BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh (Danim,1995) bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau sumber belajar dalam proses belajar mengajar IPA di SD terutama dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ruang lingkup mata pelajaran IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusian, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. 3. Energi dan perubahannya, yang meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta, yang meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. Slameto (2003:2) menyimpulkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Nana Sujana (1993:5), mengemukakan pengertian belajar yaitu suatu proses ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Dimana perubahan tersebut sebagai hasil dari proses belajar yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, jetrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 5
6 Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses [perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh individu yang mengadakan interaksi dengan lingkungan. Tujuan mata pelajaran IPA menurut permendiknas nomor 22 tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dan ciptaan Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan [pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengajaran IPA mempunyai tujuan menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan nilai positif melalui proses IPA dalam memecahkan masalah. 2.1.2 Pembelajaran Kooperatif Kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri 4-6 orang dengan stuktur kelompoknya yang heterogen (Slavin : 2009 ). Pembelajaran kooperatif juga mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama teratur dalam kelompok ( Etin Solihatin : 2007 )
7 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengembangkan kualitas diri siswa dengan cara bekerja sama antar siswa dalam kelompok yang heterogen agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan akademik yang diraih melalui tugas-tugas kelompok.cara ini yang sekaligus dapat digunakan untuk mengembangkan rasa tanggung jawa, percaya diri dan rasa solidaritas dalam masyarakat. (Sulistiyorini : 2007) Pembelajaran kooperatif termasuk dalam pembelajaran yang menggunakan paradigma learning yaitu pembelajaran berorientasi pada pemberdayaan siswa. Agar tujuan pemberdayaan tersebut dapat tercapai, maka peran guru perlu dialihkan dari peran dominan di kelas menjadi peran guru sebagai fasilitator belajar. Peran ini dapat membuat siswa merasa terlibat dalam pembelajaran dan memperoleh sesuatu dari proses belajarnya. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat 4 unsur penting yaitu : a. Saling ketergantungan positif dalam proses pembelajaran. Guru menciptakan suasana belajar yang membuat siswa merasa saling membutuhkan dan ketergantungan satu sama lain dalam hal : pencapaian tujuan pembelajaran di kelas dan menyelesaikan pekerjaan belajar. b. Interaksi tatap muka dalam belajar kelompok siswa dapat berinteraksi tatap muka sehingga peserta didik dapat melakukan dialog dengan sesama maupun dengan guru. c. Akuntabilitas Individu. Meskipun proses pembelajaran kooperatif menekankan pada belajar kelompok, tetapi proses penilaiannya dilakukan secara individu. d. Ketrampilan menjalin hubungan. Penerapan pembelajaran kooperatif dapat menciptakan dan meningkatkan ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi, kelompok dan kelas.
8 Pembelajaran Kooperatif Segala dalam Abimanyu : 2008 mendefisinikan pembelajaran kooperatif atau kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri untuk mempelajari materi pelajaran yag telah diterangkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah diterangkan untuk diselesaikan secara bersama-sama. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1. siswa belajar dalam kelompok kecil. 2. Kemampuan dan latar belakang siswa bervariasi dalam kelompok. 3. Terdapat interaksi tatap muka dan saling mendengar pendapat/gagasan. 4. Penekanan pada tugas dan kebersamaan mencapai tujuan. 5. Efektifitas kelompok tergantung pada kelompok bukan perseorangan. 6. Penghargaan (penilaian baik atau buruk) lebih diutamakan pada hasil kerja kelompok bukan kerja perorangan.
9 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif: Fase Indikator Aktivitas Guru 1. Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang dan memotivasi siswa ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa. 2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa 3. Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana siswa kedalam caranya membentuk kelompok belajar dan kelompok-kelompok membantu setiap kelompok belajar 4. Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-kelompok belajar dan belajar pada saat mengerjakan tugas 5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya 6. Memberi penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok. http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif/ 2.1.3 Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Student Team Achievment Division ( STAD ) merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru ( Agus Suprijono : 2009 ). Tujuan STAD adalah untuk mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu :
10 a. Presentasi kelas. Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas yang merupakan pengajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru. b. Tim, dalam STAD tim atau kelompok terdiri dari 4-6 siswa yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Tim berfungsi untuk memastikan bahwa setiap anggotanya bisa mengerjakan kuis dengan baik. c. Kuis, dilakukan setelah satu atau dua periode setelah guru memberikan satu presentasi dan satu atau dua periode praktik tim. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. d. Skor kemajuan individual, bertujuan untuk memberikan pada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih dari sebelumnya. e. Rekognisi Tim. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Langkah-langkah pelaksanaan STAD menurut Agus Suprijono, 2009 adalah sebagai berikut : a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang secara heterogen ( campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll ) b. Guru menyajikan pelajaran c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompoknya. Anggota kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. d. Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis siswa bekerja secara individual tidak boleh saling membantu satu sama lain. e. Guru memberi evaluasi f. Kesimpulan
11 2.1.4 Hasil Belajar Kata hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara profesional. Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu ( Purwanto : 2008 : 44 ). Jadi hasil belajar adalah suatu perolehan akibat proses perubahan tingkah laku individu. Hasil belajar seseorang diharapkan selalu mengalami peningkatan agar pembelajaran yang dilakukannya menjadi bermakna. Hasil belajar menurut Gagne (Sumantri, 2001:14) terdiri dari lima macam kemampuan yaitu : a. Ketrampilan intelektual, sejumlah pengetahuan mulai dari baca, tulis, hitung sampai kepada penalaran yang rumit. b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam arti seluasluasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi non fakta. d. Ketrampilan motorik, menulis, mengetik, menggunakan peraga, dsb. e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan menjadi tiga kemampuan yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995: 43). Sehingga hasil belajar adalah suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya. Hasil belajar yang merupakan perubahan tingkah laku yang telah diperoleh melalui kegiatan belajar secara aktif otomatis akan tersimpan dengan baik dalam ingatan siswa. Menurut Slameto (2003:3), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya. Karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri :
12 a. Perubahan terjadi secara sadar. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Secara garis besar pembelajaran IPA harus mengacu pada standar kompetensi maupun kompetensi dasar IPA. Standar kompetensi IPA yang dibakukan dan harus ditunjukan siswa pada hasil belajarnya dalam pelajaran IPA pada materi sumber daya alam kelas IV semester II SD Negeri Kalisari. 2.1.5 Pembelajaran IPA dengan pendekatan Kooperatif tipe STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menekankan kerja sama dalam kelompok dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam dalam pembelajaran IPA pada materi sumber daya alam. Karena, dalam STAD setelah guru menyajikan materi maka setiap kelompok diberi tugas yang harus dikerjakan bersama. Anggota kelompok yang sudah mengerti bertugas menjelaskan pada anggota kelompok yang lain, dilakukan oleh ketua kelompok yang dipilih dari anak-anak yang memiliki prestasi lebih dari siswa lain. Pada saat menjelaskan pada anggota kelompok lain menggunakan bahasa anak sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh anak yang lain. Hal ini sesuai dengan tujuan STAD yaitu untuk mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Selain menekankan pada kerja sama antar anggota kelompok, dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD juga menekankan kemajuan secara individual sehingga walaupun anak bekerja dalam kelompok tetapi penilaian tetap dilakukan secara in dividu. Hal ini mendorong siswa untuk tetap berusaha sendiri untuk berkosentrasi dalam pembelajaran agar dapat menyelesaikan soal kuis ataupun soal kuis ataupun soal evaluasi dengan benar. Pada materi sumber daya alam yang materinya kurang dipahami anak dapat
13 lebih dipahami dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menekankan pada kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mempercepat pemahaman siswa pada materi sumber daya alam. 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Wilujeng Kardinahwati yang berjudul penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sistem peredaran darah manusia kelas IV tahun 2009. Latar belakang penelitian tersebut adalah bahwa pembelajaran IPA pada materi sistem peredaran darah manusia masih bersifat konvensional, berpusat pada guru, siswa pasif dan hasil belajar belum memenuhi KKM yang telah ditentukan. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sistim peredaran darah manusia, salah satunya dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk saling membantu dan mendukung dalam mencapai kemajuan belajar yang diharapkan. Eka Asih Utami juga telah melakukan penelitian melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan judul penelitiannya, meningkatkan hasil belajar Matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian dilaksanakan 2 siklus dengan hasil yang memuaskan, terjadi peningkatan hasil belajar. 2.3 Kerangka Berpikir Pada tahap awal sebelum guru menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kalisari masih rendah. Dengan rendahnya hasil belajar IPA tersebut guru berupaya meningkatkan hasil belajar IPA dengan melakukan inovasi pembelajaran yang dilakukan adalah mengemas pembelajarannya dengan Pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan peneliti terdiri dua siklus.
14 Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas diduga : Melalui Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IV SD Negeri Kalisari Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Kondisi awal Guru masih menggunakan metode konvensional Hasil belajar siswa rendah. < KKM Tindakan Guru menggunakan metodepembelajaran kooperatif tipe STAD. Siklus I Menggunakan metode tipe STAD ada peningkatan tetapi belum tuntas KKM. Siklus II Menggunakan metode tipe STAD ada peningkatan lebih dari 80% siswa mendapat nilai KKM (70) Kondisi Akhir - Hasil belajar meningkat - Siswa mampu menguasai materi - 80 % tuntas KKM (70) Gambar 1 Skema Kerangka Berfikir 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat meningkatkan hasi belajar IPA pada materi sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri Kalisari semester II tahun pelajaran 2010/2012.