BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang ada pada diri manusia. Pendidikan mampu menyeimbangkan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan satu jenis kecerdasan saja, karena kecerdasan merupakan kumpulan kepingan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan dalam kesendirian dan menyendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia bisa menggapai cita-citanya. Untuk menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal pikiran dan berbagai macam potensi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dirinya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menuntut siswa agar mampu memanfaatkan potensi inteklektual yang dimilikinya. Potensi yang dimiliki individu dapat berkembang melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Usaha sadar dan terencana tersebut terlaksana lewat pendidikan yang diperoleh di sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah diharapkan mampu menjalankan fungsinya secara penuh sehingga mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa agar menjadi siswa yang berkualitas. Nampaknya seluruh jenis dan jenjang pendidikan khususnya pendidikan formal, hanya menekankan pada pengembangan aspek kecerdasan intelektual, padahal perlu dikembangkan kecerdasan-kecerdasan lain sehingga siswa dapat berkembang secara utuh

dan maksimal. Hal tersebut terindikasi dengan orang tua yang lebih bangga dengan anaknya yang pandai secara intelektual, tetapi kurang dapat mengapresiasi siswa yang memiliki potensi di luar aspek intelektual. Siswa yang memiliki potensi di luar aspek intelektual cenderung dipandang sebelah mata dan dianggap tidak berbakat. Hal ini menggambarkan minimnya tentang pemahaman pendidikan dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Kecerdasan sebagai kemampuan umum yang ditemukan dalam berbagai tingkat dalam setiap kehidupan, dalam hal ini adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan sesuatu hal yang berguna dalam masyarakat. Kecerdasan yang harus dimiliki oleh siswa salah satunya adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal merupakan bentuk yang paling penting dalam kehidupan, karena dengan kecerdasan siswa mampu memelihara hubungan baik dengan orang lain secara efektif, siswa mampu mempertimbangkan konsekuensi dan perilaku sendiri serta mengantisipasi perilaku orang lain. Keberhasilan dalam kehidupan seseorang seringkali sangat tergantung pada kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal sebagai kemampuan untuk memahami orang lain, memotivasi orang lain, bagaimana bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal dibangun antara lain atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, secara khusus perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi dan kehendak. Kecerdasan interpersonal meliputi kemampuan membentuk dan mempertahankan suatu hubungan dan siswa menjadi mudah melakukan interaksi dengan orang lain. Seorang siswa bisa memiliki nilai yang tinggi pada setiap mata pelajaran sehingga secara akademisnya unggul dibanding dengan teman-teman lainnya, tetapi disisi lain

siswa tidak memiliki teman bermain, jika dilihat dalam kemampuan verbalnya (kecerdasan linguistic) dan berpikir sistematis (kecerdasan logis-matematis) sangat kuat tetapi tidak memiliki keterampilan dalam menjalin hubungan dan komunikasi dengan orang lain (kecerdasan interpersonalnya rendah). Pada kehidupan siswa tidak hanya membutuhkan kecerdasan linguistik ataupun kecerdasan logis-matematis tetapi memerlukan juga kecerdasan interpersonal. Siswa yang tidak memiliki kecerdasan interpersonal tidak akan mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain sekalipun memiliki IQ yang tinggi, disini menggambarkan kecerdasan interpersonal tidak kalah pentingnya dengan kecerdasan logis-matematis yang selalu dianggap menguasai kecerdasan seseorang. Siswa yang gagal mengembangkan kecerdasan interpersonal, akan mengalami banyak hambatan dalam dunia sosialnya, siswa mudah tersisihkan secara sosial. konflik interpersonal juga menghambat siswa untuk mengembangkan dunia sosial secara matang. Akibatnya siswa merasa kesepian, merasa tidak berharga, dan suka mengisolasi diri, pada akhirnya akan menyebabkan mudah menjadi depresi dan kehilangan kebermaknaan hidup. Kecerdasan interpersonal yang rendah merupakan satu akar penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Siswa dengan kecerdasan interpersonal yang rendah cenderung tidak peka, tidak peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain. Salah satu upaya untuk mendidik dan membina siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah yaitu dengan memberikan layanan bimbingan kelompok.

Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok, kegiatan bimbingan kelompok berupa pemberitahuan informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi, penyesuaian diri dan masalah hubungan antar pribadi. Tujuan bimbingan kelompok untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahaman terhadap orang lain. Berdasarkan hasil wawancara peneliti ketika melakukan PPL pada SMP Negeri 1 Kota Kupang tahun pelajaran 2015/2016, ditemukan ada siswa yang tidak dapat berkomunikasi dengan teman dalam kelas, tidak bisa bergaul dengan temannya, suka menyendiri saat mengerjakan tugas, tidak suka mengerjakan tugas kelompok, tidak mau bergaul dengan teman-temannya dan tidak mau bersosialisasi dengan teman-temannya. Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul.: Profil Kecerdasan Interpersonal Siswa dan Implikasinya bagi Layanan Bimbingan Kelompok siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana profil kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Apa implikasi profil kecerdasan interpersonal bagi layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui profil kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui implikasi profil kecerdasan interpersonal bagi layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi kepala sekolah sebagai penanggung jawab sekolah untuk dapat mengkordinir semua personil sekolah agar merencanakan program layanan yang dapat meningkatkan perilaku siswa dalam berinteraksi dengan sesama. 2. Bagi Konselor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi konselor untuk dapat membantu siswa menjalin interaksi sosial dengan orang lain, membantu memiliki pemahaman sosial, membantu siswa merasakan dan mengamati perubahan yang ditunjukkan orang lain serta membantu siswa mengembangkan komunikasi sosial. 3. Bagi Guru Mata Pelajaran Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi guru mata pelajaran agar dapat lebih mengetahui perilaku siswa khususnya yang berhubungan dengan kecerdasan interpersonal.

4. Bagi Siswa Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, membantu siswa untuk dapat menjalin hubungan serta dapat berkomunikasi dengan teman-teman. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini mengacu pada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan, agar hal-hal yang diteliti terarah pada fokus penelitian. Lingkup tersebut meliputi: 1. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah :variabel tunggal yaitu : profil kecerdasan interpersonal 2. Populasi dan sampel a) Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 43 orang siswa b) Sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Kota Kupang tahun pelajaran 2015/2016 c) Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada SMP Negeri 1 Kota Kupang

d) Waktu penelitian Penelitian ini diperkirakan akan belangsung selama 3 (Tiga) bulan yaitu mulai dari bulan Maret-Mei tahun 2016. F. Penegasan Konsep Menurut Effendi (1989:32) Penegasan konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian, kelompok atau individu tertentu. Penegasan konsep yang dijelaskan merupakan titik tolak dalam merumuskan teori mengenai penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa konsep penting yang terdapat pada topik penelitian di atas. Konsep-konsep yang dimaksudkan adalah: 1. Kecerdasan interpersonal Menurut Siswoyo dkk (2008: 114) kecerdasan interpersonal adalah kemampuan yang dimiliki siswa untuk mempersepsikan dan menangkap perbedaan-perbedaan selera, tujuan, motivasi dan perasaan-perasaan orang lain. Menurut Safaria (2005: 23) kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan relasi, mempertahankan hubungan dan membangun hubungan baru. Berdasarkan konsep tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk menjalin suatu relasi dengan orang lain, mempertahankan relasi, mengetahui perbedaan-perbedaan orang lain, tujuan motivasi dan perasaan orang lain. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan interpersonal adalah kemampuan siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang tahun

pelajaran 2015/2016 untuk dapat mengenal diri sendiri, mengetahui yang diinginkan dalam belajar dan mengetahui yang penting dan tidak penting selama siswa belajar di sekolah. 2. Implikasi bagi bimbingan kelompok Poerwadarminta (1993:347) menyatakan bahwa implikasi adalah keterlibatan atau keadaan terlibat. Sedangkan menurut Indrawan (2003 : 43) implikasi adalah suatu keterlibatan, termasuk atau tersimpul, yang disugestikan tetapi tidak dinyatakan. Menurut Romlah (2003:3) bimbingan kelompok adalah salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan bakat, minat serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Menurut Wibowo (2005: 17) bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi-diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu angota-angota kelompok untuk membantu tujuan-tujuan bersama. Dalam kaitan dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan implikasi bagi bimbingan kelompok adalah sumbangan dari hasil penelitian ini bagi pengembangan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang tahun pelajaran 2015/2016 agar dapat membantu siswa mengenal diri sendiri, mengetahui yang diinginkan dan mengetahui yang penting dan tidak penting.