PENAMBAHAN ISOMETRIK HAMSTRING MENINGKATKAN PANJANG LANGKAH PASIEN PEREMPUAN DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT

dokumen-dokumen yang mirip
PENAMBAHAN ISOMETRIK HAMSTRING MENINGKATKAN PANJANG LANGKAH PASIEN PEREMPUAN DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT

I Nyoman Warta Bagian Fisioterapi RSUD Badung, Bali Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI OLEH : I NYOMAN WARTA NIM :

Penambahan Traksi Translasi Pada Intervensi Ultrasound, Transcutaneus Elektrikal Nerve Stimulation dan Quadriceps Exercise

1) Ida Bagus Ketut Surya, Bagian Fisioterapi RSUD Wangaya Denpasar, Bali ABSTRAK

PENAMBAHAN PALM KNEADING MASSAGE PADA INTERVENSI SWD, TENS DAN MC.KENZIE EXERCISE MENURUNKAN NYERI PINGGANG PADA DISC BULGING LUMBAL

PENAMBAHAN AUTO STATIC STRETCHING

I Nyoman Ady Pranatha Bagian Fisioterapi RSUP Sanglah Denpasar Program Studi Fisioterapi, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK

Ni Made Sulasih RSUP Sanglah Denpasar, Juni 2012 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ISOMETRIK PADA INTERVENSI ULTRASOUND TERHADAP PENINGKATAN AKTIFITAS FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT

I Made Agus Arta Winangun Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK

Kata kunci: close kinetic chain, Static Quadriceps Exercise, kekuatan otot, Quadriceps Femoris, Osteoarthritis.

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

INTERVENSI ULTRASOUND

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PENGURANGAN NYERI MENGGUNAKAN LATIHAN OTOT QUADRICEPS DAN TENS DENGAN LATIHAN OTOT QUADRICEPS DAN FISIOTAPING PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

PERBEDAAN TERAPI LATIHAN ISOTONIK DAN ISOMETRIK OTOT QUADRICEPS FEMORIS SETELAH PEMBERIAN

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

ABSTRAK. I Wayan Suadnya Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

FORM ASSESMENT FISIOTERAPI. 2. Cara Berjalan : antalgic gait / bow leg gait / knock knee gait

LUSIANA, staf Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar. Abstrak

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

PENGARUH PEMBERIAN ISOMETRIC EXERCISE DAN PROGRESSIVE RESISTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

INTERVENSI ULTRA SOUND

SKRIPSI PEMBERIAN LATIHAN CALF RAISES DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL ANKLE PADA LANSIA

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN ISOMETRIC EXERCISE PADA ULTRASOUND TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL PADA OSTEOARTRITIS KNEE NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

Keyword : Elderly Balance, strengthening exercise, coordination exercise.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MANFAAT PEMBERIAN MODIFIED HOLD RELAXED DAN TRAKSI- TRANSLASI TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

BAB V PEMBAHASAN. sampel yang berasal dari warga yang berada di daerah Pasarkamis- Tangerang. Sampel pada penelitian ini dengan kondisi penurunan

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

Indri Susilawati*, Ketut Tirtayasa**, S. Indra Lesmana***

Protokol Intervensi Fisioterapi Kelompok Perlakuan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

PENGARUH PENAMBAHAN CODMAN PENDULAR EXERCISE S

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan

PENGARUH PEMBERIAN TRAKSI OSILASI TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT SKRIPSI

LEBIH BAIK DARIPADA LATIHAN SWISS BALL

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

PELATIHAN VISUAL CUE TRAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERESETUJUAN SIDANG SKRIPSI. ii HALAMAN PENGESAHAN. iii ABSTRAK iv

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh. Gelar Sarjana Fisioterapi. Oleh : ADESTY NANDA FAJARIRAWATI J

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni. Dengan

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI AUTO STRETCHING

SKRIPSI PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

PENGARUH EFEK NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION DAN EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT QUADRICEPS PENDERITA OSTEOARTHRITIS NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

PENGARUH PEDAL EXERCISE

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

PENAMBAHAN CONTRACT RELAX STRETCHING PADA INTERVENSI IFC DAN ULTRASONIK DAPAT MENGURANGI NYERI PADA KONDISI SINDROMA MIOFASIAL OTOT SUPRASPINATUS

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT DEKSTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

SKRIPSI NYOMAN HARRY NUGRAHA

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MULLIGAN EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

INTERVENSI CONTRACT RELAX STRETCHING DIRECT LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING

SKRIPSI. Oleh : Luh Putu Ayu Wulandari Nim

PENGARUH TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DENGAN PENAMBAHAN LATIHAN ISOTONIK QUADRICEPS TERHADAP PENURUNAN NYERI OSTEOATRITIS KNEE

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

PENGARUH LATIHAN SANDBAG DAN LATIHAN SEPEDA STATIS TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP KUALITAS TENDANGAN BOLA LAMBUNG JAUH

SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN SENAM DENGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI LUTUT LANSIA. Di Kelompok Senam Geriatri As-Sakinah Aisyiyah Ponorogo

PENGARUH FISIOTAPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.

Pengaruh Mobilisasi Sendi dan Hold Relax. Terhadap Problematika Penderita Osteoartritis Lutut

Transkripsi:

PENAMBAHAN ISOMETRIK HAMSTRING MENINGKATKAN PANJANG LANGKAH PASIEN PEREMPUAN DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT Eny Sulistinawati, Sub Unit Fisioterapi RSUP Sanglah Denpasar email : Eny_ft@yahoo.com ABSTRAK Masalah : Pada pasien perempuan dengan OA lutut biasanya terjadi penurunan panjang langkah. Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan morfologi yang mengakibatkan terjadinya penurunan fleksibilitas, kekuatan, ketahanan dan stabilitas otot dan sendi. Hal tersebut mengakibatkan penurunan kapasitas fungsional, termasuk didalamnya panjang langkah. Tujuan : Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui penambahan isometrik hamstring dapat meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan osteoartritis lutut. Metode : Penelitian dilakukan dengan desain pre test and post test control group, dimana didapatkan jumlah sampel untuk kelompok kontrol dengan intervensi ultrasonik, TENS dan isometrik quadriceps sebanyak 11 orang, dan pada kelompok perlakuan dengan intervensi ultrasonik, TENS, isometrik quadriceps dan hamstring sebanyak 11 orang. Hasil : Dari hasil pengujian hipotesis dengan paired sample t-test pada kelompok kontrol didapatkan nilai p>0,05 (0,249) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rata-rata nilai panjang langkah sebelum dan sesudah intervensi. Sedangkan pada kelompok perlakuan didapatkan nilai p<0,05 (0,000) yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara rata-rata nilai panjang langkah sebelum dan sesudah intervensi. Dari hasil pengujian hipotesis dengan independent sample t-test didapatkan nilai p<0,05 (0,004) yang berarti intervensi pada kelompok perlakuan (US, TENS, isometrik quadriceps dan hamstring) lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan intervensi pada kelompok kontrol (US, TENS, isometrik quadriceps) dalam meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan OA lutut. Kesimpulan : Penambahan isometrik hamstring meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan OA lutut. Kata kunci : US, TENS, isometrik quadriceps-hamstring, OA, panjang langkah. ADDITION TO ISOMETRIC HAMSTRING INCREASES THE WOMAN PATIENT S LENGTH STEP WITH OSTEOARTHRITIS OF THE KNEE ABSTRACT Backgaround : The female patients with osteoarthritis of the knee is usually a decrease in length step. It was the morphological changes can be decrease in flexibility, strength, endurance and stability of the muscle and joint. That all can be decrease the function of capacity, include of there length step. Objective : This research aimed to identifi addition to isometric hamstring increases the 1

2 woman patient s length step with osteoarthritis of the knee. Method : This research is using pre test and post test control group design. Patients were randomised into two groups : the Control Group (CG) that use ultrasound, TENS and isometric quadriceps is 11 patients. The Experimental Group (EG) that use Ultasound, TENS, isometric quadriceps and hamstring is 11 patients too. Result : The result of CG test which using compare means with paired sample t-test, p>0,05 (p=0,249) that mean the intervention in CG is not having significant to increasing length step. In the result of EG test which using compare means with paired sample t-test, p<0,05 (p=0,000) that mean the intervention in EG is having significant to increasing length step. The result test researcher using compare mean test with independent sample t-test, p<0,05 (p=0,000), that means there are significant different between EG result and CG result. In one tail hypothesis got result p<0,05, so it shows that intervention in EG more effective significantly than CG in to increasing length step to female patients with osteoarthritis of the knee. Conclusion : Addition to isometric hamstring increases the woman patient s length step with osteoarthritis of the knee. Key Word : US, TENS, isometrik quadriceps-hamstring, OA, length step. PENDAHULUAN Aktivitas manusia dalam menjalankan fungsinya banyak menggunakan sendi lutut, diantaranya adalah berjalan. Oleh karena beban yang berlebih maka sering terjadi gangguan yang bersifat traumatik maupun degeneratif, sehingga terjadi osteoartritis lutut. Lebih dari 80% usia diatas 65 tahun menderita Osteoartritis (Sudana, 2005). Pada OA lutut terjadi perubahan morfologi pada tulang rawan, kapsul sendi, ligamentum, meniscus, otot dan persendian. Akibat proses tersebut timbul nyeri, sehingga terjadi pembatasan aktivitas yang berpengaruh pada penurunan fleksibilitas, kekuatan, ketahanan dan stabilitas otot maupun sendi. Dengan demikian secara menyeluruh akan terjadi penurunan kapasitas fungsional, termasuk didalamnya panjang langkah (Kisner and Colby, 2007). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peran fisioterapi sangat penting dalam pemulihan gerak dan fungsi sesuai dengan definisi fisioterapi menurut Kep.Menkes RI no.1363/menkes/sk/xii 2001 Bab I pasal 1 ayat 2 : Fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan modalitas manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektrik, mekanis, pelatihan fungsi) dan komunikasi. Ada beberapa pilihan modalitas fisioterapi dan parameter yang biasa di terapkan pada pasien dengan osteoartritis lutut, namun parameter yang biasa diterapkan adalah nyeri dan LGS. Untuk itu penulis tertarik untuk menggunakan parameter lain yaitu panjang langkah. Maka apakah penambahan

2 isometrik hamstring meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan osteoartritis lutut?. Dengan demikian diasumsikan bahwa penambahan isometrik hamstring meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan osteoartritis lutut, sehingga kalau hal itu terbukti maka akan meningkatkan aktivitas fungsional yang akan berimbas terhadap peningkatan kualitas hidup. Dimana para manula dengan OA lutut hidupnya tidak tergantung pada orang lain. MATERI DAN METODE Subyek Subyek penelitian di sini adalah pasien perempuan berumur di atas 60 tahun dengan asesmen fisioterapi yang menunjukkan adanya OA lutut unilateral atau bilateral sebanyak 11 orang untuk setiap kelompok. Rancangan Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan randomized pre test and post test control design. P1 O1 P Purposive sampling S Blok Random RA P2 O3 O2 O4 Prosedur penelitian Kelompok kontrol dengan US, TENS dan isometrik quadriceps. Sedangkan kelompok perlakuan dengan US, TENS, isometrik quadriceps dan hamstring. Intervensi diberikan seminggu 3 kali sampai 10 sesi/terapi. Pada awal sebelum intervensi dilakukan pengukuran panjang langkah, dan dilakukan pengukuran kembali setelah mendapat intervensi 10 kali. Pemberian ultrasonik dengan intensitas 2 watt/cm², gelombang continues dan waktu 5 menit. Pemberian TENS menggunakan pulsa 50 µs, frekwensi 100 Hz, burst 5 Hz dan waktu 15 menit. Sedangkan isometrik quadriceps dan hamstring dengan dosis latihan 2 seri 10 repetisi, 6 detik kontraksi, 9 detik istirahat, kemudian istirahat selama 30 detik sebelum masuk pada seri berikutnya. Parameter yang di ukur Panjang langkah kaki dalam sentimeter dengan metode kuantitatif analisis berjalan (Cerny K, 1983). Pasien berjalan sejauh 7 meter, 2 meter pertama sebagai tahap pemanasan, 3 meter berikutnya sebagai tahap pengukuran dan 2 meter terakhir sebagai tahap pendinginan. Pengukuran panjang langkah diukur antar jarak kaki, kemudian dirata-ratakan dalam sentimeter. Analisis Statistik Data penelitian dianalisis dengan beberapa uji statistik, yaitu : a. Uji Statistik Deskripsi Untuk menganalisis data tentang karasteristik penelitian yang meliputi umur, tinggi badan, berat

2 badan dan sisi sendi lutut yang terserang OA. b. Uji Normalitas data dengan Saphiro Wilk test Untuk mengetahui distribusi sebaran data normal atau tidak. c. Uji Homogenitas data dengan Leven s test Untuk mengetahui sebaran data bersifat homogen atau tidak. d. Analisis Komparasi Parametrik dengan paired sample t-test dan Independent saple t-tes HASIL Tabel 1 Distribusi karakteristik subyek Variabel Kel.Kontrol Kel.Perlakuan Statistk p Mean ± SD Mean ± SD Umur (tahun) 63,27 ± 2,284 63,00 ± 2,236 Tinggi Badan (cm) 155,82 ± 5,437 154,55 ± 5,989 Berat Badan (kg) 59,73 ± 3,952 60,27 ± 3,319 Normalitas kontrol sebelum 0,946 0,593 Normalitas kontrol sesudah 0,959 0,757 Normalitas perlakuan sebelum 0,885 0,119 Normalitas perlakuan sesudah 0,846 0,078 Peningkatan kontrol 0,81 0,113 Peningkatan perlakuan 0,846 0,078 Homogenitas sebelum 0,443 Homogenitas sesudah 0,193 Panjang langkah sebelum 25,991 ± 1,152 26,127 ± 1,293 Panjang langkah sesudah 25,727 ± 1,358 26,291 ± 1,227 paired sampel t-test kontrol 0,249 paired sampel t-test perlakuan 0,000 Independent sample t-test 0,004 Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa uji normalitas dan homogenitas sebelum dan sesudah perlakuan nilai p>0,05 yang artinya data berdistribusi normal dan bersifat homogen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu paired sampel t-test, pada kelompok kontrol didapatkan nilai p=0,249 (p<0,05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai panjang langkah sebelum dan sesudah intervensi. Pada kelompok perlakuan nilai p=0,05 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai panjang langkah sebelum dan sesudah intervensi. Sedangkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu Independent sample t- test didapatkan nilai p = 0,004

2 (p<0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai panjang langkah kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa intervensi pada kelompok perlakuan lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan intervensi kelompok kontrol dalam meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan OA lutut. Dari pengujian hipotesis tersebut dapat ditetapkan pengujian sebagai berikut Penambahan isometrik hamstring meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan osteoartritis lutut. PEMBAHASAN Terapi I (US, TENS dan Isometrik Quadriceps) Dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu paired sampel t-test nilai p=0,249 (p>0,05), yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai panjang langkah sebelum dan sesudah intervensi berupa pemberian US, TENS dan isometrik quadriceps. Hal tersebut bisa disebabkan karena kurang stabilnya sendi lutut, peningkatan kekuatan otot hanya terjadi pada otot-otot quadriceps saja yang berfungsi sebagai extensor sendi lutut. Sedangkan grop otot-otot antagonis dalam hal ini otot-otot hamstring yang berfungsi sebagai flexor sendi lutut tidak mengalami peningkatan. Sehingga grop otot extensor cenderung lebih kuat dibandingkan dengan grop otot flexor, yang mengakibatkan sendi lutut kurang stabil. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya peningkatan yang bermakna terhadap panjang langkah pasien perempuan dengan OA lutut pada intervensi US,TENS, isometrik quadriceps. Hasil dari peneliti sebelumnya, Sutejo Bambang (2008) dengan judul Perbedaan Pengaruh intervensi SWD dan terapi latihan dengan US dan terapi latihan dalam mengurangi nyeri penderita OA sendi lutut. Penelitian ini dilakukan di Klinik Fisioterapi Graha Medika Salatiga dengan jumlah sampel 30 orang, didapatkan hasil pengujian dengan Mann-Whitney nilai p=0,01 yang berarti bahwa Intervensi US dan terapi latihan lebih efektif dalam mengurangi nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh G. Kelley Fitgerald dan Carol Oatis, (2004) tentang Role of physical therapy in management of knee osteoarthritis dengan beragam intervensi yaitu manual terapi, latihan balance, koordinasi dan fungsional, teknik taping, TENS, serta foot ortotik. Pada penggunaan TENS menunjukkan bahwa intervensi TENS selama 4 minggu atau lebih dapat menurunkan nyeri secara bermakna dibandingkan dengan intervensi TENS dibawah 4 minggu. Sedangkan menurut Frannsen et al dengan judul penelitian Physical Therapy is effective for patients with osteoarthritis of the knee dengan menggunakan dua kelompok. Kelompok kontrol diberikan terapi panas saja sedangkan pada kelompok perlakuan diberi tambahan latihan isometrik, dengan pengukuran menggunakan fungsional berjalan selama 5 menit. Hasil penelitian pada kelompok

3 perlakuan menunjukkan adanya perbaikan fungsional berjalan secara bermakna, dengan jumlah sampel 86 orang dan umur diatas 65 tahun. Terapi II (US, TENS, Isometrik Quadriceps dan Hamstring) Dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu paired sampel t-test nilai p=0,000(p<0,05), yang artinya ada perbedaan yang bermakna ratarata nilai panjang langkah sebelum dan sesudah intervensi berupa pemberian US, TENS, isometrik quadriceps dan hamstring. Sedangkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu Independent sample t- test didapatkan nilai p = 0,004 (p<0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai panjang langkah kelompok kontrol (US, TENS dan isometrik quadriceps) dengan kelompok perlakuan ( US, TENS, isometrik quadriceps dan hamstring). Hal tersebut menunjukkan bahwa intervensi pada kelompok perlakuan lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan intervensi kelompok kontrol dalam meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan OA lutut. Hasil dari peneliti sebelumnya, Dias et al, (2003) dalam penelitian yang berjudul Efficacy of an isometrik exercise protocol on muscle function of the elderly with knee osteoarthritis yang dimuat dalam abstracts 14th International WCPT Conggress 2003 di Australia. Dengan menggunakan dua kelompok, kelompok kontrol tanpa diberi latihan isometrik sedangkan pada kelompok perlakuan diberi tambahan latihan isometrik, dengan pengukuran menggunakan dynamometer. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot yang bermakna. Penelitian yang dilakukan oleh J. Haxby Abbott et al, (2009) dalam penelitian yang berjudul Exercise therapy, manual therapy, or both, for osteoarthritis of the hip or knee: a factorial randomised controlled trial protocol menunjukkan hasil bahwa pemberian exercise therapy dapat menurunkan nyeri dan perbaikan fungsional gerak yang bermakna pada penderita OA lutut. Pada kelompok perlakuan, pemberian latihan isometrik pada otot-otot hamstring sebagai penambahan intervensi selain latihan isometrik quadriceps memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan kekuatan grop otot-otot besar tersebut yang berfungsi sebagai flexor dan ekstensor lutut. Sehingga terjadi peningkatan kekuatan otot yang seimbang antara grop otot-otot extensor lutut dan grop otot-otot fleksor lutut. Dengan demikian stabilitas dan fungsi lutut meningkat, yang berpengaruh terhadap peningkatan panjang langkah (Sugijanto, 2008). Dengan meningkatnya panjang langkah tentunya akan meningkatkan aktivitas fungsional yang akan berimbas terhadap peningkatan kualitas hidup. Dimana para manula dengan OA lutut hidupnya tidak tergantung pada orang lain.

4 SIMPULAN DAN SARAN Penambahan isometrik hamstring meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan osteoartritis lutut. Hal tersebut dapat dilihat dari uji beda dua rata-rata yaitu paired sample t-test didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) dan independent sample t-test didapatkan nilai p = 0,004 (p<0,05). Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, dibutuhkan pemilihan sampel yang lebih spesifik (sisi sendi OA) unilateral atau bilateral saja. Sampel dalam penelitian masih perlu diperbanyak, begitu juga dengan waktu penelitian. Karena sampel tidak diperoleh secara sekaligus, sehingga periode penelitian yang dibutuhkan menjadi lebih lama. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang sebesarbesarnya kepada sampel penelitian ini yang telah bersedia dan tekun mengikuti segala tata cara dan prosedur terapi yang peneliti sarankan sampai berakhirnya program terapi, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Abbot, J.H., Lyons, B., Mercer, S.R. 2009 Exercise therapy, manual therapy, or both, for osteoarthritis of the hip or knee : a factorial randomised controlled trial protocol (Articel), Biomed Central Ltd. Melbourne. Cerny K. 1983. Physical Therapy : A Clinical Method Of Quantitative Gait Analysis. Vol. 63 no 7, page 1125-6 Dias, J.M.D., Dias, R.C., Ramos, L.R. (2003) Efficacy of an isometrik exercise protocol on muscle function of the elderly with knee osteoarthritis, Abstracts 14th International WCPT Conggress. Fransen, M., Crosbie, J., Edmonds, J. 2001. Physical Therapy is effective for patients with osteoarthritis of the knee, The Journal of Rhematology 28:156-64. Kelley, F.G. & Carol, O. 2004 Role of physical therapy in management of knee osteoarthritis, BioMed Central Ltd. Melbourne. Kep.Menkes RI no.1363/menkes/sk/xii 2001 tentang registrasi dan ijin praktik fisioterapi Kisner, C. and Colby, L.A. 2007. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques, 5 th Edition, Phyladelphia; FA. Davis Company. Pocock, S. 2008. Clinical Trial A Practical Approach. England ; John Wiley & Sons. p237.

5 Sudana, P. Diunduh 20 November 2010. Pengapuran sendi lutut. Available at : http // footclinik.wordpress.com. Diunduh 20 November 2010. Sugijanto. 2008. Kumpulan Bahan Kuliah/ buku ajar Manual Therapy. Sutejo, B. 2008. Perbedaan Pengaruh SWD dan Terapi Latihan dengan US dan Terapi Latihan terhadap penurunan Nyeri Pasien OA Lutut. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Avaible at : http//etd.eprints.ums.ac.id