BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara-negara. Agenda berskala internasional yang diadakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai suatu harga keseimbangan yang baru (Jogiyanto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI.,

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Sri Mulyati, FE UI, 2010.

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Mendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan

Strategi Peningkatan Peran dan Kontribusi Iptek dalam Kerangka SINas untuk Mendukung Keberhasilan MP3EI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang cukup ampuh untuk menciptakan sinergi bagi perusahaanperusahaan

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

Peran Strategis Sentra KI dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial di Asia Timur dan Asia Tenggara tahun 1997, bangkrutnya

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap informasi mengenai aktivitas perusahaan (emiten) dipasar Modal akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

PENGARUH PENGUMUMAN LABA TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, pasar modal tidak lepas dari pengaruh lingkungan, terutama

REAKSI HARGA SAHAM DENGAN ADANYA PERISTIWA PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan mampu bersaing menjadi yang terbaik. Perusahaan mempunyai dua

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga berdasarkan dimensi waktunya (Mudrajat Kuncoro, 2009:84)

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, Singapura, dan Malaysia (bisnis.news.viva.co.id). Perkembangan pasar

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

PERANAN PENGUSAHA DAERAH DALAM MENGHADAPI MEA Ir. Eddy Kuntadi Ketua Umum KADIN DKI Jakarta

DAMPAK KENAIKAN DAN PENURUNAN DIVIDEN TERHADAP VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas jangka panjang dan relatif lebih berisiko ketimbang sekuritas yang

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan pada hakekatnya didirikan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang membutuhkan dana atau perusahaan. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan transaksi. Pasar modal (capital market) merupakan sarana pendanaan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Investor selalu mempertimbangkan berbagai informasi yang ada untuk

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. menjual surat berharganya di pasar modal seperti saham. Adanya return atau

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

Peningkatan Daya Saing Daerah Dalam Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan berupa return dan capital gain. Investasi adalah komitmen atas

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi di berbagai negara semakin meluas dalam berbagai aspek dan dimensi. Globalisasi membuka peluang dan menjadi tantangan bagi perekonomian negara-negara. Agenda berskala internasional yang diadakan berperan penting dalam membentuk persepsi terhadap suatu negara. Sejak 2005, Forum Ekonomi Dunia atau The World Economic Forum mengkaji daya saing negara-negara melalui Indikator Indeks Kompetitif Global atau The Global Competitiveness Index (GCI). Indeks ini mencerminkan kondisi ekonomi makro dan ekonomi mikro sebagai fondasi yang menentukan daya saing suatu negara. Terdapat 110 indikator daya saing dalam dua belas pilar pada GCI. Kedua belas pilar tersebut yaitu Institutions, Infrastructure, Macroeconomic environment, Health and primary education, Higher education and training, Goods market efficiency, Labor market efficiency, Financial market development, Technological readiness, Market size, Business sophistication, Innovation. The Global Competitiveness Index 2013-2014 melaporkan kondisi ekonomi di 148 negara. Swiss berada di peringkat pertama dengan skor 5.67. Pada Tabel 1.1 menunjukkan The Global Competitiveness Index Indonesia 2013-2014 naik menjadi peringkat 38 dengan skor 4.5 dari peringkat 50 dengan skor 4.4 di tahun 2012-2013, sebelumnya peringkat 46 tahun 2011-2012.

Tabel 1.1. The Global Competitiveness Index 2011-2013 Indonesia INDONESIA 2011-2012 2012-2013 2013-2014 * * * *** Symbol Symbol OVERALL 46 4.4 50 4.4 38! 4.5! A. Basic Requirements (40%) 53 4.7 58 4.7 45! 4.9! Institutions 71 3.8 72 3.9 67! 4! Infrastructure 76 3.8 78 3.7 61! 4.2! Macroeconomic Environment Health & Primary Education B. Efficiency Enhancers (50%) Higher Education & Training 23 5.7 25 5.7 26 " 5.8! 64 5.7 70 5.7 72 " 5.7 # 56 4.2 58 4.2 52! 4.3! 69 4.2 73 4.2 64! 4.3! Goods Market Efficiency 67 4.2 63 4.3 50! 4.4! Labor Market Efficiency 94 4.1 120 3.9 103! 4! Financial Market Development 69 4.1 70 4.1 60! 4.2! Technological Readiness 94 3.3 85 3.6 75! 3.7! Market Size 15 5.2 16 5.3 15! 5.3 # C. Innovation & Sophistication Factors (10%) 41 3.9 40 4.0 33! 4.1! Business Sophistication 45 4.2 42 4.3 37! 4.4! Innovation 36 3.6 39 3.6 33! 3.8! Symbol: comparison Indonesia rank (or score) in 2012-2013, GCI 2013-2014 * GCI 2011-2012 out of 142! Improve * * GCI 2012-2013 out of 144 " Decline *** GCI 2013-2014 out of 148 # Steady Sumber: The Global Competitiveness Report, World Economic Forum, 2011, 2012, 2013 The Global Competitiveness Index Indonesia menunjukkan tren positif. Namun bila dibandingkan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia, peringkat Indonesia masih berada di bawah kedua negara tersebut. Sebagai 2

perbandingan peringkat dan skor The Global Competitiveness Indekx (GCI) 2013 di Asia Selatan dan Asia Tenggara ditunjukkan di Tabel 1.2. Tabel 1.2. The Global Competitiveness Index untuk Singapore, Malaysia, Indonesia Tahun 2013 GCI 2013-2014 SINGAPORE MALAYSIA INDONESIA out of 148 (1-7) (1-7) (1-7) OVERALL 2 5.6 24 5.0 38 4.5 A. Basic Requirements (40%) 1 6.3 27 5.4 45 4.9 Institutions 3 6.0 29 4.8 67 4.0 Infrastructure 2 6.4 29 5.2 61 4.2 Macroeconomic Environment 18 6.0 38 5.4 26 5.8 Health & Primary Education 2 6.7 33 6.1 72 5.7 B. Efficiency Enhancers (50%) 2 5.6 25 4.9 52 4.3 Higher Education & Training 2 5.9 46 4.7 64 4.3 Goods Market Efficiency 1 5.6 10 5.2 50 4.4 Labor Market Efficiency 1 5.8 25 4.8 103 4.0 Financial Market Development 2 5.8 6 5.4 60 4.2 Technological Readiness 7 6.0 51 4.2 75 3.7 Market Size 34 4.7 26 4.9 15 5.3 C. Innovation & Sophistication Factors (10%) 13 5.1 23 4.7 33 4.1 Business Sophistication 17 5.1 20 5.0 37 4.4 Innovation 9 5.2 25 4.4 33 3.8 Sumber: The Global Competitiveness Report, World Economic Forum, 2013 Dalam The Global Competitiveness Report perkembangan ekonomi negara melewati tiga tahap. Gambar 1.1 menunjukkan tahapan tersebut. Tahap satu yaitu factor driven, tahap dua adalah efficiency driven dan tahap tiga ialah innovationdriven. Bila kondisi ekonomi berada di antara tahapan tersebut maka termasuk ke dalam kelompok transisi. 3

Factor Driven (1) Transition (1-2) Efficiency Driven (2) Transition (2-3) Innovation Driven (3) Gambar 1.1 Stage of Development Sumber: The Global Competitiveness Report, World Economic Forum, 2013 Sejak tahun 2011, Indonesia berada di tahap efficiency driven, dengan kata lain saat ini masih belum menjadi negara Inovasi. Pemerintah Indonesia berupaya lebih intensif untuk menumbuhkan inovasi secara berkelanjutan menuju ekonomi berbasis inovasi di tahun 2025. Berdasarkan hasil kajian terbaru dari Cornell University, sekolah bisnis INSEAD dari Prancis, dan Organisasi Properti Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization), tidak ada satu pun negara Asia yang tercatat sebagai lima negara paling inovatif sedunia. Dalam laporan komprehensif The Global Innovation Index (GII) 2013, disebutkan Asia Tenggara tertinggal di belakang Eropa dan Amerika Utara. Peringkat teratas The Global Innovation Index (GII) 2013 yaitu Swiss dengan skor 66.59. Peringkat kedua Swedia, dan Inggris berada di peringkat ketiga. The Global Innovation Index (GII) Indonesia tahun 2011 hingga 2013 ditunjukkan pada Tabel 1.3. Dari 142 negara di tahun 2013, Indonesia berada di peringkat 85 dari 142 negara dengan skor 32.0, terdapat kenaikan dari peringkat 100 di tahun 2012 dengan skor 28.1. 4

Tabel 1.3. The Global Innovation Index 2011-2013 Indonesia INDONESIA 2011 2012 2013 Global Innovation Index * * * *** Symbol Symbol 99 27.8 100 28.1 85! 32.0! 1. Institutions 90 53.4 139 25.4 138! 37.2! 2. Human capital & research 96 29.6 92 29.9 99 " 24.3 " 3. Infrastructure 81 24.5 80 30.5 82 " 29.1 " 4. Market sophistication 5. Business sophistication 6. Knowledge absorption 97 32.2 98 33.0 99 " 41.2! 94 28.2 94 34.2 112 " 25.0 " 94 18.3 104 20.4 81! 24.3! 7. Creative outputs 89 25.7 73 30.6 57! 40.8! 1-100 Symbol: comparison Indonesia rank (or score) in GII 2012 & GII 2013 * GII 2011 out of 125! improve * * GII 2012 out of 141 " decline *** GII 2013 out of 142 # steady Sumber: The Global Innovation Index Report, 2011, 2012, 2013 Perbandingan peringkat The Global Innovation Index Report Indonesia dengan Singapura dan Malaysia tidak berbeda dengan The Global Competitiveness Index. Pada Tabel 1.4 menunjukkan perbandingan peringkat dan skor GII 2013, negara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura. Di Asia Selatan, indeks Indonesia masih berada di bawah kedua negara tersebut. 5

Tabel 1.4. The Global Innovation Index untuk Singapore, Malaysia, Indonesia Tahun 2013 2013 SINGAPORE MALAYSIA INDONESIA Global Innovation Index 8 59.4 32 46.9 85 32.0 1. Institutions 7 92.2 49 69.0 138 37.2 2. Human capital & research 3 63.2 40 39.7 99 24.3 3. Infrastructure 6 59.2 33 43.1 82 29.1 4. Market sophistication 5 77.6 23 61.0 99 41.2 5. Business sophistication 1 69.2 27 45.9 112 25.0 6. Knowledge absorption 11 48.5 24 38.7 81 24.3 7. Creative outputs 40 44.6 38 45.6 57 40.8 Sumber: The Global Innovation Index, 2013 Era globalisasi, perkembangan teknologi dan pergeseran tuntutan konsumen membuat persaingan bisnis semakin kompetitif dan dinamis. Perusahaan berupaya mengantisipasi persaingan bisnis dan meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat bersaing di taraf dunia atau world class. Bisnis yang memiliki daya saing yang tinggi dan kinerja perusahaan yang unggul menjadi keinginan para investor. Strategi manajemen penting untuk terus dipertajam demi memenangkan persaingan dan tercapainya tujuan akhir perusahaan. Salah satu strategi dalam bersaing dengan kompetitor yaitu strategi inovasi atau pengembangan produk baru, strategi yang diluncurkan yang mampu menambah pendapatan, memberikan tingkat keuntungan serta mempercepat pertumbuhan perusahaan. 6

Penelitian strategi inovasi dan return pasar oleh Sood dan Tellis (2009:442) menyatakan bahwa diantara tiga rangkaian aktifitas inovasi (Initiation, Development, Commercialization) return tertinggi yaitu pada tahapan Development. Return bagi emiten peluncur produk baru lebih besar daripada kompetitor di semua tahapan tersebut. Koku (2009:21) mengkaji reaksi pasar modal dan kandungan informasi pengumuman peluncuran produk baru pada industri komputer di Amerika Serikat. Hasil riset menunjukkan reaksi positif yaitu peluncuran produk baru dengan informasi yang rinci. Srinivasan et al. (2007:24) mengkaji inovasi produk baru dan investasi marketing baik dari segi konsep maupun secara empiris terhadap return saham. Hasil riset menunjukkan peluncuran inovasi produk kendaraan baru memiliki pengaruh positif pada return saham. Pelopor inovasi mendapat return saham yang lebih dengan adanya informasi penting pada saat mengiklanlan produk barunya. Pengaruh dari peluncuran produk baru pada nilai perusahaan telah dianalisis pada 231 perusahaan di Amerika Serikat (Chaney et al. 1991:573). Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengkaji return saham yaitu event study, yang mana tanggal peluncuran produk baru sebagai event date. Penelitian lain di Amerika Serikat, telah dikaji pengaruh strategi kompetitif dalam hal peluncuran produk baru terhadap nilai perusahaan. Analisis empiris menggunakan metode event study, dengan data 384 peluncuran produk baru dari 101 perusahaan dari berbagai sektor industri. Interaksi persaingan perusahaan merujuk pada Sundaram et al. (1996) yaitu Competitive Strategy 7

Measure (CSM). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif pada return saham bagi perusahaan yang berada di kelompok Strategic Substitutes, namun tidak signifikan untuk perusahaan yang berada di kelompok Strategic Complements (Chen et al. 2002:67). Penelitian di Indonesia yang dipublikasikan dengan desain metode penelitian event study antara lain mengkaji pengumuman stock split, buy back, dividen, merger dan akuisisi, serta employee stock ownership plan. Penelitian yang dipublikasikan mengenai pengaruh peluncuran produk baru terhadap return saham belum penulis temukan. Penulis mengambil judul Pengaruh Peluncuran Produk Baru Terhadap Return Saham: Pendekatan Strategi Kompetitif Studi Pada Emiten di Bursa Efek Indonesia yang mendekati sistematika riset oleh Chen et al. (2002), dengan Competitive Strategy Measure CSM sebagai ukuran interaksi persaingan perusahaan, dan karakteristik strategi yaitu Strategic Substitutes, dan Strategic Complements. 1.2. Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Media massa memberitakan peluncuran produk baru. Hal ini menarik perhatian konsumen, kompetitor maupun para investor. Bagi konsumen adanya produk baru menambah pilihan, namun konsumen tentu akan mempertimbangkan nilai yang dibutuhkan sebelum memutuskan memilih produk baru tersebut. Bagi kompetitor, informasi tersebut penting karena dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan produk yang bernilai lebih bagi konsumen. Bagi investor, informasi tersebut penting dalam rangka berinvestasi di pasar modal. 8

Selain diharapkan memberikan tingkat keuntungan, strategi produk baru yang diluncurkan juga merupakan strategi kompetitif bisnis. Pendekatan strategi kompetitif atau competitive strategy menjadi kajian dalam penelitian ini, yang akan mengungkapkan daya saing suatu bisnis dibandingkan dengan kompetitor dalam sektor industrinya. 1.2.2. Perumusan Masalah Dari berbagai tulisan penelitian yang telah dinyatakan dalam latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah peluncuran produk baru mengandung informasi bagi investor? 2. Apakah peluncuran produk baru, ceteris paribus, berpengaruh signifikan terhadap return saham emiten peluncur produk baru? 3. Apakah terdapat perbedaan signifikan return saham, ceteris paribus, emiten peluncur produk baru, dalam pendekatan strategi kompetitif (kelompok Strategic Subsitutes dan Strategic Complements)? 4. Apakah terdapat perbedaan signifikan return saham, emiten peluncur produk baru dengan kompetitor (emiten di sub sektor industri yang sama) dalam pendekatan strategi kompetitif (kelompok Strategic Subsitutes dan Strategic Complements)? 1.2.3. Batasan Masalah Dari perumusan masalah di atas, maka dapat dibuat suatu batasan masalah sebagai berikut: 1. Pada saat peluncuran produk baru, perusahaan tersebut tidak melakukan corporate action atau aksi korporasi berupa pengumuman informasi 9

penting lain seperti pembagian dividen, stock split lima hari sebelum dan sesudah tanggal peluncuran produk baru, agar tidak menimbulkan bias informasi. 2. Batasan waktu pengujian tingkat pengembalian tidak normal (abnormal return) dua hari sebelum peluncuran produk baru dan dua hari setelah peluncuran produk baru. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Penelitian dilakukan dengan maksud memperoleh bukti empiris tentang pengaruh dan signifikansi peristiwa peluncuran produk baru terhadap return saham pada emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2012, serta mengkaji return saham dengan pendekatan strategi kompetitif. 1.3.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mengkaji kandungan informasi dan reaksi pasar modal dengan adanya peluncuran produk baru. 2. Menganalisis signifikansi pengaruh peluncuran produk baru terhadap return saham emiten peluncur produk baru, dalam pendekatan strategi kompetitif (kelompok Strategic Subsitutes dan Strategic Complements). 3. Menganalisis signifikansi pengaruh peluncuran produk baru terhadap return saham bagi emiten dan kompetitor (emiten di sub sektor 10

industri yang sama) dalam pendekatan strategi kompetitif (kelompok Strategic Subsitutes dan Strategic Complements). 1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai kontribusi bagi pengembangan pengetahuan manajemen keuangan di Indonesia. 1.4.2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian pada aspek teoritis (keilmuan) secara spesifik yaitu : 1. Bagi peneliti, sebagai pengetahuan (in-depth knowledge) dalam memahami kandungan informasi dan reaksi pasar modal dari peristiwa peluncuran produk baru dengan pendekatan strategi kompetitif yaitu Strategic Substitutes dan Strategic Complements. 2. Bagi akademisi, sebagai referensi penelitian dengan metode event study yaitu event peluncuran produk baru dan indikator Competitive Strategy Measure pada emiten di Bursa Efek Indonesia. Kegunaan penelitian pada aspek praktis (guna laksana) ini secara spesifik yaitu: 1. Bagi investor, sebagai bahan pengkajian mengenai studi reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia terhadap informasi peluncuran produk baru yang dipublikasikan. 11

2. Bagi pihak emiten, sebagai bahan pengkajian dalam mengembangkan dan merencanakan strategi bisnis secara khusus dalam hal inovasi maupun pengembangan produk baru. 3. Bagi praktisi di bidang bisnis dan keuangan, sebagai referensi penelitian dengan indikator abnormal return dan Competitive Strategy Measure. 12