Bangunan Pengatur Muka Air - Dedi Kusnadi Kalsim 1 Bangunan Pengatur Elevasi Muka Air Dedi Kusnadi Kalsim (dedikalsim@yahoo.com) 3 Februari 2017 Bangunan pengatur elevasi muka air bertujuan untuk mengendalikan elevasi muka air pada kisaran elevasi tertentu dengan tujuan untuk mengendalikan kedalaman airtanah optimum di dalam kebun. Beberapa bentuk bangunan ini di perkebunan sawit dan HTI di lahan gambut adalah: (1) bendung gambut (peat dam) dengan pelimpah samping (channel side spillway), (2) bangunan terjun (drop structure) dilengkapi dengan skot-balk (stop log), (3) bangunan terjun dengan pintu sorong overflow, (4) bangunan pintu klep (flave gate). Bendung gambut cocok untuk lahan gambut tebal dimana tanahnya tidak cocok untuk konstruksi beton, sedangkan nomor 2, 3 dan 4 cocok untuk lahan gambut tipis. Bagaimana operasionalnya? Pada prinsipnya pengaturan elevasi muka air cukup dilakukan 2 kali setahun, yakni pada awal musim hujan (MH), dan akhir MH. Pada awal MH elevasi ambang dipasang cukup rendah sehingga masih mampu mengalirkan debit banjir, sedangkan pada akhir MH elevasi ambang dipasang cukup tinggi sehingga mampu menahan air di kebun sebagai cadangan dan pencegah kebakaran sepanjang MK. Bendung gambut mengatur elevasi muka air di bagian hulu dengan cara mengatur elevasi ambang (crest) di bangunan pelimpah samping, biasanya dilakukan dengan menambah atau mengurangi tumpukan kantong pasir di ambang pelimpah. Beda elevasi muka air di hulu dengan di hilir sekitar 0.3-0.7 m. Semakin kecil beda elevasi ini semakin baik fungsi retensi air di lahan gambut. Kondisi pelimpah samping lebih baik daripada kondisi pelimpah depan, karena gerusan tanah akibat terjunan air dapat dikurangi pada tanah gambut. (Gambar 1, 2, 3). Pada tanah gambut tipis ada 3 alternatif yang dapat digunakan yakni nomor 2, 3, dan 4. Tipe skot-balk biasanya berbentuk segi empat dilengkapi, dengan sponeng (alur) di dindingnya untuk menyusun papan kayu lebar 10-20 cm tebal 2-3 cm. Menaikkan elevasi muka air dilakukan dengan memasang tambahan papan kayu, sebaliknya untuk menurunkannya dengan menguranginya. Di lapangan papan kayu ini seringkali dicuri orang, sehingga biasanya orang menggantinya dengan papan precast. Operasionalnya dilakukan secara manual sehingga hanya terbatas untuk lebar saluran 1-2 m saja. (Gambar 4). Untuk saluran yang lebih besar supaya mudah operasional nya dapat dilakukan dengan tipe ke 3, yakni pintu sorong overflow (Gambar 5). Mengangkat dan menurunkan pintu dapat dilakukan secara manual dengan engkol atau dengan elektro-mekanik jika tersedia sumberdaya listrik. Di daerah pasang surut bergambut tipis biasanya masalahnya adalah kandungan pirit tinggi pada kedalaman 30-50 cm. Kandungan pirit ini jika teroksidasi maka akan menghasilkan asam sulfat yang menyebabkan ph tanah turun sampai 3.0 dan tanaman mati. Menanggulangi masalah ini dapat dilakukan dengan cara mengatur aliran drainase satu arah (one way flow), sehingga proses oksidasi pirit dan pencucian sulfat terjadi setiap saat (Gambar 6). Sifat asam sulfat mudah bergerak (mobile) sehingga mudah tercuci jika proses drainase nya berjalan dengan baik. Teknik nya adalah: (a)
Bangunan Pengatur Muka Air - Dedi Kusnadi Kalsim 2 buat saluran pasok (supply) dan drainase terpisah, (b) Elevasi muka air di saluran pasok harus lebih tinggi daripada saluran drainase, dengan cara memasang pintu klep upstream di saluran pasok, dan pintu klep downstream di saluran drainase (Gambar 7). Jika drainase satu arah berjalan dengan baik, dalam jangka waktu satu tahun kandungan pirit akan jauh berkurang. Figure 1. Peat dam dengan pelimpah samping (sisir spillway) di lahan gambut tebal Figure 2. Peat dam (di tempat berdiri), di depan pelimpah samping
Bangunan Pengatur Muka Air - Dedi Kusnadi Kalsim 3 Figure 3. Pelimpah samping - water level di hulu bendung - wl di hilir bendung Figure 4a. Stop-log overflow Figure 4b. Stop-log overflow di gambut tebal Kayu gelam Ø 8 cm Urugan tanah Plastik PE Kayu galam Ø 8 cm Pelat Precast Segmental Aliran air Model Denah Potongan
Bangunan Pengatur Muka Air - Dedi Kusnadi Kalsim 4 Figure 5. Pintu sorong overflow untuk mengatur elevasi muka air Figure 6. Konsep sistem aliran satu arah di lahan Pasang-surut
Bangunan Pengatur Muka Air - Dedi Kusnadi Kalsim 5 Figure 7. Pintu klep di PTPN VII Bentayan Sumsel Figure 8. Pintu sorong underflow di Lamunti Kalteng tidak digunakan karena tidak sesuai dengan kondisi lokal
Bangunan Pengatur Muka Air - Dedi Kusnadi Kalsim 6 Figure 9. Pintu sorong di PT Arara Abadi Figure 10. Tumpukan kantong pasir untuk menahan air di PT RAPP