TIIIIAUAII YURIDIS IERITI AP IGiIERDEKAAII AFRII$ BARAT DTYA ( ilalrllbla ) DATAM HUt(Utrl t]tierlrast( ilat ABSTRAK SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
TAKUITAS HUI(UII U]IIYERSITAS SURABAYA SURABAYA t992 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELARANGAN ABSTRAK SKN.IPSI OLEH ASNI SOEWANDAYANA

TINDAKAN ISRAEL ATAS PENGUSIRAN

FiltulTts flutut uililen$tts sunmalr sunlbtlr. ABSTRAT Sf,RIPSI

ABSTRAK SKRIPSI OIEH VIVIN ELVINA NRP TITIIAUIII YURIDIS GAGATIIYA I(OIIIRAK UTIRTITBT TAI(UITIS HUI(UM UIIIVERSIIAS SURABATI

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

t993 SURABAYA GANTI RUGI AKIBAT PENCEMARAN NAMA BAIK BENNY KOSASIH ABSTRAK SKRIPSI SEBAGAI PERBUATAN MELANGGAR HUKUM OIEH t{rp

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAI(UITAS HUI(UM UIIIYERSITAS SURABAYA SURABAYA r993 ABSTRAK SKRIPSI

. SURABAYA. l t z0ltt Etolt( il Et$ruusr ABSTRAK SKRIPSI. rnp 2aaol ta rurm {. t2oct.olotl

POKOK-POKOK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NEGARA DAN BENTUK PEMERINTAHAN F I R M A N, S. S O S., M A

Negara Federasi dan Negara Kesatuan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

FAKUI.IAS HUI(UM UIIIYERSITAS SURABAYA SURABAYA lg92 ABSTRAK SKRIPSI. otell. YAPTO WITLY SItrATRA Nn,P 2870t15 ttffrm A7.7. O{0[,

BENTUK NEGARA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN SAHAM SEBAGAI AGUNAN KREDIT

PERBUATAII ilieiaiiggar HUI(UT DTUT PERIA]IIIA]I PETBIIR(IIISAII PEIGUAIil III PT. PAIUSI SURABAYT

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENOLAKAN PENYATUAN PAPUA DALAM NKRI... RAKYAT PAPUA TABUN 2000 SEBAGAI PERWUJUDAN HAK

PERtAltftAll BAG HAS I BAB /ilgadas CEtEltG DI OESI TTOIIGAYA GEDE IGCAMATA]I PEIIEBET IOEUPATEII IABATAII

HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM

t993 otell RAHPANTJA.BUDI IlllfAuAll IERHADAP ttsltltas KREI IT lellgall ltlellggullal$] lailill{all Blllcul{lll Ytll0 BERDIRI Dl ATAS TlllrH Hll(

BAGIAN KEDUA NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL BABV EKSISTENSI NEGARA DALAM MASYARAKATINTERNASIONAL

t994 ABSTMK SKRIPSI KEDUDI.JKAN SEORAT{G AYAH TERHADAP ANAK YANG DALAM PEMELIHARAAhI PANTI AST,JIIAN

secara nodern yanel diproduksi secara nodern, dinana ianu

ABSTR,AK SKR,IPSI. re9g SURAEAYA. El0ll0ill HUKUI UNIVERSITAE. Et$K[UStF tltll0ltesta BEIIDA PURBAKALA DI WILAYAH. z0lla.

El(sttuslt I lld0l{tsll

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

t993 SURABAYA AKIBAT HUKUM PERDATA TERHADAP PENERBIT CEK KOSONG ARI NURLITA WAHYUDI ilrp ABSiTRAK SKRIPSI

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

SEI{OKETA YURISIIII(SI TAIIDAS K(INTIIITT{ IGPUTAUAII I{ATUI{ AIITARA NECARA IIIlt(lI{ESIA DENGAI{ VIETI{AI ABSTRAK SKRIPSI

FAI(UITAS HUtruil UilIVERSIIIS SURABAYA SURTBAYT t993

suntbtyr tllil( YAI G ltulilrt( lt DtItltfAU DtRl t993 tnp 2!tor 0E RUDY ANDRIYANTO ilfnu ra7.00a.rzgia.wt ABSTRAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ABSTRAK SKRIPSI. llut(ut lllterllaslolltl. illlftutll IIIIEGRASI lltor llilur llellurui. gurabaya FAKULTAS. HUKUH UHIVERSITAS SURABAYA t9t9.

Tujuan pendirian Negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945:

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa Bangsa selanjutnya disebut PBB merupakan suatu

Dtltt f,ellyetesnl$ll PEtBlfAlUlf PESAU AI Plll ffi 103

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

KEABSAHAN SUDAN SELATAN SEBAGAI NEGARA MERDEKA BARU DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

Tr ll JAUAil PEllDuDUl(tll IRAK ATAS KUTYAIT DAII UPAYA. UPAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ts9l SURABAYT Irf4?e rt? ttfoet o ABSTRAK SKRIPSI xtrr a1r.00+tlolr.ol, ANALISIS YUB,IDIK TERHADAP PENANGGUNGAN PADA JUAL BELI OBLIGASI

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENETAPAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN. Oleh : Ida Kurnia*

: Public International Law: Contemporary Principles and Perspectives Penulis buku : Gideon Boas Penerbit :

: Treaties Under Indonesian Law: A Comparative Study Penulis buku : Dr. iur. Damos Dumoli Agusman : PT. Remaja Rosda Karya

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN JENASAH MELALUI PERSEROAN TERBATAS GARUDA INDONESIA AIRWAYS

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )

Undang-undang Nomor 8 Tahun Organisasi Kemasyarakatan ;

PERJANJIAN PERDAMAIAN DAN PERSETUJUAN PAMPASAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN JEPANG *) REPUBLIK INDONESIA. JEPANG. PERDAMAIAN DAN PAMPASAN.

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

Konferensi Asia Afrika: Pentingnya Diplomasi dalam Menggalang Ingatan Dunia

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1961 TENTANG PEMBUATAN PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

BAB I. PENDAHULUAN. negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan.

Tentang: PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN MALAYSIA REPUBLIK INDONESIA MALAYSIA. PERJANJIAN PERSAHABATAN.

PENYELESAIAN KONFLIK HIZBULLAH ISRAEL DI LIBANON OLEH PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL

buku. Kalian dapat memfotokopi gambar tersebut sebelum menempelkannya. Setelah selesai, kumpulkan hasil kerja kalian kepada guru.

PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) By Dewi Triwahyuni

Hakekat bangsa dan NKRI

Dalanr penggunaan harla bersama suami. adalah seinban l dengan hak dan

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Isi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUMEN INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RufiilVocno nfl.hum"o d[kfk"

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Gagasan Indonesia. Pembukaan UUD 45. Kuliah Umum Kerjasama Institut Leimena dan Universitas Ciputra Surabaya, y, 28 April 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES 1971 (KONVENSI PSIKOTROPIKA 1971)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP INTERVENSI PIHAK ASING ATAS KONFLIK INTERNAL LIBYA BERDASARKAN RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB SKRIPSI

HAK UNTUK MENENTUKAN NASIB SENDIRI DALAM HUKUM INTERNASIONAL (TINJAUAN TERHADAP PENENTUAN PENDAPAT RAKYAT DI PAPUA BARAT TAHUN 1969)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk

KEDUDUKAN ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM MAHKAMAH INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

TIIIIAUAII YURIDIS IERITI AP IGiIERDEKAAII AFRII$ BARAT DTYA ( ilalrllbla ) DATAM HUt(Utrl t]tierlrast( ilat ABSTRAK SKRIPSI OIEH ERLIN SOEPAI il R P 2Jtorr r iltnlt t,7.00+120tr.to8ao FAI(ULIIS flutuil UIIITERSIIAS SURABAYA SURABAYA tgg2

Surabaya, Mahasiswa yang Maret 1992 be rsangku tan /4Wi-v4tn,- l) 'z'- - ErIin Soepai Mengetahu i Penbimbing DanieI Djoko TarIinan, S. H. 7lz J//>-rz<-7n u J- J,M. Atik Krustiyati, S.H., M.S, Suhariwanto,

ABSTRAKS I Saat ini rrasih banyak terjadi penjajahan walaupun sifatnya tidak terang-terangan tetapi pada hakikatnya nerupakan pembatasan terhadap kemerdekaan suatu bangsa. Adakalanya pendudukan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara Ialn disebabkan adanya kalah perang. l{al ini disebut dengan wilayah-wilayah yang dianbil dari negara lawan dalam Perang dunia If' Pendudukan oleh suatu negara terhadap negara lain sebagai negara perwalian oleh hukum internasional diperbolehkan selarna bertujuan melanjutkan perdamaian dan keananan internasional, dan bukanlah pemanfaatan wilayah perwalian itu' Jadi tujuan perwalian adalah untuk menajukan kehidupan negara perwalian, dalam arti nelakukan perbaikan-perbaikan di segala bidang sehingga kelak negara yang diduduki manpu menyelesaikan pernasalahan dalam negaranya dan menpunyai penerintahan sendiri. Hal itu tidak menutup kemungkinan bagi negara yang nenduduki bahkan hendak menjadikan daerah pendudukan menjadi wilayah negara yang rnenduduki. HaI ini sering terjadi blla negara yang menduduki bertetangga dengan negara yang diduduki. Keadaan yang denikian banyak terjadi pada negara-negara

yang terbelakang' seperti halnya negara-negara di daratan Afrika, Salah satu negara yang nengal ani. pendudukan ' yaitu sewaktu Liga Bangsa Bangsa (selanjutnya disingkat LBB) masih berdiri, di nana Afrika Barat Daya (Nanibia) dijadikan daerah mandat yang pengawasannya diserahkan kepada Afrika Selatan. Tugas Afrlka Selatan sebagai mandataris ("nandatory state" ) adalah untuk menajukan Afrika Barat Daya agar kelak dapat mempunyai pemerintahan sendiri. Sesudah perang dunia fi, LBB dibubarkan, dan sebagai gantinya berdirilah Perserikatan Bangsa Bangsa (selanjutnya disingkat PBB). Konsekuensinya dengan adanya pembubaran LBB, maka sistem mandat ("mandatory state") diganti dengan sisten perwalian. Oleh karena itut negara-negara mandataris dianjurkan agar nenenpatkan daerah nandatnya di bawah sistem perwalian. Hanpir semua negara mandataris menyerahkan daerah mandatnya di bawah sistem perwalian kecuali Afrika Selatan yang menolak membuat "Trust agreement" (perjanjian perwalian) dengan. PBB. Bahkan Afrika Selatan berpendapat bahwa dengan berakhirnya LBB, maka dengan sendirinya sisten nandat juga hapus. Tentu sikap Afrika Selatan tersebut banyak mendapat tantangan dari dunia

Internasional, terutama negara-negara Afrika dan Asia' Mengapa Afrika Selatan bersikap demikiant dal'an artihendak nemasukkan Afrika Barat Daya (Nanibia) ke dalan wilayah negaranya dan bagainana pertimbangan PBB khususnya Mahkamah Internasional dalan menghadapi permasalahan tersebut akan mewarnai pembahasan skripsi ini ' Maksud utarna dari sisten perwalian antara Iain ialah rnemajukan penduduk wilayah itu dan perkembangan progesip ke pernerintahan sendiri atau kemerdekaan' Dengan denikian maka Afrika Selatan harus melaksanakan ke tentuan- ketentuan Piagarn PBB yang mengatur tentang perwalian. Berbicara tentang perwalian yang dilakukan oleh PBB ini tidak lain untuk rnerealisasikan progran "seif determination" (merupakan suatu hak yang memberikan kebebasan pada suatu negara untuk menentukan nasibnya sendiri), hal ini seperti yang tertuang dalam pasal 1 ayat 2 Piagam PBB. Selain itu dalam penyusunan skripsi saya menggunakan metode pendekatan masalah secara yuridis normatlf, yaitu suatu netode yang bertolak dari peraturan pe rundang-undangan yang berlaku, dalarn hal ini Piagan PBB dan Statuta Mahkamah Internasional, Sedangkan sumber data yang dipergunakan adalah sumber data sekunder yang berupa ketentuan perundang-

undangan yang mengikat, yaitu Piagam PBB, Statuta Mahkanah Internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB No' 2248 dan 435 serta buku-buku Iiteratur, karya ilniah dan berbagai nedia cetak yang ada kaitannya dengan pernasalahan yang akan dibahas. Pengolahan data dalarn skripsi ini saya lakukan dengan jalan menbaca, nempelajari dan nengklasifikasikan bahan hukun priner serta bahan hukun sekunder. Dengan adanya ktasifikasi terhadap bahan hukun primer dan bahan hukum sekunder, dapat diketahui sumber-surnber data yang relevan dengan pernasalahan yang akan dibahas. Pengolahan data dalan skripsi ini saya lakukan dengan menggunakan metode deduksi, yaitu suatu metode yang bertolak dari hal-hal yang umum menuiu hal-ha1 yang khusus, Dalam arti bahwa Piagarn PBB dan Statuta Mahkamah fnternasionat dipakai selandasan untuk mernbahas semua permasalahan internasional yang secara khusus diterapkan dalam perrnasalahan di Afrika Barat Daya. Sedangkan analisis datanya dilakukan dengan rnetode kualitatif, yaitu suatu netode yang berdasarkan atas pemikiran logis, bernalar dan runtut dengan menelaah secara sistematis peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan nasalah yang dibahas sehingga menghasilkan uraian yang bersifat diskriptif analistis.

Pokok bahasan dalarn penulisan skripsi ini adalah kedudukan Nanibia ditinjau dari segi hukum internasional, dinana pada nulanya wilayah Afrika Barat Daya merupakan wilayah bebas dclam arti tidak ada pernerintahan yang nengatur kehidupan di Afrika Barat Daya' Kemudian pada awal abad kesenbilan belas bangsa-bangsa Eropa nul-ai berdatangan ke benua Afrika dengan naksud hendak nenjajah. satu persatu wilayah di Afrika diduduki tidak terkecuali Afrika Barat DaYa ' Pada tahun 1884, witayah Afrika Barat Daya dikuasai oleh Jerman berdasarkan atas perjaniian perbatasan antara Inggris, Portugal dan Jerman. Setelah perang dunia f berakhir, wij'ayah Afrika Barat Daya diambil alih oleh Afrika Selatan. Kenudian tanggal 17 Desernber 1920 Liga Bangsa Bangsa nenetapkan wilayah Afrika Barat Daya sebagai "subject to the international supervisory authority of the League" atau sebagai subyek internasional yang berada di bawah pengawasan dan wewenang Liga Bangsa Bangsat serta memberikan nandat pada penerintahan Afrika Selatan untuk nelaksanakan Pemerintahan di wilayah Afrika Barat Daya guna menajukan kesejahteraan rakyat negeri itu. Narnun kenyataannya tidak seperti yang diharapkan yaitu menajukan kesejahteraan rakyat, bahkan Afrika Se-

Iatan rneneruskan apa yang telah dilakukan oleh Jerman sebagai. penjajah dengan nelakukan berbagai perbuatan yang dapat merugikan kehidupan masyarakat dan rnengadakan perbedaan perlakuan terhadap masyarakat kulit hitam dan. kulit putih di Afrika Barat Daya' baik dalarn bidang sosial maupun di bidang ekononi. Dengan nelalui proses yang panjang akhirnya Afrika Barat Daya berhasil rnencapai \emerdekaannya pada tanggal 21 Maret 1990 dengan presiden pertamanya Sam Nujona, HaI ini nerupakan inplenentasi dari resolusi Dewan Keananan PBB No. 435 tanggal 29 Septenber 19?8. Dari uraian tersebut akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa.negara yang telah merdeka dan berdaulat mempunyai kedudukan yang sana dal-am hukun internasi,onal dengan negara-negara lain yang ada di dunia, karena nereka mempunyai hak dan kewajiban yang sana sebagai subyek hukun internasional dalarn arti penuh.