BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang


BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan rata-rata kematian akibat hipertensi di Amerika. Secara keseluruhan kematian akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) yang dilaksanakan dari tahun 1998 sampai 2001, menyatakan bahwa 24% populasi orang dewasa dan lansia Amerika Serikat mengalami hipertensi. Prevalensi ini bervariasi menurut umur, ras dan pendidikan. Diperkirakan terjadi kenaikan kasus hipertensi di negara berkembang, dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000 yaitu menjadi 80 % (1,15 milyar kasus) di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk (Armilawaty, 2007). Data Riskesdas tahun 2007, menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor ketiga setelah stroke dan tuberkolosis, dengan jumlah mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur. 1

2 Indonesia menempati peringkat ke-10 di dunia untuk populasi manusia usia lanjut (lansia). Menurut Dinas Kesehatan Jawa Tengah, terjadi peningkatan prevalensi di Jawa Tengah. Kejadian hipertensi tahun 2007 sebesar 1,87%, tahun 2008 sebesar 2,02% dan tahun 2009 sebesar 3,305%. Data dari Kabupaten Temanggung pada tahun 2009 penderita hipertensi sebanyak 18.796 orang. Kabupaten Temanggung menduduki peringkat 2 dengan penderita hipertensi terbanyak setelah Kabupaten Sragren (Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2008) Dari survey penulis di Puskesmas Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung didapatkan jumlah kunjungan pasien dari bulan Maret - Agustus 2012 adalah 838 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 312 adalah pasien hipertensi baru dan 526 orang adalah pasien hipertensi lama. Sebanyak 31 orang pasien hipertensi di desa Pingit yang tidak pernah kontrol ke Puskesmas Pingit, diperoleh 8 orang mengatakan tahu tentang hipertensi, 9 orang mengatakan hipertensi dianggap penyakit tidak berbahaya, 9 orang mengatakan kontrol hanya bila mengalami sakit batuk, diare, sesak nafas dan masuk angin. Dari data kelurahan Pingit, didapat populasi lansia dari umur 45-66 tahun ke atas mencapai 1600 jiwa, sedangkan lansia hipertensi yang berobat di Puskesmas Pingit, Kecamatan Pringsurat,

3 Kabupaten Temanggung dari tahun 2012-2013 mencapai 1225 jiwa. Sejumlah 185 di+antaranya penduduk desa Pingit. Hal ini prevalensinya cukup tinggi dibandingkan dengan desa-desa lain di Kecamatan Pringsurat. Hipertensi sering ditemukan pada usia tua/lanjut, pada usia 60 tahun (Rahayu, 2000). Bagi kalangan lansia hidup sehat dan panjang umur adalah harapan yang sangat didambakan. Walaupun tenaga dan pikiran para lansia sudah berkurang fungsinya, namun harapan mereka tetap saja selalu ingin bisa berkarya. Biasanya mereka berambisi tidak mau dianggap lemah oleh orang-orang disekitar mereka. Semakin meningkatnnya umur harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia), lansia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Namun, hal ini disesuaikan dengan masa pensiun adalah 59 tahun, kecuali untuk orang dengan fungsi tertentu seperti professor, ahli hukum, dokter atau profesi lain di bidang swasta batasannya melebihi usia 59 tahun. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit (Badan Pusat Statistik, 2006).

4 Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup, terutama dalam pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak bergeser ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke arah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Disamping itu, perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini berakibat semakin banyak masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas yang berdampak pada timbulnya penyakit degeneratif (Almatsier, 2006). Menurut Depkes (2006), pada golongan umur 55-64 tahun, penderita hipertensi pada pria dan wanita sama banyak. Dari beberapa penelitian, tingginya prevalensi hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan di enam kota besar seperti Jakarta, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, dan Makasar terhadap usia lanjut (55-85 tahun), didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 52,5%., seseorang yang beresiko terkena hipertensi adalah orang yang berusia diatas 55 tahun (Cahyono, 2008).

5 Komplikasi hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya akan memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Selain itu penurunan tekanan darah dapat mencegah demensia dan penurunan kognitif pada usia lanjut. Kemunduran kognitif ditandai dengan lupa pada hal-hal yang baru, akan tetapi masih dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Kerusakan organ yang terjadi berkaitan dengan derajat keparahan hipertensi (Gray, 2005 & Suhardjono, 2006). Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan mempercepat atherosklerosis. Bila penderita memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskular lain, maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut. Menurut Studi Farmingham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan risiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke,penyakit arteri perifer, dan gagal jantung (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006). Menurut Fadilah, S., pengendalian hipertensi belum memuaskan, bahkan di banyak negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena menyangkut banyak faktor baik dari penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan kesehatan. Hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila faktor risiko dapat dikendalikan. Upaya

6 tersebut meliputi monitoring tekanan darah secara teratur, program hidup sehat tanpa asap rokok, peningkatan aktivitas fisik atau gerak badan, diet yang sehat dengan kalori seimbang melalui konsumsi tinggi serat, rendah lemak dan rendah natrium. Hal tersebut merupakan kombinasi upaya mandiri oleh individu atau masyarakat dan didukung oleh program pelayanan kesehatan yang ada serta harus dilakukan sedini mungkin (Madina, 2010). Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. 1.2. Identifikasi Masalah Hipertensi berbahaya karena akan membebani jantung dan ini menyebabkan arteriosklerosis (pengerasan dinding arteri). Ini meningkatkan risiko mendapat penyakit jantung dan stroke. Hipertensi yang tidak dirawat juga akan membawa kepada penyakit kronik degeneratif seperti retinopati, stroke, paru-paru berair, penebalan dinding jantung dan penyakit berkaitan jantung, pengerasan dinding arteri terutama di jantung, buah pinggang dan otak serta kematian (Mansjoer, 2001) Menurut Nurkhalida (2003) riwayat keluarga dekat yang mempunyai riwayat hipertensi akan meningkatkan risiko

7 hipertensi sebesar 4 kali lipat, yang artinya seseorang yang mempunyai riwayat hipertensi yang diturunkan oleh orang tua maka akan lebih berisiko hipertensi dari pada yang tidak memiliki riwayat hipertensi. Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya penyakit tidak menular tertentu, yang banyak dicetuskan oleh hipertensi dimana pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmhg untuk peningkatan darah sistolik (Gunawan, 2005). Bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun (Nurkhalida, 2003). Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmhg. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan natrium juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi (Sheps, 2005).

8 Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmhg. Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari (Bustan, 2000). Natrium meyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi natrium 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan natrium sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi. 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini hipertensi pada lansia adalah faktor yang dipengaruhi yaitu sebagai variabel terikat. Konsumsi lemak,

9 konsumsi buah dan sayur, aktifitas fisik, merokok, alkoholik, jenis kelamin, umur, dan stress adalah faktor yang mempengaruhi yaitu sebagai variabel bebas. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh pada hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. 1.5. Tujuan Penelitian 1.5.1. Tujuan umum Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh pada hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. 1.5.2. Tujuan khusus Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Menganalisa jumlah faktor yang berpengaruh pada hipertensi dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. 1.6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

10 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai faktor penyebab hipertensi pada lansia dalam upaya mengatasi hipertensi pada lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Untuk memperoleh pengalaman dalam mengadakan riset dan menambah wawasan peneliti mengenai cara menulis makalah ilmiah sesuai standar yang baku. b. Bagi profesi kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan untuk promosi kesehatan, sebagai bahan dalam penyusunan program penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya pada para lansia penderita hipertensi. c. Bagi masyarakat Memperoleh gambaran secara umum dan informasi yang penting mengenai faktor faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lansia.