BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

1. Pembukaan 3. PAPARAN BK SMAN 21 JAKARTA. 4. Sambutan kepala sman 21 jakarta 6. Lain-Lain 7. PENUTUP

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pengetahuan atau menambah wawasan. Penyelenggaraan. melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

Rambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

PENGARUH NILAI TES MASUK DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia

PEMERINTAH KOTA KENDARI DINAS PENDIDIKAN NASIONAL

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

2015 PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA KELAS BILINGUAL DENGAN KELAS REGULER PADA MATA PELAJARAN MIPA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan memberikan kontribusi yang besar untuk suatu bangsa. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan diikuti berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa. Pendidikan dilakukan sejak usia dini. Salah satu indikator pendidikan yaitu belajar. Kegiatan belajar dapat berlangsung dimana saja. Kegiatan belajar yang sering dilakukan yaitu kegiatan belajar formal di sekolah. Kegiatan formal yang dilakukan yaitu siswa mendapatkan materi sesuai dengan tingkatan usia dan sesuai dengan silabus yang dirancang oleh pemerintah. Kegiatan belajar yang teratur akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Kegiatan belajar diakhiri dengan pengukuran diri atau evaluasi. Evaluasi bisa dikatakan juga penilaian yang diberikan oleh pendidik (Guru) untuk mengetahui sejauh mana kegiatan belajar siswa dalam hasil belajar yang dilakukan selama ini. Hasil evaluasi bisa dinyatakan dalam bentuk angka (nilai) yang dimana terkadang nilai itu mencerminkan siswa tersebut berhasil atau tidaknya dalam kegiatan belajar tersebut. Hasil belajar siswa disekolah bisa dilihat dari nilai UTS (Ujian Tengah Semester), nilai UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan UN (Ujian Nasional). Hasil belajar dikatakan tuntas apabila nilai hasil belajar tersebut berada di atas KKM. Hasil belajar merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar, dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,

2 afektif, dan psikomotorik. Di dalam kegiatan belajar formal, siswa dinilai keberhasilan belajar melalui tes hasil belajar. Hasil belajar yang didapat akan berbeda-beda, ada yang memang mampu mencapai prestasi tinggi, tetapi ada pula siswa yang prestasi belajarnya rendah keberhasilan belajar tergantung bagaimana proses dan kebiasaan belajar yang dialami oleh siswa. Untuk mengukur keberhasilan belajar siswa, pemerintah di Indonesia selalu mengadakan UAN untuk mengukur hasil belajar siswa tersebut, sedangkan sekolah mengadakan tes yaitu UTS dan UAS. UAN salah satu indikator untuk mencapai keberhasilan belajar siswa SD, SMP maupun SMA di Indonesia. UAN diselenggarakan serempak di seluruh Indonesia. Mata pelajaran yang di uji Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA (biologi, kimia, fisika), IPS (sosiologi, geografi, ekonomi), untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) mata pelajaran yang diujikan tergantung dengan program jurusan yang diambil siswa. UAN dan UAS sampai saat ini di Indonesia selalu dijadikan tolak ukur keberhasilan dalam kegiatan belajar selama ini, selain itu juga sebagai nilai kelulusan untuk mengikuti jenjang selanjutnya. Jika siswa tidak lulus dalam tes UAN dan UAS ini siswa bisa mengikutinya lagi di tahun selanjutnya, akan tetapi untuk kurikulum 2013, kurikulum terbaru di Indonesia, UAN diselenggarakan pada saat siswa di kelas 2. UAN diselenggarakan di kelas 2 ini bertujuan jika siswa mengalami kegagalan UAN pertama siswa bisa mengikuti lagi saat siswa berada di kelas 3. Pada tahun 2011-2013 nilai pada mata pelajaran yang di UAN di SMA Negeri di kota Bandung ini menurun. Hampir setiap sekolah di kota bandung mengalami penurunan nilai yang cukup drastis. Pada mata pelajaran ekonomi, yang biasanya siswa di SMA Negeri di Kota Bandung mendapatkan nilai diatas 7, pada tahun ajaran 2012-2013 dan 2013-2014 siswa-siswi SMA Negeri Kota Bandung mendapatkan rata-rata nilai dikisaran angka 5 dan 6.

3 Tabel 1.1 Rata-rata Nilai UAN Mata Pelajaran Di SMA Negeri di Kota Bandung No NAMA SEKOLAH Rata-Rata Nilai UN EKONOMI 2011-2012 2012-2013 2013-2014 1 SMAN 1 BANDUNG 8,92 5,97 6.08 2 SMAN 2 BANDUNG 8,9 5,89 6.33 3 SMAN 3 BANDUNG 8,36 6,57 6.27 4 SMAN 4 BANDUNG 8,89 5,57 5.21 5 SMAN 5 BANDUNG 8,92 5,93 6.70 6 SMAN 6 BANDUNG 7,36 5,72 6.00 7 SMAN 7 BANDUNG 8,77 5,6 6.05 8 SMAN 8 BANDUNG 8,74 6,01 6.80 9 SMAN 9 BANDUNG 8,64 5,82 5.38 10 SMAN 10 BANDUNG 8,85 5,85 6.82 11 SMAN 11 BANDUNG 8,28 5,88 5.93 12 SMAN 12 BANDUNG 8,63 5,58 5.24 13 SMAN 13 BANDUNG 8,79 5,67 5.05 14 SMAN 14 BANDUNG 8,76 5,34 5.71 15 SMAN 15 BANDUNG 8,85 6,01 5.53 16 SMAN 16 BANDUNG 8,47 5,61 6.61 17 SMAN 17 BANDUNG 8,73 5,86 5.78 18 SMAN 18 BANDUNG 8,91 5,78 5.31 19 SMAN 19 BANDUNG 8,27 5,6 5.32 20 SMAN 20 BANDUNG 7,83 6,03 5.04 21 SMAN 21 BANDUNG 8,88 5,98 6.72 22 SMAN 22 BANDUNG 8,88 5,98 6.83 23 SMAN 23 BANDUNG 8,59 6 6.78 24 SMAN 24 BANDUNG 8,39 5,92 6.94 25 SMAN 25 BANDUNG 8,68 5,85 6.68 26 SMAN 26 BANDUNG 7,95 6,09 6.30 27 SMAN 27 BANDUNG 6,39 5,71 4.79 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung Dapat dilihat pada tabel 1.1, pada tahun ajaran 2011-2012 nilai UAN mata pelajaran ekonomi hampir semuanya di atas 7. Tetapi pada tahun ajaran berikutnya yaitu tahun 2012-2013, nilai mata pelajaran ekonomi yang di UAN kan menurun drastis, hampir semua SMA Negeri di kota bandung mendapatkan nilai rata-rata 5. Perbandingan nilainya sangat jauh jika dibandingkan tahun

4 sebelumnya. Bisa dikatakan hasil belajar yang didapat siswa SMA di kota Bandung belum mencapai target yang seperti tahun sebelumnya. Meskipun kode pada tes UAN dibedakan, semestinya hasil belajar siswa konstan/stabil. Karena tingkat kesulitan mungkin hampir sama dengan tahuntahun sebelumnya, bisa dikatakan bahwa siswa program studi IPS pada tahun ajaran 2012-2013 menurun hasil belajarnya karena nilai yang didapat berbeda jauh dengan nilai tahun ajaran sebelumnya. Hasil belajar siswa di SMA di Kota Bandung ini mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan nilai yang didapat bisa terjadi karena beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal dimana faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa yaitu diantaranya motivasi, sikap, minat dan kebiasaan belajar. Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan memfokuskan pada salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bandung yaitu SMA Negeri 12 Bandung. SMA Negeri 12 Bandung ini terletak di Jalan Sekejati No. 36 Kecamatan kiaracondong dengan populasi siswa sebanyak 977 orang. Namun, peneliti mengambil populasi kelas XI IIS (Ilmu ilmu sosial) dan lintas minat ekonomi karena disini penulis akan membandingkan siswa kelas XI IIS dan Lintas minat dalam hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi. IIS atau dikenal dengan ilmu ilmu sosial merupakan istilah baru untuk program studi IPS dalam kurikulum 2013. Program studi IIS ini dipilih saat siswa memasuki kelas 1. Jadi, siswa sudah diarahkan minatnya untuk masuk program studi IIS ataupun MIA ( Matematika Ilmu Alam). Selain program IIS dan MIA dalam kurikulum 2013 ini terdapat juga program lintas minat. Dimana, siswa program studi MIA dapat mempelajari mata pelajaran yang terdapat di program studi IIS seperti geografi, ekonomi, sosiologi. Begitupun sebaliknya program studi IIS dapat mempelajari mata pelajaran yang terdapat di program studi MIA.

5 Penulis melakukan pra penelitian untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa di SMA Negeri 12 Bandung ini yang dimana peneliti mengambil nilai rata-rata UKK mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 2013-2014. Nilai UKK yang didapat oleh siswa SMA Negeri 12 Bandung hampir seluruhnya tidak mencapai ketuntasan minimal yaitu 75. Hasil belajar yang didapat melalui Ujian Kenaikan Kelas (UKK) ini dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 1.2 Rata-rata Nilai UKK Kelas X SMAN 12 Bandung No Kelas Nilai Rata-Rata UKK 1 X IIS I 66,68 2 X IIS II 65,12 3 X IIS III 66,20 4 Lintas Minat A 63,90 5 Lintas Minat B 67,23 6 Lintas Minat C 69,43 Sumber : Guru Mata Pelajaran SMAN 12 Bandung Tabel 1.2 menyatakan bahwa dari keseluruhan kelas X yang mengerjakan tes mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 12 Bandung mendapatkan rata-rata nilai dikisaran nilai 5 dan 6. Terlihat bahwa siswa kelas X belum mencapai hasil belajar yang memuaskan. Bahkan, program studi Lintas minat ekonomi A,B dan C lebih unggul dibandingkan dengan program studi IIS. Nana Sudjana mengemukakan bahwa, hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor internal dari siswa yaitu kemampuan yang dimiliknya. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki, terdapat juga faktor lain seperti motivasi belajar, latar belakang pendidikan, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Perbandingan hasil belajar inilah yang akan dijadikan penelitian dalam tulisan ini. Hasil belajar yang didapatkan kelas lintas minat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan kelas IIS meskipun hampir semua rata-rata nilai kelas belum

6 mencapai KKM. Padahal, semestinya kelas IIS harus lebih unggul karena bisa dikatakan mereka orang-orang sosial yang tertarik dengan ilmu sosial seperti ekonomi. Perbedaan nilai lintas minat dan IIS ini dikarenakan kebiasaan belajar yang dilakukan siswa berbeda, jika kebiasaan belajar siswa tersebut baik dan disiplin akan mendapatkan hasil belajar kognitif yang memuaskan. SMAN 12 Bandung mempunyai sarana dan prasarana yang baik. SMAN yang berada di cluster 3 ini sangat menjunjung tinggi mengenai program adiwiyata di sekolahnya. SMAN 12 Bandung ini juga mengalami penurunan nilai UAN yang cukup drastis terutama pada mata pelajaran ekonomi. Selain itu, hasil belajar rata-rata UKK siswa SMAN 12 ini hampir satu angkatan berada dibawah ketuntasan minimal yaitu 75. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMA yang terkenal dengan high technology nya ini. Adapun judul penelitiannya yaitu PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Komparatif pada Kelas XI IIS dan Lintas Minat di SMAN 12 Kota Bandung pada tahun ajaran 2014/2015). 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah. Maka dirumuskanlah perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 12 Bandung? 2. Apakah ada perbedaan kebiasaan belajar siswa kelas IIS dan lintas minat ekonomi di SMAN 12 Bandung? 3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa kelas IIS dan lintas minat ekonomi di SMAN 12 Bandung? 4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kebiasaan belajar siswa kelas IIS dan lintas minat ekonomi di SMAN 12 Bandung? 5. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas IIS dan lintas minat ekonomi di SMAN 12 Bandung?

7 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 12 Bandung. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kebiasaan belajar siswa kelas IIS dan lintas minat ekonomi di SMAN 12 Bandung. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa kelas IIS dan lintas minat ekonomi di SMAN 12 Bandung. 4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kebiasaan belajar siswa kelas IIS dan lintas minat ekonomi di SMAN 12 Bandung. 5. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kebiasaan belajar siswa kelas IIS dan lintas minat ekonomi di SMAN 12 Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan didapat dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa di SMAN 12 bandung. b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan c. Dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa di SMAN 12 Kota Bandung. b. Bagi pembaca

8 Hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan wawasan pembaca terkait masalah hasil belajar siswa di SMAN 12 Kota Bandung dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Selain itu sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam mengenai penelitian ini.