Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PEMBERIAN FERMENTASI URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DI TANAH INSEPTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Dynamics of N NH 4 and N NO 3 Effect of Urea and Lime CaCO 3 Application in Inceptisols Taken from Kwala Bekala and Relation To Growth of Maize

EFEK INTERAKSI PEMBERIAN SILIKAT DAN MIKORIZA PADA ANDISOL TERHADAP P-TERSEDIA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

EKO ANDREAS SIHITE AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

DAMPAK DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL SKRIPSI. Oleh REGINA RUNIKE ANDREITA/ ILMU TANAH

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

SKRIPSI OLEH : ABDUL RASYID B DAMANIK AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.2, No.2 : , Maret 2014

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (570) :

PENGARUH PEMBERIAN AIR LAUT DAN BEBERAPA BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mayz. L) SKRIPSI.

BAHAN METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS NPK ORGANIK SEBAGAI PENGGANTI NPK ANORGANIK PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) DI TANAH REGOSOL

SKRIPSI. Oleh : YULI SAGALA/ ILMU TANAH

SKRIPSI OLEH: KARTIKA SRY NINGSIH AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (33):

POTENSI BERBAGAI TANAMAN SEBAGAI INANG INOKULUM MIKORIZA ARBUSKULAR DAN EFEKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DAN KEDELAI DI TANAH ULTISOL

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

APLIKASI BAHAN ORGANIK DAN BIOCHAR UNTUK MENINGKATKAN C-ORGANIK, P DAN Zn TERSEDIA PADA TANAH SAWAH BERKADAR P TINGGI SKRIPSI.

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi Mendukung Revitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007.

UJI METODE PENGUKURAN Al dd EKSTRAKTAN KCl DAN LaCl 3 DALAM MENETAPKAN KEBUTUHAN KAPUR DI TANAH ULTISOL MASAM SKRIPSI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

KETERSEDIAAN NITROGEN AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BERBAGAI BAHAN ORGANIK TERHADAP TIGA JENIS TANAH DAN EFEKNYA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

Jurnal Agroekoteknologi. No Vol.4. No.3, Juni (611) :

PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

PENAMPILAN MORFOFISIOLOGI AKAR BEBERAPA HASIL PERSILANGAN (F1) JAGUNG (Zea mays L.) PADA DUA MEDIA TANAM DI RHIZOTRON SKRIPSI OLEH:

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

EVAN SANJAYA SIPAYUNG ILMU TANAH

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Coressponding Author :

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (605) :

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

KETERSEDIAAN NITROGEN PADA TIGA JENIS TANAH AKIBAT PEMBERIAN TIGA BAHAN ORGANIK DAN SERAPANNYA PADA TANAMAN JAGUNG

TATA CARA PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA ULTISOL AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH PKS DAN CACING TANAH SKRIPSI

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PEMBERIAN SERUM DARAH SAPI DAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) PADA TANAH ULTISOL SKRIPSI.

Transkripsi:

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol Mixture of Cow Bone Ash With Organic Acids to Improve the P-Available and Growth of Maize in Inceptisol Andi Pratama, Mukhlis *, T. Sabrina Program Studi Agroekoteknologi, FakultasPertanian USU, Medan 20155 *Corresponding Author: mukhlis@usu.ac.id ABSTRACT The research aimed to determine the effect of a mixture of cow bone ash with organic acids on P available inceptisol soil and growth of maize (Zea mays L.). The research was conducted in the greenhouse and analyzed in the laboratory of research and technology of Agriculture Faculty of North Sumatera University of Medan from May-October 2013. The research design was nonfactorial randomized block design consisting of 13 treatments with 3 replications that is: Control, T 1 K (cow bone ash 166.7 g), T 1 S 1 (cow bone ash 166.7 g + citric acid 2% 500.1 ml), T 1 A 1 (cow bone ash 166.7 g + acetic acid 2% 500.1 ml), T 1 L 1 (cow bone ash 166.7 g + lactic acid 2% 500.1mL), T 2 K (cow bone ash 333.4 g), T 2 S 2 (cow bone ash 333.4 g + citric acid 2% 1000.2 ml), T 2 A 2 (cow bone ash 333.4 g + acetic acid 2% 1000.2 ml), T 2 L 2 (cow bone ash 333.4 g + lactic acid 2% 1000.2 ml), T 3 K (cow bone ash 500.1 g), T 3 S 3 (cow bone ash 500.1 g + citric acid 2% 1500.3 ml), T 3 A 3 (cow bone ash 500.1 g + acetic acid 2% 1500.3 ml), dan T 3 L 3 (cow bone ash 500.1 g + lactic acid 2% 1500.3 ml).the result of research indicated that application of 500.1 g cow bone ash + citric 1000.2 ml citric acid 2% was the highest increasing soil ph (6.78), P available (20 ppm), P-uptake of plants (0.26 g P/plant), plant shoot dry weight (51.66 g), plant root dry weight (14.23), and plant height (187.27 cm) compared with other treatments. Keywords: Cow Bone, Organic Acid, Phosphate, Inceptisol ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran abu tulang sapi dengan asam organik terhadap P-tersedia tanah Inceptisol dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca, dan dianalisis di Laboratorium Riset dan Teknologi FP USU Medan pada bulan Mei Oktober 2013. Rancangan penelitian adalah rancangan acak kelompok nonfaktorial terdiri dari 13 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu: Kontrol, T 1 K (166.7 g abu tulang sapi), T 1 S 1 (166.7 g abu tulang sapi +500.1 ml asam sitrat 2%), T 1 A 1 (166.7 g abu tulang sapi +500.1 ml asam asetat 2%), T 1 L 1 (166.7 g abu tulang sapi +500.1 ml asam laktat 2%), T 2 K (333.4 g abu tulang sapi), T 2 S 2 (333.4 g abu tulang sapi +1000.2 ml asam sitrat 2%), T 2 A 2 (333.4 g abu tulang sapi + 1000.2 ml asam asetat 2%), T 2 L 2 (333.4 g abu tulang sapi + 1000.2 ml asam laktat 2%), T 3 K (500.1 g abu tulang sapi), T 3 S 3 (500.1 g abu tulang sapi + 1500.3 ml asam sitrat 2%), T 3 A 3 (500.1 g abu tulang sapi + 1500.3 ml asam asetat 2%), dan T 3 L 3 (500.1 g abu tulang sapi +1500.3 ml asam laktat 2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 500.1 g abu tulang sapi + 1000.2 ml asam sitrat mampu lebih meningkatkan ph tanah (6.78), P-tersedia (20 ppm), serapan P-tanaman (0.26 g P/tanaman), bobot kering tajuk tanaman (51.66 g), bobot kering akar tanaman (14.23 g) dan tinggi tanaman jagung (187.27 cm) dibanding dengan perlakuan lainnya. Kata kunci : Tulang Sapi, Asam Organik, Fosfat, Inceptisol 1459

PENDAHULUAN Unsur hara fosfor (P) adalah unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan esensial bagi pertumbuhan tanaman. Di dalam tubuh tanaman, P memberikan peranan yang penting dalam beberapa kegiatan pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin, pembentukkan bunga, buah, dan biji, kematangan tanaman melawan efek nitrogen, merangsang perkembangan akar, meningkatkan kualitas hasil tanaman dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Fosfor berperanan dalam menstimulir pertumbuhan akar (Damanik, et al,2010) Permasalahan penting dari P adalah sebagian P di dalam tanah umumnya tidak tersedia untuk tanaman, meskipun jumlah totalnya lebih besar daripada nitrogen. Hal ini disebabkan ketersediaan P di dalam tanah sangat tergantung kepada sifat dan ciri tanah itu sendiri, serta sistem pengelolaan tanah itu. Penambahan P ke dalam tanah hanya bersumber dari deposit atau pelapukan batuan dan mineral yang mengandung fosfat. Oleh karena itu, kandungan P di dalam tanah tergantung banyak sedikitnya cadangan mineral fosfor dan tingkat pelapukannya (Damanik, et al, 2010). Sumber pupuk P yang umum dipakai oleh petani adalah SP36, TSP, dan fosfat alam. Hampir semua bahan baku pupuk P diimport dari luar negeri sehingga harganya tergantung nilai fluktuasi dollar. Oleh karena itu digunakan sumber pupuk P alternatif yang potensial yaitu: abu tulang sapi. Tulang sapi cukup banyak tersedia di tempat pemotongan hewan. Rumah potong hewan Mabar setiap harinya memotong sapi rata-rata 25-30 ekor/hari dengan berat sapi 500-700 kg/ekor. Produksi tulang sapi 48.6-54.2% atau seberat 379.4 kg/ekor sapi, sehingga setiap harinya tulang sapi mencapai 11382 kg/hari (Damanik, 2013). Jika tulang sapi dibakar seberat 20 kg maka diperoleh abu tulang sapi sebesar 15,2 kg (76%). Jadi total abu tulang sapi yang diproduksi seberat 8650.32 kg/hari. Saat ini tulang sapi ini menjadi salah satu limbah yang cukup banyak di rumah pemotongan hewan tersebut karena tulang sapi ini tidak dimakan seperti daging sapi bagi manusia. Tulang sapi merupakan limbah dari rumah potong hewan. Bahan padatan utama tulang sapi mengandung kristal kalsium hidroksiapatit Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 dan kalsium karbonat (CaCO 3 ). Kalsium hidroksiapatit merupakan fosfat anorganik yang larut dalam larutan asam dan merupakan salah satu fosfat primer dari fosfat alam (Jeng et al., 2008). Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan fosfat dengan menambahkan abu tulang sapi yang dilarutkan pada beberapa asam organik di tanah Inceptisol. Penelitian ini diharapkan mampu mengatasi masalah defisit ketersediaan fosfat di dalam tanah Inceptisol. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Riset dan Teknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei sampai Oktober 2013. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah Inceptisol di Kwala Bekala, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang sebagai media tumbuh tanaman jagung, benih jagung Pioner 23 sebagai tanaman indikator, abu tulang sapi di rumah potong hewan Mabar sebagai sumber pupuk P, asam organik (asam sitrat, asam laktat, dan asam asetat) sebagai pelarut P,air untuk menyiram tanah dan tanaman,dan bahan-bahan kimia untuk analisis tanah di Laboratorium. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk mengolah tanah, timbangan untuk menimbang tanah dan pupuk, label nama sebagai penanda perlakuan dan ulangan, alat-alat tulis untuk menulis data-data parameter dan alat-alat laboratorium untuk keperluan analisis tanah dan tanaman. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak kelompok Non Faktorial dengan 13 perlakuan dan 3 blok sehingga 1460

didapat 39 unit percobaan dan dilakukan uji beda rataan dengan menggunakan uji DMRT. Tabel 1. Perlakuan Campuran Abu Tulang Sapi Dengan Beberapa Asam Organik (Asam Sitrat, Asam Asetat, dan Asam Laktat) Simbol Perlakuan K Kontrol ( tanpa abu tulang sapi + tanpa asam) T 1 K 100 ppm P (166,7 g abu tulang sapi) + tanpa asam/ polybag. T 1 S 1 100 ppm P (166,7 g abu tulang sapi) + 500,1 ml asam sitrat 2% /polybag T 1 L 1 100 ppm P (166,7 g abu tulang sapi) + 500,1 mlasam laktat 2% /polybag T 1 A 1 100 ppm P (166,7 g abu tulang sapi) + 500,1 ml asam asetat 2% /polybag T 2 K 200 ppm P (333,4 g abu tulang sapi) + tanpa asam /polybag T 2 S 2 200 ppm P (333,4 g abu tulang sapi) + 1000,2 ml asam sitrat 2% /polybag T 2 L 2 200 ppm P (333,4 g abu tulang sapi) + 1000,2 ml asam laktat 2% /polybag T 2 A 2 200 ppm P (333,4 g abu tulang sapi) + 1000,2 ml asam asetat 2% /polybag T 3 K 300 ppm P (500,1 g abu tulang sapi) + tanpa asam /polybag T 3 S 3 300 ppm P (500,1 g abu tulang sapi) + 1500,3 ml asam sitrat 2% /polybag T 3 L 3 300 ppm P (500,1 g abu tulang sapi) + 1500,3 ml asam laktat 2% /polybag T 3 A 3 300 ppm P (500,1 g abu tulang sapi) + 1500,3 ml asam asetat 2% /polybag Tulang sapi kering diambil dari rumah potong hewan Mabar. Tulang-tulang sapi dibakar selama 5-6 jam dengan suhu > 130 0 C dan kemudian didinginkan beberapa menit. Tulang-tulang sapi digiling menjadi abu dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Kemudian kandungan P 2 O 5 pada abu tulang sapi dianalisis di Laboratorium. Tanah Inceptisol diambil dari Kwala Bekala, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang pada kedalaman 0-20 cm dari permukaan tanah. Dikering-udarakan tanah dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Pengukuran kadar air tanah (% KA) dan kapasitas lapang (% KL) serta analisis tanah awal lengkap diukur di Laboratorium. Abu tulang sapi dan beberapa asam organik (asam sitrat 2%, asam laktat %, dan asam asetat 2%) dicampurkan dengan perbandingan 1:3 dari massa pupuk abu tulang sapi dan dimasukkan ke dalam polybag yang telah berisi tanah sebanyak 5 kg dan dilakukan inkubasi selama 2 minggu. Benih jagung Pioner 23 ditanam sebanyak 2 biji per polybag dan kemudian dipilih 1 tanaman yang terbaik untuk tumbuh di polybag setelah 2 minggu.tanaman disiram dan gulma dicabut setiap hari. Panen dilakukan pada akhir masa vegetatif. Bagian tanaman atas dan bawah dipotong secara terpisah. Kemudian bagian tanaman yang akan dianalisis tersebut dimasukkan ke dalam amplop dan bagian tanaman tersebut dikering-ovenkan pada suhu ± 70 0 C selama ± 4 hari. Kemudian bagian tajuk tanaman tersebut ditimbang bobot keringnya dan kemudian tajuk tanaman tersebut digiling dengan grinder untuk dianalis di Laboratorium. Bagian akar tanaman tersebut hanya ditimbang bobot keringnya. Parameter yang diamati adalah: analisis tanah yang dilakukan pada akhir masa inkubasi (2 minggu) yaitu :ph H 2 O tanah (metode elektrometri), dan kadar P tersedia tanah (metode Bray II), analisis tanaman yaitu: tinggi tanaman diukur setiap minggu, bobot kering bagian atas tanaman pada akhir masa vegetative, bobot kering akar tanaman pada akhir masa vegetative, serapan P oleh tanaman dilakukan dengan mengalikan kadar P daun (ekstraksi destruksi basah) dengan bobot kering tajuk tanaman 1461

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberian abu tulang sapi mampu meningkatkan ph, P tersedia tanah, serapan P tanaman, tinggi tanaman, bobot kering tajuk tanaman, dan bobot kering akar tanaman. Peningkatan ph terjadi mulai dari dosis setara 100 ppm P (166.7 g abu tulang sapi) namun peningkatan P-tersedia, serapan P tanaman, tinggi tanaman, bobot kering tajuk tanaman, dan bobot kering akar tanaman terjadi mulai dari dosis setara 200 ppm P dan 300 ppm P (333.4 g dan 500.1 g abu tulang sapi). Peningkatan tersebut terjadi karena abu tulang sapi mengandung kristal kalsium hidrosiapatit Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 yang mampu meningkatkan P tersedia tanah, jika dikaitkan dengan Jeng, et al (2008) bahwa tulang sapi mengandung kristal kalsium hidroksiapatit Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 yang mampu menaikkan P tersedia tanah. Tabel 2.Pengaruh Pemberian Campuran Abu Tulang Sapi dengan Beberapa Asam Organik (As. Sitrat, As. Asetat, dan Asam Laktat) Terhadap ph Tanah, P- Tersedia Tanah, Perlakuan ph Tanah P-Tersedia Tanah ppm Serapan P- tanaman g P/tanaman Tinggi Tanaman cm Bobot kering Tajuk tanaman gram Bobot Kering Akar Tanaman gram Kontrol 5.34c 4.95fg 0.05fg 135.93b 33.73b 4.97c T 1 K 5.94b 6.78f 0.08f 160.50b 38.03b 7.07c T 1 S 1 6.38b 12.47e 0.17e 180.00a 45.66ab 10.10b T 1 A 1 6.12b 7.89f 0.12ef 167.27b 40.18b 7.63bc T 1 L 1 6.22b 8.89ef 0.15e 169.27b 43.07b 8.83b T 2 K 6.29b 9.95e 0.18de 174.87ab 43.72b 10.97b T 2 S 2 6.78a 20.00bc 0.26c 187.27a 51.66a 14.23a T 2 A 2 6.45b 13.04de 0.19d 178.17a 46.93a 11.87b T 2 L 2 6.57ab 16.32de 0.22cd 179.20a 49.03a 12.57ab T 3 K 6.75a 17.86c 0.25c 184.40a 49.40a 15.10a T 3 S 3 7.42a 27.31a 0.37a 195.67a 57.26a 18.37a T 3 A 3 7.12a 21.27b 0.28c 190.70a 50.80a 16.30a T 3 L 3 7.20a 23.28b 0.33b 193.03a 54.53a 17.30a Serapan P-Tanaman, Tinggi Tanaman, Bobot Kering Tajuk Tanaman, dan Bobot Kering Akar Tanaman. Pemberian abu tulang sapi mampu meningkatkan ph, P tersedia tanah, serapan P tanaman, tinggi tanaman, bobot kering tajuk tanaman, dan bobot kering akar tanaman. Peningkatan ph terjadi mulai dari dosis setara 100 ppm P (166.7 g abu tulang sapi) namun peningkatan P-tersedia, serapan P tanaman, tinggi tanaman, bobot kering tajuk tanaman, dan bobot kering akar tanaman terjadi mulai dari dosis setara 200 ppm P dan 300 ppm P (333.4 g dan 500.1 g abu tulang sapi). Peningkatan tersebut terjadi karena abu tulang sapi mengandung kristal kalsium hidrosiapatit Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 yang mampu meningkatkan P tersedia tanah, jika dikaitkan dengan Jeng, et al (2008) bahwa tulang sapi mengandung kristal kalsium hidroksiapatit Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 yang mampu menaikkan P tersedia tanah. Pemberian asam organik (asam sitrat, asam asetat, dan asam laktat) mampu meningkatkan ketersediaan P dari abu tulang sapi. Dari ketiga asam organik tersebut hanya asam sitrat yang lebih baik meningkatkan ketersediaan P dari abu tulang sapi mulai dari dosis asam 500.1 ml, 1000.2 ml, dan 1500,3 ml namun asam asetat dan asam laktat hanya mampu meningkatkan ketersediaan P dari abu tulang sapi pada dosis asam 1500.3 ml. Asam sitrat merupakan salah satu asam organik 1462

yang kuat melarutkan P-anorganik abu tulang sapi, sebagaimana Ginting, dkk (2010) menyatakan bahwa asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang kuat melarutkan P-anorganik. Pada perlakuan T 3 S 3 (500.1 g abu tulang sapi + 1500.3 ml asam sitrat 2% /polybag) merupakan perlakuan yang terbaik meningkatkan P dalam tanah. Pemberian abu tulang sapi + asam sitrat lebih baik meningkatkan ketersediaan P dalam tanah dibandingkan dengan asam asetat dan asam laktat. Hal ini sesuai dengan Pasaribu (2010) yang menyatakan bahwa abu tulang sapi + asam sitrat lebih baik meningkatkan P dalam tanah dibandingkan dengan asam asetat dan asam laktat. Phosphorus Fertilizer to Cereal and Rye Grass. Nutr.Cycl.Agron. 76:183-191. Pasaribu, D.A.Z., 2010. Pemberian Abu Tulang Sapi dan Beberapa Asam Organik Untuk Meningkatkan Ketersediaan Fosfat pada Tanah Ultisol. Skripsi. FP USU. Medan. SIMPULAN Pemberian abu tulang sapi tanpa asam mampu meningkatkan ph, P-tersedia tanah, serapan P-tanaman, dan pertumbuhan tanaman jagung. Asam sitrat mampu lebih kuat melarutkan P-anorganik abu tulang sapi dibandingkan asam asetat dan asam laktat. Penelitian ini dilanjutkan dengan perlakuan beberapa dosis abu tulang sapi yang lebih besar lagi untuk mengetahui ketersediaan P optimum yang diberikan abu tulang sapi bagi tanah dan tanaman. DAFTAR PUSTAKA Damanik, M.M., Hasibuan, B.E, Fauzi, Sarifuddin, Hanum, H. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan. Damanik, B. 2013. Wawancara Langsung di Rumah Potong Hewan Mabar. Medan. Ginting, R.C.B., Saraswati, R, dan Husen, E. 2010. Mikroorganisme Pelarut Fosfat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Jeng, A. S., Haraldsen, T. K., Gronlund, A, and Pedersen, P. A. 2008. Meat and Bone Meal as Nitrogen and 1463