Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

LUARAN IBU BERSALIN MENOPOUSE. Outcome Maternal Labor In Menopousal Age

STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

102 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

¹ Mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKES Duta Gama Klaten ²Pembimbing 1 ³ Pembimbing 2

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

PERBEDAAN BERAT BADAN LAHIR DAN NILAI APGAR BAYI PADA IBU PARITAS TINGGI DAN PARITAS RENDAH DI RSUD CILACAP TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BAB I PENDAHULUAN I.1

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN PARITAS DAN KELAINAN LETAK DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

GAMBARAN UMUR IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS DI RSUD SALATIGA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Popy Handayani, Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes, Cahyaningrum, S.SiT Program Studi DIII Kebidanan

PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO LINDA FITRIANTI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2008

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Lama Persalinan pada Ibu Inpartu di RSUD Dr. R. Koesma Tuban

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

PENELITIAN PENYEBAB PERSALINAN PRETERM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HAMIL GANDA PENYEBAB BERMAKNA BERAT BAYI LAHIR RENDAH

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

GAMBARAN KEHAMILAN DENGAN FAKTOR RISIKO 4T DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2014

GAMBARAN PENYEBAB TERJADINYA BAYI PREMATUR DI RUANG ANGGREK RSUD JOMBANG

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA CORRELATION OF PARITY WITH THE INCIDENCE OF PLACENTA PREVIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

NASKAH PUBLIKASI ANALISA MASALAH KETUBAN PECAH DINI TERHADAP PARITAS DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No 1 - Januari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Faktor Reproduksi Ibu dan Anemia Terhadap Lama Persalinan Kala I Fase Aktif

Yulrina Ardhiyanti, Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

Transkripsi:

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011 Factor on occurrence of premature rupture of membranes at Mother Maternity General Hospital Rokan Hulu in 2011 Heny Sepduwiana* *Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian Abstrak Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu. Persalinan ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kelainan letak janin, kehamilan ganda, kelainan bawaan dari selaput ketuban, kelainan panggul, Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran faktor terjadinya ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu Tahun 2011, berdasarkan umur dan paritas. Metode penelitian adalah deskriptif dengan jenis desain cross sectional, dengan data sekunder dari catatan rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu. Hasil Penelitian ini berdasarkan umur 20-35 tahun angka kejadian ketuban pecah dini yaitu 76 orang (82,6%). Pada paritas 0 jumlah angka kejadian ketuban pecah dini yaitu 45 orang (48,9%). Kata Kunci : Ketuban Pecah Dini, Faktor Predisposis Abstract: Premature rupture of membranes is rupture of membranes before inpartu. The premature rupture can be caused by several factors such as the location of abnormalities of the fetus, multiple pregnancy, congenital abnormalities of the membranes, pelvic abnormalities, The purpose of this study was to describe the factors premature rupture of the maternal in the General Hospital of Rokan Hulu in 2011, by age and parity. The research method is descriptive type of cross-sectional design, with secondary data from a medical record General Hospital Rokan Hulu. The results of this study based on the age of 20-35 years the incidence of premature rupture of membranes, namely 76 (82.6%). On the number of parity 0premature rupture incidence is 45 people (48.9%). Keywords: premature rupture of membranes, PENDAHULUAN Angka kematian maternal (Maternal mortality rate) ialah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini dibeberapa Negara malahan terhadao 100.000 kelahiran hidup (Sarwono, 2009:7). Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan serviks pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1, No 3 Page 144

Persalinan ketuban pecah dini ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kelainan letak janin, kehamilan ganda, kelainan bawaan dari selaput ketuban, kelainan panggul (Manuaba, 2007:229). Persalinan macet merupakan 8% penyebab kematian ibu secara golobal. Komplikasi yang dapat terjadi adalah fistula vasikivaginalis dan atau rektovaginalis. Disamping itu, dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan sepsis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini. Komplikasi lain adalah rupture uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan syok, bahkan kematian (Sarwono, 2008:54-55). WHO memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan pasca persalinan. Komplikasi paling sering dari perdarahan adalah anemia (Sarwono, 2005:54). KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang dari 34 minggu sngat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrome) ( Joseph HK, 2010:185). Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu menunjukkan jumlah persalinan dengan ketuban pecah dini pada tahun 2011 adalah sebanyak 92 orang dari 1.189 persalinan. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran faktor predisposisi terjadinya ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Rokan Hulu tahun 2011. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan / sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm ( fase laten ). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan ( Joseph HK, 2011 : 185 ). Umur adalah lamanya waktu hidup atau sejak dilahirkan dihitung dalam tahun (KBBI, 1989). Usia ibu yang <20 tahu. termasuk usia yang terlalu muda dengan keadaan uterus yang kurang matur untuk melahirkan sehingga rentan mengalami ketuban pecah dini. Sedangkan ibu dengan usia >35 tahun tergolong usia yang terlalu tua untuk melahirkan khususnya pada ibu primi (tua) dan resiko tinggi mengalami ketuban pecah dini. Usia dan fisik wanita sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan pertama, pada kesehatan janin dan proses persalinan. Rekomendasi WHO untuk usia yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 30 tahun. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dapat menimbulkan masalah karena kondisi fisik belum siap 100% (Seno, 2008). Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan (Ramali dan Pamoentjak, 2005). Klasifikasi paritas dapat dibagi menjadi a. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi untuk pertama kali b. Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari dua kali. c. Grandemultipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari empat kali (Guide, 2007). Primipara (paritas 1) dan Grandemultipara (paritas >4) mempunyai resiko. Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1, No 3 Page 145

Pada primipara penyebab cukup besarnya kejadian ketuban pecah dini disebabkan karena kehamilan pertama merupakan sebuah percobaan yang terberat terhadap kemampuan reproduksi ibu. (Nugroho, 2010). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), (Notoatmodjo, 2010:37-38). Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu, dengan alasan RSUD Rokan Hulu adalah salah satu rumasakit rujukan di kabupaten Rokan Hulu, dan angka kejadian Ketuban Pecah Dini cukup tinggi di RSUD Rokan Hulu. Waktu penelitian ini adalah pada bulan April-Juli 2012. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini di RSUD Rokan Hulu dari bulan Januari sampai Desember tahun 2011 yaitu sebanyak 92 orang dari 1.189 persalinan. Sampel adalah sebagian yang di ambil dari seluruh keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010:115). Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 92 orang. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampel jenuh. Analisa data secara analisis univariat. Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap satu variabel, analisa ini di lakukan untuk menggambarkan masing- masing variabel yang di teliti, berupa distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing kategori setiap variabel penelitian. Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2010). Rumus yang digunakan untuk memperoleh gambaran umum adalah den gan menghitung frekwensi relatif sebagai berikut : F P = X 100% N Dimana P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Responden (Darwin, 2010 : 60) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan data yang dikumpulkan sejak bulan Januari-Desember 2011 di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu diperoleh data persalinan sebanyak 1.189 1. Pesalinan di RSUD Rokan Hulu Tahun 2011 orang. Dengan angka kejadian ketuban pecah dini sebanyak 92 orang. Berikut ini akan di sajikan hasil penelitian tersebut berdasarkan sub variabel dalam bentuk tabel. Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1, No 3 Page 146

Jumlah ibu bersalin di Rumah sakit Umum Daerah Rokan Hulu pada tahun 2011 adalah berjumlah 1189 0rang. Tabel 4.1.1 Distribusi persalinan berdasarkan umur di RSUD Rokan Hulu Tahun 2011. Umur Frekuensi (f) Persentase (%) < 20 Tahun 33 2,78 20 35 Tahun 1112 93,52 >35 Tahun 44 3,7 Total 1189 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas umur ibu dijumpai pada ibu berusia 25 35 tahun yaitu terdapat 1.112 orang (93,52%), dan minoritas dijumpai pada ibu berusia < 20 tahun yaitu terdapat 33 orang (2,78% ). Tabel 4.1.2 Distribusi persalinan berdasarkan paritas di RSUD Rokan Hulu Tahun 2011. Paritas Frekuensi (f) Persentase (%) 1 472 39,7 2-4 670 56,4 >4 47 3,9 Total 1189 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas dijumpai pada paritas multipara yaitu terdapat 670 orang (56,35%) dan minoritas pada paritas grandemultipara 47 orang (3,95%). 2. Ketuban Pecah dini Hasil data ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini melalui data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu adalah sebanya 92 kasus pada tahun 2011. Tabel 4.2.1 Distribusi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan umur di RSUD Rokan Hulu Tahun 2011. Umur Frekuensi (f) Persentase (%) < 20 Tahun 3 3,3 20 35 Tahun 81 88,1 >35 Tahun 8 8,6 Total 92 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ketuban pecah dini mayoritas dijumpai pada ibu berusia 25 35 tahun yaitu terdapat 81 kasus (88,05%), dan minoritas dijumpai pada ibu berusia < 20 tahun yaitu terdapat 3 kasus (3,26% ). Tabel 4.2.3 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan paritas di RSUD Rokan Hulu pada tahun 2011 Paritas Frekuensi (f) Persentase (%) 1 45 48,9 2-4 39 42,4 Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1, No 3 Page 147

>4 8 8,7 Total 92 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini di RSUD Rokan Hulu tahun 2011, di jumpai terbanyak pada golongan paritas 1 (primigravida) yaitu sebanyak 45 orang (48,9%), dan minoritas dijumpai pada ibu bersalin dengan paritas >4 yaitu sebanyak 8 kasus (8,70%). A. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini, maka pembahasan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Umur Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tabel 4.2.1 ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berjumlah 92 kasus, dapat dilihat bahwa ketuban pecah dini pada ibu yang berusia <20 tahun yaitu 3 kasus (3,26%), pada yang berusia 20-35 tahun yaitu 81 kasus (88,05%), dan >35 tahun yaitu 8 kasus (8,69%). Penyebab ketuban pecah dini ini sampai saat ini belum diketahui secara pasti, yang jelas ketuban pecah dini ini salah satu penyebab kematian ibu, disamping infeksi, perdarahan dan preeklamsi. Sedangkan menurut sumber bahwa ibu dengan usia >35 tahun tergolong usia yang terlalu tua untuk melahirkan khususnya pada ibu primi (tua) dan resiko tinggi mengalami ketuban pecah dini. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dapat menimbulkan masalah karena kondisi fisik belum siap 100% (Seno, 2008). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyustin Mulyatno yang berjudul Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Ungaran Tahun 2009 bahwa mayoritas umur ibu yang mengalami ketuban pecah dini dijumpai pada ibu <20 tahun dan >35 tahun yaitu berjumlah 67 orang (79,8%) Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan dari teori tidak sesuai, karna menurut teori umur ibu yang mengalami ketuban pecah dini adalah <20 dan >35 sedangkan hasil penelitian didapatkan umur ibu yang mengalami ketuban pecah dini 20-35 tahun. Hal ini terjadi karena persentase umur ibu yang mengalami ketuban pecah dini dibandingkan dengan kejadian ketuban pecah dini seluruhnya. Sehingga persentase terbesar (7,73%) terdapat pada golongan umur 20-35 tahun. Menurut data yang didapatkan penulis di RSUD Rokan Hulu pada tahun 2011 jumlah persalinan menurut golongan umur 20-35 tahun yaitu 1112 (93,52%), sehingga dengan persentase yang tinggi tersebut kejadian ketuban pecah dini juga banyak terdapat pada golongan umur 20-35 tahun. Pada umur ini adalah umur yang sehat untuk bereproduksi, sehingga banyak wanita yang menikah, hamil, dan melahirkan pada rentang umur tersebut. 2. Paritas Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ketuban pecah dini berdasarkan paritas dapat Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1, No 3 Page 148

dilihat bahwa kasus ketuban pecah dini dijumpai ibu yang beresiko dengan paritas 1 (Primigravida) yaitu 45 orang (48,9%), dan dijumpai pada paritas 2-4 yaitu 39 orang (42,40%), sedangkan pada paritas >4 yaitu 8 orang (8,70%). Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan (Ramali dan Pamoentjak, 2005). Klasifikasi paritas dapat dibagi menjadi : a. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi untuk pertama kali b. Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari dua kali. c. Grandemultipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari empat kali (Guide, 2007). Pada primipara penyebab cukup besarnya kejadian ketuban pecah dini disebabkan karena kehamilan pertama merupakan sebuah percobaan yang terberat KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan faktor predisposisi penyebab angka kejadian ketuban pecah dini di RSUD Rokan Hulu tahun 2011. Dapat di simpulkan bahwa : 1. Kejadian ketuban pecah dini terbanyak pada golongan umur 20-35 tahun sebanyak 81 orang (88,05%). 2. Kejadian ketuban pecah dini terbanyak pada golongan paritas 1 sebanyak 45 orang (48,9%). B. Saran 1. Bagi Penulis Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman belajar terhadap kemampuan reproduksi ibu. (Nugroho, 2010). Pada primipara penyebab ketuban pecah dini adalah karna kehamilan pertama merupakan sebuah percobaan yang terberat terhadap kemampuan reproduksi ( Nugroho,2010 ). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyustin Mulyatno yang berjudul Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Ungaran Tahun 2009 bahwa mayoritas paritas ibu yang mengalami ketuban pecah dini dijumpai pada paritas >4 yaitu berjumlah 63 orang (75,0%). Menurut asumsi penulis, bahwa adanya kesesuaian antara teori dengan hasil yang diteliti. Karena, perbandingan dari seluruh ibu bersalin yang datang ke RSUD Rokan Hulu pada tahun 2011 1.189 persalinan, yang mengalami ketuban pecah dini sebanyak 92 kasus. khususnya tentang gambaran faktor predisposisi terjadinya ketuban pecah dini pada ibu bersalin. 2. Bagi Intitusi Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa, dan menambah sumber-sumber bacaan tentang ketuban pecah dini. 3. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan pada petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil, serta memberikan penyuluhan tentang kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1, No 3 Page 149

Joseph,Dkk.(2010). Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obgyn). Yogyakarta : Muha Medika. Manuaba I. (2007). Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi & Kb. Jakarta:ECG Notoatmodjo,S.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.,S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho,T.(2010). Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Muha Medika. Prawirohardjo, S.(2005). Ilmu, S.(2007). Ilmu, S.(2008). Ilmu, S.(2009). Ilmu Ramali. (2005). Kamus kedokteran. Jakarta : djambam. Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1, No 3 Page 150