hidup sehat dan hygiene sanitasi rumah (Skor depkes) Memenuhi kriteria Rumah Sehat Edukasi dan konseling perilaku hidup sehat dan sanitasi lingkungan Awal dan akhir pemantauan Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 5

Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 6