Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

dokumen-dokumen yang mirip
Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

Pelestarian Kesenian Kuda Lumping oleh Paguyuban Sumber Sari di Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

SIMBOL DAN MAKNA TRADISI PENANAMAN PADI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA YOSOMULYO. (Kajian Sosiologis Di Desa Yosomulyo, Kabupaten Banyuwangi)

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

Pelestarian Bentuk dan Makna Kesenian Kuda Lumping Turonggo Mudo Desa Prigelan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo

UPACARA ADAT LEGU DOU GAM DJAI DI TIDORE. Pembimbing : Drs. Joni Apriyanto M.Hum*, H. Lukman D. KATILI S.Ag.,M.ThI* Oleh: Sofyan S.A.

MITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA SEDEKAH LAUT DI DESA TASIK AGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

RITUAL MALEM MINGGU WAGE PAGUYUBAN TUNGGUL SABDO JATI DI GUNUNG SRANDIL, DESA GLEMPANG PASIR, KECAMATAN ADIPALA, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

ANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV METODE PENELITIAN

BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

Pola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten)

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun.

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (STUDI KASUS DI PASAR LEGI KOTA SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Penelitian oleh Ahmad Fauzi yang berjudul Pemahaman Masyarakat Tentang

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA JERUKLEGI. Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Desa tersebut berbatasan dengan:

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. membangun rumah tidak dapat diketahui secara pasti, karena tradisi dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan bahwa Pesan Non Verbal dalam Upacara Adat Grebek Sekaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

DAWET. Disusun oleh: A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Alasan peneliti

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua

Oleh: Halimah Wahyuningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang akan penulis gunakan untuk melakukan penelitian tentang

Eksistensi Penggunaan Ragam Bahasa Jawa Krama Pada Anak Usia 9-10 Tahun di Desa Tanjunganom Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo

ASPEK NILAI-NILAI SOSIAL PADA TRADISI BERSIH DESA JULUNGAN. (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Tradisi Bersih Desa Julungan di desa Kalisoro

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Mardalis bahwa:

Transkripsi:

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Oleh: Murti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Murti_tinah@yahoo.com.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan prosesi upacara tradisi wiwit padi di desa Silendung, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, (2) Mendeskripsikan makna simbolis sesaji dalam tradisi wiwit padi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, datanya dikumpulkan, dideskripsikan, dan dianalisis latar belakang, prosesi dan makna simbolis yang terdapat dalam upacara tradisi wiwit padi.sumber data yang dikaji dalam penelitian ini yaitu tokoh masyarakat dan warga masyarakat desa Silendung. Data yang diambil berupa data lisan dari hasil wawancara dengan narasumber. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara semiterstruktur, observasi pertisipan, dan dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik tringulasi. Hasil penelitian ini adalah, Prosesi dari upacara tradisi wiwit padi diantarannya malaksanakan ritual genguri atau kepungan dan ritual mengelilingi sawah. Makna simbolis sesaji dalam tradisi wiwit padi semuanya mengandung arti tertentu di dalamnya. Misalnya: (1) ingkung mempunyai arti pasrah kepada yang maha kuasa, (2) pisang raja agar yang mempunyai hajat wiwit mempunyai sifat seperti raja, (3) kembang empon-empon mempunyai arti agar manusia selalu ingat pada Tuhan, (4) kupat lepet meminta permohonan maaf, (5) megono menggambarkan kemakmuran, (6) telur jawa setiap tindakan harus direncanakan terlebih dahulu dan, (7) sesaji pelengkap agar selalu berhasil dalam hidupnya, (8) oboruntuk penerang (9) ani-ani untuk memetik padi (10) besek/ daun pisang untuk tempat sesaji dan (11) Korek api. Kata kunci : Prosesi, makna simbolik, tradisi wiwit padi Pendahuluan Beraneka ragam corak penampilan kebudayaan bangsa Indonesia, akan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk menggali segala kekayaan budayanya serta merupakan sumber yang tak akan habis. Endraswara (2006: 1) menyatakan bahwa budaya adalah sesuatu yang hidup atau nyata, berkembang, dan berwujud. Termasuk juga tradisi- tradisi budaya yang masih ada di daerah- daerah yang sekaligus sebagai ciri khas tradisi dari budaya daerah itu sendiri. Mursal (1999: 21) menyatakan bahwa tradisi merupakan kebiasaan turun-temurun sekelompok masyarakat berdasarkan nilai kebudayaan. Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Desa Silendung juga mempunyai banyak tradisi diantaranya yaitu tradisi sebelum kelahiran, sesudah kelahiran, sesudah kematian, membangun rumah, suran, wiwitan, muludan dan sebagainya. Tradisi-tradisi tersebut masih dilakukan oleh masyarakat desa Silendung. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 64

Kata wiwit berarti memulai. Wiwit biasanya dilakukan sebelum panen padi, ketika padi itu sudah kuning atau tua. Sebelum melakukan acara wiwit yang perlu dilakukan adalah menyiapkan ubarampe/sesaji. Sesaji makanan dalam wiwit mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Sebelum melaksanakan upacara tradisi wiwit, malam sebelumnya masyarakat melakukan kegiatan di antaranya pergi ke masjid untuk melaksanakan genduri. Sebelum melaksanakan genduri masyarakat desa Silendung diminta dana atau berupa uang untuk membeli minyak tanah guna membuat obor. Obor digunakan untuk alat penerang dalam melaksanakan ritual mengelilingi sawah. Semua ritual ini tentunya mengandung harapan agar selamat, hasil panen yang dihasilkan tidak dimakan tikus dan terhindar dari malapetaka. Masyarakat petani desa Silendung begitu mempercayai dan juga melaksanakan tradisi ritual wiwit padi karena kalau padi tidak diwiwit, diyakini bahwa hasil panen padi berikutnya tidak memuaskan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana prosesi upacara tradisi wiwit padi di desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, makna simbolik sesaji dalam upacara tradisi wiwit padi di desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Metode penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Moleong (2011: 6) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai proses pencarian data untuk memahami fenomena atau masalah sosial yang didasari pada penelitian yang menyeluruh, dibentuk oleh kata-kata, dan diperoleh dari situasi yang alamiah. Lokasi penelitian ini di Desa Silendung, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo. Waktu penelitian dilakukan selama lima bulan yaitu dari bulan Mei 2014 sampai September 2014. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian meliputi teknik wawancara semi terstruktur, teknik observasi partisipan, dan teknik dokumentasi. Instrumen penelitian yang utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, sedangkan instrumen pendukung lainnya yaitu alat-alat tulis, kamera, dan alat perekam. Teknik pengambilan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah snow-boll sampling. Teknik Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 65

keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Teknik penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian data secara interaktif. Menurut Bodgan dalam Sugiyono (2011: 244) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan semuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Hasil Penelitian 1. Prosesi upacara tradisi wiwit padi Ritual kenduren Masyarakat desa Silendung sebelum melaksanakan upacara tradisi wiwit padi, malam sebelumnya masyarakat mengadakan acara genduri atau kepungan di masjid. Kepungan atau kenduri dilaksanakan di masjid atau bisa juga di tempat yang mempunyai hajat wiwit padi. Kepungan atau genduri bertujuan sebagai tanda ucapan syukur dan permohonan kepada Tuhan agar diberikan keselamatan dan kemudahan serta diberikan rezeki yang lancar. Ritual mengelilingi sawah Ritual mengelilingi sawah dilakukan sebelum pelaksanaan upacara wiwit padi. Ritual mengelilingi sawah dilakukan pada malam hari setelah acara kenduri selesai. Tujuan dari ritual mengelilingi sawah adalah untuk mengusir tikus-tikus yang selalu memakan padi warga. Suatu ritual biasanya dilakukan di tempat yang sepi ataupun keramat agar dalam pelaksanaanya bisa lebih khusuk atau tenang dan dapat segera terkabul doa-doa yang dipanjatkan. Ritual mengelilingi sawah wajib dilakukan oleh semua masyarakat desa Silendung, tapi pada kenyataannya ritual mengelilingi sawah sekarang hanya dilakukan oleh yang mempunyai hajat wiwit padi saja. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yaitu pertama masyarakat yang kurang peduli terhadap tradisi yang ada, yang ke-dua tidak semua masyarakat mempunyai sawah sehingga mereka tidak mau mengikuti ritual mengelilingi sawah. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 66

2. Makna Simbolik sesaji dalam upacara tradisi wiwit padi Makna simbolik sesaji yang digunakan dalam tradisi wiwit padi di desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut. Ingkung Ingkung mempunyai makna tunduk atau pasrah kepada Yang Maha Kuasa. Pisang raja Pisang raja mempunyai maksud agar yang melakukan mistik berhasil seperti halnya manusia Raja yang bersikap luhur dan tepat janji. Empon-empon Empon-empon mempunyai arti bahwa setiap bertindak hendaklah manusia selalu didasari niat dari dalam hati yang paling dalam (kemurnian dan kesucian) Kupat lepet Kupat lepet berasal dari saloko lepat salah. Kupat lepet disimbolkan permintaan maaf atas kesalahan yang terjadi. Nasi megono Nasi megono dalam pembuatannya menggunakan sayur-sayuran yang dicampur menjadi satu, dan setiap jenis sayuran mempunyai arti sendirisendiri. Mengambarkan kemakmuran yang telah dilimpahkan Tuhan atas berkah yang telah diberikan kepada warga masyarakat di desa Silendung. Telur Telur dalam penyajiannya tidak dipotong-potong sehingga untuk memakannya harus dikupas terlebih dahulu. Hal ini melambangkan bahwa semua tindakan kita harus direncanakan sasuai rencana. Sesaji pelengkap Mempunyai makna bahwa agar manusia selalu tercukupi kebutuhannya dan diharapkan agar selalu berhasil dalam hidupnya. Nasi putih Mempunyai tujuan yang sesuai wujud syukur supaya segala permohonan warga dapat dikabulkan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 67

Buntil Tujuan adanya sesaji buntil yaitu sebagai pelengkap dalam sesaji wiwit padi, dan tidak mempunyai arti khusus. Obor Alat yang digunakan untuk penerang dalam ritual mengelilingi sawah. Ani-ani Digunakan untuk memotong tangkai padi yang akan diwiwit. Ritual obong menyan Memiliki makna penghormatan dan meminta izin kepada arwah para leluhur agar pelaksanaan wiwit berjalan lancar. Besek/daun pisang Digunakan besek/daun pisang untuk tempat sesaji perlengkapan dalam tradisi wiwit padi. Korek api Digunakan untuk membakar kemenyan atau sepet. Simpulan Bentuk penyajian upacara tradisi wiwit padi meliputi dua tahap, yaitu tahap kepungan/kenduri, dan ritual mengelilingi sawah. Ubarampe dalam upacara tradisi wiwit padi meliputi: ingkung, pisang raja, empon-empon, kupat lepet, nasi megono, telur, sesaji pelengkap, nasi putih, buntil, obor, ani-ani, menyan, besek/daun pisang, dan korek api Daftar Pustaka Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: GAJAH MADA UNIVERSITAS PRESS. Esten, Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya. Bandung: Angkasa Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif da R&D. Bandung: IKAPI Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 68