BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum Muda Yogyakarta ini dapat ditarik kesimpulan bahwa 10 pelaku usaha garage saleyang dijadikan informan memiliki jejaring informasi yang terdiri dari jejaring bisnis dan jejaring konsumen.jejaring bisnis adalah jejaring pelaku usaha dengan teman-teman yang merupakan partner kerjanya, terdiri dari Komunitas, Perusahaan, Event Organizer (EO) dan Penyuplai Barang. Hubungan yang terjadi bersifat dua arah dan timbal balik. Kerjasama yang dilakukan adalah bertukar informasi dan menyebarluaskan informasi mengenai garage sale. Selain itu juga menambah daya tarik konsumen dengan cara meramaikan setiap acara yang berlangsung dengan live music, tarot, iming-iming hadiah dan voucher. Sedangkan jejaring konsumen merupakan jejaring yang muncul dari pembeli atau konsumen garage sale. Mereka bukan merupakan teman bisnis/partner kerja, melainkan teman yang hanya sekedar diberikan informasi mengenai garage sale, dengan harapan mereka tertarik dan berminat untuk membeli produk garage salenya dan juga menginformasikan kepada temantemannya yang lain. 141
Pelaku usaha dan jejaringnya memanfaatkan media baru sebagai sarana penjualannya.media sosial merupakan media yang paling sering digunakan pelaku usaha dan jejaringnya untuk menyebarkan informasi mengenai garage sale.10 (sepuluh) pelaku usaha menggunakan media sosial, seperti Twitter, Facebook, Instagram, Path, Blackberry Messanger sebagai sarana dalam menyebarkan informasi.media sosial dianggap lebih praktis di bandingkan media yang lainnya dan lebih mudah untuk diakses oleh siapapun.begitu juga dengan konsumennya, sebagian besar konsumen dari penelitian ini mendapatkan informasi garage sale melalui media sosial. Keberhasilan bisnis garage sale juga tidak terlepas dari budaya kaum muda yang dimanfaatkan oleh pelaku usaha garage sale dan jejaringnya untuk menyebarkan informasi mengenai event dan barang-barang garage sale dengan berbagai macam iming-iming agar kaum muda tersebut tertarik untuk mengunjungi eventnya dan membeli barangnya. Budaya khas dari kaum muda yang cenderung dengan budaya bersenang-senang, seperti nongkrong, berbelanja dan penggunaan teknologi berbasis internet dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk menyebarkan informasi garage sale. Informasi mengenai garage sale dapat di terima dengan mudah dan cepat oleh masyarakat khususnya kaum muda Yogyakarta karena adanya budaya yang khas dari kaum muda tersebut. Dalam penelitian ini, 14 (empat belas) informan pernah mendapatkan informasi pada saat nongkrong, 3 (tiga) konsumen pernah mendapatkan informasi pada saat berbelanja, 2 (dua) informan pernah mendapatkan informasi garage sale di gedung dan kafe yang dijadikan sebagai tempat berlangsungnya acara garage 142
sale. Informasi yang mereka dapatkan melalui berbagai macam media, seperti media sosial (Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya),media cetak (brosur, pamflet, koran, poster), media elektronik (Radio) dan dari temannya yang merupakan penjual garage sale. Setiap pelaku usaha memiliki jejaring informasi yang berbeda-beda dan dapat dikategorikan dalam jejaring informasi yang luas, cukup luas, sederhana dan sempit.adanya jejaring informasi tersebut berpengaruh terhadap perkembangan bisnis garage sale.anak muda dengan kekuatannya sebagai aktor perubahan sosial terbukti mampu menggerakan minat kaum muda lainnya untuk mengkonsumsi pakaian bekas.ide- ide kreatif muncul dari kaum muda.garage sale muncul sebagai alternatif bagi kaum muda dalam memenuhi kebutuhan fashionnya yang semakin meningkat. Meskipun aktivitas membeli pakaian bekas tidak dilihat sebagai aktivitas yang baru bagi sekelompok anak muda, namun aktivitas ini semakin populer dengan adanya garage sale. Fenomena ini merupakan fenomena masyarakat jejaring dimana adanya jaringan yang terjalin antara satu dengan yang lainnya membuat masyarakat mudah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan sehingga informasi mengenai produk dan acara garage sale pun dapat diketahui dan diakses dengan mudah. Pola jejaring yang dibangun kaum muda baik dari pelaku usaha dan konsumennya telah menghasilkan sebuah siklus penyebaran informasi yang terus berputar tanpa henti. Dengan ini, bisnis garage sale di Yogyakarta mengalami perkembangan dan garage sale muncul sebagai arena yang dinikmati kaum muda perkotaan untuk bersenang-senang dengan menekankan pada penampilan (tren fashion). 143
B. CATATAN KRITIS Banyak hal yang menarik dan yang tidak diduga peneliti dalam penelitian ini.sebagian orang akan berpendapat bahwa dalam melihat perkembangan garage sale hanya akan menilai dari sudut pandang ekonomi saja. Tetapi, terlepas dari itu banyak hal yang bisa dilihat khususnya dari aspek sosialnya.tidak ada yang menduga garage sale yang awalnya dinilai sebelah mata dan usaha yang kecil pada perkembangannya mampu memberikan dampak yang cukup besar dan berarti bagi lingkungan sekitarnya. Membeli barang bekas yang awalnya dianggap tabu, kini muncul ke ruang publik menjadi aktivitas yang populer khususnya bagi kaum muda. Garage sale menjual berbagai macam pakaian, tas, sepatu, aksesoris, baik yang bermerek ataupun tidak bermerk. Bila dalam kondisi baru, merek tertentu dijual dengam harga yang mahal, namun dalam kondisi bekas dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah.garage sale merupakan penjualan barang bekas yang dikemasdengan cara yang lebih menarik dan terlihat baru, sehingga menjadikan bisnis ini sebagai bisnis yang cemerlang dikalangan kaum muda. Mereka yang ingin menjual barang-barang sandangnya dengan kondisi yang masih layak pakai juga diberi kesempatan untuk menitipkan barangnya pada pelaku usaha garage sale yang menerima penitipan barang. Walaupun bisnis garage sale merupakan bisnis yang sudah besar dan cemerlang, namun dalam prosesnya terdapat beberapa tantangan, yaitu dalam persaingan yang semakin ketat diantara pelaku usaha garage sale, pelaku usaha 144
diharapkan tidak hanya mampu menggunakan teknologi saja, tetapi pelaku usaha juga harus mampu menjalin relasi atau jejaring yang luas dengan pihak-pihak yang dirasa berpengaruh penting dalam pengembangan bisnisnya. Garage sale dilihat sebagai bisnis yang menguntungkan dengan memunculkan selera pasar terhadap pakaian bekas.selera ini didukung oleh tren vintage yang populer kembali sebagai mode berpakaian yang diikuti oleh kaum muda.image negatif atas pakaian bekas kemudian luntur dan hilang seiring dengan banyaknya orang yang membeli dan memakai barang tersebut.bila melihat aspek konsumsinya, perkembangan garage sale dinilai cukup fenomenal, karena dianggap memberikan sentuhan baru dalam gaya hidup kaum muda. Garage sale dapat merubah gaya hidup kaum muda dalam mengkonsumsi pakaian, banyak orang yang menggunakan gadget canggih dan mahal, namun membeli pakaian bekas di garage sale.pada zaman sekarang orang ingin berpenampilan baik dengan mencari barang yang berkualitas baik, harga yang murah meskipun barang tersebut bukan barang baru. Dari segi produksi, garage sale sudah menjadi sebuah bentuk industri fashion yang cukup besar. Mulanya kafe dipilih untuk menyelenggarakan bazar dengan skalanya yang kecil, namun seiring dengan besarnya animo konsumen akanevent serupa, maka garage sale kemudian menjelma menjadi acara yang lebih besar dan menjangkau konsumen yang lebih banyak. Perkembangan fashion yang bersifat dinamis menjadikan kaum muda semakin konsumtif, terlebih dengan banyaknya industri fashion yang menarik perhatian di kalangan kaum muda. Munculnya garage sale menjadi alternative belanja bagi kalangan kaum muda yang 145
mengikuti tren fashion.di samping itu, informasi garage sale yang di buat oleh kaum muda dengan sapaan akrab, berlebihan dan informal menjadi kekuatan garage sale dalam mempengaruhi orang lain. Dengan demikian, efektivitas garage sale terhadap tingkat konsumsi pada kalangan kaum muda sangat tinggi. Fenomena tersebut menegaskan bahwa garage sale adalah ide yang dibangun oleh kaum muda, digerakkan oleh kaum muda dan yang berpartisipasi melakukannya adalah kaum muda juga. Jejaring informasi menghasilkan masyarakat konsumsi karena jejaring informasi yang terbentuk dalam garage sale terbukti mampu menggerakkan minat kaum muda untuk mengkonsumsi barang bekas di garage sale. 146