BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan antara lain meliputi proses pembelajaran, media pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi oleh kalanganan dunia pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjun dalam dunia kerja. Menciptakan itu semua diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. siap kerja. Karena lulusan SMK biasanya belum diakui oleh pihak dunia usaha/

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

STUDI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SIWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung masa depan. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam kemajuan sebuah negara, pendidikan dituntut untuk terus berpacu dengan

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Damayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di Indonesia kembali mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan bekal dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin oleh

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di zaman era

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis.perkembangan dan perubahan terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.perubahan dalam arti menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga kependidikan, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah dan manajemen sekolah itu sendiri. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang bertujuan untuk menciptakan lulusan-lulusan yang siap untuk bekerja di dunia industri maupun dunia usaha. Para siswa mengikuti pembelajaran normatif, adaftif dan produktif di sekolah selama 3 tahun, yaitu dikelas X, XI, dan XII. Selain mengikuti pembelajaran di sekolah, dalam upaya untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan siap kerja di dunia industri, maka siswa kelas XII diwajibkan untuk mengikuti Praktek Industri (Prakerin). Praktek Industri merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematik dan singkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu. Pelaksanaan Praktek Industri menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan ketentuan pada Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Praktek Industri dan sesuai dengan Kurikulum SMK (Dikmenjur : 2008) yang menyebutkan : Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang

2 merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dan sebagainya. Prakerin merupakan praktek kerja Industri yang dilaksanakan oleh siswa kelas XII di dunia industri. Di SMK Negeri 12. Praktek Kerja Industri (prakerin) dilaksanakan oleh siswa kelas XI dan XII selama 4 bulan. Salah satu tujuan prakerin adalah untuk mengenalkan dan memberi pengalaman kepada siswa tentang dunia kerja sebenarnya, yang akan mereka hadapi setelah menyelesaikan studi di SMK. Siswa langsung terjun ke lapangan di bawah pengawasan dari pihak perusahaan/ industri. Setelah para siswa melaksanakan prakerin di dunia industri, diharapkan adanya peningkatan kemampuan (skill) individual siswa, memiliki motivasi kerja yang tinggi, disiplin dan sikap yang professional sesuai dengan tuntutan dunia industri. Selama masa prakerin berlangsung, siswa akan mendapat pengalamanpengalaman kerja dilapangan yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Menurut Nolker, H (2005:11), kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja, seperti diruang kelas, laboraturium, bengkel dan pabrik. Dengan demikian belajar dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Berkaitan dengan belajar yang dilakukan di luar sekolah, Nolker, H (2005:11) mengatakan bahwa pengalaman yang diperoleh siswa di luar sekolah, disamping akan membantu proses belajar mengajar, juga dapat digunakan untuk menguji keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah. Adapun, menurut Chalpin (2006 : 179) pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktek atau dari luar usaha belajar. Selain itu belajar langsung didunia kerja akan lebih menguntungkan, karena disamping siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat di sekolah, siswa juga dapat mengenal keadaan yang sesungguhnya di dunia kerja. Oleh karena itu apabila pengalaman yang di alami oleh siswa selama praktek kerja itu baik, maka secara langsung dapat menambah keahlian atau kompetensi siswa dan begitu pula sebaliknya.

3 Pengalaman di dunia kerja sangat dibutuhkan oleh peserta didik, khususnya pada saat mulai bekerja setelah lulus. Para siswa sebagai lulusan harus siap kerja serta menguasai kompetensi-kompetensi standar yang ada di industri. Hasil Penugasan berupa kompetensi yang dialami oleh siswa itu dapat dievaluasi, salah satunya melalui pelaksanaan uji kompetensi. Uji kompetensi adalah suatu proses pengumpulan bukti-bukti penilaian apakah suatu kompetensi telah tercapai atau tidak. Pengujian kompetensi juga dimaksudkan untuk mengkonfirmasi, apakah siswa sudah dapat melaksanakan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Untuk mencapai hasil uji kompetensi yang optimal, para pelaksana harus mengacu pada pedoman atau aturan yang berlaku yang menyangkut proses pelaksanaan pengujian berbasis kompetensi dengan aturan go dan no go. Ketentuan yang berlaku di SMKN 12, siswa dinyatakan lulus, apabila telah lulus ujian nasional dan uji kompetensi. Tabel 1.1. Jumlah Siswa Kelas XII SMKN 12 yang Mengikuti Prakerin dan Uji Kompetensi Tahun Pelajaran 2009/2010, 2010/2011, 2011/2012 No Tahun Jumlah Siswa Siswa yang Lulus Pelajaran Kelas XII Uji Prakerin % Uji Kompetensi % 1 2009/2010 181 181 100 175 96,68 2 2010/2011 169 169 100 160 94,67 3 2011/2012 179 179 100 171 95,53 (Sumber : Arsip Wakasek Hubin SMKN 12 ) Namun, pada kenyataannya, masih ada siswa yang tidak lulus uji kompetensi, meskipun mereka sudah melaksanakan prakerin dan dinyatakan lulus, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 atas. Berdasarkan data Tabel 1.1, persentase jumlah siswa yang lulus uji kompetensi pada tahun 2009/2010 adalah 96,68%, 2010/2011 adalah 94,67%

4 dan tahun pelajaran 2011/2012 adalah 95,53%. Sementara, harapannya siswa kelas XIIlulus dalam uji prakerin maupun uji kompetensi. Umaran (2008 : 4) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan prestasi uji kompetensi siswa kelas XII SMKN 12 belum optimal, diantaranya kurangnya tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang diujikan dalam uji kompetensi, kurangnya motivasi belajar siswa, fasilitas/alat praktek kurang optimal digunakan, kurangnya instruktur/guru yang komponen, proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah belum optimal, serta penguasaan kompetensi pada saat prakerin belum optimal. Adanya faktor prakerin sebagai penyebab belum optimalnya prestasi uji kompetensi tidak lepas dari faktor-faktor yang menyebabkan pelaksanaan prakerin di SMKN 12 belum optimal diantaranya teori yang masih kurang menunjang sehingga bekal teori untuk melaksanakan prakerin belum optimal, kompetensi adaptif dan profuktif yang belum sesuai dengan standarisasi perusahaan, siswa yang masih kurang teliti memilih tempat prakerin, pembimbing yang belum intensif mengontrol siswa yang melaksanakan prakerin dan penempatan siswa yang belum sesuai dengan program keahlian mereka disekolah. Faktor-faktor penghambat tersebut, menyebabkan tidak adanya kesesuaian antara jumlah siswa yang lulus uji prakerin dengan jumlah siswa yang lulus uji kompetensi. Berdasarkan uraian mengenai prakerin dan uji kompetensi di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan suatu penelitian mengenai kontribusi pengalaman prakerin terhadap prestasi uji kompetensi yang dilaksanakan oleh siswa kelas XII SMKN 12, dengan judul Kontribusi Pengalaman Praktek Industi Dengan Prestasi Uji Kompetensi Siswa SMK Negeri 12.

5 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang kemungkinan timbul untuk diteliti dan juga identifikasi masalah ini berguna untuk menentukan suatu objek permasalahan pada situasi tertentu. Identifikasi masalah diperoleh antara lain mencakup sebagai berikut: 1. Kurikulum SMK yang di rasa belum sesuai dengan tuntutan SMK. 2. Pengalaman yang di dapat oleh siswa pada saat prakerin belum dapat meningkatkan kompetensi siswa sesuai keahliannya. 3. Adanya kesenjangan antara jumlah siswa yang lulus dalam prakerin dengan jumlah siswa yang lulus dalam uji kompetensi. 4. Proses pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik belum mengacu pada pada pedoman atau aturan yang berlaku yang menyangkut proses pelaksanaan pengujian berbasis kompetensi dengan aturan go dan no go. 5. Faktor-faktor penghambat prakerin siswa yang masih belum dibenahi oleh pihak sekolah yang dapat mengakibatkan pengalaman prakerin yang di dapat oleh siswa tidak optimal. 1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka bidang kajian yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan praktek industri hanya meliputi pelaksanaan selama di lapangan pada saat praktek industri pada siswa kelas XII semester satu. 2. Prestasi uji kompetensi siswa kelas XII kelas Permesinan Pesawat Udara. 3. Pengalaman praktek industri pada industri permesinan di tingkat SMK pada kompetensi pembubutan, pengefraisan, penggunaan mesin CNC.

6 1.4 Perumusan Masalah Penulis perlu merumuskan masalah dalam penelitian ini supaya penulisannya lebih terarah. Perumusan masalah itu sendiri menurut Arikunto, S (2006:30): perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan merupakan bagian pokok dari kegiatan penelitian. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan: 1. Bagaimana pengalaman prakerin siswa SMKN 12? 2. Bagaimana prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12? 3. Bagaimanakah kontribusi pengalaman prakerin terhadapprestasi uji kompetensi siswa SMKN 12? 1.5 Tujuan Penelitian Agar penelitian lebih terarah dan hasil yang diperoleh lebih optimal maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kualitas pengalaman kerja prakerin pada siswasmkn 12. 2. Untuk mengetahui kualitas prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12. 3. Untuk mengetahui kontribusi antara pengalaman prakerin dengan prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya adalah : 1. Bagi pihak SMKN 12, dapat menjadi acuan dalam perencanaan dan pelaksanan prakerin di industri, agar hasilnya lebih optimal.

7 2. Bagi pihak industri, sebagai acuan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa selama kerja praktek, dengan cara memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya siswa kelas XII SMKN 12. 1.7 Definisi Operasional 1. Pengalaman Praktek Industri Pengalaman praktek industri adalah semua pengetahuan yang di dapat dan kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama melaksanakan prakerin di suatu industri dalam kurun waktu tertentu yang di ukur oleh suatu angket. 2. Uji Kompetensi Uji kompetensi adalah suatu penilaian untuk mengukur tingkat penguasaan atau kemampuan siswa dalam bidang permesinan dengan standar yang berlaku atau standar kompetensi yang telah ditetapkan. 1.8 Sistematika Penelitian Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan : berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan. 2 Bab II Tinjauan Teori : mengemukakan landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian, berikut anggapan dasar penelitian dan hipotesis penelitian. 3 Bab XII Metodologi Penelitian : berisi metode penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan instrumen data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis.

8 4 Bab IV Hasil dan pembahasan penelitian : berisi uraian dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh meliputi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. 5 Bab V Kesimpulan dan saran : berisi penjelasan kesimpulan dari penelitian dan saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan penelitian.