BAGIAN X SEMOK A. Semok Inggris B. Semok Belanda

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI DAN SILABUS

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAGIAN VII TEKNIK MENGHIAS KAIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABI FASHION ORNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM

BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang

Kata kunci: Desa Sekaran, lenan rumah tangga, teknik patchwork quilting.

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data B. Pembahasan Data... 77

Yetti Pangaribuan adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

PENGARUH PERBANDINGAN JARAK ANTAR RUFFLES TERHADAP HASIL MANIPULATING FABRIC HIGH MASSED RUFFLES PADA SARUNG BANTAL KURSI

Setia Rochmawati Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Semua upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan Kurikulum Keterampilan pada Madrasah Aliyah, dilandasi oleh rasa tanggung

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB III SURVEY LAPANGAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas

PERBEDAAN LEBAR KAMPUH 1 CM, 2 CM DAN 3 CM UNTUK ISIAN SULAM USUS BERBAHAN SATIN PADA HASIL JADI CLUTCH BAG DENGAN MOTIF DEKORATIF

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN LENAN RUMAH TANGGA

B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka bentuk garis leher dan kerah b. Identifikasi dan Penggambaran macam-macam bentuk lengan dan rok

MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

PENGARUH JUMLAH HELAI BENANG KATUN TERHADAP HASIL JADI SULAMAN HARDANGER PADA BOLERO

SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

HASIL OBSERVASI IDENTIFIKASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN BUSANA DI SMK N 2 GODEAN

MENJAHIT LENAN RUMAH TANGGA. Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

e-journal. Volume 06 Nomor 02 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Mei 2017, Hal 26-31

Cara Menjahit Gamis Resleting Depan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

Kata Kunci: Kontribusi, Dasar Desain, Pembuatan Sulaman Fantasi, Sarung Bantal Kursi, Mata Pelajaran Pembuatan Hiasan.

PENGARUH JENIS SETIK BORDIR TERHADAP HASIL JADI BORDIR KEBAYA MODIFIKASI PADA BAHAN TULLE

PENERAPAN BORDIR GRADASI WARNA DENGAN TEKNIK ESEK PADA CAPE

KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENCIPTA PRODUK KERAJINAN PADA MATA KULIAH REKAYASA LIMBAH TEKSTIL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan setiap

PENERAPAN IPTEKS. IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK. Oleh Herlina Jasa Putri Harahap

BAGIAN V POLA HIASAN A. Pola serak atau pola tabur Gambar 5.1 Pola Serak B. Pola berangkai

DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT II

Penyusun SRI EKO PUJI RAHAYU. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

STUDI TENTANG SULAMAN TANGAN DI NAGARI MUNGKA KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA YOSI WIDIASARI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SENI SULAM MINANGKABAU DAN INOVASINYA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA

PEMETAAN BORDIR PADA BUSANA WANITA DITINJAU DARI DESAIN, TEKNIK DAN TERAPAN BORDIR PADA UKM BORDIR DI SIDOARJO

DAFTAR GAMBAR. 1. Sepatu Mesin Jarum Mesin Sekoci Spul Kapur Jahit Pita Ukur...

BAB II METODE PERANCANGAN

KODE MODUL: BUS-207C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M

MEMBUAT POLA LENAN RUMAH TANGGA. Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PELATIHAN MENJAHIT BUSANA DAN LENAN RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SMOCK BAGI PEREMPUAN USIA PRODUKTIF DI KOTA GORONTALO

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

LIMBAH INDISTRI TEKSTIL. Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI

Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

JOB-SHEET. A. Kompetensi: diharapkan mahasiswa dapat membuat bebe anak perempuan sesuai dengan disain

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

MODUL III BU 461*) Adibusana

Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH INTERFACING TERHADAP HASIL KERUDUNG BORDIR. Sarifatul Fitriyah. Yuhri inang

Standar Kompetensi Lulusan. Bordir

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN BUSANA

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penyandang tunagrahita ringan merupakan bagian dari klasifikasi

APLIKASI MOTIF BATIK GARUT MOJANG PRIANGAN PADA ORGANZA

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MEMBORDIR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK (BUKU MOTIF) SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 2 SLEMAN

KUALITAS HASIL BORDIR ANTARA YANG MENGGUNAKAN MESIN JAHIT UMUM DENGAN MESIN BORDIR PADA KAIN KATUN PARIS

MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGHIAS ALAS MEJA DENGAN SULAMAN FANTASI MELALUI DEMONSTRASI, LATIHAN, KERJA KELOMPOK DI SMPN I KEC.PAYAKUMBUH EVIE LINDA

Bahan Belajar. Kreasi Kain Perca. (c) PP-PAUD DAN DIKMAS JABAR

KONSTRUKSI POLA BUSANA (BU 231)

MODUL VI BU 461*) Adibusana

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS TEKNOLOGI BUSANA I

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

TEKNIK MENJAHIT MENGHITUNG HARGA JUAL

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

Transkripsi:

1 BAGIAN X SEMOK Semok adalah suatu teknik hiasan untuk melkatkan kerut-kerut dengan menggunakan berbagai tusuk dan benang hias sehingga menghasilkan suatu bentuk hiasan yang baik. Semok dapat dikerjakan pada kain polos dan bercorak kotak atau berbintik, disesuaikan dengan jenis semok yang dikerjakan. Semok tidak perlu didesain, cukup pada bahannya saja. Apabila menggunakan kain polos memerlukan garis-garis pertolongan, tetapi bila menggunakan yang berkotak atau berbintik tidak memerlukan garis pertolongan, bisa langsung dikerjakan pada kotak-kotak atau bintik-bintik kain yang letaknya sudah beraturan. Semok ada ti macam yaitu semok Inggris, semok Belanda dan semok Jepang. A. Semok Inggris Semok Inggris adalah semok yang terjadi karena adanya tarikan benang, sehingga berbentuk kerutan-kerutan yang kecil-kecil (halus) dan rata. Karena kerutan-kerutan maka kain yang diperlukan minimum harus dua kali lipat dari besarnya hiasan yang dikehendaki. Kain yang dapat disemok Inggris dapat kain polos maupun bermotif. Cara pembuatan semok Inggris, kain yanhg akan disemok, diberi tanda garisgaris (dengan pinsil), kemudian dijelujur kecil-kecil atau disetik dengan setikan mesin yang jarang. Jelujuran atau setikan mesin kemudian ditarik pelan-pelan hingga terjadi kerutan yang bentuknya kecildan rata disesuaikan dengan keinginan. Agar semok tetap bentuknya, maka jelujuran pada kerut-kerut disetik lagi dengan mesin menggunakan benang yang warnanya sama dengan kain. Dengan majunya teknologi, sekarng semok Inggris bisa langsung dikerjakan dengan mesin jahit menggunakan benang elastic serta dengan jahitan jarang. Benang elastic cukup pada bagian buruk kain, dan pada bagian baik kain menggunakan benang biasa yang sewarna dengan kain. B. Semok Belanda Semok Belanda banyak digunakan untuk menghias busana wanita dan anakanak. Kain yang digunakan dapat kain polos, atau kain bermotif. Karena semok

2 berkerut, maka kain yang digunakan harus kain yang bertekstur tipis supaya hasilnya bagus. Bila kain yang akan disemok kain polos maka perlu dibuat garis pertolongan untuk jelujur, sedangkan kain bermotif kotak atau bintik bisa langsung dikerjakan pada motifnya yang beraturan tersebut. Kerut-kerut diperoleh dari tarikan jelujuran serta terletak lurus menurut panjang kain. Kain yang diperlukan, minimum dua kali lebar kain yang diperlukan. Pada kerut-kerut tersebut, jahit berbagai tusuk hias dasar dengan menggunakan benang hias dengan kombinasi yang harmonis. Tusuk hias yang digunakan haruslah tusuk hias yang dapat meregang dan mengerjakannya pada bagian baik kain. Setelah selesai menjahit tusuk hias, benang jelujuran dibuka dan hasilnya, semok dapat meregang. Sama seperti semok Inggris, semok Belanda pun tidak perlu didesain, tetapi bisa lagsung dikerjakan pada kain. Teknik pengerjaan semok Belanda dapat dilihat pada gambar berikut : 1 2 3 4 5

3 Tusuk hias yang digunakan untuk menghias semok Belanda : C. Semok Jepang Semok Jepang adalah semok yang bentuknya gelembung-gelembung atau berupa cekungan-cekungan. Gelembung atau cekungan ini terbentuk oleh beberapa bagian (sudut-sudut) tertentu yang dihubungkan (dijahit atau diikat) dan dimatikan, oleh karena itu dalam pembuatannya diperlukan pertolongan berupa garis-garis pada bagian buruk kain hal ini karena menyemok dilakukan pada bagian buruk kain. Sekaitan dengan bentuknya yang demikian, kain yang digunakan hendaknya kain yang lunak, tidak mudah kusut dan akan lebih berkesan indah bila kain yang digunakan polos dan sedikit berkilau. Benang yang digunakan sebaiknya benang yang kuat seperti untuk benang jahit biasa dan sewarna dengan kain yang akan disemok.

4 Disain semok berupa garis-garis kotak selebar 1 cm, 1,5 cm, 2 cm atau 2,5 cm yang langsung digambar pada bagian buruk kain menggunakan pensil secara tipis. Pemakaian kain untuk semok diperhitungkan kelipatannya baik ke arah panjang maupun ke arah lebar sesuai dengan motif semoknya. Semok Jepang banyak dipergunakan untuk menghias busana anak atau wanita dewasa, sarung bantal kursi, bed cover, tutup televisi, alas telepon, tutup kulkas, juga digunakan untuk dekorasi pada pelaminan atau ruang makan di suatu pesta. Cara pembuatan semok Jepang : 1. Pada bagian buruk kain dibuat kotak-kotak dengan pinsil secara tipis dengan lebar 1 cm, 1,5 cm atau 2 cm. 2. Masing-masing kotak diberi tanda pada bagian-bagian tertentu (bagian sudut) yang harus dihubungkan atau digabungkan menjadi satu dan dimatikan. Ujung panah menunjukkan sudut yang satu dengan yang lain yang harus digabungkan. 3. Menyemok yaitu menggabungkan dan mematikan masing-masing sudut atau bagian yang telah diberi tanda. Dalam menggabungkan masing-masing sudut, setiap bagian hanya diambil satu atau dua serat kain supaya tidak kelihatan dari bagian baik kain. Gunakan jarum jahit yang kecil dan benang yang sewarna dengan kain. 4. Jika semok merupakan bagian dari benda lain, sebelum ditempelkan pada bendanya, misal pada busana, maka semok harus disetik dengan mesin supaya semok tidak mudah lepas. Contoh semok Jepang :

5 Berikut beberapa contoh desain motif semok Jepang beserta jumlah kain yang diperlukan. Tanda ujung panah menunjukkan bagian sudut yang harus digabungkan antara bagian satu dengan bagian lainnya sesuai dengan nomor urutnya. Semok Jepang Model 1 Panjang kain yang diperlukan : 1 ½ kali lipat : 2 kali lipat : 1 cm x 1 cm

6 Nomor 1 dan 2 digabungkan dan dimatikan, kemudian nomor 3 dan 4 digabungkan. Begitu terus sampai selesai semuanya. Semok Jepang Model 2 Panjang kain yang diperlukan : 1 ½ kali lipat : 3 kali lipat : 1 cm x 1 cm Nomor 1 dan 2 digabungkan dan dimatikan, setelah no 1 dan 2 digabungkan kemudian nomor 3 dan dimatikan. Begitu terus sampai selesai semuanya.

7 Semok Jepang Model 3 Panjang kain yang diperlukan : 1 ½ kali lipat : 3 kali lipat : 1 cm x 1 cm Nomor 1 dan 2 digabungkan dan dimatikan, setelah no 1 dan 2 digabungkan kemudian nomor 3 dan dimatikan. Begitu terus sampai selesai semuanya

8 Semok Jepang Model 4 Panjang kain yang diperlukan : 2 kali lipat : 2 kali lipat : 2 cm x 2 cm Nomor 1 dan 2 digabungkan dan dimatikan, kemudian nomor 3 dan 4 digabungkan serta dijadikan satu pada gabungan nomor 1 dan 2. Begitu terus sampai selesai semuanya

9 Semok Jepang Model 5 Panjang kain yang diperlukan : 2 kali lipat : 2 kali lipat : 2 cm x 2 cm Nomor 1 dan 2 digabungkan dan dimatikan, kemudian nomor 3 dan 4 digabungkan. Setelah itu kembali lagi nomor 1 dan 2, kemudian nomor 3 dan 4. Begitu terus sampai selesai semuanya

10 Semok Jepang Model 6 Panjang kain yang diperlukan : 2 kali lipat : 2 kali lipat : 1 cm x 1 cm Nomor 1 dan 2 digabungkan dan dimatikan, kemudian nomor 3 digabungkan jadi satu dengan gabungan nomor 1 dan 2. Nomor 4 dan 5 digabungkan dan dimatikan kemudian nomor 6 digabungkan jadi satu dengan gabungan nomor 4 dan 5. Begitu terus sampai selesai semuanya

11 Semok Jepang Model 7 Panjang kain yang diperlukan : 1 ½ kali lipat : 2 kali lipat : 1 cm x 1 cm Nomor 1 dan 2 digabungkan dan dimatikan, kemudian nomor 3 digabungkan jadi satu dengan gabungan nomor 1 dan 2. Begitu terus sampai selesai semuanya.

12 DAFTAR PUSTAKA AJ Boesra (2006). Teknik Dasar Menyulam untuk Pemula. Jakarta : Kawan Pustaka Brittain, Judy. (1982). Good Housekeeping Step-by-Step Encyclopaedia of Needlecraft. London : National Magazine Co Dedi Suardi (2000) Ornamen Geometris. Bandung : Rosdakarya Jane Iles. (1987). Learn Embroidery. Hongkong : Wing King Tong Co Janice Williams. (1982),. Lettering in Embroidery. London : BT Batsford Ltd Joan Nicholson. (1977). Embroidery for Schools. London : BT Batsford Ltd Jumanta (2005) Aneka Pola Hias Tepi untuk Sulam dan Bordir. Jakarta : Puspa Swara. Marian L. Davis. (1980). Visual Design In Dress. Englewood New Jersey : Prentice Hall Inc Margareth Ohma. (1989). Ethnic Embroidery. London : BT Batsford Ltd. Mary Thomas S. (1980). Embroidery Book. New York : Gramercy Publishing Company. Ondori (1978) Creative Embroidery Design, Japan : Ondorisha Publishers Ltd. Pauline Brown (2002) Encyclopaedia of Embroidery Techniques. London : Quarto Publishing Plc. Reader s Digest. (1992). Complete Guide to Needlework. New York : The Reader s Digest Association, Inc. Soegeng Toekio M (1987) Mengenal Ragam Hias Indonesia Bandung : Angkasa. Tadek Beutlich. (1982). The Technique of Waven Tapestry. London : BT Batsford LTD Tae Sasao (2003) Little Victorian Embroidery. Japan : Ondorisha Publishers Ltd. Wasia Roesbani P. (1982). Keterampilan Menghias Kain. Bandung : Angkasa Widjiningsih. (1982). Desain Hiasan Busana dan Lenan Rumah Tangga. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta....1974. Asisi Embroidery. France : DMC Library...1974. Morroco Embroidery. France : DMC Library