PENGARUH KADAR GARAM DAPUR ( NaCl ) SEBAGAI MEDIA PENDINGIN LAS MIG TERHADAP KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN PLAT BAJA ST. 41

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PENGARUH VARIASI KAMPUH V TERBUKA DAN FLUIDA PENDINGIN PADA LAS MIG TERHADAP KEKUATAN TARIK MENGGUNAKAN BAJA ST 41

PENGARUH RIGI-RIGI AYUNAN TERHADAP KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN PLAT BAJA ST 41 MENGGUNAKAN TEGANGAN 70 A DENGAN ELEKTRODA Rb. 26

JURNAL PENGARUH VARIASI DIAMETER ELEKTRODA DAN FLUIDA PENDINGIN PADA PROSES LAS SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA ST 37

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP. KEKUATAN TARIK BAJA ST 41 MENGGUNAKAN ELEKTRODA Rb.26

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

PENGARUH PENDINGINAN CAIRAN RADIATOR COOLANT (RC) AHM TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN SMAW PADA PLAT BAJA ST 37

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

Journal of Mechanical Engineering Learning

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN KEKERASAN BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT. Erizal

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Chamdani Achmad

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

PERBEDAAN KEKUATAN TARIK DAN JENIS PATAHAN SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON RENDAH (ST 37) AKIBAT PROSES NORMALIZING

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

ANALISIS PENGARUH MEDIA PENDINGIN DARI PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN PEGAS DAUN DENGAN LAS SMAW

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

Persentasi Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

PENGARUH HEAT TREATMENT

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

JURNAL. Oleh : BAGUS DWI CAHYONO NPM: Dibimbing oleh: 1. Fatkur Rhohman, M.Pd 2. M. Muslimin Ilham, M.T

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

JURNAL PENGARUH VARIASI SUDUT PENGELASAN, KUAT ARUS, DAN MEREK ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK MEKANIK SAMBUNGAN PADA BAJA ST 37

PENGARUH KADAR DROMUS OIL DALAM MEDIA PENDINGIN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 60 YANG MENGALAMI PROSES HARDENING TEMPERING

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

I. PENDAHULUAN. terjadinya oksidasi lebih lanjut (Amanto & Daryanto, 2006). Selain sifatnya

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

Pengaruh Temperatur Pemanasan dan Holding Time pada Proses Tempering terhadap Sifat Mekanik dan Laju Korosi Baja Pegas SUP 9A

Journal of Mechanical Engineering Learning

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

TUGAS AKHIR ANALISA KEKERASAN HARDFACING STELLITE-6 PADA MATERIAL BAJA SS 400

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

PENERAPAN POSTWELD HEAT TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS BAJA TAHAN KARAT

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

KAJIAN HASIL PROSES PENGELASAN MIG DAN SMAW PADA MATERIAL ST41 DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN (Air, Collent, dan Es) TERHADAP KEKUATAN TARIK

Transkripsi:

PENGARUH KADAR GARAM DAPUR ( NaCl ) SEBAGAI MEDIA PENDINGIN LAS MIG TERHADAP KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN PLAT BAJA ST. 41 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S.T ) Pada Program Studi Teknik Mesin OLEH BAYU VIANTORO NPM :12.1.03.01.0084 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016 1

2

3

PENGARUH KADAR GARAM DAPUR ( NaCl ) SEBAGAI MEDIA PENDINGIN LAS MIG TERHADAP KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN PLAT BAJA ST. 41 Bayu Viantoro 12.1.03.01.0084 n viantorob@gmail.com Hermin Istiasih, M.M, M.T dan Fatkur Rhohman, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Bayu Viantoro : Pengaruh Kadar Garam Dapur ( NaCL ) Sebagai Media Pendingin Las MIG Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan Plat Baja ST. 41, Skripsi, Teknik Mesin, Fakultas Teknik,, 2016. Pengelasan Gas Metal Arc welding (GMAW) banyak digunakan dalam dunia industri salah satunya untuk pengelasan baja karbon rendah. Baja karbon rendah banyak digunakan antara lain untuk konstruksi jembatan, rangka kendaraan dan konstruksi bangunan. Daerah sambungan las memiliki kekuatan yang rendah dari pada logam induk. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kadar garam dapur sebagai media pendingin terhadap kekuatan tarik sambungan las plat baja St. 41. Berdasarkan pengamatan sambungan plat baja yang dilas bersifat getas, sehingga memiliki kekuatan tarik yang rendah. Kekuatan tarik yang rendah tersebut diakibatkan oleh media pendingin yang digunakan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Teknik analisis data pada penelitian dengan analisis deskriptif untuk hasil pengujian tarik. Bahan penelitian ini adalah baja karbon rendah St. 41 yang diberi perlakuan pengelasan dan pendinginan dengan media pendingin larutan garam dapur dengan kadar garam 15%, 25% dan 35%. Spesimen yang telah didinginkan kemudian di lakukan uji tarik kemudian di analisis. Peningkatan kadar garam pada media pendingin las menurunkan kekuatan tarik sambungan las. penurunan tersebut disebabkan oleh tegangan sisa yang terjadi selama pendinginan dan mengakibatkan retak dingin. Untuk mendapatkan nilai kekuatan tarik sambungan las yang optimal dapat menggunakan media pendingin garam dapur dengan kadar garam 15%. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh garam sebagai media pendingin terhadap korosi yang timbul. Perlu penelitian dengan spesimen lebih banyak sehingga mendapatkan hasil yang lebih teliti.kata Kunci : Garam Dapur, Las MIG, Kekuatan Tarik 4

I. LATAR BELAKANG Berdasarkan pengamatan di bengkel pengelasan balai pelatihan kerja nganjuk, sambungan plat baja yang telah dilas bersifat getas. Sifat getas mempunyai arti bahwa sambungan tersebut memiliki kekerasan yang tinggi tetapi kekuatan tariknya rendah. Kekuatan tarik rendah tersebut diakibatkan oleh media pendingin yang di gunakan. Pada industri pengelasan media pendingin yang digunakan adalah dengan udara luar. Pendinginan dengan udara luar merupakan termasuk pendinginan lambat. Hal ini membuat proses pengelasan memerlukan waktu yang lama sehingga dirasa kurang efisien,sedangkan menggunakan media pendingin air, air dipilih karena dapat mendinginkan secara tiba-tiba sehingga waktu pendinginan lebih cepat. Akan tetapi pendinginan menggunakan air dapat menyebabkan tegangan dalam dan distorsi atau patahan. Hal ini sangat merugikan bagi sifat-sifat mekanik baja. Kerugian sifat-sifat mekanik baja ini perlu dikurangi supaya sambungan baja sesuai penggunaan yang diinginkan. Pengurangan kerugian sifat-sifat mekanik baja dapat dilakukan dengan cara mengganti media pendingin yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya oleh Rizal (2013), dengan membandingkan media pendinginan air dari perusahaan daerah air minum Artikel Skripsi (PDAM), air garam, dan oli menunjukkan bahwa kekerasan yang dihasilkan oleh air PDAM 78,923 HRb, air garam 79,803 HRb, dan oli 75,128 HRb. Menurut Daryanto (2006:80) untuk mendapatkan pendinginan yang cepat digunakan larutan garam atau soda api yang dimasukkan kedalam air, dan pendinginan yang sangat lambat digunakan hembusan udara. Pada penelitian ini digunakan larutan garam dapur. Penggunaan garam dapur atau natrium klorida (NaCl) dikarenakan senyawa garam dapur terbentuk dari unsur golongan IA dan VIIA sehingga NaCl yang dihasilkan mempunyai ikatan ionik yang kuat dan mudah larut dalam air. Kamenichny (1965:82) menyatakan bahwa air yang digunakan sebagai media pendingin dapat menurunkan suhu dengan cepat yaitu 600 0 C/s pada suhu 18 0 C, sedangkan garam dapur jika larut dalam air mampu meningkatkan laju pendinginan yaitu 1100 0 C/s pada suhu 18 0 C. Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat mekanik logam yang penting, terutama untuk konstruksi maupun pengerjaan logam. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk memperoleh hasil pengelasan yang kuat dan baik. Dari latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian terakait dengan pengaruh kadar garam dapur ( NaCL ) sebagai media pendingin las MIG terhadap kekuatan tarik plat baja st. 41. 2

II. METODE Metode yang digunakan adalah dengan mengunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Dengan kata lain, metode deskriptif tersebut dapat dikatakan juga sebagai teknik deskriptif. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komperatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran, lukisan secara sitematis, factual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan analisis digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kekuatan tarik yang tertinggi, atau kekuatan tarik yang terbaik. III. HASIL DAN KESIMPULAN Setelah dilakukan pengujian kekuatan tarik maka akan dihasilkan data nilai kekuatan tarik untuk baja St. 41. Adapun hasil dari pengujian tarik dari spesimen menggunakan media pendingin larutan 15% garam dapur adalah sebagai berikut : 1. hasil pengujian tarik sambungan las baja St. 41 setelah mengalami pendinginan dengan media Artikel Skripsi pendingin larutan 15% garam dapur, rata-rata beban puncak (peak load) sebesar 6101.642 kgf; rata-rata titik putus (break) sebesar 1320.532 kgf; rata-rata titik luluh (yield strenght) sebesar 48.90 kgf/mm 2 ; rata-rata modulus elastisitas (elastic modulus)sebesar 29.78 kgf/mm 2 ; rata-rata kekuatan tarik (tensile strength) sebesar 61.02 kgf/mm 2. Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik hasil pengelasan dengan media pendingin larutan garam 15%. Adapun grafik hasil pengujian tarik dapat dilihat pada gambar 4.1 sampai gambar 4.3 Gambar 4.1 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 15% (1) 3

Gambar 4.2 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 15% (2) Artikel Skripsi rata-rata kekuatan tarik (tensile strength) sebesar 57.75 kgf/mm 2 Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik hasil pengelasan dengan media pendingin larutan garam 25%. Adapun grafik hasil pengujian tarik dapat dilihat pada gambar 4.4 sampai gambar 4.6 Gambar 4.3 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 15% (3) 2. hasil pengujian tarik sambungan las baja St. 41 setelah mengalami pendinginan dengan media pendingin larutan 25% garam dapur, rata-rata beban puncak (peak load) sebesar 5775.332 kgf; rata-rata titik putus (break) sebesar 1322.232 kgf; rata-rata titik luluh (yield strenght) sebesar 45.69 kgf/mm 2 ; rata-rata modulus elastisitas (elastic modulus)sebesar 27.69 kgf/mm 2 ; Gambar 4.4 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 25% (1) Gambar 4.5 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 25% (2) 4

Gambar 4.6 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 25% (3) 3. hasil pengujian tarik sambungan las baja St. 41 setelah mengalami pendinginan dengan media pendingin larutan 35% garam dapur, rata-rata beban puncak (peak load) sebesar 5738.624 kgf; rata-rata titik putus (break) sebesar 1327.670 kgf; rata-rata titik luluh (yield strenght) sebesar 46.66 kgf/mm 2 ; rata-rata modulus elastisitas (elastic modulus)sebesar 27.10 kgf/mm 2 ; rata-rata kekuatan tarik (tensile strength) sebesar 57.39 kgf/mm 2 Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik hasil pengelasan dengan media pendingin larutan garam 35%. Adapun grafik hasil pengujian tarik dapat dilihat pada gambar 4.7 sampai 4.9 Gambar 4.7 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 35% (1) Gambar 4.8 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 35% (2) 5

Gambar 4.9 Grafik hasil pengujian tarik hasil garam 35% (3) Gambar 4.10 Grafik hasil pengujian tarik hasil pengelasan dengan media pendingin udara luar (1) 4. hasil pengujian tarik sambungan las baja St. 41 setelah mengalami pendinginan dengan media pendingin larutan 35% garam dapur, rata-rata beban puncak (peak load) sebesar 5925.061 kgf; rata-rata titik putus (break) sebesar 1321.552 kgf; rata-rata titik luluh (yield strenght) sebesar 47.32 kgf/mm 2 ; rata-rata modulus elastisitas (elastic modulus)sebesar 27.32 kgf/mm 2 ; rata-rata kekuatan tarik (tensile strength) sebesar 59.25 kgf/mm 2 Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik hasil pengelasan dengan media pendingin udara luar. Adapun grafik hasil pengujian tarik dapat dilihat pada gambar 4.10 dan 4.11 Gambar 4.11 Grafik hasil pengujian tarik hasil pengelasan dengan media pendingin udara luar (2) Berdasarkan hasil pengujian dan analisa dari penelitian pengaruh kadar garam dapur sebagai media pendingin las metal inert gas terhadap kekuatan tarik sambungan plat baja St. 41, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Variasi kadar garam sebagai media pendingin memberikan pengaruh terhadap nilai kekuatan tarik sambungan las. Kekuatan tarik rata-rata sambungan las dengan media pendingin udara 59,25 kgf/mm 2. Media pendingin dengan kadar garam 15% kekuatan tarik menjadi 61,02 kgf/mm 2 atau mengalami peningkatan sebesar 1,77%. Kadar garam 25% memiliki kekuatan tarik 57,75 kgf/mm 2 atau mengalami penurunan sebesar 1,5%. Sedangkan dengan media pendingin dengan kadar 6

garam 35% kekuatan tariknya menjadi 57.39 kgf/mm 2 atau mengalami penurunan sebesar 1,86% dari pada spesimen dengan media pendingin udara. Peningkatan kadar garam pada media pendingin las menurunkan kekuatan tarik sambungan las. penurunan tersebut disebabkan oleh tegangan sisa yang terjadi selama pendinginan dan mengakibatkan retak dingin. Untuk mendapatkan nilai kekuatan tarik sambungan las yang optimal dapat menggunakan media pendingin garam dapur dengan kadar garam 15%. IV DAFTAR PUSTAKA AUSAID. 2002. Dasar las FLUX CORE/ FCAW, (ONLINE), (http://ebookbrowsee.net/dasar-lasflux-core-fcaw-doc-d188719430). Diakses 20 Desember 2015. Aziza, Yuliana. 2012. Pengaruh kadar garam dapur (NaCL) dalam media pendingin terhadap tingkat kekerasan pada proses pengerasan baja ST-60. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Daryanto. 2006. Ilmu bahan.jakarta: Bumi Angkasa. Effendy. 2007. A Level Chemistry for senior high school students volume 1B. Malang: Bayumedia Publishing. Fakhri, Muhamad. 2010. Perbandingan temper dengan quenching media pendingin oli Mesran SAE 40 dan garam dapur (NaCl) terhadap sifat fisis dan mekanis baja St60.Skripsi Artikel Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Hanafi, Ahmad. 2012. Pengaruh jenis media pendingin terhadap kekuatan tarik sambungan logam las plat baja St-60 dengan pengelasan MIG/MAG. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Kamenichny. 1965. Heat Treatment. Moscow: Pervy Rizhsky Pereulok. Kurva pendinginan. http://steelindonesia.com/article/02- heat_treatment.htm. Diakses 10 Desember 2015 Metallurgy Of Carbon Steel. http://gowelding.com/met/carbon.ht ml, diakses pada 10 Agustus 2013) Nur, Ichlas. 2005. Analisis Pengaruh Media Pendingin dari Proses Perlakuan Panas Terhadap Kekuatan Sambungan Pegas Daun dengan Las SMAW. Jurnal teknik mesin, 2 (1): 18-23. Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar kimia 1. Jakarta. Pusat Perbukuan. Rizal, Khoirur Ahmad. 2013. Pengaruh pendinginan hasil las MIG (Metal Inert Gas) dengan berbagai media pendingin terhadap kekerasan jalur las dan sekitarnya. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Rizal, Taufan. 2005. Pengaruh kadar garam dapur (NaCl) dalam media pendingin terhadap tingkat kekerasan pada proses pengerasan baja V-155. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Teknik Univesitas Negeri Semarang. 7

Rozaq, Ahmad Fahrur. 2013. Pengaruh Waktu Temper Perlakuan Panas Quench-Temper terhadap Umur Lelah Baja St 41 padapembebanan Lentur Putar Siklus Tinggi. Jurnal teknik mesin, 2 (1): B-21 B-25. Sastranegara, Azhari. 2009. Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam, (online), (http://www.infometrik.com/2009/09 /mengenal-uji-tarik-dan-sifat-sifatmekanik-logam/). Diakses 19 Desember 2015. Artikel Skripsi Zainuri, A. Muhib. 2008. Kekuatan bahan. Yogyakarta. Penerbit Andi. Zubaydi, Achmad dan Soeweify. 2012. Analisis pengaruh aplikasi post weld heat treatment (pwht) pada pengelasan cast steel (sc 42) dengan carbon steel (grade e) terhadap sifat mekanik dan metalurgi. Jurnal teknik pomits, 1(2): 1-6. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Suharto. 1991. Teknologi pengelasan logam. Jakarta: Rineka cipta. Suherman, Wahid. 1988. Ilmu Logam I. Modul tidak diterbitkan. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Sukamto. 2009. Pengaruh Media Pendingin Terhadap Hasil Pengelasan TIG pada Baja Karbon Rendah. Junateknika, 11(2): 126-137. Sriwidharto. 1987. Petunjuk kerja las. Jakarta: Pradnya paramita. Wardoyo, Joko Tri. 2005. Metode peningkatan tegangan tarik dan kekerasan pada baja karbon rendah melalui baja fasa ganda. Jurnal Teknik Mesin, 10 (3): 237-248. Whitten, Kennth W. 2004. Principles of chemistry. Philadelphia: Saunders College Pub. Wiryosumarto, Harsono. 1981. Teknologi pengelasan logam. Jakarta: Pradnya Paramita. 8