PENGARUH PELUMASAN TERHADAP KEAUSAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER PADA 1000 RPM

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER

ANALISA LAJU KEAUSAN KUNINGAN MENGGUNAKAN METODE KONTAK TWO DISK

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

ANALISIS KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON-DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

ANALISA PENGARUH VARIASI PEMBEBANAN TERHADAP LAJU KEAUSAN BAHAN ALUMINIUM SEKRAP DAN Al-Si DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UJI KEAUSAN TIPE PIN ON DISK

Studi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat pada Dental Prosthesis

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

RANCANG BANGUN TRIBOMETER TIPE PIN ON DISK DAN STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TRIBOLOGI POLIMER POLIMER

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

Studi Eksperimen Dan Analisa KeausanJournal Bearing Dry ContactPada Rotary Valve Mesin Pembuat Pasta

ANALISIS KEAUSAN BALL BAJA ST 90 MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

ANALISA LAJU KEAUSAN POROS BAJA AISI 1045 DENGAN METODE KONTAK TWO-DISK

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

ANALISIS KEAUSAN DISC DENGAN MATERIAL BAJA St 70 MENGGUNAKAN ALAT TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI PELUMASAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Studi Eksperimen dan Analisa Laju Keausan Material Alternatif pada Sepatu Rem Lokomotif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

Nama : Dwi Tarina W. NRP :

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN KUALITAS PERANCANGAN PRODUK LIMBAH PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMENT

SKRIPSI PENGARUH HARDENING TERHADAP LAJU KEAUSAN BAJA AISI 1045 MENGGUNAKAN METODE KONTAK TWO DISK ARIF SETIAWAN NIM

Gambar 1 Temporomandibular joint manusia

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-316

JURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

KAJI EKSPERIMENTAL RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING-SLIDING PASANGAN MATERIAL ALUMINIUM DENGAN BAJA S45C

Studi Eksperimental Laju Keausan Material Gigi Tiruan dari Resin Akrilik Berpenguat Fiberglass dengan Variasi Susunan Serat Penguat

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KOMPOSISI BAHAN PADUAN ALUMINIUM LIMBAH AC MOBIL DENGAN METODE METAL CASTING UNTUK BAHAN JENDELA KAPAL

ANALISA PENGARUH BEBAN TERHADAP LAJU KEAUSAN AL-Si ALLOY DENGAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

PERBANDINGAN PENGUJIAN MEKANIS TERHADAP KAMPAS REM ASBES DAN NON-ASBESTOS DENGAN MELAKUKAN UJI KOMPOSISI, UJI KEKERASAN, DAN UJI KEAUSAN

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

ANALISA KEAUSAN POINT CONTACT MENGGUNAKAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC DAN PEMODELAN GLOBAL INCREMENTAL WEAR MODEL DENGAN VARIASI PEMBEBANAN

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK PISTON SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DENGAN PROSES VARIASI AGING HEAT TREATMENT

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Gambar 1. Post Trauma Arthritis [1]

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

Bab IV Data Pengujian

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

SKRIPSI. PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gesekan

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

RANCANG BANGUN DIES KAMPAS REM JENIS TROMOL PADA SEPEDA MOTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

BAB III. dan RX-KING ditujukan pada diagram dibawah ini yaitu diagram alir penelitian. Rumah Kopling F1-ZR. Rumah Kopling RX-KING.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

ANALISA SIFAT MEKANIS PISTON BEKAS HASIL PROSES TEMPA

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

Transkripsi:

PENGARUH PELUMASAN TERHADAP KEAUSAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER PADA 1000 RPM Ahmad Rif an Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email: ahmadrifan95@gmail.com Taufiq Hidayat Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email: taufiq.hidayat@umk.ac.id Rochmad Winarso Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email: rochmad.winarso@umk.ac.id ABSTRAK Aluminium memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang paling tinggi, sehingga banyak digunakan sebagai bahan komponen mesin, misalkan gesekan yang terjadi pada piston rem yang merupakan komponen penggerak dari sistem kerja rem hidrolis. Akibat dari kerja komponen tersebut maka akan timbul adanya pengikisan permukaan komponen.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena keausan alumunium 6020 alloy dengan menggunakan metode pengujian two disk tribometer, yang dilakukan dengan pelumasan dan tanpa pelumasan pada pembebanan 10 kg dengan kecepatan putaran 1000 rpm, dan waktu 60 menit, setiap 10 menit dilakukan pengukuran keausan pada spesimen.hasil pengujian keausan pada spesimen yang terbuat dari material aluminium 6020 alloy dengan menggunakan pelumasan SAE 10W-30 dan tanpa pelumasan memperoleh kesimpulan bahwa setiap menit keausan pada disk meningkat, keausan dengan pelumasan mempengaruhi laju keausan pada spesimen uji dengan nilai rata-rata laju keausannya sebesar 0,000466 mm 3 /N.m, sedangkan rata-rata laju keausan pada tanpa pelumasan sebesar 0,000784 mm 3 /N.m. Laju keausan tanpa pelumasan lebih besar dari laju keausan dengan menggunakan pelumasan Kata kunci: keausan, alumunium, putaran, pelumasan, two disk tribometer. ABSTRACT Aluminium has the power to mass ratio is the highest, so widely used as engine components, eg the friction on the brake piston which is drive components of hydraulic brake systems work. As a result of these components working then there will be the erasur of the surface of the component. The purpose of this reasearch is to investigate the wear phenomenon of aluminum 6020 alloy using two disk Tribometer, performed with lubrication on loading 10 kg and varying the rotational speed of 1000 rpm and 60 minutes, every 10 minutesmeasurement of wear on the specimen.the results of testing the wear of specimens made is material aluminum 6020 alloy by using lubrication SAE 10W-30 and without lubrication the conclusion that every minute of wear on the disk increases, wear by lubrication affect the wear rate on test specimens with the value of the average wear rateis0,000466 mm 3 /N.m, while the average wear rate on without lubrication is0,000784 mm 3 /N.m.Without lubrication wear rate greater than the wear rate by using lubrication Keywords: wear, aluminium, rotation, lubrication, two disk tribometer. 1. PENDAHULUAN Pada saat mesin beroperasi, komponen-komponen mesin akan saling bersinggungan dan mengalami sebuah kontak dan gesekan sesame komponennya, misalkan gesekan yang terjadi pada piston rem yang merupakan komponen penggerak dari sistem kerja rem hidrolis.akibat dari kerja component tersebut maka akan timbul adanya pengikisan permukaan komponen atau sering disebut keausan (wear). 273

Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Sebagai tambahan terhadap, kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dsb. Secara satu persatu atau bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah. Material ini dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat terbang, mobil, kapal laut, konstruksi. [1] Metoda pengolahan logam Aluminium adalah dengan cara mengelektrolisis Alumina yang terlarut dalam Cryolite. Metoda ini ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi Aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cairan buatan yang merupakan campuran Natrium, Aluminium dan Kalsium Fluorida. Aluminium murni, logam putih keperak-perakan memiliki karakteristik yang diinginkan pada logam. Unsur ini ringan, tidak magnetic dan tidak mudah terpercik, merupakan logam kedua termudah dalam soal pembentukan, dan keenam dalam soal ductility. Aluminium banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimana logam yang mudah dibuat, kuat dan ringan diperlukan.[2] Keausan terjadi apabila dua buah benda yang saling menekan dan saling bergesekan. Keausan yang lebih besar terjadi pada bahan yang lebih lunak. Faktor - faktor yang mempengaruhi keausan adalah kecepatan, tekanan, kekasaran permukaan dan kekerasan bahan. Semakin besar kecepatan relatif benda yang bergesekan, maka material semakin mudah aus. Demikian pula semakin besar tekanan pada permukaan benda yang berkontak, material akan cepat aus, begitu pula sebaliknya. Keausan yang mengakibatkan berkurangnya material - material pada benda akan menyebabkan kerusakan pada benda tersebut. Untuk mengatasi adanya keausan biasanya diberikan pelumas. [3] Tribologi adalah aspek yang berkenaan dengan gesekan, aus dan pelumasan. Secara prinsip, pelumasan berfungsi untuk mencegah keausan yang disebabkan oleh gesekan antar benda yang bergerak relatif. Disamping fungsi pelumas di atas, kegunaan yang lain adalah untuk mengurangi gesekan, sebagai seal kompresi, mengurangi noise, sebagai media pendingin komponen mesin, mengurangi karat, serta menjaga benda agar tetap bersih. Sebagai akibat dari hilangnya pelumas pada daerah boundary lubrication, maka keausan menjadi suatu hal yang tidak bias dihindari. Aus yang terjadi antara lain: adhesive wear, abrasive wear, surface fatigue wear dantribo chemical wear[4]. Penelitian lain Darmanto[5], Tahun 2014 dengan judul Analisa Keausan Alumunium Menggunakan Tribotester Pin-On-Disk dengan Variasi Pelumas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kondisi pelumasan pada keausan material aluminium. Pin diuji dengan menggunakan pelumas SAE 40, SAE 140 dan tanpa pelumasan. Faktor keausan terbesar dalam penelitian yang telah dilakukan, terjadi pada pengujian dengan menggunakan pelumas SAE 40 sebesar 0,536.10-8m3/N.m diikuti pengujian dengan menggunakan pelumas SAE 140 sebesar 0,0507.10-8m3/N.m dan pengujian tanpa pelumas sebesar 10,477.10-8m3/N.m. 2. METODOLOGI PENELITIAN Pasangan spesimen pada pengujian keausan ini menggunakan bahan aluminium 6020 alloy, komposisi kandungan unsur kimia pada material aluminium 6020 alloy pada tabel 1 berikut. Tabel.1 Komposisi aluminium / aluminium 6020[6] Element Al Sn Mg Si Cu Fe Mn Zn Content 93,9-0,90-1,5 0,60-1,2 0,40-0,30-0,50 0,35 0,20 (%) 97,8 0,90 0,90 Pada nilai kekerasan aluminium 6020 alloy sebesar 63 HRB, dimana material ini banyak digunakan pada komponen otomotif diantaranya adalah piston rem, katup transmisi, piston kompresor AC dan lain sebagainya. Pada proses pengujian keausan dilakukan menggunakan alat uji two disk tribometer machine seperti pada Gambar 1. Alat uji ini dilengkapi dengan data acquisition untuk menampilkan laju rpm pada pengujian keausan yang terjadi gesekan pada dua spesimen. 274

Gambar 1. Alat Uji Two Disk Tribometer Prosedur pengujian keausan yang dilakukan dengan menggunakan alat uji two disk tribometer sebagai berikut: a. Sebelum specimen diuji ditimbang terlebih dulu. b. Pemasangan specimen pada alat uji two disc tribometer. c. Mengatur pembebanan pada mesin. d. Penyetelan putaran specimen dengan mengatur tombol pada pengatur Rpm 1 dan pengatur Rpm 2. e. Mulai proses pengujian keausan dengan melakukan pelumasan dan tanpa pelumasan selama 60 menit. f. Setelah waktu pengujian selesai, timbang specimen. Untuk menghitung besar volume aus material menggunakan persamaan berikut: ΔV (1) Keterangan : ΔV Perubahan volume disk(m 3 ) Δm Perubahanmassa disk(kg) ρ Massa jenis disk (kg/m 3 ) t Waktu (menit) Perubahan volume yang merupakan volume aus disk selanjutnya digunakan dalm menghitung besar laju keausan ( specific wear rate ) dengan menggunakan persamaan Archad. K (2) Keterangan : K specific wear rate (m 3 /N.m ) Perubahan Volume Disk (m 3 ) F Perubahanstatis ( N ) L Sliding distance (m) Penyetelan kecepatan putar spesimen 1 dan spesimen 2 pada 1000 rpm. Waktu yang dipakai dalam proses pengujian keausan adalah selama 60 menit, setiap 10 menit dilakukan pengukuran kekasaran permukaan pada setiap spesimen seperti dalam Gambar 2, diameter spesimen masing masing 50 mm, tebal spesimen masing masing 10 mm, pada spesimen 1 dan spesimen 2 dibuat bidang kontaknya dengan radius 5 mm. Pengujian keausan ini digunakan sistem pelumasan dengan minyak pelumas yang memiliki kekentalan SAE 10W-30 produksi Federal dan pengujian dengan tanpa pelumasan. Kegiatan pengujian keausan dilakukan di Laboratorium CNC Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus. 275

Gambar 2. Dimensi Spesimen Yang Dipakai Penelitian Diagram alir pengujian keausan seperti terlihat pada gambar 3 dibawah ini diperlukan sebagai panduan agar semua kegiatan dapat berjalan dan mendapatkan hasil pengujian keausan yang baik dan benar. Penimbangan Spesimen Pasangan spesimen 1 dan 2 Al-Al Pengaturan pembebanan pada mesin Pengaturan putaran Rpm 1 dan Rpm 2 Pada 1000 rpm Pengujian keausan dengan pelumasan SAE 10W-30 dan tanpa pelumasaan Pengukuran perubahan massa pada spesimen setelaj uji keausan dalam waktu tertentu Gambar 3. Diagram Alir Pengujian Keausan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian Keausan dengan Pelumasan Pengujian keausan yang telah dilakukan dengan mesin two disk tribometerdengan pelumasan adalah perubahan nilai keausan pada kecepatan 1000 rpm berikut ini. Tabel 1. Keausan specimen uji 1 aluminium dengan pelumasan 1000 rpm Waktupengujian (menit) Massaawal Massaakhir keausan 10 35,76 35,564 0,196 20 35,76 35,368 0,392 30 35,76 35,172 0,588 40 35,76 34,975 0,785 50 35,76 34,778 0,982 60 35,76 34,58 1,180 Dari hasil pengujian keausan pada tabel 1 spesimen uji 1 aluminium dengan pelumasan pada 1000 rpm menujukkan penurunan berat spesimen uji yang sama setiap peningkatan waktu uji. Dan nilai keausan sebesar 0,0196 gram/menit dan nilai laju keausan selama 60 menit sebesar 0,000471 mm 3 /N.m Perhitungan Laju Keausan 0,4354 cm 3 435,42 mm 3 L kelilinglingkaran L 2.. r 276

2.3,14.0,025 0,157 m Jaraktempuhuntukkecepatan1000 rpm selama 60 menit : L 0,157. 1000. 60 9420 m. Perubahan volume yang merupakan volume aus disk selanjutnya digunakan dalm menghitung besar laju keausan ( specific wear rate ) dengan menggunakan persamaan Archad. K 0,000471 mm 3 /N.m Gambar 4. Grafik keausan spesimen uji 1 dengan pelumasan Pada gambar 3 menunjukkan trend keausan pada spesimen uji 1 meningkat setiap pada 10 menit keausan sebesar 0,196 gram/menit keausan paling besar pada menit ke 60 sebesar 1,18 gram. Tabel 2. Keausan specimen uji 2 aluminium dengan pelumasan 1000 rpm Waktupengujian (menit) Massaawal Massaakhir keausan 10 34,76 34,564 0,193 20 34,76 34,368 0,386 30 34,76 34,172 0,579 40 34,76 33,975 0,772 50 34,76 33,778 0,966 60 34,76 33,58 1,160 Dari hasil pengujian keausan pada tabel 2 spesimen uji 2 aluminium dengan pelumasan pada 1000 rpm juga menujukkan penurunan berat spesimen uji yang sama setiap peningkatan waktu uji. Dan nilai keausan sebesar 0,0193 gram/menit dan nilai laju keausannya selama 60 menit sebesar 0,000462mm 3 /N.m 277

Perhitungan Laju Keausan 0,42804 cm 3 428,04 mm 3 L kelilinglingkaran L 2.. r 2.3,14.0,025 0,157 m Jaraktempuhuntukkecepatan1000 rpm selama 60 menit : L 0,157. 1000. 60 9420 m. Perubahan volume yang merupakan volume aus disk selanjutnya digunakan dalm menghitung besar laju keausan ( specific wear rate ) dengan menggunakan persamaan Archad K 0,000463 mm 3 /N.m Gambar 5. Grafik keausan spesimen uji 2 dengan pelumasan Pada gambar 4 menjukan penurunan pada spesimen 2 dibandingkan dengan spesimen 1 itu terjadi tidak stabilnya putaran sedangkan spesimen 1 menunjukan tetap naik keausannya sebesar 0,196 gram/menit 3.2 Pengujian Keausan Tanpa Pelumasan Pengujian keausan yang telah dilakukan dengan mesin two disk tribometertanpa pelumasan adalah perubahan nilai keausan pada kecepatan 1000 rpm berikut ini. Tabel 3. Keausan specimen uji 1 aluminium tanpa pelumasan 1000 rpm Waktupengujian (menit) Beratawal Beratakhir 10 34,87 34,544 0,326 20 34,87 34,218 0,652 30 34,87 33,892 0,978 40 34,87 33,565 1,305 50 34,87 33,238 1,632 60 34,87 32,91 1,96 Beratkeausan 278

Dari hasil pengujian keausan pada tabel 3 spesimen uji 1 aluminium tanpa pelumasan pada 1000 rpm menujukkan penurunan berat spesimen uji yang sama setiap peningkatan waktu uji. Dan nilai keausan sebesar 0,0326 gram/menit dan nilai laju keausannya selama 60 menit sebesar 0,000782 mm 3 /N.m. Perhitungan Laju Keausan 0,72324 cm 3 723,24 mm 3 L kelilinglingkaran L 2.. r 2.3,14.0,025 0,157 m Jaraktempuhuntukkecepatan1000 rpm selama 60 menit : L 0,157. 1000. 60 9420 m. Perubahan volume yang merupakan volume aus disk selanjutnya digunakan dalm menghitung besar laju keausan (specific wear rate) dengan menggunakan persamaan Archad K 0,000782 mm 3 /N.m Gambar 6. Grafik Keausan Spesimen Uji 1 Tanpa Pelumasan Pada gambar 5 menunjukkan trend keausan pada spesimen uji 1 tanpa pelumasan meningkat setiap pada 10 menit keausan sebesar 0,326 gram/menit keausan paling besar pada menit ke 60 sebesar 1,632 gram Tabel 4. Keausan spesimen uji 2 aluminium tanpa pelumasan 1000 rpm Waktu pengujian (menit) Berat awal Berat akhir 10 34,86 34,532 0,328 20 34,86 34,204 0,656 30 34,86 33,876 0,984 40 34,86 33,548 1,312 50 34,86 33,219 1,641 60 34,86 32,89 1,970 Berat keausan 279

Dari hasil pengujian keausan pada tabel 4 spesimen uji 2 aluminium tanpa pelumasan pada 1000 rpm menujukkan penurunan berat spesimen uji yang sama setiap peningkatan waktu uji. Dan nilai keausan sebesar 0,0328 gram/menit Dan nilai keausan sebesar 0,0326 gram/menit dan nilai rata-rata laju keausannya sebesar 0,000786 mm 3 /N.m Perhitungan Laju Keausan 0,72693 cm 3 726,93 mm 3 L kelilinglingkaran L 2.. r 2.3,14.0,025 0,157 m Jaraktempuhuntukkecepatan1000 rpm selama 60 menit : L 0,157. 1000. 60 9420 m. Perubahan volume yang merupakan volume aus disk selanjutnya digunakan dalm menghitung besar laju keausan (specific wear rate) dengan menggunakan persamaan Archad. K 0,000786 mm 3 /N.m Gambar 7. Grafik Keausan Spesimen Uji 2 Tanpa Pelumasan Pada gambar 6 menunjukkan trend keausan pada spesimen uji 2 tanpa pelumasan meningkat setiap pada 10 menit keausan sebesar 0,328 gram/menit keausan paling besar pada menit ke 60 sebesar 1,970 gram. 280

3.3 Perbandingan Uji Keausan Dengan Pelumasan Dan Tanpa Pelumasan Gambar 8. Grafik Perbandingan Spesimen 1 Dengan Pelumasan dan Tanpa Pelumasan Pada gambar 7 grafik diatas pada spesimen 1 keausan terendah adalah keausan pada menit 60 dengan pelumasan dengan berat keausan 1,180 gram dan nilai laju keausan sebesar 0,000471 mm 3 /N.m sedangkan keausan terbesar pada grafik menunjukan keausan tanpa menggunakan pelumasan dengan nilai 1,960 gram dan nilai laju keausan sebesar 0,000786 mm 3 /N.m. Gambar 9. Grafik Perbandingan Spesimen 2 Dengan Pelumasan dan Tanpa Pelumasan Pada gambar 8 grafik diatas pada spesimen 2 keausan terendah adalah keausan pada menit 60 dengan pelumasan dengan berat keausan 1,160 gram dan nilai laju keausan sebesar 0,000463 mm 3 /N.m sedangkan keausan terbesar pada grafik menunjukan keausan tanpa menggunakan pelumasan dengan nilai 1,970 gram dan nilai laju keausan sebesar 0,000782 mm 3 /N.m. 4. KESIMPULAN Hasil pengujian keausan pada spesimen yang terbuat dari material aluminium 6020 alloy dengan menggunakan pelumasan SAE 10W-30 dan tanpa pelumasan memperoleh kesimpulan bahwa setiap menit keausan pada disk meningkat, keausan dengan pelumasan mempengaruhi laju keausan pada spesimen uji dengan nilai rata-rata laju keausannya sebesar 0,000466 mm 3 /N.m, sedangkan rata-ratalaju keausan pada tanpa pelumasan sebesar 0,000784 mm 3 /N.m. Laju keausan tanpa pelumasan lebih besar dari laju keausan dengan menggunakan pelumasan. 281

DAFTAR PUSTAKA [1] Surdia T., dan Saito S. (1999). Pengetahuan Bahan Teknik, Cet, 4 PT. Pradnya Paramita. Jakarta. [2] Ikhwansyah Isranuri, Suprianto, Wendy Aditya, 2012. Analisa Pengaruh Beban Terhadap Laju Keausan Al-Si Alloy Dengan Metode Pin On Disk Test. Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. [3] Tarina W., 2012. Studi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat pada Dental Prosthesis. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya. [4] Syafa at., 2008. Tribologi, Daerah Pelumasan Dan Keausan. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang. [5] Darmanto, Muhamad Thufik Ridwan, Imam Syafa at, 2014. Analisis Keausan Alumunium Menggunakan Tribotester Pin-On-Disc Dengan Variasi Kondisi Pelumas. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim. Semarang. [6] ZoM, 2013, Aluminium / Aluminum 6020 Alloy (UNS A96020). 282