III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

Imam Ash Shiddiq, Ali Kabul Mahi, Kuswanta F Hidayat & Afandi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

III. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. oleh konsumen Indonesia karena memiliki rasa yang enak dan jumlah biji yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum C untuk

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Deskripsi Profil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

TATA CARA PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

III. BAHAN DAN METODE

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

Tata Cara Penelitian. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2017 hingga Juli 2017 di Kecamatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

3. TAHAP ANALISA CONTOH TANAH 4. TAHAP ANALISA DATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, curah hujan yang

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

IV. METODE PENELITIAN

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

TINJAUAN PUSTAKA. Lintang Utara, Lintang Selatan, Bujur Timur dengan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

VIII. ANALISIS FINANSIAL

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Botani tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

26 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak dengan luas 15 ha yang terletak pada wilayah Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur (Gambar 1, Lampiran). Lokasi penelitian berada pada koordinat 537451 537509 mt dan 9448375 9448283 mu (Gambar 2, Lampiran). Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai dengan Maret 2013, dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium IlmuTanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat Alat-alat yang digunakan antara lain : 1. Meteran: digunakan untuk menentukan kedalaman lapisan profil boring. 2. Global positioning system (GPS): digunakan untuk menentukan titik koordinat dan kemiringan lereng. 3. Munsell Soil Color Chart: digunakan untuk mengamati dan mengetahui karakteristik tanah melalui pengamatan warna tanah. 4. Bor tanah: digunakan untuk membuat profil boring. 5. Kantung plastik: digunakan sebagai tempat sampel tanah komposit.

26 6. Kamera digital: digunakan sebagai alat dokumentasi. 7. Alat-alat tulis: digunakan untuk mencatat hasil pengamatan baik di lapang maupun di laboratorium. 8. Alat-alat tulis: digunakan untuk mencatat hasil pengamatan baik di lapang maupun di laboratorium. 9. Alat-alat laboratorium: digunakan untuk menganalisis tanah di laboratorium. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah contoh tanah komposit dan bahan-bahan kimia untuk analisis tanah di laboratorium. Metode analisis laboratorium selengkapnya tertera pada Tabel 1. 3.3 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode survei menggunakan metode evaluasi lahan secara paralel, yaitu melakukan evaluasi lahan kualitatif (biofisik) dan kuantitatif (finansial) secara bersamaan. Evaluasi lahan kualitatif dilakukan berdasarkan kriteria biofisik Djaenuddin dkk.(2003). Sedangkan, evaluasi lahan kuantitatif dilakukan dengan menghitung nilai kelayakan finansial dengan menghitung NPV, Net B/C Ratio, dan IRR. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap, yaitu : persiapan, pengumpulan data, dan analisis data. 3.3.1 Tahap Persiapan Tahap ini merupakan tahap studi pustaka, yaitu meneliti dan mengkaji sumbersumber pustaka tentang keadaan lokasi penelitian sehingga diperoleh gambaran umum tentang lokasi penelitian, seperti data iklim dan karakteristik lahan.

27 Pada tahap ini dilakukan survei lapang secara kasar dan penentuan titik pengambilan contoh tanah yang mewakili secara keseluruhan berdasarkan keadaan lapang. 3.3.2 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: 3.3.2.1 Data Fisik a. Data fisik primer Pengumpulan data fisik primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapang dan pengambilan sampel tanah yang kemudian dianalisis di laboratorium. Penentuan titik sampel dilakukan secara proporsional menggunakan GPS. Pengamatan dilakukan dengan menentukan tiga titik lokasi pengambilan contoh tanah pada lahan seluas 15 ha dengan kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm dan pembuatan profil boring sampai kedalaman 120 cm. Analisis laboratorium dilakukan dengan cara menganalisis 2 sampel tanah dari ketiga titik pengambilan sampel tanah yang telah dikompositkan pada masing-masing kedalaman yaitu 0-20 cm dan 20-40 cm. Data yang diamati dan diukur langsung di lapang yaitu drainase, bahan kasar, kedalaman tanah, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan permukaan, dan batuan singkapan. Data yang analisis di laboratorium meliputi: KTK tanah, basa-basa dapat ditukar (Ca, Mg, Na, dan K), ph tanah, C-organik, dan tekstur tanah. Pengambilan data fisik primer dilakukan melalui tahapan:

28 1. Pengambilan Contoh Tanah Prinsip pengambilan contoh tanah adalah tanah yang diambil harus mewakili daerah yang diteliti dengan menggunakan metode proporsional. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada lahan seluas 15 ha di area pertanaman padi sawah irigasi (Gambar 3, Lampiran). Contoh tanah diambil pada 3 titik dengan menggunakan bor tanah, yaitu masing-masing pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm, dan profil boring sampai kedalaman 120 cm (Gambar 4, Lampiran). Selanjutnya contoh tanah tersebut dikomposit menjadi 2 sampel tanah dan dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk analisis tanah di laboratorium. 2. Pengukuran dan Pengamatan Karakteristik Lahan Variabel yang diamati pada tahap pengamatan lapang meliputi: Media perakaran (dainase, bahan kasar, dan kedalaman tanah), bahaya erosi (lereng, dan bahaya erosi), bahaya banjir (genangan), dan penyiapan lahan (batuan permukaan dan singkapan batuan). 1) Drainase, dilihat dengan cara ada tidaknya genangan air atau ada tidaknya warna kelabuatau bercak karatan pada lapisan tanah lahan penelitian. Cara pengamatannya di lapang yaitu dengan membuat profil tanah sampai kedalaman 120 cm dan dapat dilakukan pengamatan pada tiap lapisan. Menurut Djaenuddin dkk. (2003) apabila tanah berwarna homogen tanpa bercak kuning atau karatan besi, berwarna cokelat serta kelabu berarti drainase pada tanah tersebut baik. Sebaliknya, apabila terdapat bercak kelabu, cokelat dan kekuningan menunjukkan bahwa tanah tersebut mempunyai drainase yang buruk.

29 2) Bahan kasar, dinyatakan dalam persen (%) dengan menghitung banyaknya batu atau kerikil yang ada dalam tanah, berukuran 0,2-2,0 cm, yang berpengaruh terhadap penggunaan tanah dan pertumbuhan tanaman. Cara pengamatan bahan kasar di lapang yaitu dengan melihat ada tidaknya batuan kecil pada tiap lapisan tanah dengan cara pengeboran pada tanah yang akan diteliti. Cara pengukuran di lapang yaitu dengan menghitung berapa persen bahan kasar yang terdapat pada lahan penelitian (Gambar 5, Lampiran). 3) Kedalaman tanah, dinyatakan dalam satuan cm dengan mengukur dalamnya tanah dimana akar tanaman masih dapat berkembang. Kedalaman tanah diukur dengan cara pengeboran pada tanah sampai kedalaman 120 cm atau sampai ditemukan lapisan padas yang tidak dapat ditembus akar tanaman. 4) Bahaya sulfidik, lahan pada lokasi penelitian letaknya jauh (>20 km) dari pantai dan tidak dipengaruhi oleh pasang surut air laut maka bahaya sulfidik dapat diasumsikan > 100 cm. 5) Kemiringan lereng, Kemiringan lereng pada lahan sawah irigasi dapat diabaikan karena kondisi lahan yang senantiasa tergenang menghendaki derajat kemiringan lahan yang datar. 6) Bahaya erosi di lapang, Tingkat bahaya erosi dapat dilihat berdasarkan kondisi di lapangan, yaitu dengan memperhatikan kemiringan lereng danbahaya erosi yang ditimbulkan. Bahaya erosi pada lahan sawah irigasi sangat rendah karena kondisi lahan yang senantiasa tergenang dengan adanya galengan sebagai pembatas sehingga, bahaya erosi dapat diminimalisir.

30 7) Genangan, bahaya banjir dicirikan dengan adanya genangan air yang ada di permukaan tanah. Pengamatan dilakukan melalui wawancara kepada petani setempat, apakah terdapat genangan yang menutupi seluruh lahan dengan air (terendam air) pada lahan yang akan diteliti pada saat musim hujan lebih dari 24 jam. 8) Batuan permukaan, diamati dengan melihat ada tidaknya batu-batu kecil atau besar yang tersebar pada permukaan tanah atau lapisan olah di lokasi penelitian. Cara mengukur batuan permukaan yaitu melihat berapa persen batu yang tersebar di atas permukaan tanah pada lokasi penelitian. 9) Singkapan batuan, diamati dengan melihat ada tidaknya batuan-batuan yang tersingkap pada lokasi penelitian. Cara mengukur batuan singkapan yaitu dengan melihat berapa persen terdapat batuan yang tersingkap dipermukaan tanah yang merupakan bagian batuan besar yang terbenam di dalam tanah pada lokasi penelitian. 3. Analisis Tanah di Laboratorium Analisis laboratorium dilakukan dengan cara menganalisis contoh tanah yang diambil secara proporsional dari 3 titik dengan kedalaman 0-20 cm untuk lapisan atas dan 20-40 cm untuk lapisan bawah. Ketiga contoh tanah pada masing-masing kedalaman tersebut dikering udarakan selama 3-6 hari, lalu diayak dengan menggunakan ayakan 2 mm. Tanah yang telah diayak lalu dianalisis di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung untuk mengetahui sifat kimia dan fisiknya.

31 Sifat kimia yang dianalisis adalah KTK (metode NH 4 OA C 1N ph 7), ph tanah (metode elektrik), basa-basa dapat ditukar (Ca, Mg, Na, dan K) (metode NH 4 OA C 1N ph 7), C-organik (metode walkey and black), kejenuhan basa (KB). Sedangkan, sifat fisik tanah yang dianalisis adalah tekstur tanah (metode hydrometer). Tabel 1. Metode analisis tanah di laboratorium No Analisis Metode 1. ph H 2 O ph meter 2. Basa-basa dapat ditukar 3. C-organik NH 4 Oac 1 N ph 7 Walkey and Black 4. KTK tanah NH 4 OAc 1 N ph 7 5. Tekstur tanah Hydrometer b. Data fisik sekunder Data fisik sekunder yang dikumpulkan meliputi: data suhu udara, dan data kelembaban udara yang diperoleh pada 10 tahun terakhir. 3.3.2.1 Data Sosial Ekonomi a. Data sosial ekonomi primer Data sosial ekonomi yang dikumpulkan sebagai data primer meliputi:biaya produksi (benih, pupuk, pestisida), peralatan, tenaga kerja (pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian gulma, panen, dll), dan pendapatan selama 4 musim tanam yang diperoleh petani di Kelompok Tani Mekar.

32 b. Data sosial ekonomi sekunder Data sosial ekonomi yang dikumpulkan sebagai data sekunder meliputi: data luas panen dan hasil produksi gabah, dan lain-lain. 3.3.3 Analisis Data 3.3.3.1 Penilaian Kesesuaian Lahan Kualitatif Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan membandingkan potensi fisik lingkungan dengan persyaratan tumbuh tanaman padi sawah berdasarkan kriteria Djaenuddin dkk. (2003). Penilaian kelas kesesuaian lahan selengkapnya mengacu pada Tabel 10 terlampir. 3.3.3.2 Penilaian Kesesuaian Lahan Kuantitatif / Analisis Finansial Untuk mengetahui apakah usaha tanaman padi ini menguntungkan dan layak atau tidak, harus dilakukan analisis finansial dengan menggunakan criteria NPV, Net B/C dan IRR. Seluruh perhitungan analisis finansial dilakukan mulai dari tanaman ditanam sampai dengan panen. 1) Net Present Value (NPV) Analisis Net Present Value (NPV) digunakan untuk menghitung selisih antara present value penerimaan (benefit) dengan present value dari biaya (cost). Rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut :

33 n NPV = ( B C) /( l i) t i l (Ibrahim, 2003) Keterangan : NPV n t B C I : Net Present Value (Nilai Netto Sekarang) : Lama kegiatan : Waktu : Benefit (manfaat) : Cost (biaya) : Tingkat bunga bank yang berlaku Kriteria pengambilan keputusan : Bila NPV 0, maka investasi untung Bila NPV < 0, maka usaha investasi rugi Bila NPV = 0, maka usaha dalam keadaan break even point 2) Net Benefit / Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan nilai ratio perbandingan present value penerimaan bersih dengan present value biaya. Rumus matematisnya sebagai berikut : n i l ( B C) /( l i) t yang bernilai positif Net B/C Ratio = (Ibrahim, 2003) n i l ( B C) /( l i) t yang bernilai negatif Keterangan : n : Lama kegiatan t : Waktu B : Benefit (manfaat) C : Cost (biaya) I : Tingkat bunga bank yang berlaku

34 Kriteria pengambilan keputusan : Bila Net B/C > 1, maka usaha layak untuk dilanjutkan Bila Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan Bila Net B/C = 1, usaha dalam keadaan break even point 3) Internal rate of return (IRR) Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkat bunga (dalam hal ini sama artinya dengan discount rate) yang menunjukkan bahwa nilai bersih sekarang (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi usahatani atau dengan kata lain tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol (NPV = 0), Rumus matematisnya sebagai berikut : IRR = i + + [NPV (+) / NPV (+) + NPV (-) ] (i - i + ) (Ibrahim, 2003) Keterangan : i + : tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif i- : tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif NPV (+) : NPV yang bernilai positif NPV (-) : NPV yang bernilai negatif Kriteria pengambilan keputusan : Bila IRR tingkat suku bunga yang berlaku, maka investasi untung Bila IRR < tingkat suku bunga, maka investasi rugi Bila IRR = tingkat suku bunga, usaha dalam keadaan break even point