Memahami Perilaku Masyarakat Indonesia tentang Gizi dan Kebersihan Hasil Studi Formatif Program Komunikasi dan Kampanye Gizi Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
Rintisan Model Penanggulangan Stunting Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting

Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting.

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

INTERVENSI MASALAH GIZI DAN PENERAPAN PROGRAM 1000 HPK MELALUI KEGIATAN PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

LAMPIRAN I KUESIONER PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERPAPARAN IKLAN SUSU FORMULA SELAMA KEHAMILAN DI DESA PAKUALAM

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

Studi Baseline dan Riset Formatif Program Suplementasi Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri di 3 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

MASALAH DAN STRATEGI PENINGKATAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA. Ratih Putri Damayati 1 1 Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

dilaporkan ke pelayanan kesehatan sehingga jumlah yang tercatat tidak sebesar angka survey (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Melalui Desa Siaga. Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

RINGKASAN DAN SUMMARY PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara optimal dan baik. Makanan yang baik bagi bayi baru. eksklusif banyak terdapat kendala (Pudjiadi, 2000).

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden :

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

INISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Lampiran 1. Lembaran permohonan menjadi responden LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

Bab 10. Penutup. Simpulan

Transkripsi:

Memahami Perilaku Masyarakat Indonesia tentang Gizi dan Kebersihan Hasil Studi Formatif Program Komunikasi dan Kampanye Gizi Nasional Jakarta, 23 Januari 2015

Tujuan Mengetahui pengetahuan, sikap dan praktik tentang masalah gizi terutama yang berhubungan dengan stunting, mencakup: pola konsumsi ibu hamil, laktasi, dan anak bawah dua tahun (baduta); pola asuh anak; pola higiene dan sanitasi; pola media dari segi akses dan preferensi, faktor penghambat dan faktor promosi komunikasi efektif

Kalimantan Barat: Sekadau 33,99% Kalimantan Tengah: Kapuas 47,93% Sulawesi Utara: Minahasa Utara 30,42% Gorontalo: Gorontalo 44,14% Sumatera Selatan: Ogan Komering Ilir. 57,68% Maluku: Maluku Tengah 51,24% Jawa Barat: Cianjur Jawa Timur: Pamekasan NTB: Bima NTB: Lombok Tengah NTT: Timor Tengah Utara 45,10% 51,79% 46,59% 45,02% 59,68%

Metodologi Kualitatif FGD IDI Observasi Analisis Dokumen Kuantitatif Survey masyarakat (PKGK-UI) Mobile survey (GeoPoll-Mobile Accord Inc.) Informan studi kualitatif: Stakeholders (pejabat kabupaten, provinsi, pusat) Orang tua bawah dua tahun Anggota masyarakat Tenaga kesehatan

Jumlah Informan Studi Kualitatif Wawancara dengan Informan Pusat Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa 7 50 55 132 88 FGD dengan Masyarakat 66 FGD 528 peserta Ibu balita dua tahun Ibu hamil Kuesioner 2100 1050

HASIL-HASIL RISET

Stunting Istilah stunting di masyarakat Ibu pernah mendengar/membaca/tahu mengenai istilah pendek (bukan istilah stunting ) 32.9% Tidak Ya 67.1% Istilah stunting tidak dikenal oleh masyarakat. Masyarakat lebih mengenal istilah lain seperti: pendek, cebol, kerdil, atau capul.

Stunting Pengetahuan Tentang Penyebab Stunting/Pendek Masyarakat menganggap pendek disebabkan oleh faktor hereditas atau keturunan. Masyarakat tidak menganggap pendek sebagai masalah kesehatan

Stunting Stunting di Kalangan Provider/Pemangku Kepentingan: Informan dengan latar belakang kesehatan memiliki pengetahuan lebih baik mengenai stunting dibanding non-tenaga kesehatan, meskipun secara umum juga masih rendah. Kader Posyandu belum mengenal istilah stunting Pengukuran panjang badan dan tinggi badan belum dilakukan secara merata Program terkait stunting belum ada.

Pola Makan dan Pola Asuh (1) Praktik Konsumsi Makan Ibu Hamil Sekitar 43% ibu mengonsumsi makanan kurang dari 3 kali per hari pada saat hamil 35% mengaku makan lebih sedikit jumlahnya terutama pada trimester 1 kehamilan dengan alasan mual Masih dijumpai pantangan makanan bagi ibu hamil yang merugikan dari segi gizi Pantangan makanan sumber protein hewani (gurita/cumi Takut bayi terlilit, bayi tidak bersih/bercak, atau melahirkan sulit)

Pola makan dan Pola Asuh(2) Pola Konsumsi Ibu Menyusui Pada saat laktasi (menyusui) ibu mengaku mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding saat hamil namun makanan yang banyak dikonsumsi saat menyusui adalah sayuran dan buah yang diyakini ibu dapat memperlancar dan memperbanyak ASI tetapi memiliki kandungan energi yang rendah.

Pola makan dan Pola Asuh(3) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Walaupun 65% ibu mengaku telah menjalani Inisiasi Menyusu Dini (IMD), prosedurnya belum dilakukan dengan benar Prosedur yang benar: Bayi dibersihkan terlebih dahulu Bayi sudah dibungkus Bayi diletakkan di dada ibu kurang dari 1 jam)

Pola makan dan Pola Asuh(4) Makanan Pralaktal Lebih dari 40% bayi sudah diberikan makanan/ minuman selain ASI dalam 3 hari pertama setelah dilahirkan berupa susu formula, air putih, atau madu. Masih ditemui adanya anjuran pemberian susu formula sebagai makanan/minuman pralaktal oleh bidan. Alasan pemberian makanan pralaktal tersebut: Agar bayi kenyang Agar tenggorokan bayi basah Untuk meningkatkan ketahanan tubuh ASI belum keluar Atas saran orangtua.

Pola makan dan Pola Asuh(5) ASI Eksklusif dan MP ASI Dini Sekitar 55% responden tidak memberikan ASI eksklusif 6 bulan Alasannya: ASI tidak keluar Anggapan bayi yang terus menangis adalah karena lapar Ibu harus bekerja Bayi diasuh orang lain Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif rendah, ada anggapan bahwa susu formula sama baiknya dengan ASI

Pola makan dan Pola Asuh(6) Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak Usia 6-23 Bulan Sejumlah 62,0% anak hanya mengkonsumsi 2 kelompok makanan atau kurang, terutama hanya serelia dan sayuran Sejumlah 40% anak masih makan kurang dari 3 kali karena ibu hanya memberikan makan saat anak meminta, dan tidak ada kebiasaan sarapan.

Pola makan dan Pola Asuh(7) Pengasuhan Anak Serta Peran Suami dan Orang Tua (Ibu Kandung/Mertua) Peran nenek sangat besar dalam pengasuhan anak. Peran suami tidak begitu menonjol dalam hal pola asuh makan dan pemberian makan karena isteri/ibu mertua tidak sepenuhnya mempercayai suami dapat telaten dalam mengasuh anak. Ditemukan dua pola peran nenek dalam pengasuhan anak: 1. Memberikan nasihat/saran pemberian makan dan pengasuhan kepada ibu 2. Pengganti ibu dalam memberikan pengasuhan langsung karena ibu bekerja

Kesehatan Ibu Anak Pemeriksaan Kehamilan Ibu-ibu sudah melakukan pemeriksaan kehamilan Konseling gizi dan menyusui saat antenatal care (ANC) masih rendah karena fokus saat ANC adalah pemberian informasi tentang kehamilan dan persalinan.

Kesehatan Ibu Anak (2) Tablet Tambah Darah (TTD) Menghabiskan TTD 41.2% 58.9 % Konsumsi tablet tambah darah belum sepenuhnya dipatuhi, sekitar 40% ibu tidak habiskan TTD yang diterima. Ya Tidak Alasan: Rasa mual, ibu malas, dan lupa.

Kesehatan Ibu Anak (3) Praktik Persalinan & Penimbangan Bayi Baru Lahir Sejumlah (11% responden) belum ditolong oleh tenaga kesehatan: Bayi tidak ditimbang Bayi tidak diukur panjang badannya Tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini Sekitar 40% ibu memilih persalinan dilakukan di rumah kecuali di TTU, seluruh persalinan dilaksanakan di pelayanan kesehatan sesuai kebijakan pemda (Revolusi KIA). Ditemukan kasus BBLR (berat badan lahir rendah) sebesar 7,5%

Kesehatan Ibu Anak (4) Posyandu Kunjungan ke posyandu cukup baik. Masih ada sekitar 20% ibu hamil dan ibu dari anak bawah dua tahun yang bulan lalu tidak datang ke posyandu Alasan: ibu sibuk dan tidak ada waktu. Padahal di posyandu selain ada suplementasi ada penyuluhan gizi dan kesehatan.

Pola Higiene Sumber air minum Sekitar 20% sumber air minum keluarga adalah dari sumur yang tidak terlindungi Sekitar 30% keluarga tidak melakukan pengolahan air minum

Pola Higiene (2) Jamban keluarga Sekitar 25% keluarga tidak menggunakan jamban

Pola Higiene (3) Kebiasaan cuci tangan Bukan saja kebiasaan mencuci tangan rendah tetapi caranya pun masih belum menggunakan sabun dan air mengalir. Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun hanya ditemui pada sekitar 30% Hanya 25% cuci tangan menggunakan air mengalir.

Pola Media (1) Informasi Gizi Ibu dan Anak Sekitar 50% responden pernah mendapat informasi mengenai gizi ibu dan anak terutama dari bidan dan petugas gizi di posyandu

Pola Media (2) Alat komunikasi 29% Ibu memiliki HP Ya 71% Sebagian besar ibu hamil (72,8%) dan ibu baduta (68,6%) memiliki telepon seluler.

Pola Media (3) Keterpaparan Terhadap Media Sekitar 84% responden terpapar dengan televisi secara reguler. Sekitar 57% responden menonton TV setiap hari. Media informasi ruang luar yang sering diperhatikan adalah spanduk 60% dan poster 55% Responden tidak mendengarkan radio, tidak membaca koran dan majalah.

Perlu diskusi mengenai.. Apakah istilah stunting perlu dipopulerkan di kalangan masyarakat? Pertimbangan: Dapat menimbulkan stigma Masyarakat terbiasa dengan istilah gizi kurang Dari segi kebijakan program: Peralatan sarana pendukung (alat ukur, KMS) belum tersedia, Hasil pengukuran yang menyebabkan prevalensi gizi kurang meningkat Tidak populer bagi pemangku kepentingan

KESIMPULAN

Kelompok Target Ibu Hamil Isu Utama 1. Konsumsi makanan yang rendah selama kehamilan, terutama dari segi frekuensi konsumsi kurang dari 3 kali sehari. 2. Kepatuhan konsumsi TTD masih rendah

Kelompok Target Ibu Menyusui Isu Utama 1. Konsumsi ibu saat menyusui rendah, terutama asupan energi 2. Persepsi keliru mengenai sedikitnya produksi ASI minggu pertama 3. Pemahaman mengenai fase growth spurt pada usia bayi 3 bulan dan meningkatnya kebutuhan menyusu

Kelompok Target Ibu Anak Bawah Dua Tahun Isu Utama 1. Pemberian makanan pralaktal di 3 hari pertama setelah melahirkan 2. Pemberian MPASI masih keliru dari segi waktu, jenis, dan frekuensi 3. Pemahaman keliru mengenai definisi, penyebab, dan dampak stunting 4. Kebiasaan mencuci tangan rendah dan caranya pun masih belum menggunakan sabun dan air mengalir.

Kelompok Target Suami Isu Utama Belum optimalnya peran suami dalam pengasuhan anak Ibu/Mertua Pemuka Agama Pemberi pengaruh utama bagi ibu, namun pesan yang disampaikan belum tentu tepat Pemberi pengaruh utama bagi masyarakat

Kelompok Target Isu Utama Kader Kesehatan Posyandu Tenaga Kesehatan Puskesmas Pejabat Kabupaten/ Propinsi Minimnya pengetahuan mengenai stunting dan pengukuran panjang/tinggi badan Minimnya pengetahuan mengenai stunting Minimnya pengetahuan mengenai stunting

Terima kasih Disclaimer All figures, numbers and dates stated in our presentation are based on the a study conducted by IMA World Health, as MCA- Indonesia contractor. Any requirement stated in our presentation may change from time to time as determined by MCA-Indonesia and/or MCC and is subject to the applicable laws and regulations of the Republic of Indonesia.