TINJAUAN PUSTAKA. A. Tulang Sapi. terbagi menjadi bagian epiphysis atau bagian sendi tulang dan diaphysis atau

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Ultisol. merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang

UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR UNTUK TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays scarata) DI TANAH REGOSOL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan tanah yang bertekstur relatif berat, berwarna merah

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. tanaman, baik untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Unsur hara P pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PUPUK DAN PEMUPUKAN TANAMAN BAWANG MERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

FOSFOR. Kesuburan Tanah Ratih Kurniasih

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tulang Sapi Struktur tulang sapi pada prinsipnya sama dengan tulang lainnya yaitu terbagi menjadi bagian epiphysis atau bagian sendi tulang dan diaphysis atau bagian tengah tulang yang berbentuk silinder. Komposisi tulang sapi yang terdiri dari 93% hidroksiapatit (Ca10(PO 4 ) 6 (OH) 2 ) dan 7% β-tricalcium phosphate (Ca 3 (PO 4 ) 2, β-tcp) (Ooi et al.,2007). Komposisi kimia tulang sapi terdiri dari zat anorganik berupa Ca, P, O, H, Na dan Mg, dimana gabungan reaksi kimia unsur Ca, P, O, H merupakan senyawa apatite mineral sedangkan Na dan Mg merupakan komponen zat anorganik tambahan penyusun tulang sapi dengan suhu titik lebur tulang sapi sebesar 1227 0 K (Sontang, 2000). Hidroksiapatit (HAp) adalah sebuah molekul kristalin yang intinya tersusun dari fosfor dan kalsium dengan rumus molekul Ca10(PO 4 ) 6 (OH) 2 yang termasuk di dalam keluarga senyawa kalsium fosfat. Hidroksiapatit yang berasal dari tulang sapi telah secara luas dipelajari dalam bidang aplikasi medis seperti digunakan untuk mencangkok tulang, memperbaiki, mengisi atau penggantian tulang serta dalam pemulihan jaringan gigi. Hidroksiapatit digunakan di dalam dunia medis karena memiliki sifat yang dapat beradaptasi dengan baik pada jaringan keras dalam tulang, dapat membangun kembali jaringan tulang yang sudah rusak dan juga di dalam jaringan lunak meskipun memiliki laju degradasi yang rendah, sifat osteokonduktifitas yang tinggi, bersifat tidak beracun, non inflamasi dan imunogenik (Kusrini dan Sontang, 2012). Sifat fisika dan biokimia 5

6 dari hidroksiapatit sama dengan yang dimiliki oleh tulang dan gigi. Selain itu, struktur molekul hidroksiapatit juga sama dengan struktur molekul tulang dan gigi. Abu tulang sapi adalah Trikalsium Fosfat yang berasal dari Hydroxyapatit Ca 5 (OH)(PO 4 ) 3. Memiliki komposisi abu tulang sapi, sebagian besar didominasi oleh senyawa Fosfat dengan komponen mineral utama Hidroksilapatit (Anonim, 2008). Menurut Carter and Spengler (1978) dalam Dairy (2004) umumnya pada tulang sapi yang masih basah, berdasarkan beratnya terdapat 20% air, 45% abu, dan 35% bahan organik. Abu tulang sapi mengandung Kalsium 37% dan Fosfor 18.5% pada berat tulang sapi. B. Unsur Hara Fosfor 1. Peranan unsur hara Fosfor pada tanaman Fosfor merupakan hara makro kedua setelah N yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup banyak (hara makro). Fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (Key of life). Unsur ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman. Unsur P dalam Phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal-awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Ketersediaan P dalam tanah ditentukan oleh bahan induk tanah serta faktorfaktor yang mempengaruhi seperti reaksi tanah (ph), kadar Al dan Fe oksida, kadar Ca, kadar bahan organik, tekstur dan pengelolaan lahan. Tanaman menyerap Fosfor dalam bentuk ion Ortofosfat (H2PO4 - ) dan ion ortofosfat sekunder (HPO4 = ). Menurut Tisdale (1985) dalam Rosmarkam

7 dan Yuwono (2002) unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk Pirofosfat dan Metafosfat, bahkan menurut Thomson (1982) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa anorganik yang larut dalam air, misalnya Asam Nukleat dan Phitin. Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi senyawa Fosfor organik. Fosfor ini mudah bergerak antar jaringan tanaman. Kadar optimal Fosfor dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering tanaman. Karateristik Fosfor yaitu, Fosfor bergerak lambat dalam tanah, pencucian bukan masalah, kecuali pada tanah yang berpasir. Fosfor lebih banyak berada dalam bentuk anorganik dibandingkan organik. Di dalam tanah kandungan F total bisa tinggi tetapi hanya sedikit yang tersedia bagi tanaman. Tanaman menambang Fosfor tanah dalam jumlah lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium. Fungsi Fosfor pada tanaman yaitu: a. Pembentukan bunga dan buah b. Bahan pembentuk inti sel dan dinding sel c. Mendorong pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji pembentukan klorofil d. Penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan klorofil e. Penting dalam cadangan dan transfer energi (ADP+ATP) f. Komponen Asam Nukleat (DNA dan RNA), g. Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman.

8 Tanaman yang mengalami kekurangan P, akan mengalami gejala sebagai berikut: a. Reduksi pertumbuhan, kerdil b. Daun berubah tua agak kemerahan c. Cabang, batang, dan tepi daun berwarna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning d. Buah tampak kecil dan cepat matang e. Menunda pemasakan f. Pembentukan biji gagal g. Perkembangan akar tidak baik (Silvikultur.com, 2011) 2. Ketersediaan unsur hara Fosfor di dalam tanah Beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total pasokan hara, kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah dan sifat fisik maupun kimia tanah. Keseluruhan faktor ini berlaku umum untuk setiap unsur hara (Olson and Sander 1988). Ketersediaan Unsur P dalam tanah untuk tanaman sangat dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanahnya sendiri. Tidak tersedia dan tidak larutnya P disebabkan fiksasi oleh mineral-mineral liat dan ion-ion Al, Fe yang membentuk senyawa kompleks yang tidak larut. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi ketersediaan P tanah yaitu : a. Tipe liat b. ph tanah c. Waktu reaksi

9 d. Temperatur e. Bahan organik tanah (Nyakpa, dkk, 1988). Bentuk P pada tanah masam yaitu H 2 PO 4 - lebih dominan dijumpai dan terus ke bentuk HPO 2 4 -dan PO 2 4 -, sedangkan P yang dapat diserap tanaman dalam bentuk OrthopHospat yaitu H 2 PO 4 - dan HPO 2 4 - pada umumnya dapat tersedia bagi tanaman (Nyakpa, dkk, 1988). Tanah dengan ph yang kurang dari 6,5 akan banyak terdapat Al dan Mn yang akan mengikat P dalam tanah dengan reaksi sebagai berikut : Al 3 ++ H 2 PO 4 -+ 2H 2 O 2H++ Al(OH)2H 2 PO 4. Fosfat jika berhubungan dengan suatu larutan asam akan menghasilkan monokalsium Fosfat yang mudah larut menjadi Ca 2 + dan H 2 PO 4 - dengan reaksi sebagai berikut : Ca 5 (PO 4 ) 3 OH (Hidroksi Apatit) + 7 H+ 5 Ca 2 ++ 3 H 2 PO 4 -+ H 2 O Ca 5 (PO 4 ) 3 F (Fluorapatit) + 6 H+5 Ca 2 ++ 3 H 2 PO 4 -+ F-. Cara mengurangi fiksasi P dalam tanah dapat dilakukan antara lain sebagai berikut : a. Mengatur ph yaitu dengan pengapuran b. Pemberian bahan organik, pemberian ini akan menghasilkan anion dan kation yang mengurangi fiksasi c. Mengurangi kontak langsung antara pupuk dengan tanah (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1988). Pemberian Fosfor di dalam tanah mempunyai sumber dari : a. Pupuk buatan b. Pupuk alam

10 c. Senyawa alam lainnya baik senyawa organik maupun senyawaanorganik dari unsur-unsur P dan K yang sudah ada dalam tanah. Permasalahan Fosfor (P) pada kesuburan tanah lapisan atas adalah sebagai berikut : a. Jumlah total P di dalam tanah relatif rendah, yaitu 200-2000 kg P/ha tanah di kedalaman15 cm b. P yang ditemukan di lapisan atas tanah memiliki kelarutan yang rendah atau benar-benar tidak dapat larut sehingga sebagian besar tidak tersedia untuk diserap oleh tanaman. c. Sumber P yang berasal dari pupuk yang ditambahkan ke tanah, akan menyediakan unsur P untuk tanaman namun pada waktunya akan membentuk campuran yang tidak dapat larut (Brady dan Weil, 2008) C. Tanaman Jagung Manis Jagung manis merupakan tanaman semusim, siklus hidupnya diselesaikan dalam 60-70 hari. Tanaman jagung ini dapat menyumbangkan hasil untuk keperluan konsumsi manusia. Hasil produksinya berupa jagung muda yang apabila direbus mempunyai rasa enak dan manis. Rasa manis tersebut disebabkan karena kandungan glukosa yang terdapat di dalam biji jagung. Jagung manis memiliki ciri biji yang masih muda becahaya dan berwarna cernih sedangkan biji yang sudah masak dan kering akan menjadi keriput atau berkerut. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yaitu 1000 1.800 mdpl dengan temperatur antara 21 0 C hingga 30 0 C. Tanaman jagung

11 tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, gembur dan kaya akan kandungan humus, dengan ph 5,5-6,5 (Aak, 2010). Budidaya jagung manis meliputi beberapa tahapan yaitu, sebagai berikut : 1. Persiapan bahan tanam Bahan yang digunakan dalam budidaya jagung manis berupa benih. Benih yang digunakan merupakan benih unggul yang telah teruji kemurnian benih terhadap kotoran maupun biji lain, daya tumbuh yang baik dapat mencapai 90% ke atas dan ketahanan terhadap penyakit. Disamping itu kemampuan berproduksi dalam umur yang relatif pendek, serta dapat beradaptasi dengan baik dalam berbagai lingkungan (Aak, 2010). 2. Pengolahan Lahan Pengolahan dilakukan dengan cara dibajak dan digaru, selanjutnya ditambahkan pupuk kandang sapi sebagai pupuk dasar. Menurut Firlana (2011) dalam Zulkifli dan Herman (2012), penggunaan pupuk kandang sapi pada tanaman jagung dengan dosis 20 ton/ha menunjukkan hasil tertinggi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tongkol, berat tongkol, berat basah dan berat pipilan kering. Tujuan pengolahan tanah adalah memperoleh media yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi keberadaan gulma serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Kegiatan ini dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam. (Faedah, 2015).

12 3. Penanaman Penanaman jagung dilakukan dengan cara membuat lubang tanam menggunakan tugal dengan kedalaman 2,5-5 cm. Jarak tanam yang digunakan 60x15 cm, selanjutnya benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1 butir dengan kebutuhan benih 110.000/ha, kemudian dilakukan penutupan dengan tanah secara tipis-tipis (Aak, 2010). 4. Pemeliharaan a. Penyulaman Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, dilakukan pada waktu 7-10 hari setelah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman (Faedah, 2015). b. Penyiangan dan pembumbunan Penyiangandan pembumbunan dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari, penyiangan pada tanaman jagung yang masih kecil dilakukan secara manual menggunakan tangan atau cangkul kecil, sehingga diharapkan tidak merusak pertumbuhan jagung. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan

13 tanaman ditimbun di barisan tanaman, dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang (Aak, 2010). c. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan cara penugalan di samping tanaman dengan jarak sekitar 5-7 cm dari batang tanaman. Dosis pupuk yang digunakan adalah 300 kg Urea, 200 kg SP-36, dan 50 kg KCl/ha sesuai dengan hasil analisis tanah. Pupuk Urea diberikan tiga kali, yaitu 100 kg pada waktu tanam, 100 kg pada saat tanaman berumur 30 hst dan 100 kg pada saat tanamanberumur 45 hst. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada waktu tanam atau sebagai pupuk dasar (Suprapto, 1995). d. Pengairan Pengairan dilakukan setelah benih ditanam yaitu dengan cara penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung (Faedah, 2015). 5. Panen Pemanenan dilakukan pada 70-75 hari setelah tanam, dengan cara memetik tongkol jagung yang berada pada ketiak daun. Hasil pemanenan jagung manis dalam satu hektar mencapai 8-10 ton (Faedah, 2015).

14 D. Tanah Regosol Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Material jenis tanah ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan.tanah regosol merupakan tanah yang termasuk ordo entisol. Secara umum, tanah entisol adalah tanah yang belum mengalami perkembangan yang sempurna, dan hanya memiliki horizon A yang marginal. Secara spesifik, ciri regosol adalah berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah yaitu 3,72%. Sifat tanah yang demikian membuat tanah tidak dapat menampung air dan mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik. Kandungan bahan organik yang sedikit dan kurang subur dengan ph 6-7. Tanah regosol lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman palawija, tembakau, dan buah-buahan yang tidak banyak membutuhkan air. Regosol banyak tersebar di Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara yang kesemuanya memiliki gunung berapi (Hedisasrawan, 2013).