PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAMPUNG K B OLEH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUN DAN PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BUKITTINGGI

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No

GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN KAMPUNGKELUARGABERENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

2016, No Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peratura

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 42 TAHUN No. 42, 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN (REVISI)

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE JAKARTA TANGGAL 17 SEPTEMBER 21 SEPTEMBER 2017

A. UMUM B. LANDASAN HUKUM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TIM PENGENDALIAN INFLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 40 TAHUN 2016 TENTANG

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2017, No Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi Kementerian Ko

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

2015, No Gubernur selaku wakil pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang. huruf b dan ayat (7) huruf e Undang-Undang Nomor 18

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

Sambutan Selamat Datang Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAKARTA, 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

KATA PENGANTAR Dalam Upaya mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia, BKKBN telah menetapkan sasaran program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, BKKBN berkomitmen untuk mensukseskan Agenda Prioritas dan Dimensi Pembangunan Nasional melalui pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara utuh dan menyeluruh di seluruh tingkatan wilayah serta pada upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental. Dengan mempertimbangkan perkembangan pengelolaan program KKBPK di lini lapangan, maka pemerintah menetapkan penyediaan Dana Bantuan Operasional KB dalam rangka penguatan penggerakkan dan untuk menjamin ketersediaan kontrasepsi di setiap fasilitas pelayanan serta terlaksananya pelayanan KB di daerah. Dukungan operasional dana BOKB diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan Keluarga Berencana serta Kesehatan Reproduksi melalui pemenuhan ketersediaan obat dan alat kontrasespsi di pelayanan kesehatan tingkat kabupaten dan kota terutama bagi Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) termasuk daerah transmigrasi. Secara umum tujuan pemberian dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana adalah mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk mendukung tercapainya TFR 2,1 pada akhir tahun 2025. Sekaitan hal tersebut di atas telah ditetapkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Nomor: 433/Per/B1/2016 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana. Petunjuk Teknis ini menjelaskan secara rinci pemanfaatan BOKB yaitu untuk: 1) pembiayaan operasional Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan; 2) i

distribusi alat dan obat kontrasepsi dari gudang kabupaten dan kota ke faskes/klinik KB; dan 3) untuk operasional integrasi program KKBPK dengan sektor terkait lainnya di Kampung KB. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga BOKB dapat dilaksanakan dengan baik, efektif dan efisien serta tetap berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Sekretaris Utama, Nofrijal ii

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR: 433/PER/B1/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 298 ayat (7) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah bahwa belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan non fisik; b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang bersifat non fisik di Kabupaten dan Kota sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut, ditetapkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); iii

3. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 8. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; iv

9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penyusunan Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus; 11. Peraturan Menteri Dalam Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017. Memperhatikan : Surat Edaran Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan SE-3/PK/2016; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA TENTANGPETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA. v

Pasal 1 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini. Pasal 2 Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota dalam pelaksanaan Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana. Pasal 3 Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, bertujuan untuk: a. Menyediakan dukungan dana operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB, dalam upaya pencapaian tujuan program Kependudukan,KB dan Pembangunan Keluarga secara Nasional. b. Menyediakandukungandana pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari Gudang SKPD-KB Kabupaten/kota ke setiap tempat Fasilitas Pelayanan KB. c. Menyediakan dukungan danakegiatan integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB. Pasal 4 Apabila terdapat perubahan Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, maka akan ditetapkan dengan Peraturan Kepala BKKBN yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini. vi

Pasal 5 Dengan ditetapkannya Peraturan Kepala ini, maka Peraturan Kepala BKKBN Nomor 97/PER/B1/2016 tentang Perubahan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 291/PER/B1/2015 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Keluarga Berencana dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 6 Peraturan Kepala ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan untuk jangka waktu sampai dengan tahun 2019 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 November 2016 KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, SURYA CHANDRA SURAPATY vii

viii

Lampiran : I Peraturan : Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Nomor : 432/PER/B1/2016 Tanggal : 16 November 2016 Tentang : Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang Keluarga Berencana A. Latar Belakang Sesuai amanat Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu: 1) penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyektetapi juga subyek pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas dijelaskan 4 (empat) Sub urusan yang menjadi kewenangan bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, 4)Pengelolaan penyuluh KB/PLKB, Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB) ditetapkan menjadi urusan pusat. 1

Lebih lanjut ditetapkan pada pasal 298 ayat (7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bahwa belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan nonfisik, yang dalam hal ini dalam bentuk dana bantuan operasional Keluarga Berencana ( BOKB). Kesemuanya ini untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana arah pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia melalui Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Kemudian di dalam Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 (Dimensi Pembangunan), BKKBN berada pada Dimensi Pembangunan Manusia, yang didalamnya berperan serta pada upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental. Kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama melalui upaya pencapaian target/sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP), angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR), menurunnya kebutuhan ber-kb yang tidak terpenuhi (unmet need), menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15 19 tahun), serta menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun). B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud: Secara umum maksud pemberian dana bantuan operasional keluarga berencana adalah mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga untuk mendukung tercapainya TFR 2,33 pada akhir tahun 2017, TFR 2,31 pada akhir tahun 2018 dan TFR 2,28 pada akhir tahun 2019. 2

2. Tujuan : a. Menyediakan dukungan dana operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB dalam upaya pencapaian tujuan program Kependudukan,KB dan Pembangunan Keluarga secara Nasional. b. Menyediakan dukungan dana pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari Gudang SKPD-KB Kabupaten dan kota ke setiap fasilitas kesehatan. c. Menyediakan dana operasional untuk mendukung integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup dan sasaran pemberian Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) adalah: 1. Seluruh Balai Penyuluhan KB yang telah selesai dibangun sampai dengan tahun berjalan dan telah dioperasionalkan. 2. Pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke seluruh fasilitas kesehatan (klinik keluarga berencana) yang melayani KB dan telah teregistrasi. 3. Kampung KB yang dicanangkan dan telah mendapatkan pengukuhan dari pemerintah daerah (struktur organisasi Kampung KB). 4. Besaran jumlah bantuan operasional untuk setiap Balai Penyuluhan KB diberikan dengan melihat luas wilayah, jangkauan dan jumlah petugas pada setiap Balai Penyuluhan KB sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Besaran jumlah dukungan operasional integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya untuk setiap Kampung KB diberikan berdasarkan rencana kegiatan dari pengelola Kampung KB sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Mekanisme Penyaluran Dana BOKB sebagai berikut; a. Bantuan Dana operasional bagi Balai Penyuluhan KB dibiayai sesuai dengan tahun berjalan, b. Bantuan Dana operasional KB untuk dukungan pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dibiayai sesuai dengan tahun berjalan, c. Bantuan Dana operasional bagi setiap Kampung KB dibiayai sesuai dengan tahun berjalan. 3

D. Pengertian 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang Keluarga Berencana, yang selanjutnya disingkat SKPD KB adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana di daerah provinsi, kabupaten, atau kota. 2. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. 3. Balai Penyuluhan Keluarga Berencana adalah Bangunan yang merupakan wadah kelembagaan penyuluhan pengendalian penduduk dan keluarga berencana ditingkat Kecamatan sebagai lembaga non struktural yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) KB di Kabupaten dan Kota. 4. Penyuluhan keluarga berencana adalah merupakan proses komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat dan keluarga bertujuan untuk membantu keluarga agar dapat memahami dan berperilaku menuju terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. 5. Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) adalah Dana bantuan operasional KB yang bersifat non fisik berupa biaya operasional Balai Penyuluhan KB, bantuan biaya pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari gudang Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan dan biaya operasional integrasi program KKBPK dan pembangunan lainnya di Kampung KB 6. Distribusi alat dan obat kontrasepsi adalah proses penyaluran alat dan obat kontrasepsi dari gudang SKPD KB Kabupaten dan Kota ke seluruh fasilitas kesehatan yang ditetapkan dengan surat keputusan Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota. 7. Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga serta sektor terkait yang dilaksanakan secara sistematik dan sistematis. 8. Dana BOKB adalah belanja langsung yang diperuntukan belanja barang dan jasa untuk kegiatan operasional yang hasilnya diserahkan ke masyarakat. 4

9. Biaya operasional penyuluhan KB adalah biaya yang digunakan untuk mendukung biaya transport dan/atau narasumber sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku (narasumber selain penyuluh KB/PLKB) dan belanja makanan-minuman (konsumsi) kegiatan penyuluhan program KKBPK di Balai Penyuluhan KB. 10. Biaya operasional pengolahan data adalah biaya untuk membayar langganan paket internet yang terpasang di Balai Penyuluhan KB dan/atau belanja makanan-minuman (konsumsi). 11. Belanja makanan-minuman (konsumsi) operasional pengolahan data adalah biaya untuk mendukung proses pengolahan data rutin setiap bulan (misalnya mengolah rekap dallap dan pelkon, pemutakhiran data, kompilasi data logistik kontrasepsi) 12. Staff meeting adalah pertemuan teknis evaluasi dan pelaksanaan program kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga setiap minggu yang dipimpin oleh Kepala UPT KB/Koordinator/PPLKB yang dihadiri oleh PKB/PLKB. 13. Rapat Teknis adalah pertemuan teknis evaluasi dan pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga yang dilaksanakan di balai penyuluhan KB dihadiri oleh PPKBD/Sub PPKBD dan atau kader kelompok kegiatan bina keluarga. 14. Biaya staff meeting/rapat teknis adalah biaya untuk membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku (narasumber selain penyuluh KB/PLKB). 15. Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB adalah biaya untuk pembelian lampu, kran, peralatan kebersihan dan pengecatan. 16. Biaya langganan daya dan jasa adalah biaya untuk membayar listrik dan/atau telephone dan/atau air. 17. Biaya Bahan Bakar Minyak dan Biaya Transport adalah biaya untuk pembelian bahan bakar minyak dan biaya transport yang digunakan untuk operasional distribusi alat dan obat kontrasepsi ke faskes sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku serta dibuktikan dengan surat tugas dari atasan langsung. 5

18. Biaya jasa pengiriman/ekspedisi adalah biaya untuk pengiriman alokon dari gudang SKPD ke faskes yang dibuktikan dengan tanda terima uang dan alokon. 19. Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB adalah pertemuan membahas rencana kegiatan program KKBPK dan pembangunan lainnya di Kampung KB, yang dihadiri oleh Kepala SKPD KB dan SKPD lintas sektor, camat, kepala desa/lurah, PKB/PLKB, ketua PKK tingkat desa/kecamatan dan PPKBD/Sub PPKBD dan anggota kelompok kerja. 20. Biaya operasional pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB adalah biaya untuk membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai denganperaturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku. 21. Pertemuan Forum musyawarah tingkat desa Kampung KB adalah pertemuan yang membahas rencana teknis untuk membangun kesepahaman dan penguatan dukungan kegiatan-kegiatan di Kampung KB, yang dihadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, petugas lapangan instansi terkait dan kader kelompok kegiatan. 22. Biaya operasional pertemuan forum musyawarah tingkat desa Kampung KB adalah biaya untuk membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku. 23. Lokakarya mini tingkat kecamatan/desa di Kampung KB adalah pertemuan evaluasi kegiatan Kampung KB, identifikasi permasalahan dan mencari solusi terhadap masalah/kendala yang dihadapi Kampung KB, yang dihadiri oleh kepala desa/lurah dan perangkat desa/keluarahan, camat dan perangkat kecamatan, PKB/PLKB, petugas lapangan instansi terkait, kader kelompok kegiatan KKBPK dan kader kelompok kegiatan lintas sektor. 24. Biaya operasional lokakarya mini tingkat kecamatan/desa Kampung KB adalah biaya untuk membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat, dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku. 6

E. Kebijakan 1. Pemerintah daerah agar tetap mengalokasikan dana operasional untuk Balai Penyuluhan KB yang telah diberikan selama ini, karena BOKB bukan merupakan penerimaan fungsional pemerintah daerah dan bukan dana utama dalam penyelenggaraan upaya Program KKBPK di Balai Penyuluhan KB. 2. Pemanfaatan dana BOKB diperuntukan untuk membiayai pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan Balai Penyuluhan KB sesuai alokasi jumlah biaya yang telah ditetapkan. 3. Pemanfaatan dana BOKB di Balai penyuluhan KB, pendistribusian alat dan obat kontrasepsi serta integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB agar disinergikan dengan pendanaan yang bersumber dari APBD dan sumber dana lainnya. 4. Besaran dana bantuan operasional pendistribusian alat dan obat kontrasepsi secara nasional disesuaikan dengan kondisi sosio demografis dan geografis yang dikategorikan menjadi 3 wilayah yaitu ; a. Daerah yang masuk wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan (galciltas) b. Daerah yang masuk non galciltas dan c. Daerah yang masuk wilayah perkotaan. 5. Pelaksanaan BOKB di Kabupaten/Kota agar seluruh SKPD KB menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan BOKB berpedoman pada peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 433/PER/B1/2016 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana dan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah. 6. Rincian alokasi anggaran Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BKOB) tahun berjalan berpedoman pada Peraturan Presiden / Peraturan Menteri Keuangan dan/atau Peraturan Perundangan yang mengatur tentang Rincian Dana Alokasi Khusus Non Fisik. 7

F. Strategi 1. Setiap Balai Penyuluhan KB wajib membuat alokasi jadwal kegiatan sesuai dengan menu dalam petunjuk teknis dan disetujui oleh kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota. 2. Memperkuat peran Balai penyuluhan KB sebagai pusat pengendali operasional program KKBPK di setiap kecamatan. 3. Setiap fasilitas pelayanan KB (Klinik KB) mengajukan permintaan kebutuhan alokon ke SKPD-KB Kabupaten dan Kota. 4. SKPD-KB menganalisis kelayakan permintaan kebutuhan alokon. 5. Melakukan monitoring ketersediaan alokon disetiap fasilitas kesehatan (Klinik KB ). 6. Melakukan koordinasi dengan mitra/instansi terkait dalam rangka integrasi program dan kegiatan di Kampung KB G. Prosedur Pelaksanan BOKB 1. Penguatan Koordinasi pelaksanaan a. Bupati/walikota menetapkan pedoman pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan KB di daerah Kabupaten dan Kota mengacu pada Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Lampiran 1 huruf N. b. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan pengelola keuangan BOKB melalui Surat Keputusan Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota. c. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan fasilitas kesehatan (klinik keluarga berencana) penerima alokon dengan Surat Keputusan Bupati dan Walikota. d. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan Balai Penyuluhan KB yang mendapat biaya operasional KB dengan Surat Keputusan Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota. e. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota melakukan stock opname di faskes secara berkala paling sedikit satu tahun sekali. 8

2. Mekanisme Penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban BOKB dalam APBD a. Mekanisme penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja program/kegiatan DAK sub bidang KB oleh Pemerintah Daerah berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah. b. Mekanisme Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah program/kegiatan DAK sub bidang KB oleh Pemerintah Daerah berpedoman pada peraturan perundangundangan yang mengatur Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana Desa. H. Penggunaan Dana BOKB Dana BOKB adalah belanja langsung yang diperuntukan belanja barang dan jasa untuk kegiatan operasional yang hasilnya diserahkan ke masyarakat. 1. Biaya operasional bagi Balai Penyuluhan KB dengan rincian menu dan urutan prioritas kegiatan sebagai berikut: a. Biaya operasional penyuluhan KB b. Biaya operasional pengolahan data c. Staff meeting/rapat teknis d. Alat Tulis Kantor dan/atau penggandaan dan atau penjilidan dan/atau fotocopy e. Biaya langganan daya dan jasa f. Biaya pemeliharaan Balai Penyuluhan KB 2. Biaya distribusi alat dan obat kontrasepsi dapat digunakan untuk: a. Biaya Bahan Bakar Minyak dan/atau biaya transport b. Biaya jasa pengiriman/ekspedisi 3. Biaya operasional integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB dapat digunakan untuk: a. Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB b. Pertemuan forum musyawarah tingkat desa Kampung KB c. Lokakarya mini tingkat desa dan kecamatan di Kampung KB 9

I. Pelaporan Pelaporan BOKB dilakukan secara berjenjang dan berkala dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan penyaluran di masing-masing Kecamatan di Kabupaten dan Kota. Agar pelaporan BOKB dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan langkah sebagai berikut: 1. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota, melaporkan perkembangan pelaksanaan BOKB secara triwulanan dikirimkan ke Perwakilan BKKBN Provinsi c.q Tim pengendalian DAK sub bidang KB Provinsi; 2. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan merujuk pada ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 3. Sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) 3 (tiga) Menteri yaitu Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/2556/SJ tanggal 21 November 2008, SKPD-KB Kabupaten dan Kota berkewajiban menyampaikan laporan Triwulan DAK sub bidang KB kepada Sekretaris Daerah; 4. Penanggungjawab dan pengelola dana Bantuan Operasional Balai Penyuluhan KB wajib menyampaikan laporan triwulan Keuangan kepada Kepala SKPD-KB Kab dan Kota (Fomulir 1); 5. Sekretaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota untuk menyampaikan laporan triwulan penggunaan dana distribusi alat dan obat kontrasepsi kepada Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota; 6. Penanggungjawab dan pengelola dana bantuan operasional integrasi program KKBPK dan program pembagunan lainnya di Kampung KB wajib menyampaikan laporan triwulan Keuangan kepada Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota; 7. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota merekap seluruh laporan dari Balai Penyuluhan KB dan penggunaan dana distribusi alat dan obat kontrasepsi serta laporan dari pengelola dana bantuan operasional integrasi program KKBPK dan program pembagunan lainnya di Kampung KB, kemudian 10

menyampaikan laporan triwulan kepada Perwakilan BKKBN Provinsi c.q Tim Pengendalian DAK KB Provinsi paling lambat 10 hari setelah triwulan bersangkutan berakhir (Formulir 2, Formulir 4 dan Formulir 6); 8. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi c.q. Tim Pengendalian DAK Sub bidang KB melakukan rekapitulasi laporan triwulan yang disampaikan oleh Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota dan menyampaikan kepada ketua tim pengendali DAK Sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama) c.q Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN, sesuai dengan laporan sebagaimana dalam formulir 2 paling lambat 15 hari setelah triwulan bersangkutan berakhir (Formulir 3, Formulir 5 dan Formulir 7). 11

J. Pemantauan Pemantauan pengelolaan dana BOKB dilakukan secara berjenjang dari BKKBN ke pemerintah daerah Kabupaten dan Kota dalam hal ini adalah SKPD KB dan/atau dari Perwakilan BKKBN Provinsi ke pemerintah daerahkabupaten dan Kota dalam hal ini adalah SKPD KB. Agar pemantauan dapat terselenggara dengan baik, dilaksanakan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Mekanisme Pemantauan BOKB a) Ketua Tim Pengendalian DAK subbidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Provinsi dan Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN; b) Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) c) Ketua Tim Pengendali DAK Bidang KB Kabupaten dan Kota (Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke kecamatan dan desaserta melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota. MEKANISME PEMANTAUAN BOKB KABUPATEN DAN KOTA OLEH BKKBN Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB (Sekretaris Utama) Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (KEPALA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI) Ketua Tim Pengendali DAK subbidang KB Kab dan Kota (Kepala SKPD KB KAB DAN KOTA) 12

2. Mekanisme Pemantauan BOKB Kabupaten Dan Kota oleh Pemerintah Provinsi a. Gubernur berkoordinasi dengan Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) dan Kepala SKPD KB Provinsi secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan Kota; b. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) dan Ketua Tim Pengendali DAK SKPD KB Provinsi secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan Kota serta melaporkan hasilnya kepada Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) dan kepada Sekretaris Daerah. c. Ketua Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Kabupaten dan Kota (Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke kecamatan dan desaserta melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota. MEKANISME PEMANTAUAN BOKB KABUPATEN DAN KOTA OLEH PEMERINTAH PROVINSI GUBERNUR Perwakilan BKKBN di Provinsi SKPD-KB PROVINSI SKPD-KB Kabupaten dan Kota 13

K. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan untuk menilai atau mengukur sejauh mana pelaksanaan pengelolaan BOKB telah dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Apabila ternyata dalam pelaksanaannya masih ditemui kekeliruan maka dapat segera dilakukan perbaikan dengan disertai dukungan data yang akurat. Agar pelaksanaan evaluasi dapat terselenggara dengan baik, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN; 2. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi cq (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan melaporkan hasilnya kepada Tim Pengendali DAK sub bidang KB Tingkat Pusat(Sekretaris Utama BKKBN) 3. Tim Pengendali DAK sub bidang KB Kabupaten dan Kota cq (Kepala SKPD-KB) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota. L. Pengawasan Pelaksanaan BOKB Pengawasan pelaksanaan BOKB dilaksanakan oleh pengawasan eksternal maupun Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Jika terjadi penyimpangan, hasil audit akan dijadikan rekomendasi untuk diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu, setiap SKPD-KB Kabupaten dan Kota yang mendapatkan BOKB wajib melakukan beberapa hal sebagai berikut: 1. Menggunakan dana BOKB untuk membayar transaksi sesuai dengan menu yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOKB. 14

2. Membukukan seluruh transaksi dan menyelesaikan pertanggungjawaban laporan keuangan tepat waktu sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. M. PENUTUP Pedoman penggunaan dana Bantuan Operasional KB (BOKB) disusun sebagai acuan dalam pembiayaan operasional Balai Penyuluhan KB di kecamatan, pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke seluruh fasilitas kesehatan yang teregistrasi melayani kontrasepsi dan operasional integrasi program KKBPK di Kampung KB. Berkaitan dengan penerapan pedoman ini di daerah diharapkan setiap daerah yang menerima Bantuan Operasional KB dapat menindaklanjuti dengan petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati dan Walikota untuk menampung kebutuhan daerah masing-masing dengan tetap mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan BKKBN. Dalam pelaksanaannya dukungan dana BOKB agar disinergikan dengan pendanaan yang bersumber dari APBD dan sumber dana lainnya yang sah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Apabila dikemudian hari terjadi perubahan kebijakan yang berkaitan dengan BOKB maka pedoman akan dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan pada penyusunan pedoman BOKB selanjutnya. KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, SURYA CHANDRA SURAPATY 15

16

Lampiran : II Peraturan : Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Nomor : 432/PER/B1/2016 Tanggal : 16 November 2016 Tentang : Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang Keluarga Berencana Formulir 1 (Laporan dari Balai Penyuluhan KB ke SKPD-KB Kabupaten dan Kota) LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN KB TAHUN ANGGARAN 20 Balai Penyuluhan KB Kecamatan : Kabupaten dan Kota : SKPD-KB : Provinsi : Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV* Formulir 1: F1/BOKB/BP/20 NO JENIS KEGIATAN TOTAL DANA 1 3 4 5 6 1 Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) Biaya operasional penyuluhan KB 2 45,000,000 SISA DANA 2 Biaya operasional pengolahan data 3 Staff meeting /rapat teknis 4 Alat Tulis Kantor 5 Biaya langganan daya dan jasa 6 Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB Keterangan: *Coret yang tidak perlu Formulir 1 disampaikan kepada SKPD KB Kabupaten dan Kota..,.. 20 Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Bidang KB/ Koordinator PKB/PPLKB, NIP. 17

Formulir 2 (Rekap Laporan Pelaksanaan dari SKPD-KB Kabupaten dan Kota) LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN KB TAHUN ANGGARAN 20 Kabupaten dan Kota : SKPD-KB : Provinsi : Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV* Formulir 2: F2/BOKB/BP/20 NO KECAMATAN TOTAL DANA Biaya operasional penyuluhan KB Biaya operasional pengolahan data Staff meeting/ rapat teknis Alat Tulis Kantor Biaya langganan daya dan jasa Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB SISA DANA TOTAL SISA DANA 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) 1 Balai Penyuluhan Kecamatan A 45,000,000 2 Balai Penyuluhan Kecamatan B 45,000,000 3 Balai Penyuluhan Kecamatan C 45,000,000 4 Balai Penyuluhan Kecamatan D 45,000,000 5 Balai Penyuluhan Kecamatan E 45,000,000 6 Balai Penyuluhan Kecamatan F 45,000,000 7 Balai Penyuluhan Kecamatan G 45,000,000 dst Keterangan: *Coret yang tidak perlu Formulir 2 disampaikan kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi..,.. 20 Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota, NIP. 8 2 18

Formulir 3 (Rekap Laporan Pelaksanaan BOKB-BP Tingkat Provinsi) LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN TAHUN ANGGARAN 20 Provinsi : Formulir 3: F3/BOKB/BP/20 Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV* NO KABUPATEN DAN KOTA TOTAL DANA Biaya Operasional Penyuluhan KB Biaya Operasional Pengolahan Data SISA DANA TOTAL DANA SISA DANA TOTAL DANA Staff meeting /rapat teknis SISA DANA 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan: *Coret yang tidak perlu Formulir 3 disampaikan kepada Kepala BKKBN Pusat 19

Formulir 3 (Rekap Laporan Pelaksanaan BOKB-BP Tingkat Provinsi) LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN KB TAHUN ANGGARAN 20 (lanjutan) Provinsi : Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV* Formulir 3: F3/BOKB/BP/20 Alat Tulis Kantor Biaya Langganan Daya dan Jasa Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB Jumlah Keseluruhan TOTAL DANA SISA DANA TOTAL DANA SISA DANA TOTAL DANA SISA DANA TOTAL DANA SISA DANA 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Keterangan:..,.. 20 *Coret yang tidak perlu Formulir 3 disampaikan kepada Kepala BKKBN Pusat Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi, NIP. 20

Formulir 4 (Laporan Pelaksanaan BOKB-DA dari SKPD-KB Kabupaten dan Kota ke Provinsi) LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) DISTRIBUSI ALOKON TAHUN ANGGARAN 20 Kabupaten dan Kota : SKPD-KB : Provinsi : Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV* Formulir 4: F4/BOKB/DA/20 NO JENIS KEGIATAN TOTAL DANA SISA DANA 2 1 3 4 5 6 Biaya Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi 1 Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) dan/atau Biaya Transport, atau 2 Biaya Jasa Pengiriman/Ekspedisi Keterangan: *Coret yang tidak perlu Formulir 4 disampaikan kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi..,.. 20 Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota, NIP. 21

Formulir 5 (Rekap Laporan Pelaksanaan BOKB-DA Tingkat Provinsi) LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) DISTRIBUSI ALOKON TAHUN ANGGARAN 20 Provinsi : Formulir 5: F5/BOKB/DA/20 Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV* NO KABUPATEN DAN KOTA Biaya Bahan Bakar Minyak dan/atau biaya transport Biaya jasa pengiriman/ekspedisi TOTAL DANA SISA DANA TOTAL DANA SISA DANA 1 3 4 5 6 11 12 13 14 1 2 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan: *Coret yang tidak perlu Formulir 5 disampaikan kepada Kepala BKKBN Pusat..,.. 20 Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi, NIP. 22

Formulir 6 (Laporan Pelaksanaan BOKB-Kp. KB dari SKPD-KB Kabupaten dan Kota ke Provinsi) LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) INTEGRASI PROGRAM KKBPK DENGAN PEMBANGUNAN SEKTOR LAINNYA DI KAMPUNG KB TAHUN ANGGARAN 20 Kabupaten dan Kota : SKPD-KB : Provinsi : Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV* Formulir 6: F6/BOKB/KpKB/20 NO JENIS KEGIATAN TOTAL DANA SISA DANA 2 1 3 4 5 6 INTEGRASI PROGRAM KKBPK DENGAN PEMBANGUNAN SEKTOR LAINNYA DI KAMPUNG KB 102,000,000 1 Pertemuan Kelompok Kerja (POKJA) Kampung KB 2 Pertemuan forum musyawarah tingkat desa Kampung KB 3 Lokakarya mini tingkat desa dan kecamatan di Kampung KB Keterangan: *Coret yang tidak perlu Formulir 4 disampaikan kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi..,.. 20 Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota, NIP. 23

Formulir 7 (Rekap Laporan Pelaksanaan BOKB-Kp.KB Tingkat Provinsi) LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) INTEGRASI PROGRAM KKBPK DENGAN PEMBANGUNAN SEKTOR LAINNYA DI KAMPUNG KB TAHUN ANGGARAN 20 Kabupaten dan Kota : Formulir 7: F7/BOKB/KPKB/20 Provinsi : Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV* No KABUPATEN DAN KOTA TOTAL DANA Pertemuan Kelompok Kerja (POKJA) Kampung KB Pertemuan forum musyawarah tingkat desa Kampung KB Lokakarya mini tingkat desa dan kecamatan di Kampung KB SISA DANA TOTAL DANA SISA DANA TOTAL DANA SISA DANA 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Keterangan: *Coret yang tidak perlu..,.. 20 Formulir 5 disampaikan kepada Kepala BKKBN Pusat Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi, NIP. 1 2 3 4 5 6 7 8 2 24