PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA
Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan penyakit
Penyiangan Penyiangan adalah suatu tindakan silvikultur dalam rangka pemeliharaan tanaman muda (tanaman pokok), yaitu berupa pembersihan belukar dan tumbuhan pengganggu lainnya, agar tanaman pokok dapat memperoleh cahaya yang optimal, juga untuk mengurangi kompetisi akan air dan hara pd sistem perakaran. Kegiatan penyiangan sebaiknya dilakukan setiap 2 3 bulan sekali, pada tahun pertama, dan pada tahun kedua bisa 2 kali dalam setahun.
PENYIANGAN Tanaman jati berada pada larikan tanaman jagung.
Perlukah penyiangan?
Pendangiran Pendangiran adalah termasuk dalam kegiatan pemeliharaan, yaitu dengan mengolah lahan disekitar tanaman yang diperlihara, dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisik tanah (drainase dan aerasi) Kegiatan pendangiran biasanya bersambung dengan kegiatan penyiangan. Oelh karenanya dilakukan 2 3 bulan sekali pada tahun pertama, kemudian pada tahun kedua 2 kali dalam setahun.
Pendangiran dan guludan
Pendangiran dan Pemberian Mulsa
Pendangiran dan Pemberian mulsa
Pemupukan dan pemberian mulsa Pemupukan bertujuan untuk menambah hara yang dibutuhkan tanaman pokok, khususnya bagi tanaman yang ditanam pada daerah yang kurang subur. Pemberian pupuk harus dilakukan pada saat yang tepat (misal menjelang musim hujan) Pupuk yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Bila salah dalam pemberian justru dapat meracuni tanaman
Bagaimana cara memupuk? Pupuk diberikan disekitar tanaman, dengan cara: 1. dibuat galian melingkar batang (sejauh tajuk terluar) dan pupuk ditaburkan kemudian ditimbun tanah. 2. Dibuat galian di tiga atau 5 tempat di sekitar tanaman (sejauh tajuk terluar) sedalam sekitar 10 cm, kemudian pupuk ditaburkan dan kemudian ditimbun dengan tanah. 3. Tanah di sekitar tanaman dicangkul, kemudian pupuk ditaburkan ditanah tersebut, kemudian ditutup dengan tanah.
Bagaimana sebaiknya setelah memupuk? Setelah dilakukan pemupukan sebaiknya diberi mulsa, sebab pemberian mulsa bisa membantu kelembaban tanah di sekitar tanaman. Pupuk hanya efektif bila disekitarnya masih terdapat air (lembab). Akan lebih baik lagi bila mulsa juga dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai bahan pupuk untuk menambah hara bagi tanaman.
Tidakan silvikultur pada tanaman muda (PT Beraucool-Kaltim, 2003) Pemberian mulsa untuk membantu mengurangi penguapan pada media tumbuh (hati2 dengan rayap
Bahan apa yang bisa digunakan untuk mulsa? 1. Bahan organik, yaitu berupa seresah, daun-daun yang segar maupun sudah mulai lapuk, namun disarankan yang kurang mengandung selulosa, karena dapat mengundang rayap. Rayap dapat sangat berbahaya bagi tanaman karena setelah bahan yang mengandung selulosa habis akan memakan kulit tanaman yang kering. 2. Bahan lainnya, seperti plastik, kertas, batu, dan sebagainya. Yang perlu dicermati adalah bhw bahan tersebut tersedia cukup dan tidak mahal serta tidak menimbulkan dampak negatif (meracun tanaman)
Singling dan Wiwil Singling (penunggalan batang) adalah suatu kegiatan pemeliharaan pada tanaman muda dengan maksud memotong batang ganda, (multistem), agar pertumbuhan dan perkembangan batang dan tanaman dapat optimal. Dalam kegiatan ini pemilihan batang tunggal harus cermat dan harus diperhatikan tujuan kegiatan ini. Jangan salah justru batang yang potensial untuk dipelihara justru yang dipotong.
Singling
Wiwil, sebenarnya hampir sama dengan singling, bila tunas-tunas air yang dipotong bersifat sileptis (tumbuh ortotroph, sejajar batang pokok. Bisa juga berupa prunning bila sifat tunas yang dipotong berupa tunas-tunas lateral. Jadi tujuannya adalah agar diperoleh tanaman dengan bebas cabang tinggi, dan atau agar batang pokok tumbuh normal tanpa gangguan adanya tunas-tunas lateral dan atau tunastunas air yang biasanya justru berkembang lebih pesat. Wiwil dilakukan pada tanaman yang masih sangat muda, yaitu pada masa pemeliharaan tahun pertama dan kedua. Pelaksanaan wilil dilakukan dengan pisau wiwil, bentuknya seperti sabit, tetapi kecil, runcing dan tajam.
Pemeliharaan tanaman muda 2 1 Keterangan: 1. Pemberian mulsa 2. Prunning
Prunning Prunning dilakukan dengan tujuan untuk memotong cabang-cabang lateral dengan maksud agar diperoleh kayu dengan kualitas batang yang bagus khususnya cacat yang disebabkan oleh mata kayu Prunning menurut kejadiannya dapat dibagi menjadi 2, 1. Prunning alam (self prunning) 2. Prunning buatan (Artificial prunning)
Macam-macam Prunning berdasarkan letaknya Prunning rendah : cabang yang dipangkas sebanyak 1/3 bagian bawah dari tajuk hidup Prunning tengahan: cabang-cabang yang dipangkas sebanyak ½ bagian bawah dari tajuk hidup. Prunning tinggi: cabang-cabang yang dipangkas sebanyak 2/3 bagian bawah dari tajuk yang hidup.
Teknik pemangkasan cabang Sebaiknya pemangkasan dilakukan dengan alat potong yang tajam Pemangkasan cabang dilakukan sedekat mungkin dengan batang pokok (rata dengan batang pokok).
Teknik pemangkasan cabang Pruning efektif dan mudah dilakukan pada tanaman yang berukuran tinggi sampai 3 meter. Selebihnya menjadi kurang efektif karena biayanya sangat mahal. Pruning di Perhutani dapat dilaksanakan pada tanaman jati sampai berumur 10 tahun. Kegiatan pruning sering dilakukan bersamaan dengan kegiatan penjarangan.
Pruning alami (Natural/self pruning) Pruning alami terjadi bila : Cabang-cabang lateral tertutup (tidak mendapat cahaya yang cukup). Cabang-cabang lateral tersebut kemudian mati Cabang-cabang lateral tersebut kemudian kering, busuk kemudian luruh/runtuh.
Pruning alami (Natural/self pruning) Umumnya kemampuan pruning alami dipengaruhi oleh kerapatan tegakan, kemampuan jenis tanaman untuk meluruhkan cabang, tingkat kesuburan tanah dan besarnya sudut percabangan.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Kerusakan dan kegagalan tanaman bukan hanya karena kesalahan dalam teknik tanam dan pemeliharaannya tetapi bisa disebabkan akibat serangan hama dan penyakit. Penyakit bisa dibedakan : Penyakit fisiologis, yaitu penyakit yang disebabkan karena terganggunya proses fisiologis pada tanaman. Penyakit fisiologis cirinya terjadinya setempat-setempat dan tidak menular.
Gejala penyakit fisiologis Klorosis, misalnya terjadinya perubahan warna daun dari hijau menjadi kekuningan, kecoklatan dan akhirnya daun runtuh. Pertumbuhan tanaman terhenti (kerdil) dan daun menjadi keriting. Ruas-ruas batang memendek, dan pertumbuhan mengalami stagnasi. Penyebab penyakit fisiologis bisa diakibatkan oleh kekurangan unsur hara tertentu. Untuk mengatasi penyakit ini dengan pemupukan, dan manipulasi faktor lingkungan pertumbuhan
Penyakit disebabkan oleh hama dan atau penyakit Tanaman yang terserang hama dan penyakit ditandai gejalanya biasanya cepat menular ke tanaman yang lain (menyebar/mewabah). Nampak tanda yang ditimbulkan terjadi kerusakan, misalnya pada daun, batang, cabang dan atau pada sistem perakaran. Penyebab kerusakan baik oleh hama maupun penyakit nampak jelas, misalnya daunnya kerowok akibat dimakan ulat, pucuknya patah akibat dikerat/gigitan serangga, adanya lobang pada batang/cabang, akar busuk akibat serangan jamur akar/bakteri, pucuk cabang/batang kering akibat serangan jamur upas dll.
Pengendalian hama dan penyakit
Penanggulangan sarangan hama dan penyakit Kenali gejala dan tanda yang ditimbulkan oleh serangan hama dan atau penyakit. Kenali jenis penyebabnya, apakah hama atau penyakit. Kenali siklus hidup dari hama/penyakit tersebut Untuk mengatasi serangan hama dan penyakit bila digunakan secara kimiawi yaitu dengan peptisida (tergantung penyebabnya) harus memakai dosis yang tepat.
Cara membasmi hama tanaman Secara mekanis (Rismunandar, 1981) Mengatur rotasi tanaman dan pergantian jenis tanaman Memusnahkan tanaman inang hamanya Secara biologis (dengan memanfaatkan musuh alami) Secara khemis (menggunakan bahan kimia) Karantina