Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Dengan Komplikasi Yang Di Rawat Inap Di RSUD Deli Serdang Tahun Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA TAHUN 2014

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DI RAWAT JALAN DI KLINIK ALIFA DIABETIC CENTRE MEDAN TAHUN SKRIPSI.

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DI RAWAT INAP RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO TAHUN 2014 WASILATUL QOMARIYAH

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

Keyword : pulmonary tuberculosis smear positive, characteristic of patient

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

Keywords: Characteristics, Malaria Parasites Positive, RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut ADA (American Diabetes Association) Tahun 2010, diabetes

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

I. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kedokteran Universitas Lampung

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

Definisi Diabetes Melitus

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares) Jumlah Penderita Leukemia Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes merupakan sindrom atau kumpulan gejala. penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

Transkripsi:

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Dengan Yang Di Rawat Inap Di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Fitriana Butarbutar, Hiswani 2, Jemadi 2 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.2 Kampus USU Medan, 255 Abstract Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases that a problem in many countries including Indonesia. According to the American Diabetes Association (24) the number of people with diabetes in Indonesia ranked 4th largest (8.4 million people) in the world. In North Sumatra province in 28, prevalence of DM.2%. DM is known as "the great imitator" because it can affect all organs of the body and cause complications slowly. Studies using case-series design and sample size was as same as 86 equal to the number ofpopoulasi data The results showed the proportion of diabetic patients with complications of the highest in the age group 5-6 years (4.4%), female (58.6%), Malay (45.2%) Islam (75.3%), graduated primary school (4.9%), housewives work (43.5%), type 2 (96.2%), type of complications of hypertension (34.9%), chronic complications (88.2%), treatment OHO (66.%), average length of stay (ALOS) 5.6 days (6 days), not cost alone (74.7%), outpatient home (9.4%). Statistical test results, there was no significant difference in age by sex (p =.72), ALOS by category of complications (p =.994) and there was significant difference in the ALOS based on funding source (p =.9). It couldn t be performed statistical tests age bycategory of complications, categoryof complicationsby sex, category of complications based medical treatment, and category of complications based on the circumstances when home To the hospital should undergo HbAc levels to monitor patient compliance in treatment, it is also expected pay attention to the efficiency of ALOS so that patients can be dealt with quickly and appropriately. The DM patients with complications to perform HbAc checks, perform the recommended diet, regular exercise and taking medication on a regular basis so that blood sugar levels can be controlled to prevent more serious complications. Keywords: Characteristics, Diabetes Mellitus with Complication Pendahuluan Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena itu, negara yang sedang berkembang dihadapkan pada dua beban kesehatan, yaitu beban terhadap penyakit infeksi yang besar dan juga meningkatnya beban penyakit tidak menular. Indonesia adalah salah satu negara sedang berkembang dimana proporsi kematian akibat penyakit menular dalam 2 tahun telah mengalami penurunan dari 44% menjadi 28% dan proporsi kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 6%. Salah satu PTM yang menjadi masalah pada berbagai negara yaitu Diabetes Mellitus (DM). Menurut American Diabetes Association (ADA), DM atau yang lebih sering disebut dengan penyakit kencing manis adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik kadar glukosa darah di atas normal yang terjadi karena defisiensi insulin oleh pankreas, penurunan efektivitas insulin, atau kedua-duanya. 2 Berdasarkan WHO (23) 94 juta jiwa penduduk dunia yang berusia 2 79

tahun atau 5,% dari jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut menderita DM dan pada tahun 225 akan meningkat menjadi 333 juta jiwa atau 6,3% dari jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut. 3 Menurut ADA (24) Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar (8,4 juta orang) di dunia setelah India (3,7 juta orang), Cina (2,8 juta orang), dan Amerika Serikat (7,7 juta orang). Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 23 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 2,3 juta orang. 4 Pada tahun 27, prevalensi DM tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Maluku Utara (masingmasing,%), diikuti Provinsi Riau (,4%), dan Provinsi Aceh (8,5%) sedangkan prevalensi DM terendah terdapat di Provinsi Papua (,7%) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (,8%). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 27, Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terdaftar pada sepuluh prevalensi PTM di Provinsi Sumatera Utara tahun 27 dan menempati urutan ke tujuh terbesar dengan prevalensi,2%. Prevalensi penyakit DM tertinggi terdapat di Kabupaten Pakpak Barat yaitu,6% dan terendah terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara dengan prevalensi,2%. 5 DM dikenal sebagai the great imitator karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan komplikasi secara perlahan-lahan seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Penderita DM biasanya memeriksakan kesehatannya setelah terjadi komplikasi. Berdasarkan penelitian Tarigan (2), jenis komplikasi DM yang ada di RSU Herna Medan Tahun 29-2 adalah Ulcus-gangren (26,%), hipoglikemia (6,7%), hiperglikemia (4,5%), hipertensi (5,7%), PJK (3,7%), TB Paru (2,8%), stroke (6,7%), retinopati diabetik (,5%), nefropati diabetik (3,4%), neuropati diabetik (5,2%), dan dispepsia (3,7%). 6 Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Deli Serdang tahun 22, dari 2 orang pasien DM yang dirawat inap, terdapat 86 orang (88,6%) yang menderita DM dengan komplikasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 22. Perumusan Masalah Perumusan masalah yaitu belum diketahuinya karakteristik penderita DM RSUD Deli Serdang tahun 22. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui karakteristik penderita DM RSUD Deli Serdang tahun 22, sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, dan pekerjaan), tipe DM, jenis komplikasi, kategori komplikasi, penatalaksanaan medis, ada atau tidaknya pemeriksaan HbAc (hemoglobin glikosilasi), lama rawatan rata-rata,sumber biaya, keadaan sewaktu pulang, proporsi umur berdasarkan jenis kelamin, proporsi umur berdasarkan kategori komplikasi, proporsi jenis kelamin berdasarkan kategori komplikasi, proporsi kategori komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis, proporsi kategori komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang, lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi, lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak RSUD Deli Serdang untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap sehingga dapat membuat suatu perencanaan untuk tindakan pengobatan yang lebih lanjut, menambah wawasan penulis tentang permasalahan DM komplikasi dan sarana menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan, dan Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series. Lokasi penelitian ini di lakukan di RSUD Deli Serdang, berlangsung dari bulan Februari Juli 23. Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang. Jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 86 data penderita (total sampling). Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat pada kartu status penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 22 dan dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji exact-fisher, t-test, dan uji Anova, lalu disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram pie, dan diagram bar. Hasil dan Pembahasan Analisis Univariat RSUD Deli Serdang Tahun 22 berdasarkan data sosiodemografi dapat dilihat pada tabel Tabel Distribusi Proporsi Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Deli Serdang Tahun 22 No.. Sosiodemografi Umur (tahun) 4 4-5 5-6 6-7 7 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 3. Suku f % 8 4 77 46 5 86 77 9 86 4,3 2,5 4,4 24,7 8, 4,4 58,6 Melayu Batak Jawa Minang Tionghoa Nias 4. Agama Islam Kristen Protestan Buddha Kristen Katolik 5. Pendidikan Tidak Sekolah/Tidak tamat SD SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Akademi/Perguruan Tinggi 6. Pekerjaan PNS/BUMN Pensiunan Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Petani Tidak Bekerja 84 57 37 4 3 86 4 42 3 86 2 76 25 58 5 86 27 8 5 37 8 3 5 86 45,2 3,6 9,9 2,2,6,5 75,3 22,6,6,6 6,5 4,8 3,4 3,2 8, 4,5 4,3 2,7 9,9 43,5 7, 8, Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan umur terdapat pada kelompok umur 5 6 tahun 4,4% dan proporsi terkecil pada kelompok umur 4 tahun 4,3%. Proporsi penderita DM cenderung meningkat dengan bertambahnya usia, terutama pada umur >4 tahun. Pada penelitian ini, proporsi penderita DM dengan komplikasi yang berusia 5 6 tahun lebih banyak (4,4%) karena penderita mencari pelayanan kesehatan setelah terjadi komplikasi. Namun proporsi pada usia 6 tahun ke atas semakin menurun, kemungkinan pada kelompok umur tersebut pasien DM sudah mengalami komplikasi yang berat sehingga tidak dapat datang berobat ke rumah sakit atau kemungkinan pasien sebagian besar sudah meninggal. Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan 58,6% sedangkan laki-laki 4,4%. Hal ini menunjukkan bahwa yang

lebih banyak datang berobat ke RSUD Deli Serdang adalah perempuan. Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan suku adalah Melayu (45,2%) dan proporsi terkecil adalah Nias (,5%). Proporsi suku Melayu lebih banyak (45,2%) datang berobat ke RSUD Deli Serdang karena Penduduk Kabupaten Deli Serdang mayoritas Suku Melayu. Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan agama yaitu Islam 75,3%dan proporsi terkecil Kristen Katolik (,5%). Proporsi agama Islam lebih banyak karena penduduk Kabupaten Deli Serdang mayoritas beragama Islam. Proporsi terbesar pendidikan penderita DM dengan komplikasi tamat SD 4,9% dan proporsi terkecil penderita DM yang tidak sekolah/tidak tamat SD 6,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian DM tersebar pada semua tingkatan pendidikan. Walaupun memiliki pengetahuan tentang faktor risiko diabetes, tidak menjamin seseorang terhindar dari DM. Adanya kesadaran untuk hidup sehat dan dukungan dari keluarga atau lingkungannya sangat diperlukan untuk terhindar dari DM. 7 Proporsi terbesar pekerjaan penderita DM dengan komplikasi adalah ibu Rumah Tangga (IRT) 43,5% dan proporsi terkecil yaitu Pegawai swasta 2,7%. Hasil penelitian ini bukan menunjukkan bahwa IRT yang lebih berisiko menderita DM dengan komplikasi tetapi IRT lebih banyak datang berobat ke RSUD Deli Serdang dan sesuai hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagian besar (58,6%) penderita DM adalah perempuan walaupun pekerjaan perempuan tidak hanya berpusat pada IRT. RSUD Deli Serdang Tahun 22 berdasarkan Tipe DM dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 2 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe DM di RSUD Deli Tahun 22 Tipe DM f % DM Tipe 7 3,8 DM Tipe 2 79 96,2 86 Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar adalah DM Tipe 2 sebesar 96,2% sedangkan proporsi terkecil adalah DM Tipe sebesar 3,8%. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa proporsi DM tipe < % dibandingkan DM tipe 2 > 9%. 8 Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Marpaung (26) di Rumah Sakit Umum Pematangsiantar tahun 23-24 bahwa proporsi DM tipe hanya,3% dibandingkan DM tipe 2 dengan proporsi 98,87%. 9 RSUD Deli Serdang Tahun 22 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel Tabel 3 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis di RSUD Deli Tahun 22 Jenis f % Hipertensi Gangguan Pencernaan Kaki Diabetik PJK Hiperglikemia Nefropati Diabetik TB Paru Pneumonia Hipoglikemia Neuropati Diabetik Stroke Retinopati Diabetik 65 47 33 8 5 9 9 8 34,9 25,3 7,7 9,7 8, 5,9 5,9 5,4 4,8 4,8 4,3,5 Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar jenis komplikasi DM adalah hipertensi 34,9% dan proporsi terkecil adalah retinopati diabetik,5%. Hipertensi merupakan salah satu komplikasi kronik DM. Resistensi insulin yang terjadi dalam waktu yang lama pada penderita DM akan mengakibatkan hipertropi sel otot polos pembuluh darah sehingga mendorong terjadinya hipertensi.

RSUD Deli Serdang Tahun 22 berdasarkan kategori komplikasi dapat dilihat pada tabel Tabel 4 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Jenis di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Kategori Jenis f % Akut 8 64 4,3 88,2 Akut + 4 7,5 86 Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar kategori komplikasi DM adalah komplikasi kronik 88,2% kemudian komplikasi akut dan kronik 7,5%, dan komplikasi akut 4,3%. Data tersebut menunjukkan bahwa penderita DM datang memeriksakan dirinya ke RSUD Deli Serdang setelah terjadi komplikasi kronik. Pasien tidak menyadari bahwa beberapa tahun sebelumnya telah menderita DM. kronik DM terjadi karena kontrol glukosa dan tekanan darah yang tidak baik pada penderita DM. Kontrol glukosa dan tekanan darah yang baik pada penderita DM dapat mencegah dan memperlambat timbulnya komplikasi kronik. RSUD Deli Serdang Tahun 22 berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 5 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Penatalaksanaan Medis f % OHO Suntik Insulin OHO + Suntik Insulin 23 5 58 66, 2,7 3,2 86 Berdasarkan tabel 5 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar penderita DM berdasarkan penatalaksanaan medis yaitu Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 67,4%, kemudian diikuti Kombinasi OHO dan suntik insulin 3,8%, dan proporsi terkecil yaitu suntik insulin,8%. Tingginya penggunaan OHO karena proporsi penderita DM tipe 2 juga yang tinggi di RSUD Deli Serdang. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penderita DM tipe 2 yang telah terjadi komplikasi dianjurkan untuk mendapat terapi OHO, sedangkan kombinasi OHO dan insulin diberikan jika dengan pemberian OHO dosis maksimal tidak dapat mengontrol kenaikan kadar gula darah, kemudian pemberian kombinasi terapi ini bertujuan untuk memberikan insulin dengan dosis yang lebih rendah dibandingkan bila insulin diberikan sebagai terapi tunggal yang mana dapat menimbulkan hipoglikemia. 37 Pada saat pengumpulan data, hanya orang yang dilakukan pemeriksaan HbAc baik untuk mengetahui kadar glikemik jangka panjang maupun untuk mengetahui efektifitas dari suatu pengobatan. RSUD Deli Serdang Tahun 22 berdasarkan lama rawatan rata-rata dapat dilihat pada tabel Tabel 6 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Lama rawatan rata-rata (hari) Mean Standar Deviasi (SD) 95% Confidence Interval Minimum Maksimum 5,6 4,736 4,92 6,29 33 Lama rawatan rata-rata penderita DM RSUD Deli Serdang tahun 22 adalah 5,6 hari (6 hari). Lama rawatan tersingkat adalah hari dan lama rawatan terlama 33 hari. Standar nasional lama rawatan ratarata pasien di rumah sakit adalah 6-9 hari. 44 Pasien DM di RSUD Deli Serdang memiliki lama rawatan rata-rata di dalam standar nasional (6 hari). Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum, pasien ditangani oleh medis secara cepat dan tepat yaitu dari penegakan diagnosis sampai pengobatan pasien. RSUD Deli Serdang Tahun 22 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Sumber biaya f % Askes Askin Biaya Perusahaan Biaya Sendiri 55 82 2 47 29,6 44,, 25,3 86 Berdasarkan tabel 7 di atas diketahui proporsi terbesar sumber biaya penderita DM yang digunakan selama perawatan di rumah sakit yaitu Askin (Jamkesmas dan Jamkesda) 44,% kemudian Askes 25,3%, biaya sendiri 25,3%, dan biaya perusahaan,%. RSUD Deli Serdang adalah rumah sakit pemerintah yang melayani pasien dengan Askin (Jamkesmas dan Jamkesda), Askes, biaya perusahaan, dan umum/ biaya sendiri. Penderita DM dengan komplikasi yang datang berobat lebih banyak menggunakan bukan biaya sendiri terutama yang berasal dari Askes. Hal ini terjadi karena penderita DM di RSUD Deli Serdang ada yang bekerja sebagai PNS. Selain itu ibu rumah tangga juga menggunakan kartu Askes karena suami yang bekerja sebagai PNS. RSUD Deli Serdang Tahun 22 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel Tabel 8 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Keadaan sewaktu pulang f % PBJ PAPS Meninggal 7 5 9,4 8,,5 86 Berdasarkan tabel 8 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar penderita DM berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) 9,4% kemudian Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 8,%, dan proporsi terkecil adalah meninggal,5%. Penderita DM mencari pelayanan kesehatan terkait komplikasi yang ditimbulkan. Penatalaksanaan medis yang dilakukan pada penderita DM hanya untuk mengontrol glukosa darah disamping diet dan olahraga. Selain itu, penderita DM diberi perawatan terkait komplikasinya. Setelah keadaan pasien pulih, maka dokter akan mengijinkan pasien untuk pulang dan tetap mengonsumsi obat pengontrol glukosa darah. Analisis Bivariat Distribusi proporsi umur penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan jenis kelamin di RSUD Deli Serdang tahun 22 dapat dilihat pada tabel Tabel 9 Distribusi Proporsi Umur Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur (tahun) 4 > 4 f % f % f % 4 5,2 73 94,8 77 4 3,7 5 96,3 9

Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa penderita DM dengan komplikasi pada jenis kelamin laki-laki, terdapat 4 orang (5,2%) pada kelompok umur 4 tahun dan 73 orang (94,8%) pada kelompok umur > 4 tahun sedangkan pada perempuan terdapat 4 orang (3,7%) pada kelompok umur 4 tahun dan 5 orang (96,3%) pada kelompok umur > 4 tahun. Analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat karena terdapat 2 sel (5,%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh p >,5 (p =,72) berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis kelamin. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian DM pada kelompok umur 4 tahun dan > 4 tahun dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Distribusi proporsi umur penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan kategori komplikasi di RSUD Deli Serdang tahun 22 dapat dilihat pada tabel Tabel Distribusi Proporsi Umur Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Kategori komplikasi Akut Akut+ Umur (tahun) 4 > 4 f % f % f % 8 8 6 2 3,7 4,3 58 2 96,3 85,7 64 4 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada penderita DM dengan komplikasi akut pada kelompok umur 4 tahun sedangkan pada kelompok umur >4 tahun %. Proporsi penderita DM dengan komplikasi kronik pada kelompok umur 4 tahun adalah 3,7%sedangkan pada kelompok umur >4 tahun 96,3%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada kelompok umur 4 tahun adalah 4,3% sedangkan pada kelompok umur >4 tahun 85,7%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5. Distribusi proporsi jenis kelamin penderita DM yang dirawat inap berdasarkan kategori komplikasi di RSUD Deli Serdang tahun 22 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Kategori komplikasi Akut Akut + Jenis Kelamin Lakilaki Perempuan f % f % f % 3 37,5 5 62,5 8 66 8 4,2 57, 98 6 59,8 42,9 64 4 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat proporsi penderita DM dengan komplikasi akut pada laki-laki 37,5% sedangkan pada perempuan 62,5%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi kronik pada laki-laki 4,2% sedangkan pada perempuan 59,8%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada laki-laki 57,% sedangkan pada perempuan 42,9%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5.

Distribusi proporsi kategori komplikasi penderita DM yang dirawat inap berdasarkan penatalaksanaan medis di RSUD Deli Serdang tahun 22 dapat dilihat pada tabel Tabel 2 Distribusi Proporsi Kategori Penderita DM yang Dirawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Penatal aksana an Medis OHO Suntik Insulin OHO + Suntik Insulin Kategori Komplik asi Akut Komplikas i Kompli kasi Akut + f % f % f % f % 3 4 2,5 2, 6,9 2 5 9,2 4, 87,9 9 2 3 7,3 4, 5,2 23 5 58 Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis OHO mengalami komplikasi akut 2,5%, komplikasi kronik 9,2%, dan komplikasi akut maupun kronik 7,3%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis suntik insulin mengalami komplikasi akut 2,%, komplikasi kronik 4,%, dan komplikasi akut maupun kronik 4,%. proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis kombinasi OHO dan suntik insulin mengalami komplikasi akut 6,9%, komplikasi kronik 87,9%, dan komplikasi akut maupun kronik 5,2%. Analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (55,6%) dengan expected count yang besarnya kurang dari 5. Distribusi proporsi kategori komplikasi penderita DM yang dirawat inap berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Deli Serdang tahun 22 dapat dilihat pada tabel Tabel 3 Distribusi Proporsi Kategori Penderita DM yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Keadaan Sewaktu Pulang PBJ PAPS Meninggal Kategori Komplik Komp asi Akut likasi + Akut f % f % f % f % 7 4, 6,7 49 4 87,6 93,3 4 8,3 7 5 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat proporsi penderita DM yang pulang berobat jalan terdapat 4,% yang mengalami komplikasi akut, 87,6% yang mengalami komplikasi kronik, dan 8,3% yang mengalami komplikasi akut dan kronik. Proporsi penderita DM yang pulang atas permintaan sendiri terdapat 6,7% yang mengalami komplikasi akut, 93,3% yang mengalami komplikasi kronik, dan tidak ada penderita yang mengalami komplikasi akut dan kronik. Penderita DM yang meninggal ada orang dan mengalami komplikasi kronik. Pada penelitian ini, keadaan sewaktu pulang dari rumah sakit yaitu pulang berobat jalan, pulang atas permintaan sendiri, maupun meninggal lebih banyak pada pasien yang mengalami komplikasi kronik. Hal ini menunjukkan bahwa penderita DM yang datang berobat ke rumah sakit ini lebih banyak mengalami komplikasi kronik. Analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (55,6%) dengan expected count yang besarnya kurang dari 5.

Lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan kategori komplikasi di RSUD Deli Serdang tahun 22 dapat dilihat pada tabel Tabel 4 Lama Rawatan Rata-Rata Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Kategori komplikasi Akut Akut + Lama rawatan rata-rata f Mean SD 8 5,5 4,39 64 5,6 4,96 4 5,7 2,73 Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa penderita DM dengan komplikasi akut menjalani perawatan di rumah sakit selama 5,5 hari (6 hari), penderita DM dengan komplikasi kronik selama 5,6 hari (6 hari), dan penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik selama 5,7 hari (6 hari). Berdasarkan hasil test of homogenity of variances diperoleh p >,5 (p =,589) yang berarti memiliki varians yang sama sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Anova. Berdasarkan uji Anova diperoleh p >,5 (p =,994) berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi. Hal ini menunjukkan bahwa penderita DM yang mengalami komplikasi akut, atau kronik atau kombinasi akut dan kronik tidak menjadikan lama rawat inap berbeda. Lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan sumber biaya di RSUD Deli Serdang tahun 22 dapat dilihat pada tabel Tabel 5 Lama Rawatan Rata-Rata Penderita DM dengan yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Deli Serdang Tahun 22 Sumber biaya Biaya sendiri Bukan biaya sendiri Lama rawatan rata-rata f Mean SD 47 39 4,6 6,3 4,748 4,634 Berdasarkan tabel 5 di atas diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi menggunakan biaya sendiri lebih singkat yaitu 4,6 hari (4 hari) dibandingkan dengan menggunakan bukan biaya sendiri yang berasal dari Askes, Askin (Jamkesmas dan Jamkesda), dan biaya perusahaan yaitu selama 6,3 hari (6 hari). Analisis statistik menggunakan uji t diperoleh p <,5 (p =,9 ) berarti secara statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya. Hal ini menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi menggunakan bukan biaya sendiri lebih lama dibandingkan jika menggunakan biaya sendiri. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sosiodemografi, proporsi tertinggi pada kelompok umur 5-6 tahun 4,4%, jenis kelamin perempuan 58,6%, Suku Melayu 45,2%, Agama Islam 75,3%, pendidikan dengan tamat SD/sederajat 4,9%, dan pekerjaan Ibu Rumah Tangga 43,5%. 2. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan tipe DM diperoleh proporsi tertinggi pada DM tipe 2 yaitu 96,2%. 3. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi DM diperoleh proporsi tertinggi pada penderita DM yang mengalami komplikasi Hipertensi 34,9%

4. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan kategori komplikasi diperoleh proporsi tertinggi pada penderita DM yang mengalami komplikasi kronik 88,2% 5. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan pengobatan diperoleh proporsi tertinggi pada penderita DM dengan komplikasi yang mendapat pengobatan dengan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 66,%. 6. Lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi adalah 5,6 hari (6 hari) 7. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sumber biaya diperoleh proporsi tertinggi pada bukan biaya sendiri (Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan biaya perusahaan) 74,7%. 8. Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan (PBJ) 9,4% 9. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis kelamin pada penderita DM dengan komplikasi (p =,72). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi pada penderita DM dengan komplikasi. (p =,994). Ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya pada penderita DM dengan komplikasi. (p =,9 ). Saran. Kepada pihak rumah sakit sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar HbAc untuk penegakan diagnosis yang lebih akurat dan untuk memantau kadar glikemik jangka panjang dan kepatuhan pasien dalam mengontrol gula darahnya. Selain itu pihak rumah sakit seharusnya memperhatikan efisiensi lama rawatan (Length of Stay; LOS) sehingga pasien dapat ditangani dengan cepat dan tepat. 2. Kepada penderita DM dengan komplikasi untuk melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah secara rutin, melakukan pemeriksaan kadar HbAc, melakukan diet yang dianjurkan, olahraga yang rutin dan mengkonsumsi obat secara teratur sehingga kadar gula darah bisa terkontrol untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. Daftar Pustaka. Departemen Kesehatan R.I., 28. Hasilhasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 27. Badan Litbangkes, Jakarta 2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), 26. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia, Jakarta 3. Departemen Kesehatan R.I., 28. Pedoman Pengendalian Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik, Jakarta 4. American Diabetes Association (ADA), 24.Global Prevalence of Diabetes; Estimates for the year 2 and projections for 23 5. Departemen Kesehatan R.I., 28. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 27, Jakarta 6. Tarigan, L. Andriani, 2. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus dengan yang Dirawat Inap di RSU Herna Medan Tahun 29-2. Skripsi Mahasiswa FKM USU 7. Suyono, S., 29. Diabetes Mellitus Di Indonesia. Dalam: Aru W, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V. Interna Publishing, Jakarta 8. Misnadiarly, 26. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi, Edisi Pertama. Pustaka Populer Obor, Jakarta 9. Marpaung, J., 26. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pematang Siantar Tahun 23-24. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Soegondo, S. dan Dyah P. 29. Sindrom Metabolik. Dalam: Aru W, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V. Interna Publishing, Jakarta.