RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN RUMAH SAKIT KELAS C DAN D

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

sebanyak 2 (dua) lembar

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/MENKES/PER/I/2010 TENTANG PERIZINAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Pengayoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL KLINIK

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

REKOMENDASI KELAYAKAN PENDIRIAN KLINIK

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 92 Tahun 2016 Seri E Nomor 44 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan Departemen Kesehatan PerMenKes RI Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit PerMenKes RI Nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perijinan rumah sakit

definisi Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (UU no 44 th 2009 ttg Rumah Sakit)

TUGAS dan FUNGSI RUMAH SAKIT Tugas RS mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna Fungsi Fungsi rumah sakit memiliki 4 dasar utama yaitu perawatan penderita, pengajaran, penelitian dan kesehatan masyarakat

FUNGSI RUMAH SAKIT Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan RS Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan

Klasifikasi berdasar Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum adalah RS yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit Rumah Sakit Khusus adalah RS yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit

Klasifikasi RS Umum berdasar fasilitas dan kemampuan pelayanan: RS Umum Kelas A RS Umum Kelas B RS Umum Kelas C RS Umum Kelas D

KLASIFIKASI TIPE R.S UMUM Kelas A : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas. Kelas B : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas. Kelas C : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialis dasar. Kelas D : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

Rumah Sakit Umum kelas D pratama sebagaimana dimaksud hanya dapat didirikan dan diselenggarakan di daerah tertinggal, perbatasan, atau kepulauan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Rumah Sakit Umum kelas D pratama dapat juga didirikan di kabupaten/kota, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. belum tersedia Rumah Sakit di kabupaten/kota yang bersangkutan; b. Rumah Sakit yang telah beroperasi di kabupaten/kota yang bersangkutan kapasitasnya belum mencukupi; atau c. lokasi Rumah Sakit yang telah beroperasi sulit dijangkau secara geografis oleh sebagian penduduk di kabupaten/kota yang bersangkutan.

Tenaga kefarmasian RS tipe A paling sedikit terdiri atas: 1apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit; 5 apoteker rawat jalan dibantu 10 tenaga teknis kefarmasian 5 apoteker di rawat inap dibantu 10 TTK 1 apoteker di IGD yang dibantu 2 TTK 1 apoteker di ICU yang dibantu 2 TTK 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu TTK 1 apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu TTK

Tenaga kefarmasian di RS tipe B paling sedikit terdiri atas: 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit; 4 apoteker di rawat jalan dibantu 8 tenaga teknis kefarmasian; 4 apoteker di rawat inap dibantu 8 orang tenaga teknis kefarmasian; 1 apoteker di IGD dibantu 2 tenaga teknis kefarmasian; 1 apoteker di ruang ICU dibantu 2 tenaga teknis kefarmasian; 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian 1 apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian

Tenaga kefarmasian di RS tipe C paling sedikit terdiri atas: 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit; 2 apoteker di rawat jalan dibantu 4 tenaga teknis kefarmasian; 4 apoteker di rawat inap dibantu 8 tenaga teknis kefarmasian; 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian

Tenaga kefarmasian di RS tipe D paling sedikit terdiri atas: 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit; 1 apoteker yang bertugas di rawat inap dan rawat jalan yang dibantu 2 tenaga teknis kefarmasian; 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian

Contoh RS: RS umum kelas A RSUP Cipto Mangunkusumo (1.001 bed) RSUP dr Sardjito RS kelas A pendidikan 23 SMF (staf medis fungsional) 29 Instalasi Jumlah tempat tidur: 750 buah RSD dr Saiful Anwar Malang (902 bed) RSUP Sanglah, Denpasar RSU dr Soetomo Surabaya Terdiri dari 1450 tempat tidur

RS umum kelas B RSUD dr Subandi Jember Tipe B pendidikan Rawat inap 275 tempat tidur RSUD Sidoarjo RSUD dr Iskak Tulungagung Tipe B pendidikan Bed = 299

RS Umum Kelas C RSUD Bondowoso RSUD Situbondo RS Bina Sehat RSUD Kalisat RSUD Balung RS PTPN X RS DKT RSU Kaliwates

RS umum Kelas D RS Citra Husada, Jember RS Utama Husada, Ambulu

Klasifikasi RS Khusus berdasar fasilitas dan kemampuan pelayanan: RS Khusus Kelas A RS Khusus Kelas B RS Khusus Kelas C

RS Khusus RS Paru Jember (kelas B) RS Mata Undaan Surabaya (kelas A) RS Jantung Harapan Kita RS Khusus Orthopedi Prof dr Soeharso RS Kanker Dharmais RS Jiwa dr Radjiman Wediodiningrat, Lawang RS Khusus Indera, Bali

Rumah Sakit Khusus harus mempunyai fasilitas dan kemampuan, paling sedikit meliputi: a. pelayanan, yang diselenggarakan meliputi: 1. pelayanan medik, paling sedikit terdiri dari: a) pelayanan gawat darurat b) pelayanan medik umum; c) pelayanan medik spesialis dasar sesuai dengan kekhususan d) pelayanan medik spesialis dan/atau subspesialis sesuai kekhususan e) pelayanan medik spesialis penunjang; 2. pelayanan kefarmasian; 3. pelayanan keperawatan; 4. pelayanan penunjang klinik; dan 5. pelayanan penunjang nonklinik

b. sumber daya manusia, paling sedikit terdiri dari: 1. tenaga medis 2. tenaga kefarmasian, dengan kualifikasi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian 3. tenaga keperawatan 4. tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan

AFILIASI PENDIDIKAN Rumah Sakit Pendidikan: Rumah Sakit yang menyelenggarakan program pelatihan ko asistensi, residensi dalam medik, bedah, pediatrik dan bidang spesialis lainnya dan ada afiliasi dengan Perguruan Tinggi. Rumah sakit Non pendidikan: hanya melakukan pelayanan medik.

KEPEMILIKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Milik Masyarakat ( Sukarela) Milik Yayasan: yayasan tertentu Milik Organisasi Keagamaan: Muhammadiyah Milik Swasta: organisasi perorangan, kelompok dan jaringan nasional atau internasional. Rumah Sakit Pemerintah RS Umum Pusat: secara vertikal milik Depkes. RS Umum Daerah: milik Pemda setempat. RS Militer: Polri. RS BUMN: Pertamina

SARANA & PRASARANA Ruang rawat jalan Ruang rawat inap. Ruang gawat darurat Ruang Operasi Ruang tenaga kesehatan Ruang Radiologi Ruang laboratorium Ruang Sterilisasi. Ruang farmasi Ruang Diklat Ruang kantor dan administrasi Ruang Ibadah Ruang tunggu pasien Ruang Penyuluhan kes. mas Ruang menyusui Ruang Mekanik Ruang dapur Ruang Laundry Ruang kamar jenazah Ruang Pengelolaan sampah Ruang pelataran parkir

INSTALASI RUMAH SAKIT Rawat jalan Rawat inap Rawat Darurat Bedah Sentral Farmasi Laboratorium Radiologi Gizi. ICU/ICCU/NICU/PICU VK Bersalin Gas medik Bank Darah IPRS Sanitasi Laundry Rekam medik Kamar jenazah Logistik

REKAMAN MEDIK Adalah sejarah ringkas, jelas dan akurat dari kehidupan dan kesakitan penderita, ditulis dari sudut pandang medik. Berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain selama dirawat.

FUNGSI REKAMAN MEDIK Dasar perencanaan dan kelanjutan perawatan penderita Sarana komunikasi antar dokter dan profesi kesehatan lain Dasar kaji ulang studi dan evaluasi perawatan Perlindungan hukum penderita, RS dan praktisi Data buat penelitian dan pendidikan Dasar perhitungan biaya

KETENTUAN REKAMAN MEDIK Informasi klinis signifikan dan dirinci Berkas dan tanggung jawab milik RS Isi Rekaman medik milik pasien dan dijaga kerahasiaannya Hanya petugas rekam medik yang boleh masuk Tidak diperkenankan mengutip isi tanpa ijin RS Selama dirawat rekam medik menjadi tanggung jawab perawat ruangan

CONTOH DOKUMENTASI Ringkasan sejarah obat saat masuk RS Konsultasi lisan dan tertulis Order obat dari dokter lisan maupun tertulis Klarifikasi order obat Penyesuaian dosis obat, frekuensi, bentuk sediaan dan rute pemberian Temuan pemantauan terapi obat Pendidikan dan konseling yang berkaitan dengan obat penderita

POLA ORGANISASI RS Badan pengurus Yayasan Dewa pembina Dewan penyantun Badan penasehat Badan penyelenggara : Direktur, Wadir, Komite medik, Satuan pengawas dan Instalasi Wakil Direktur : Pelayanan Medik, Penunjang medik, Keperawatan, Keuangan dan Administrasi

Struktur Organisasi RS

Klinik (PMK No. 9 tahun 2014) Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis

Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama: merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar Klinik Utama: merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik

Ketenagaan Penanggung jawab teknis Klinik harus seorang tenaga medis. Klinik rawat jalan terdiri atas tenaga medis, tenaga keperawatan, Tenaga Kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan Klinik rawat inap terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, Tenaga Kesehatan lain dan tenaga non kesehatan

Tenaga Medis Klinik pratama yang memberikan pelayanan kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 orang dokter dan/atau dokter gigi Klinik utama yang memberikan pelayanan kedokteran paling sedikit terdiri dari 1 orang dokter spesialis dan 1 orang dokter Klinik utama yang memberikan pelayanan kedokteran gigi paling sedikit terdiri dari 1 orang dokter gigi spesialis dan 1 orang dokter gigi

Kefarmasian Klinik rawat jalan tidak wajib melaksanakan pelayanan farmasi Klinik rawat jalan yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian wajib memiliki apoteker yang memiliki SIPA sebagai penanggung jawab atau pendamping

Continue... Klinik rawat inap wajib memiliki instalasi farmasi yang diselenggarakan apoteker Instalasi farmasi melayani resep dari dokter Klinik yang bersangkutan, resep dari dokter praktik perorangan maupun Klinik lain Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medis pecandu narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya wajib memiliki instalasi farmasi yang diselenggarakan oleh apoteker

TERIMA KASIH