BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diperhatikan guru dan siswa. Pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : SABARNO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Khabibah Lestari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang. diharapkan dimasa yang akan datang adalah pendidikan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lizna Gustiana Rahmi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS MA AL-FALAH Limboto. Kelas yang dikenai tindakan dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, kondisi prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Bandung terus

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

2015 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI MODEL PROBLEM BASED INTRUCTION TERHADAP BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mengupayakan agar siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hal ini berhungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat mengungkapkan

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pembelajaran pemecahan masalah dalam menyelesaikan persoalan matematika begitu penting.

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Belajar matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL EFEKTIVITAS PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS (PGL) KELAS VIII DI SMP PAWYATAN DAHA 2 KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya pada Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan. Mata pelajaran rencana anggaran biaya di Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan agar siswa dapat memahami gambar detail pekerjaan, menghitung volume pekerjaan, mengetahui kebutuhan bahan dan harga bahan bangunan suatu pekerjaan, menganalisis harga satuan bahan bangunan, dan menghitung rencana anggaran biaya pekerjaan bangunan. Karakteristik pembelajaran rencana anggaran biaya menghendaki pemahaman tidak hanya pada persoalan teori dan hafalan, akan tetapi mata pelajaran ini menuntut adanya kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran, karena mata pelajaran rencana anggaran biaya sebagai salah satu bekal siswa yang akan melaksanaan praktik kerja industri pada suatu proyek konstruksi dan pada saat siswa terjun kedunia kerja. Berdasarkan hasil dari pra-penelitian di Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Tasikmalaya, pembelajaran rencana anggaran biaya mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang terlihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan, dibawah kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran rencana anggaran biaya. Hal ini dikarenakan siswa mengalami kesulitan 1

2 menentukan rumus matematika pada perhitungan volume pekerjaan, karena dalam suatu perhitungan penaksiran biaya pekerjaan hal yang paling dasar adalah perhitungan volume, adapun pada perhitungan analisa harga satuan, dan perhitungan rencana anggaran biaya siswa dibantu dengan menggunakan semi aplikasi dalam format excel, sehingga memudahkan siswa untuk menganalisis harga satuan sampai perhitungan harga pekerjaan. Pemahaman siswa pada perhitungan volume harus ditekankan, agar memperkecil tingkat kesalahan pada harga suatu pekerjaan. Pemahaman perhitungan volume juga sangat penting untuk siswa, agar pada saat siswa melaksanakan praktik kerja industri (Prakerin) dan terjun kedunia kerja siswa sudah terbiasa menyelesaikan masalah perhitungan volume pekerjaan dan tidak mengalami kesulitan. Model pembelajaran yang digunakan guru di SMK Negeri 2 Tasikmalaya adalah model pembelajaran konvesional. Model pembelajaran konvensional biasa disebut model pembelajaran tradisional. Model pembelajaran ini lebih terfokus pada guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas cenderung hanya sebagai sumber informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal. Djamarah (Farri, 2010) metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dari permasalahan tersebut perlu ada upaya dari guru dalam melakukan metode dengan model pembelajaran yang menyajikan permasalahan yang ada dunia nyata atau obyek konkret ke dalam kelas dan mendorong siswa untuk

3 membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Guru harus menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran agar siswa dapat menerima konsep-konsep dari materi pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif yang dianggap peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Nurhadi, dkk (Sugiyati, 2009:20) mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah : Suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Model pembelajaran ini dipandang relevan untuk menghadirkan suasana nyata di dalam proses pembelajaran agar siswa tidak hanya menghafal materi yang diberikan, akan tetapi siswa memahami konsep dari materi yang diberikan. Dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa belajar dangan menggunakan materi yang sesuai dengan masalah yang nyata, khususnya pada perhitungan volume pekerjaan bangunan. Berdasarkan masalah dan gambaran umum tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian eksperimen yang membandingkan hasil belajar siswa antara pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran konvensional, dengan judul : Studi Komparasi Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya

4 Antara Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Pembelajaran Konvensional di SMK Negeri 2 Tasikmalaya 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain : a) Beberapa siswa tidak dapat mendefinisikan bagian-bagian detail dari gambar kerja suatu pekerjaan. b) Beberapa siswa tidak memahami rumus matematika pada perhitungan volume pekerjaan. c) Materi pelajaran tidak disesuaikan dengan permasalahan di lapangan. d) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran rencana anggaran biaya belum maksimal. e) Guru kurang mengoptimalkan model-model pembelajaran yang digunakan. 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari perluasan isi pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang dibahas, sebagai berikut : a) Penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran berbasis masalah digunakan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional digunakan pada kelas kontrol.

5 b) Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) pokok bahasan perhitungan volume pekerjaan tanah dan pondasi. c) Hasil belajar siswa pada penelitian ini dibatasi pada pokok bahasan perhitungan volume pekerjaan tanah dan pondasi. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : a) Adakah perbedaan hasil belajar rencana anggaran biaya pokok bahasan perhitungan volume pekerjaan tanah dan pondasi, antara model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran konvensional? b) Hasil belajar manakah yang mengalami peningkatan lebih besar antara model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran konvensional? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a) Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar rencana anggaran biaya pokok bahasan perhitungan volume pekerjaan tanah dan pondasi, antara model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran konvensional.

6 b) Untuk mengetahui hasil belajar manakah yang mengalami peningkatan lebih besar antara model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran konvensional. 1.6 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu : a) Bagi Siswa Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan memahami konsep pembelajaran. b) Bagi Guru Sebagai model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran rencana anggaran biaya. c) Bagi Peneliti Memperoleh wawasan tentang pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional sebagai bekal bagi peneliti untuk melaksanakan tugas di lapangan. d) Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Sebagai salah satu referensi model pembelajaran yang dapat digunakan mahasiswa pada Program Laithan Profesi (PLP) di Sekolah Menengah Kejuruan. 1.7 Definisi Operasional a) Studi Komparasi atau Penelitian Komparasi adalah penelitian yang berusaha menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan

7 tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, group atau negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-ide. (Arikunto dalam Oktia, 2007:5) b) Hasil Belajar hasil yang dicapai seseorang setelah melaksanakan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan sudah diterima oleh siswa. c) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah Suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. d) Pembelajaran Konvensional diartikan sebagai upaya penyampaian atau penanaman pengetahuan pada anak. Pengajaran berpusat pada guru (teacher oriented) dan guru memegang peranan utama dalam pembelajaran. Dalam pengajaran ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa dengan teknik ceramah. e) Rencana Anggaran Biaya atau disebut juga Penaksiran Anggaran Biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan harga dari berbagai

8 macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu konstuksi (Soedradjat, 1994 : 1).