I. PENDAHULUAN. hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. juga berarti investasi bagi pembangunan negara. Karena itu setiap upaya

I. PENDAHULUAN. mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

I. PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 1. manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III TINJAUAN TEORITIS

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya ini dimaksudkan untuk menunjang pencapaian cita-cita bangsa

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 1 Kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam Pasal 28H Ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS PADA PELAYANAN KESEHATAN BAKTI SOSIAL OLEH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional. Kesehatan merupakan hak asasi manusia, sehingga

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak

BUPATI BATANG PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I LATAR BELAKANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai

I. PENDAHULUAN. maupun tenaga kesehatan yang ada di tempat-tempat tersebut belum memadai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Prospek Implementasi UU SJSN dan UU BPJS Dalam Perlindungan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

WALIKOTA TASIKMALAYA

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menentukan cita-cita dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BAB XX KETENTUAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum Pidana. 1. Penegak Hukum dan Penegakan Hukum Pidana

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan masyarakat di Prabumulih kembali pada polapengobatan

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya sumberdaya manusia unggul yang dapat membantu terwujudnya

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, Peningkatan kesehatan dan Pencegahan penyakit, Penyembuhan penyakit dan Pemulihan kesehatan, Kesehatan reproduksi,

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan sumber daya

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu parameter untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Tanpa kesehatan manusia tidak akan produktif untuk hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan. Peran negara dalam meningkatkan pembangunan kesehatan tidak lepas dari tanggung jawab Negara yang berlandaskan unsur Pancasila dan UUD 1945 yang telah tercantum dalam Pasal 34 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa: Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pelayanan umum masyarakat ialah dengan membangun rumah sakit. Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

2 rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Serta melaksanakan kegiatan berupa pendidikan, penyuluhan kesehatan (promotif), pencegahan (prefentif), pengobatan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), dan melaksanakan pelayanan rujukan. 1 Tujuan pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif. Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Maka setiap anggota masyarakat memiliki hak yang sama dalam masalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki tenaga medis yang mewakilkan rumah sakit untuk menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan, seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga apoteker, yang memiliki keahlian dan kewenangan di bidang kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban menghormati dan melindungi hak-hak pasien. 2 Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan No. 1191 Tahun 2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan berbunyi, produk alat kesehatan 1 Soekidjo Notoatmodjo. Etika dan Hukum Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 154 2 Harmien Hadiati Koeswadji. Hukum Kedokteran (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1998), hlm. 100

3 yang beredar harus memenuhi standar dan/atau persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan. Rumah sakit sebagai institusi yang menjalankan pelayanan kesehatan berkewajiban menyediakan alat kesehatan yang memenuhi standar dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, alat kesehatan tersebut merupakan sarana pendukung bagi rumah sakit dalam melakukan upaya pengobatan dan perawatan terhadap pasien. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan dalam bidang teknologi khususnya dalam pelayanan kesehatan dengan menggunaan alat kesehatan baik itu pelayanan medis dan nonmedis di rumah sakit, rumah sakit harus memiliki pedoman atau standar baku dalam pelaksanaanya. Pedoman yang dilaksanakan oleh rumah sakit harus memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien sesuai dengan standar pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien. Pedoman mengenai standar penggunaan alat kesehatan dan kelengkapan alat kesehatan disetiap rumah sakit memiliki pedoman dan pelaksanaan yang berbeda menurut kelasifikasi rumah sakit. Perbedaan klasifikasi rumah sakit dalam hal pengoperasian dan kelengkapan alat kesehatan di rumah sakit tidak menjadi faktor penghambat penyebab berkurangnya mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien, melainkan rumah sakit terus mampu berupaya meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan agar tercapai hasil pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

Namun, pada praktiknya terdapat gejala sosial antara das sein yang merupakan realita yang telah terjadi, tidak sesuai dengan das sollen yang merupakan norma 4 dan perundang-undangan yang telah diatur. 3 Penggunaan alat kesehatan yang tidak mengutamakan standar, syarat mutu keselamatan dan keamanan, serta layak pakai ada kalanya mengakibatkan dampak yang buruk serta dapat menimbulkan kerugian terhadap pasien, seperti luka, cacat, bahkan sampai pada kematian. Hal tersebut dapat dilihat pada kasus, yang terjadi pada tahun 2010, saat itu pasien yang bernama Syarifudin Pane, berusia 34 tahun yang menjalani operasi patah kaki di Rumah Sakit Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Pasien tersebut menjadi korban penyalahgunaan pemasangan pen (alat bantu penyambung tulang) oleh tim dokter yang menanganinya. Pen yang dipasang di kaki kanannya pada Bulan September 2010 diduga bekas dan tidak steril. Timbulnya dugaan atas penyalahgunaan alat kesehatan itu terjadi setelah beberapa bulan pemasangan pen, kaki kanan pasien yang terpasang pen tersebut mengeluarkan darah dan nanah. Pada tanggal 3 Juli 2011, pasien menjalani operasi pengangkatan pen di rumah sakit lain yaitu Rumah Sakit Husada, Bali. Prof. dr. Siki Kawiana, dokter yang melakukan operasi pengangkatan pen di rumah sakit tersebut, menyatakan bahwa pendarahan tersebut disebabkan pen yang tidak steril. Berdasarkan dugaan penyalahgunaan alat kesehatan tersebut, Syarifudin Pane menuntut Rumah Sakit Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, untuk mengganti 79. 3 Soerjono Soekanto. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum ( Jakarta: Rajawali Pers,1988), hlm.

5 kerugian yang dialami pasien terhadap tindakan kesalahan/kelalaian yang dilakukan oleh dokter maupun tenaga kesehatan yang melakukan pemasangan pen tersebut. Namun dilain pihak, melalui kordinator marketing pihak Rumah Sakit Haji Pondok Gede, dalam hal ini membantah melakukan tindakan penyalahgunaan alat kesehatan terhadap pasien. Membantah juga bila pen yang dipasang tersebut adalah bekas, rencananya pihak rumah sakit akan melakukan pertemuan dengan pihak pasien dan memberikan keterangan terkait apa yang dialami oleh pasien, serta akan mempertimbangkan bila memang terjadi kesalahan pada rumah sakit. 4 Berdasarkan kasus di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Tinjauan Yuridis Perlindungan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan yang Menggunakan Alat Kesehatan di Rumah Sakit. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian ini, ada dua rumusan masalah yang akan dirumuskan dan dicari penyelesaiannya secara ilmiah. Beberapa masalah tersebut sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pasien dalam penggunaan alat kesehatan di rumah sakit? 4 http://news.detik.com/read/2011/10/11/003617/1741056/10/ diakses tanggal 20 juni 2014 Pukul: 13.30 WIB

2. Bagaimana tanggung jawab hukum rumah sakit terhadap penyalahgunaan alat kesehatan kepada pasien? 6 C. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi ruang lingkup pembahasan dan ruang lingkup bidang ilmu. Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah mengkaji tentang perlindungan pasien dan tanggung jawab rumah sakit dalam pelayanan medis dengan menggunakan alat kesehatan di rumah sakit di tinjau berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang- Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, sedangkan ruang lingkup bidang ilmu dalam penelitian ini adalah hukum keperdataan, dan hukum kesehatan. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitan adalah: 1. Mendeskripsikan dan mengkaji bentuk perlindungan hukum terhadap pasien dalam penggunaan alat kesehatan di rumah sakit; 2. Mendeskripsikan dan mengkaji tanggung jawab hukum rumah sakit terhadap penyalahgunaan alat kesehatan kepada pasien. E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka yang menjadi kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, dan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu hukum khususnya hukum kesehatan mengenai perlindungan dan tanggung jawab hukum terhadap pasien dalam penggunaan alat kesehatan di rumah sakit. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi rumah sakit, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi rumah sakit dalam penyediaan dan penggunaan alat kesehatan dalam melakukan pelayanan medis terhadap pasien; b. Bagi masyarakat, hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat, khususnya pasien terhadap perlindungan hukum dan tanggung hukum jawab rumah sakit; c. Bagi penulis, hasil penulisan ini dapat menambah pengetahuan mengenai perlindungan pasien dan tanggung jawab hukum rumah sakit dalam melakukan pelayanan medis yang menggunaan alat kesehatan terhadap pasien, serta sebagai syarat untuk melengkapi dan menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas Lampung.