PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

E U C A L Y P T U S A.

TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

III. BAHAN DAN METODE

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

Teknik Budidaya Tanaman Durian

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN

Kultur Jaringan. Petunjuk Teknis Budidaya Jati. Kultur Jaringan. Laboratorium SEAMEO BIOTROP. Services Laboratory. Ekologi Tumbuh. Analisa Hasil Panen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TATA CARA PENELITIAN

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

Topik : TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

PENAWARAN MENJADI INVESTOR

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

Teknik Budidaya Anggur

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI TANAMAN NURSERY

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Created By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Berburu Kwangwung Di Sarangnya

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

TUJUAN PEMANGKASAN tajuk tanaman yang ideal cabang sakit, tunas air, dan cabang kering cabang-cabang produktif bentuk kerangka tanaman

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Penyakit Karena Bakteri

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

Transkripsi:

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan penyakit

Penyiangan Penyiangan adalah suatu tindakan silvikultur dalam rangka pemeliharaan tanaman muda (tanaman pokok), yaitu berupa pembersihan belukar dan tumbuhan pengganggu lainnya, agar tanaman pokok dapat memperoleh cahaya yang optimal, juga untuk mengurangi kompetisi akan air dan hara pd sistem perakaran. Kegiatan penyiangan sebaiknya dilakukan setiap 2 3 bulan sekali, pada tahun pertama, dan pada tahun kedua bisa 2 kali dalam setahun.

PENYIANGAN Tanaman jati berada pada larikan tanaman jagung.

Perlukah penyiangan?

Pendangiran Pendangiran adalah termasuk dalam kegiatan pemeliharaan, yaitu dengan mengolah lahan disekitar tanaman yang diperlihara, dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisik tanah (drainase dan aerasi) Kegiatan pendangiran biasanya bersambung dengan kegiatan penyiangan. Oelh karenanya dilakukan 2 3 bulan sekali pada tahun pertama, kemudian pada tahun kedua 2 kali dalam setahun.

Pendangiran dan guludan

Pendangiran dan Pemberian Mulsa

Pendangiran dan Pemberian mulsa

Pemupukan dan pemberian mulsa Pemupukan bertujuan untuk menambah hara yang dibutuhkan tanaman pokok, khususnya bagi tanaman yang ditanam pada daerah yang kurang subur. Pemberian pupuk harus dilakukan pada saat yang tepat (misal menjelang musim hujan) Pupuk yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Bila salah dalam pemberian justru dapat meracuni tanaman

Bagaimana cara memupuk? Pupuk diberikan disekitar tanaman, dengan cara: 1. dibuat galian melingkar batang (sejauh tajuk terluar) dan pupuk ditaburkan kemudian ditimbun tanah. 2. Dibuat galian di tiga atau 5 tempat di sekitar tanaman (sejauh tajuk terluar) sedalam sekitar 10 cm, kemudian pupuk ditaburkan dan kemudian ditimbun dengan tanah. 3. Tanah di sekitar tanaman dicangkul, kemudian pupuk ditaburkan ditanah tersebut, kemudian ditutup dengan tanah.

Bagaimana sebaiknya setelah memupuk? Setelah dilakukan pemupukan sebaiknya diberi mulsa, sebab pemberian mulsa bisa membantu kelembaban tanah di sekitar tanaman. Pupuk hanya efektif bila disekitarnya masih terdapat air (lembab). Akan lebih baik lagi bila mulsa juga dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai bahan pupuk untuk menambah hara bagi tanaman.

Tidakan silvikultur pada tanaman muda (PT Beraucool-Kaltim, 2003) Pemberian mulsa untuk membantu mengurangi penguapan pada media tumbuh (hati2 dengan rayap

Bahan apa yang bisa digunakan untuk mulsa? 1. Bahan organik, yaitu berupa seresah, daun-daun yang segar maupun sudah mulai lapuk, namun disarankan yang kurang mengandung selulosa, karena dapat mengundang rayap. Rayap dapat sangat berbahaya bagi tanaman karena setelah bahan yang mengandung selulosa habis akan memakan kulit tanaman yang kering. 2. Bahan lainnya, seperti plastik, kertas, batu, dan sebagainya. Yang perlu dicermati adalah bhw bahan tersebut tersedia cukup dan tidak mahal serta tidak menimbulkan dampak negatif (meracun tanaman)

Singling dan Wiwil Singling (penunggalan batang) adalah suatu kegiatan pemeliharaan pada tanaman muda dengan maksud memotong batang ganda, (multistem), agar pertumbuhan dan perkembangan batang dan tanaman dapat optimal. Dalam kegiatan ini pemilihan batang tunggal harus cermat dan harus diperhatikan tujuan kegiatan ini. Jangan salah justru batang yang potensial untuk dipelihara justru yang dipotong.

Singling

Wiwil, sebenarnya hampir sama dengan singling, bila tunas-tunas air yang dipotong bersifat sileptis (tumbuh ortotroph, sejajar batang pokok. Bisa juga berupa prunning bila sifat tunas yang dipotong berupa tunas-tunas lateral. Jadi tujuannya adalah agar diperoleh tanaman dengan bebas cabang tinggi, dan atau agar batang pokok tumbuh normal tanpa gangguan adanya tunas-tunas lateral dan atau tunastunas air yang biasanya justru berkembang lebih pesat. Wiwil dilakukan pada tanaman yang masih sangat muda, yaitu pada masa pemeliharaan tahun pertama dan kedua. Pelaksanaan wilil dilakukan dengan pisau wiwil, bentuknya seperti sabit, tetapi kecil, runcing dan tajam.

Pemeliharaan tanaman muda 2 1 Keterangan: 1. Pemberian mulsa 2. Prunning

Prunning Prunning dilakukan dengan tujuan untuk memotong cabang-cabang lateral dengan maksud agar diperoleh kayu dengan kualitas batang yang bagus khususnya cacat yang disebabkan oleh mata kayu Prunning menurut kejadiannya dapat dibagi menjadi 2, 1. Prunning alam (self prunning) 2. Prunning buatan (Artificial prunning)

Macam-macam Prunning berdasarkan letaknya Prunning rendah : cabang yang dipangkas sebanyak 1/3 bagian bawah dari tajuk hidup Prunning tengahan: cabang-cabang yang dipangkas sebanyak ½ bagian bawah dari tajuk hidup. Prunning tinggi: cabang-cabang yang dipangkas sebanyak 2/3 bagian bawah dari tajuk yang hidup.

Teknik pemangkasan cabang Sebaiknya pemangkasan dilakukan dengan alat potong yang tajam Pemangkasan cabang dilakukan sedekat mungkin dengan batang pokok (rata dengan batang pokok).

Teknik pemangkasan cabang Pruning efektif dan mudah dilakukan pada tanaman yang berukuran tinggi sampai 3 meter. Selebihnya menjadi kurang efektif karena biayanya sangat mahal. Pruning di Perhutani dapat dilaksanakan pada tanaman jati sampai berumur 10 tahun. Kegiatan pruning sering dilakukan bersamaan dengan kegiatan penjarangan.

Pruning alami (Natural/self pruning) Pruning alami terjadi bila : Cabang-cabang lateral tertutup (tidak mendapat cahaya yang cukup). Cabang-cabang lateral tersebut kemudian mati Cabang-cabang lateral tersebut kemudian kering, busuk kemudian luruh/runtuh.

Pruning alami (Natural/self pruning) Umumnya kemampuan pruning alami dipengaruhi oleh kerapatan tegakan, kemampuan jenis tanaman untuk meluruhkan cabang, tingkat kesuburan tanah dan besarnya sudut percabangan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Kerusakan dan kegagalan tanaman bukan hanya karena kesalahan dalam teknik tanam dan pemeliharaannya tetapi bisa disebabkan akibat serangan hama dan penyakit. Penyakit bisa dibedakan : Penyakit fisiologis, yaitu penyakit yang disebabkan karena terganggunya proses fisiologis pada tanaman. Penyakit fisiologis cirinya terjadinya setempat-setempat dan tidak menular.

Gejala penyakit fisiologis Klorosis, misalnya terjadinya perubahan warna daun dari hijau menjadi kekuningan, kecoklatan dan akhirnya daun runtuh. Pertumbuhan tanaman terhenti (kerdil) dan daun menjadi keriting. Ruas-ruas batang memendek, dan pertumbuhan mengalami stagnasi. Penyebab penyakit fisiologis bisa diakibatkan oleh kekurangan unsur hara tertentu. Untuk mengatasi penyakit ini dengan pemupukan, dan manipulasi faktor lingkungan pertumbuhan

Penyakit disebabkan oleh hama dan atau penyakit Tanaman yang terserang hama dan penyakit ditandai gejalanya biasanya cepat menular ke tanaman yang lain (menyebar/mewabah). Nampak tanda yang ditimbulkan terjadi kerusakan, misalnya pada daun, batang, cabang dan atau pada sistem perakaran. Penyebab kerusakan baik oleh hama maupun penyakit nampak jelas, misalnya daunnya kerowok akibat dimakan ulat, pucuknya patah akibat dikerat/gigitan serangga, adanya lobang pada batang/cabang, akar busuk akibat serangan jamur akar/bakteri, pucuk cabang/batang kering akibat serangan jamur upas dll.

Pengendalian hama dan penyakit

Penanggulangan sarangan hama dan penyakit Kenali gejala dan tanda yang ditimbulkan oleh serangan hama dan atau penyakit. Kenali jenis penyebabnya, apakah hama atau penyakit. Kenali siklus hidup dari hama/penyakit tersebut Untuk mengatasi serangan hama dan penyakit bila digunakan secara kimiawi yaitu dengan peptisida (tergantung penyebabnya) harus memakai dosis yang tepat.

Cara membasmi hama tanaman Secara mekanis (Rismunandar, 1981) Mengatur rotasi tanaman dan pergantian jenis tanaman Memusnahkan tanaman inang hamanya Secara biologis (dengan memanfaatkan musuh alami) Secara khemis (menggunakan bahan kimia) Karantina