I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan citra yang baik dan unggul bagi produknya. Setiap konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000

I. PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan para produsen sepeda motor semakin berlomba-lomba dalam menjual sepeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Setiap perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa fungsi sepeda motor sangat bermanfaat bagi setiap orang,

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam skala besar, sedang,

I PENDAHULUAN. kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.

II. LANDASAN TEORI. Proses pemasaran berawal dari adanya kebutuhan dan keinginan dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. hasilnya (Kotler dan Armstrong, dalam Erdogmus et al, 2012:399). Nilai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di segala bidang. Dengan adanya persaingan ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini kehidupan manusia tidak dapat lepas

BAB I PENDAHULUAN. Inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen mutlak diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang yang ada semakin besar, namun

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan globalisasi saat ini yang sejalan dengan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

I. PENDAHULUAN. Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan dan perubahan. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini mempengaruhi usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategi pemasaran yang efektif untuk menggaet konsumen baru dan

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia, hewan, maupun mesin (Haryono:2009). Transportasi. sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan antar daerah secara merata. merupakan alat transportasi yang praktis dan lincah apabila digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang kehidupan termasuk ekonomi, teknologi, komunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ingin ditujunya. Seperti kemudahan bertransportasi pada saat ini sudah hampir dapat

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat di dunia. Peta persaingan juga mulai meningkat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang mampu mempersingkat jarak dan waktu, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I. pelaku bisnis. Keberagaman yang memberi peluang pada konsumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis, konsumen juga lebih rasional dan bersikap hati-hati dalam

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan jumlah kendaraan pada tahun Sumber : bps.go.id, 28 Oktober 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peningkatan taraf hidup masyarakat yang semakin tinggi, sehingga menyebabkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Antony Rahardi, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB I PENDAHULUAN. Dunia adalah pasar bagi seluruh pelaku bisnis. Dunia yang tengah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia menjadi daerah pemasaran produk yang cukup potensial bagi perusahaanperusahaan besar. Kegiatan mobilitas manusia pada era globalisasi saat ini juga sangat tinggi, Mobilitas manusia yang tinggi akan terasa lebih efektif dan efisien apabila didukung oleh alat transportasi. Khususnya, alat transportasi darat berupa sepeda motor yang merupakan salah satu alat transportasi yang diminati oleh masyarakat Indonesia. Berbagai perusahaan mencoba memasarkan berbagai jenis produk yang dimilikinya, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang industri sepeda motor. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bisnis transportasi khususnya industri sepeda motor hal tersebut adalah sebuah peluang yang dapat dijadikan untuk mengembangkan bisnis. Dunia industri sepeda motor di Indonesia telah berkembang dengan pesat, hal ini menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis sepeda motor di negara ini semakin bertambah ketat. Semakin banyaknya industri sepeda motor yang bermunculan sebagai akibat dari adanya tingkat kebutuhan dan ketergantungan manusia terhadap alat transportasi yang semakin meningkat dan bervariatif,

2 sebagai dampak dari banyak bermunculannya industri sepeda motor yang ada maka bidang pemasaran sangat berpengaruh dan merupakan satu elemen penting untuk menghadapi persaingan. Salah satu cara untuk menciptakan keunggulan dalam persaingan dunia bisnis tersebut adalah dengan menciptakan ekuitas merek produk yang berkelas. Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahan (Aaker, 2006). Sedangkan Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam bentuk cara seorang konsumen dalam berfikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Telah banyak variasi produk untuk jenis produk yang sama tetapi dengan merek yang berbeda pula, dengan adanya merek memudahkan konsumen untuk memilih dan membedakan produk serta juga akan mempermudah produsen untuk mengenalkan produknya kepada para konsumen. Kekuatan ekuitas merek terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi perilaku pembelian. Ekuitas merek diyakini mempunyai kekuatan yang besar untuk memikat orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia dengan bermacam merek yang digunakan oleh perusahaan produsennya juga menjadikan isu ekuitas merek ini menjadi sangat strategis dikarenakan dapat menjadi sarana bagi perusahaan untuk mengembangkan dan memelihara loyalitas pelanggan.

3 Menurut Temporal dan Trott (2001) untuk membuat ekuitas merek yang sukses, harus ada perubahan total menuju pelanggan. Pelanggan harus menjadi satu-satunya fokus bagi semua inisiatif ekuitas merek. Menjalin loyalitas pelanggan dengan melalui ekuitas merek membawa dampak yang positif kepada perusahaan. Dampak positif tersebut ditunjukkan dengan terjalinnya hubungan emosional antara pelanggan dengan ekuitas merek tersebut. Pada pelanggan yang telah loyal terhadap merek tersebut tidak akan mudah berpindah kepada merek pesaing kerena meskipun pesaing memproduksi produk serupa tidak mungkin akan menghasilkan ikatan emosional yang sama. Loyalitas konsumen adalah bentuk tertinggi dari kepuasan konsumen yang menjadi tujuan setiap bisnis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Tjiptono (2008) loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merk, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Kemampuan dan kemauan untuk melayani dan mendengarkan para pengusaha yang berhubungan langsung dengan konsumen sangat besar artinya dalam menambah nilai suatu produk. Banyaknya produk dengan merek yang beredar di pasaran menambah mudahnya bagi konsumen untuk memilih, seperti halnya produk sepeda motor. Dengan munculnya produk-produk sepeda motor baru di pasaran, maka akan memudahkan konsumen dalam memilih merek produk. Produsen dalam industri sepeda motor dituntut untuk melakukan terobosan bisnis yang baru agar mengungguli para pesaing, dengan menghasilkan produk yang dapat diterima oleh konsumen. Semakin banyak jenis dan merek yang beredar di pasaran, konsumen pun semakin jeli dan kritis dalam memilih sepeda

4 motor yang ada. Konsumen akan menggunakan produk sepeda motor yang menurut persepsinya terbaik. Saat ini konsumen tidak hanya mengharapkan kualitas yang tinggi dalam suatu produk, melainkan mempertimbangkan manfaat dan gengsi yang didapat dari produk tersebut. Produsen-produsen sepeda motor di Indonesia dengan bermacam merek seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kanzen, TVS, dan merek-merek lainnya menyadari bahwa ekuitas merek menjadi aset yang sangat strategis untuk dikelola dan dikembangkan. Pengelolaan ekuitas merek bukan pekerjaan sederhana dan mudah. Investasi yang terus menerus dan program pemasaran yang tepat dibutuhkan dalam pengelolaan ekuitas merek. Perubahan yang dinamis pada lingkungan pemasaran, seperti perilaku konsumen, strategi kompetitif, aturan pemerintah dan aspek lain merupakan hambatan dan tantangan yang harus dihadapi. Perusahaan melakukan banyak investasi untuk ekuitas merek mereka, karena peran ekuitas merek yang dapat menjadi sarana bagi perusahaan untuk mengembangkan dan memelihara loyalitas konsumen. Permintaan konsumen akan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi terus bertambah. Alat transportasi praktis ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, maka tidak mengherankan jika kendaraan seperti sepeda motor dinilai praktis dengan harga terjangkau menjadi pilihan masyarakat sebagai alternatif utama dalam menjalankan berbagai aktivitas dan dampaknya pasar motor nasional semakin meningkat. Honda merupakan merek sepeda motor yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa volume penjualan motor honda selalu lebih unggul dibanding merek

5 pesaing. Sepeda motor merek Honda diproduksi oleh PT Astra Honda Motor (AHM) yang merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk completely knock down atau disingkat CKD (http://www.astra-honda.com). Honda memiliki beragam varian tipe sepeda motor yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yaitu tipe bebek (underbone/cub), tipe sekuter otomatik (skutik), dan tipe sport. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat pada tahun 2008 hingga 2010, Persaingan Pangsa Pasar atau total penjualan sepeda motor merek Honda bersaing ketat dengan pesaingnya yaitu merek Yamaha. Tabel 1.1 Volume Penjualan & Pangsa Pasar berbagai merek sepeda motor di Indonesia tahun 2008 2013 (Dalam satuan unit & persen) Merek Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Honda 2.874.576 (46,2%) 2.701.278 (45,9%) 3.418.173 (46,2%) 4.276.136 (53,6% ) 4.092.693 (57,3%) 4.700.871 (60,4% ) Yamaha 2.465.546 (39,6%) 2.650.992 (45%) 3.345.667 (45,2%) 3.147.873 (39%) 2.433.354 (34%) 2.495.796 (32,1%) Suzuki 793.758 (12,7%) 438.129 (7,4%) 526.003 (7,1%) 494.481 (6,1%) 465.630 (6,5%) 400.675 (5,1%) Kawasaki 44.690 (0,7%) 58.150 (0,9%) 87.004 (1,1%) 100.673 (1,2%) 131.657 (1,8%) 153.807 (1,9%) Merek Lain 37.295 (0,5%) 33.228 (0,5%) 21.797 (0,2%) 24.372 (0,3%) 18.252 (0,2%) 19.865 (0,2%) Total 6.215.865 5.881.777 7.398.644 8.043.535 7.141.586 7.771.014 Sumber: Oto.detik.com, 2015

6 Tabel 1.1 menunjukkan volume Penjualan dan Pangsa Pasar tersebut dapat diketahui bahwa total Penjualan Honda menjadi yang teratas mulai tahun 2008 hingga tahun 2013. Honda mengalami penurunan penjualan di tahun 2009 sebesar 173.298 unit, tetapi masih menguasai pangsa pasar sebesar 45,9 % atau turun 0,3 % dibanding tahun 2008. Tahun 2010 total penjualan Honda mengalami peningkatan dan menguasai pangsa pasar sebesar 46,2 %. Pangsa pasar sebesar 53,6 % diraih Honda tahun 2011, meninggalkan jauh pesaingnya Yamaha yang menguasai pangsa pasar sebesar 39% atau terpaut 1.128.263 unit. Penjualan sepeda motor nasional tahun 2012 turun 11,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi Honda masih merupakan sepeda motor yang paling dipilih masyarakat Indonesia dengan menguasai pangsa pasar sebesar 57,3%. Tahun 2013 Honda meraih 60,4% pangsa pasar atau total penjualan mencapai 4.700.871 unit dengan segmen skutik Honda menjadi penyumbang terbanyak sebesar 3.425.752 unit (http://www.solopos.com). Top Brand sepeda motor Honda tercermin dari jumlah penjualan sepeda motor yang di distribusi PT Astra Honda Motor tersebut yang menjadikannya sepeda motor yang banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia. Produsen menyadari pentingnya merek bagi produsen, konsumen dan kelangsungan bisnisnya. PT Astra Honda Motor terus berupaya memperkuat ekuitas merek motor Honda yang dipasarkannya untuk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan memproduksi sepeda motor yang mempunyai kualitas, mempunyai pertimbangan ekonomis, dan citra yang ditimbulkan dari produk tersebut yang dinilai dapat menjadikannya berbeda dengan merek para pesaing. PT Astra Honda Motor juga melakukan strategi promosi seperti iklan di

7 media massa dan pelayanan yang terus ditingkatkan kualitasnya. Pelayanan ini terbukti dengan adanya dealer resmi Honda yang sekaligus menjadi pusat layanan purna jualnya hampir di setiap kecamatan di Indonesia. Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.2 yang menunjukkan target dan volume penjualan nasional, serta ekspor sepeda motor anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Tabel 1.2 Target dan Volume Penjualan Nasional, serta Ekspor Sepeda Motor Anggota AISI tahun 2008 - Agustus 2013 (Dalam Unit) Tahun Target Penjualan Penjualan Nasional Ekspor 2008 5.884.021 5.851.962 32.059 2009 6.264.265 6.219.294 44.971 2010 7.079.721 7.022.592 57.129 2011 7.395.390 7.335.995 59.395 2012 8.012.540 7.941.545 70.995 2013(Aug) 6.136.652 6.077.085 59.567 Sumber : www.aisi.or.id, 2015 Tabel 1.2 Menunjukkan bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2012 target dan volume penjualan nasional, serta ekspor sepeda motor anggota AISI terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut membuktikan bahwa perkembangan industri sepeda motor di Indonesia semakin maju tiap tahunnya dan berkembang pesat. Perkembangan industri sepeda motor tersebut tidak lepas dari adanya peran penting dari ekuitas merek dalam produk perusahaan. Kekuatan ekuitas merek terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi perilaku pembelian. Ekuitas

8 Merek diyakini mempunyai kekuatan yang besar untuk memikat orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Berikut penjelasan Ekuitas merek yang terbagi ke dalam lima kategori, antara lain (Aaker,2006) : a. Kesadaran Merek (Brand Awareness) Adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu. b. Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya. c. Asosiasi Merek (Brand Association) Adalah segala kesan yang mucul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. d. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Loyalitas merek tidak terjadi tanpa melalui tindakan pembelian dan pengalaman menggunakan suatu merek. e. Aset-aset merek lainnya Aset-aset lain meliputi hak paten, trade mark, akses terhadap pasar, akses terhadap teknologi, akses terhadap sumber daya, dan lain-lain. Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjual dan memasarkan produknya juga tidak terlepas dari konsumen yang ikut mendukungnya melalui pembelian

9 produk, sampai pada konsumen yang menjadi loyal dan memberikan masukan positif bagi perusahaan. Loyalitas terjadi karena ada hubungan yang harmonis antara pelanggan dengan perusahaan dan hubungan harmonis ini tercipta karena adanya kepuasan pelanggan. Menurut Assael (2002) loyalitas adalah pembelian kembali karena komitmen untuk yakin terhadap merk atau perusahaan, oleh karena itu kepuasan akan menimbulkan loyalitas konsumen. Menurut Peter dan Olson (2002) Pelanggan yang dianggap loyal akan berlangganan atau melakukan pembelian ulang selama jangka waktu tertentu. Pelanggan yang loyal sangat berarti bagi badan usaha karena biaya untuk mendapatkan pelanggan baru lebih mahal daripada memelihara pelanggan lama. Namun loyalitas konsumen tidak mudah dicapai, sekalipun para konsumen sudah merasa puas pada produk yang ditawarkan perusahaan bisa saja berganti pemasok atau tidak loyal bila ada perusahaan pesaing yang memberikan tawaran diskon dan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Dimensi Ekuitas Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Pengguna Sepeda Motor Merek Honda Di Bandar Lampung. 1.2 Permasalahan Perusahaan Honda mengalami penurunan penjualan di tahun 2009 sebesar 173.298 unit, tetapi masih menguasai pangsa pasar sebesar 45,9 % atau turun 0,3 % dibanding tahun 2008. hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 pada latar belakang.

10 Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa telah terjadi penurunan pangsa pasar pada perusahaan sepeda motor merek Honda. Tabel 1.1 menunjukkan terjadinya persaingan ketat diantara sesama produsen sepeda motor dengan berbagai merek, yang membuat perusahaan harus berpikir lebih kreatif dalam menggunakan strategi untuk memasarkan produknya. Penurunan penjualan pada perusahaan sepeda motor merek Honda ini bisa saja diakibatkan oleh faktor Ekuitas Merek yang masih kurang baik di mata konsumen, jika di bandingkan dengan perusahaan lainnya, sehingga konsumen kurang merasa puas terhadap produk tersebut. Hal ini di indikasikan akan berdampak pada loyalitas konsumen pengguna sepeda motor merek Honda yang ikut menurun. Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan permasalahan yang dibuat dalam penelitian ini adalah Apakah dimensi ekuitas merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pengguna sepeda motor merek Honda di Bandar Lampung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Dimensi Ekuitas Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Pengguna Sepeda Motor Merek Honda Di Bandar Lampung.

11 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Sebagai masukan dan bahan informasi untuk pertimbangan perusahaan dalam meningkatkan loyalitas konsumen dimasa yang akan datang. 2. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah Pengaruh Dimensi Ekuitas Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Pengguna Sepeda Motor Merek Honda Di Bandar Lampung. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan aplikasi penerapan toeri-teori yang didapat selama di bangku perkuliahan untuk diterapkan dalam dunia nyata. 1.5 Kerangka Pemikiran Merek adalah nama, istilah, simbol, rancangan, atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2003). Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahan (Aaker, 2006). Sedangkan Kotler dan Keller (2009)

12 mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam bentuk cara seorang konsumen dalam berfikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi perilaku pembelian. Merek diyakini mempunyai kekuatan yang besar untuk memikat orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Berikut variabel Ekuitas merek yang terbagi ke dalam empat kategori, antara lain (Aaker,2006) : a. Kesadaran Merek (Brand Awareness) Adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu. b. Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya. c. Asosiasi Merek (Brand Association) Adalah segala kesan yang mucul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. d. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Loyalitas merek tidak terjadi tanpa melalui tindakan pembelian dan pengalaman menggunakan suatu merek.

13 e. Aset-aset merek lainnya Aset-aset lain meliputi hak paten, trade mark, akses terhadap pasar, akses terhadap teknologi, akses terhadap sumber daya, dan lain-lain. Loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkab perubahan perilaku (Kotler dan Armstrong, 2009). Menurut Peter dan Olson (2002) Pelanggan yang dianggap loyal akan berlangganan atau melakukan pembelian ulang selama jangka waktu tertentu. Pelanggan yang loyal sangat berarti bagi badan usaha karena biaya untuk mendapatkan pelanggan baru lebih mahal daripada memelihara pelanggan lama. Loyalitas terjadi karena adanya hubungan yang harmonis antara pelanggan dengan perusahaan dan hubungan harmonis ini tercipta karena adanya kepuasan pelanggan. Berdasarkan penjelasan tersebut, kuatnya ekuitas merek suatu produk maka akan semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya akan membawa konsumen untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang sehingga menimbulkan loyalitas pelanggan dan membawa keuntungan kompetitif bagi perusahaan serta menjadi sumber penghasilan perusahaan di masa depan. Merek yang kuat akan membangun loyalitas, dan loyalitas akan mendorong bisnis terulang kembali. Merek yang kuat juga akan menghasilkan harga yang menarik dan menjadi penghalang bagi masuknya pesaing.

14 Berdasarkan uraian tersebut, paradigma penelitian dibuat dengan catatan: tanpa memasukkan variabel loyalitas merek, karena indikator variabel loyalitas merek memiliki kemiripan dengan variabel loyalitas konsumen (Y), maka gambar paradigma penelitian yang dapat dibuat adalah sebagai berikut: Ekuitas Merek (X) 1. Kesadaran Merek (Brand Awareness) (X1) 2. Persepsi Kualitas (Perceived Quality) (X2) 3.Asosiasi Merek (Brand Association) (X3) Loyalitas Konsumen (Y) 4. Aset-aset merek lainnya (X4) (Aaker, 2006) Gambar 1 Paradigma Pengaruh Dimensi Ekuitas Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Pengguna Sepeda Motor Merek Honda Di Bandar Lampung, 2015. 1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, identifikasi permasalahan, dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan yaitu: Dimensi Ekuitas Merek (X) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y) pengguna sepeda motor merek Honda di Bandar Lampung.