PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK. PEMBUATAN CUKA ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN Acetobacter aceti DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jenis pisang di hutan asli pulau yang ada di seluruh Indonesia.

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG KEPOK. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN. dibudidayakan. Pada hakekatnya, tanaman pisang diklasifikasikan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah yang digemari, selain rasanya

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG RAJA SERE. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Musa paradisiaca. Pisang merupakan tanaman hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN ASAM ASETAT PADA CUKA AIR CUCIAN BERAS

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

PEMANFAATAN KULIT NANAS (Ananas comosus) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN CUKA DENGAN PENAMBAHAN Acetobacter aceti NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

PENGARUH PEMBUNGKUS YANG BERBEDA TERHADAP KADAR ETANOL DAN ORGANOLEPTIK TAPE UWI (Dioscorea alata L) NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. panen, produksi buah-buahan berlimpah sehingga harga jualnya rendah. Petani tidak dapat menyimpan buah-buahan lebih lama karena umur

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara termasuk Indonesia. Pisang merupakan salah satu jenis buah yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

PEMANFAATAN SALAK (Salacca zalacca) SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN CUKA BUAH DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI Acetobacter aceti YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri dalam bidang pertanian sudah berkembang cukup

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

YUWIDA KUSUMAWATI A

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG TERHADAP KUALITAS CAKE GANYONG WORTEL

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI ZA TERHADAP KUALITAS NATA DE BANANA BERBAHAN DASAR KULIT PISANG KEPO

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

PEMANFAATAN KULIT SINGKONG (Manihot utilissima) SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN CUKA DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI Acetobacter acet YANG BERBEDA

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran produk makin terbuka luas. 1. buah-buahan sampai saat ini masih sangat sederhana (tradisional) dan pada

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGAAUH KONSENTRASI TANIN DAN PENGATURAN SUHU PENJERNIHAN TERHADAP KEJERNIHAN ANGGUR BUAH PISANG NANGKA ( Muta JHirtuliriM Formt~ ~a) SKRIPSI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagaian syarat. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : Mei Surtiyani

UJI ORGANOLEPTIK CAKE DENGAN SUBSTITUSI PATI SINGKONG (Manihot utilissima) DAN PEWARNA DAUN SUJI (Pleomale angustifolia) NASKAH PUBLIKASI

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KlNETlKA FERMENTASI ASAM ASETAT (VINEGAR) OLEH BAKTERI Acetobacter aceti B 127 DARl ETANOL HASlL FERMENTASI LIMBAH CAlR PULP KAKAO

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. ketebalan (dengan satuan mm). Tingkat ketebalan adalah ukuran dari tinggi zona

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

PENGARUH LAMA FERMENTASI Saccharomyces cereviceae TERHADAP KADAR OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas Poiret)

2014 Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau 48

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Tiga) Gizi Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) PADA KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR VITAMIN C (Asam askorbat) SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KONSENTRASI RAGI TERHADAP KADAR ETANOL HASIL FERMENTASI JERAMI PADI (Oryza sativa) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BIOETANOL ALTERNATIF

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progam Studi Pendidikan Biologi

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN NATA DE CITRULLUS

PENGARUH LAMA FERMENTASI KULIT PISANG KEPOK. (Musa paradisiaca normalis) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK, DAN KARBOHIDRAT ARTIKEL SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

... TAPE. Yuniar Lidyawati ( ) Anita Novalia ( ) Dyan Fitrisari ( )

BABI. PBNDAilULUAN. Pisang merupakan buah yang telah lama dikenal oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

1 I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Saccharomyces cerevisiae PADA FERMENTASI ETANOL LIMBAH KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca cv.raja)

PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN DARI KULIT JERUK MANIS

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun Oleh: KUSNUL FATIMAH A

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kakao di Indonesia. No Tahun Luas Areal (Ha)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PEMANFAATAN EKSTRAK WORTEL (Daucus carota) DAN BUAH WALUH (Cucurbita moschata) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI BAKSO DAGING

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ETANOL DAN KADAR GLUKOSA HASIL FERMENTASI KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus)

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak dimanfaatkan secara luas. Hasilnya 15,5 miliar butir kelapa per tahun

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan ekspor non migas. Selain itu juga kakao juga digunakan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN CUKA ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN Acetobacter aceti DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : WAHYU NI MATURROHMAH A 420 100 114 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN CUKA ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN Acetobacter aceti DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA Wahyu Ni maturrohmah A420 100 114 Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Limbah kulit pisang kepok merupakan salah satu limbah rumah tangga. Limbah yang menumpuk akan menjadi sumber pencemar jika tidak diberdayakan dengan benar. Salah satu upaya untuk memberdayakan limbah kulit pisang kapok, diolah menjadi produk cuka organik. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh penambahan Acetobacter aceti terhadap kadar asam asetat cuka organik dari bahan dasar limbah kulit buah pisang kepok dengan penambahan konsentrasi induk cuka yang berbeda 2) mengetahui kadar asam asetat terbaik yang dihasilkan dari limbah kulit pisang kepok. Parameter yang diukur yaitu parameter fisik berupa warna, rasa, aroma, dan ph serta parameter kimia berupa kadar asam asetat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktor perlakuan yaitu jumlah induk cuka atau Acetobacter aceti yang diinokulasikan (J 0 = 0%, J 1 = 5%, J 2 = 10%, J 3 = 15%). Hasil penelitian yaitu pada perlakuan J 0, J 1, J 2, dan J 3 masing-masing memiliki kadar asam asetat 0,65%, 9,53%, 13,06%, dan 11,33%. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan J 2 yaitu dengan penambahan konsentrasi induk cuka Acetobacter aceti sebanyak 10%. Sedangkan hasil terendah diperoleh pada kontrol J 0 tanpa penambahan induk cuka. Kesimpulan dari penelitian ini adalah limbah kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cuka organik dengan penambahan konsentrasi induk cuka Acetobacter aceti yang berbeda. Kata kunci: limbah, kulit buah pisang kepok, cuka organik

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama : Dr. Siti Chalimah, M. Pd NIP/NIK/NIDN : 0716125901 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa : Nama : Wahyu Ni maturrohmah NIM : A 420 100 114 Program Studi : Pendidikan Biologi Judul Skripsi : Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca) sebagai Bahan Dasar Pembuatan Cuka Organik dengan Penambahan Acetobacter aceti Dengan Konsentrasi yang Berbeda. Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 28 Mei 2014 Pembimbing, Dr. Siti Chalimah, M. Pd NIDN: 0716125901

A. Pendahuluan Tanaman pisang merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Kuswanto (2003), menyebutkan bahwa pisang adalah tanaman asli Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya berbagai jenis pisang di hutan asli pulau yang ada di seluruh Indonesia. Selain tumbuh sebagai tanaman liar, tanaman pisang juga banyak dibudidayakan. Pada hakekatnya, tanaman pisang diklasifikasikan dalam berbagai jenis. Jenis pisang yang telah familiar seperti pisang ambon, pisang nangka, pisang mas, pisang klutuk, pisang tanduk, pisang hias, pisang kepok dan lainlainnya. Semua tanaman pisang tersebut dapat tumbuh subur di Indonesia. Terbukti hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang, baik yang dipelihara di pekarangan rumah ataupun tumbuh liar di pinggiran jalan (Santoso, 1995). Pisang (Musa paradisiaca) banyak disukai oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, baik dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Selain karena mudah didapat dan harganya terjangkau, buah pisang juga mengandung gizi tinggi dan sebagai sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Kandungan nutrisi lainnya seperti serat dan vitamin dalam buah pisang seperti A, B, dan C, dapat membantu memperlancar sistem metabolisme tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh dari radikal bebas. Serta menjaga kondisi tetap kenyang dalam waktu lama (Wijaya, 2013). Buah pisang dapat dikonsumsi secara langsung, dapat pula diolah menjadi berbagai jenis olahan makanan seperti kripik pisang, sale pisang, pisang goreng, dan lain-lain. Tentu saja yang diolah hanya bagian dagingnya saja, sehingga dari hasil produksi atau pengolahan tersebut meninggalkan limbah yaitu kulit pisang (Hidayat, 2013). Di Indonesia banyak sekali industri baik rumahan maupun pabrik yang mengolah pisang yang akan menghasilkan limbah kulit pisang yang sangat banyak. Limbah yang tidak dimanfaatkan dan diberdayakan dengan benar akan menjadi sumber pencemar (Kumalaningsih, 1993). Limbah

kulit pisang merupakan limbah organik yang mempunyai kandungan gizi yang masih dapat dimanfaatkan. Kandungan utama yang dapat dimanfaatkan adalah karbohidrat, kandungan karbohidrat pada kulit pisang cukup tinggi yaitu 18,5%. Seperti yang kita ketahui bahwa karbohidrat adalah bahan dasar dalam pembuatan ethanol. Sehingga salah satu upaya pemberdayaan limbah kulit pisang yaitu dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cuka organik (Gunawan, 2013). Cuka organik dapat dimanfaatkan antara lain sebagai salah satu penyedap rasa khas untuk masakan Indonesia, contoh ikan asam manis, asinan, acar, untuk makanan pelengkap misalkan bakso, dan lain-lain. Namun kebanyakan cuka yang beredar di pasaran adalah cuka pabrik yang berbahan dasar bahan-bahan kimia. Sehingga bahan organik seperti kulit pisang dapat digunakan sebagai alternatif pembuatan cuka organik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian Kwartiningsih dan Nuning (2005) menyatakan bahwa dengan uji kualitatif dan kuantitatif vinegar hasil fermentasi sari buah nanas diperoleh kadar asam asetat sebesar 4,107 gr/100ml sehingga memenuhi komposisi asam asetat dalam vinegar pada umumnya yaitu minimal 4gr/100mL. B. Metode Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi fakultas Farmasi UMS selama 32 hari. Bahan dasar yang digunakan yaitu limbah kulit buah pisang kapok (Musa paradisiaca). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola 1 faktorial dengan 3 kali ulangan. Factor tersebut adalah penambahan konsentrasi inokulum induk cuka Acetobacter aceti yang berbeda. Data yang diperoleh akan diuji menggunakan analisis varian satu jalur (one way anova) dengan taraf signifikan 0,05. Perhitungan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan konsentrasi inokulum induk cuka

Acetobacter aceti yang berbeda terhadap kadar asam asetat yang dihasilkan. Apabila diketahui ada pengaruh maka akan dilakukan uji BNJ. Penelitian dilakukan dari bulan Januari-Februari 2014. Tahapan pelaksanaan meliputi fermentasi alcohol selama 2 hari menggunakan Saccharomyces cereviseae, dilanjutkan fermentasi asam asetat selama 30 hari menggunakan induk cuka Acetobacter aceti. Pengamatan dilakukan setiap 5 hari sekali hingga hari ke- 30, dan diakhir penelitian untuk menguji kadar asam asetat asam cuka yang sudah matang. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian a. Parameter fisik i. Warna cuka Tabel 1. Hasil pengamatan warna cuka organic pada hari ke-30 Perlak Ulangan uan 1 2 3 4 Mingg J 0 2 2 2 2 u ke-30 J 1 3 2 3 3 J 2 3 3 3 4 J 3 3 4 4 4 Keterangan 1 : kuning 2 : kuning keruh 3 : cokelat 4 : cokelat keruh ii. Rasa cuka Tabel 2. Perubahan rasa cuka organic pada hari ke -30 Perlak Ulangan uan 1 2 3 4 Mingg J 0 1 1 1 1 u ke-30 J 1 3 3 4 4 J 2 3 3 3 4 Keterangan: J 3 3 3 4 4 1 : kuning 2 : kuning keruh 3 : cokelat 4 : cokelat keruh

iii. Aroma cuka Tabel 3. Pengamatan aroma cuka organic pada hari ke -30 Perlak Ulangan uan 1 2 3 4 Mingg J 0 1 1 1 1 u ke-30 J 1 3 3 4 4 J 2 3 3 3 4 J 3 3 3 4 4 iv. ph cuka Keterangan : 1. Tidak masam 2. Agak masam 3. Masam 4. Sangat masam Tabel 4. Pengamatan ph cuka organic limbah kulit pisang kapok Perlak Ulangan uan 1 2 3 4 Mingg J 0 5 5 5 5 u ke-30 J 1 3 3 3 4 J 2 3 3 3 4 J 3 4 3 3 3 b. Parameter kimia Tabel 5. Hasil Pengujian kadar asam asetat cuka organic limbah kulit pisang Rerata Kadar Asam Asetat (%) J 0 0.65 J 1 9.53 J 2 13.06 J 3 11.33 Perlakuan Keterangan : J 0 = control/tanpa penambahan A.aceti J 1 = penambahan A.aceti sebanyak 5 ml J 2 = penambahan A.aceti sebanyak 10 ml J 3 = penambahan A.aceti sebanyak 15 ml Berikut hasil perhitungan analisis varian (Anova) satu jalur, digunakan untuk menganalisis kadar asam asetat yang dihasilkan pada cuka organic. Hal ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi inokulum yang berbeda.

Tabel 6. hasil uji anova kadar asam asetat sumber ragam Db JK KT FH F tabel 5% keputusan perlakuan 3 390.57 130.19 46.24 3.49 H1 diterima galat 12 33.79 2.82 total 15 424.36 Berdasarkan tabel tersebut menunjukan hasil yang berbeda, dimana F hitung > F tabel pada taraf signifikan 5%, yaitu 46,24 > 3,49 artinya signifikan atau ada pengaruh dari penambahan konsentrasi Acetobacter aceti yang diberikan pada sari limbah kulit pisang. Hal ini menunjukkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, perlu diadakan analisis uji lanjut. Setelah uji lanjut BNJ, kadar asam asetat menunjukan kesesuaian dengan uji anova dan kontrol menunjukan beda signifikan dengan perlakuan serta antar perlakuan menunjukan perbedaan yang signifikan. 2. Pembahasan Semua parameter fisik menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada hari ke-30 jika dibandingkan pada pengamatan hari pertama. Warna cuka menjadi lebih keruh. Menurut Ibnu (2009), semakin lama penyimpanan, kecerahan produk di ketiga kondisi suhu penyimpanan akan semakin menurun. Rasa cuka semakin lama penyimpanan akan semakin asam. Afif(2012) menyebutkan bahwa rasa asam pada asam asetat disebabkan adanya pelepasan ion (H + ) selama proses fermentasi berlangsung. Aroma cuka semakin lama penyimpanan akan semakin masam, serta ph semakin lama akan semakin menurun atau semakin asam. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas bakteri Acetobacter aceti yang mengubah alcohol menjadi asam asetat. Uji kuantitatif dilakukan dengan pengujian kadar asam asetat yang terkandung dalam larutan cuka organik yang sudah matang. Hasil analisis uji kadar asam asetat yang diperoleh dalam perlakuan J 0, J 1, J 2, dan

J 3 masing-masing 0,65%, 9,53%, 13,06% dan 11,33% (tabel 5). Asam asetat yang dihasilkan tertinggi pada perlakuan dengan penambahan konsentrasi Acetobacter aceti sebanyak 10%. Hal ini disebabkan Acetobacter aceti akan bereaksi secara optimal pada kondisi penambahan konsentrasi 10% dari jumlah bahan baku yang difermentasikan. Suppli (2002), menyatakan bahwa untuk mendapat hasil asam cuka optimal konsentrasi Acetobacter aceti yang baik untuk diinokulasikan adalah 10% dari jumlah larutan. Menurut Desrosier (1988) menjelaskan bahwa suatu larutan dapat dikatakan cuka jika mengandung minimal 4% asam asetat atau 4 g/100ml. Hasil analisis kadar asam asetat menyatakan bahwa cuka yang diberi perlakuan menunjukkan adanya pengaruh antara cuka kontrol tanpa penambahan induk cuka dengan cuka perlakuan dengan penambahan induk cuka. Dapat dilihat pada tabel 6. D. Simpulan Konsentrasi inokulum yang berbeda (0%, 5%, 10%, dan 15%) akan berpengaruh pada kadar asam asetat yang dihasilkan. Kadar asam asetat yang dihasilkan terbanyak pada perlakuan J 2 yaitu dengan pemberian Acetobacter aceti sebanyak 10%. Kadar asam asetat terendah pada perlakuan J 1 yaitu dengan pemberian Acetobacter aceti sebanyak 5%. Sedangkan untuk cuka kontrol atau cuka dengan konsentrasi Acetobacter aceti 0% tidak dapat disebut cuka karena tidak memenuhi syarat kandungan minimal asetat yaitu 4%.

Daftar Pustaka Afif, Muhammad. 2012. Senyawa Asam Asetat. Bandung: Angkasa. Desrosier, N W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Gunawan, Tata. 2013. Kandungan dan Manfaat Kulit Pisang. http://tanamanobatherbal.blogspot.com/2013/02/kandungan-dan-manfaat-kulit-pisang.html. Diakses tanggal 28 Oktober 2013. Hidayat, Arif Meftah. 2013. Manfaat dan Kegunaan Tanaman Pisang. http://www.anakagronomy.com/2013/05/manfaat-dan-kegunaan-tanamanpisang.html. Diakses tanggal 28 Oktober 2013. Ibnu, MS dan Sudarminto SY. 2009. Pendugaan Umur Simpan Cuka Apel dengan Metode Accelerated Shelf Life Testing dengan Pendekatan Arrhenius. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. Malang: Universitas Brawijaya. Kumalaningsih, S. 1993. System Penanganan dan Pengolahan Pisang Segar Modern. Malang: Sekolah Tinggi Pertanian Tribhuwana. Kuswanto. 2003. Monograf Limbah Pisang. Jakarta: PT Gramedia. Kwartiningsih, Endang dan Nuning Sri Mulyanti. 2005. Fermentasi Sari Buah Nanas Menjadi Vinegar. Jurnal Teknik Kimia Vol.4 No.1 Juni 2005 : 8-12. Santoso, Hieronymus B. 1995. Cuka Pisang. Yogyakarta. Kanisius. Supli, Effendi Muhammad. 2002. Kinetika Fermentasi Asam Asetat (Vinegar) oleh Bakteri Acetobacter aceti B 127 dari Etanol Hasil Fermentasi Limbah Cair Pulp Kakao. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol XIII, No. 2 Tahun 2002. Hal 10. Wijaya. 2013. Manfaat Buah Asli Indonesia. Jakarta: PT Gramedia