TIIIIAUAII YURIDIS IERITI AP IGiIERDEKAAII AFRII$ BARAT DTYA ( ilalrllbla ) DATAM HUt(Utrl t]tierlrast( ilat ABSTRAK SKRIPSI OIEH ERLIN SOEPAI il R P 2Jtorr r iltnlt t,7.00+120tr.to8ao FAI(ULIIS flutuil UIIITERSIIAS SURABAYA SURABAYA tgg2
Surabaya, Mahasiswa yang Maret 1992 be rsangku tan /4Wi-v4tn,- l) 'z'- - ErIin Soepai Mengetahu i Penbimbing DanieI Djoko TarIinan, S. H. 7lz J//>-rz<-7n u J- J,M. Atik Krustiyati, S.H., M.S, Suhariwanto,
ABSTRAKS I Saat ini rrasih banyak terjadi penjajahan walaupun sifatnya tidak terang-terangan tetapi pada hakikatnya nerupakan pembatasan terhadap kemerdekaan suatu bangsa. Adakalanya pendudukan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara Ialn disebabkan adanya kalah perang. l{al ini disebut dengan wilayah-wilayah yang dianbil dari negara lawan dalam Perang dunia If' Pendudukan oleh suatu negara terhadap negara lain sebagai negara perwalian oleh hukum internasional diperbolehkan selarna bertujuan melanjutkan perdamaian dan keananan internasional, dan bukanlah pemanfaatan wilayah perwalian itu' Jadi tujuan perwalian adalah untuk menajukan kehidupan negara perwalian, dalam arti nelakukan perbaikan-perbaikan di segala bidang sehingga kelak negara yang diduduki manpu menyelesaikan pernasalahan dalam negaranya dan menpunyai penerintahan sendiri. Hal itu tidak menutup kemungkinan bagi negara yang nenduduki bahkan hendak menjadikan daerah pendudukan menjadi wilayah negara yang rnenduduki. HaI ini sering terjadi blla negara yang menduduki bertetangga dengan negara yang diduduki. Keadaan yang denikian banyak terjadi pada negara-negara
yang terbelakang' seperti halnya negara-negara di daratan Afrika, Salah satu negara yang nengal ani. pendudukan ' yaitu sewaktu Liga Bangsa Bangsa (selanjutnya disingkat LBB) masih berdiri, di nana Afrika Barat Daya (Nanibia) dijadikan daerah mandat yang pengawasannya diserahkan kepada Afrika Selatan. Tugas Afrlka Selatan sebagai mandataris ("nandatory state" ) adalah untuk menajukan Afrika Barat Daya agar kelak dapat mempunyai pemerintahan sendiri. Sesudah perang dunia fi, LBB dibubarkan, dan sebagai gantinya berdirilah Perserikatan Bangsa Bangsa (selanjutnya disingkat PBB). Konsekuensinya dengan adanya pembubaran LBB, maka sistem mandat ("mandatory state") diganti dengan sisten perwalian. Oleh karena itut negara-negara mandataris dianjurkan agar nenenpatkan daerah nandatnya di bawah sistem perwalian. Hanpir semua negara mandataris menyerahkan daerah mandatnya di bawah sistem perwalian kecuali Afrika Selatan yang menolak membuat "Trust agreement" (perjanjian perwalian) dengan. PBB. Bahkan Afrika Selatan berpendapat bahwa dengan berakhirnya LBB, maka dengan sendirinya sisten nandat juga hapus. Tentu sikap Afrika Selatan tersebut banyak mendapat tantangan dari dunia
Internasional, terutama negara-negara Afrika dan Asia' Mengapa Afrika Selatan bersikap demikiant dal'an artihendak nemasukkan Afrika Barat Daya (Nanibia) ke dalan wilayah negaranya dan bagainana pertimbangan PBB khususnya Mahkamah Internasional dalan menghadapi permasalahan tersebut akan mewarnai pembahasan skripsi ini ' Maksud utarna dari sisten perwalian antara Iain ialah rnemajukan penduduk wilayah itu dan perkembangan progesip ke pernerintahan sendiri atau kemerdekaan' Dengan denikian maka Afrika Selatan harus melaksanakan ke tentuan- ketentuan Piagarn PBB yang mengatur tentang perwalian. Berbicara tentang perwalian yang dilakukan oleh PBB ini tidak lain untuk rnerealisasikan progran "seif determination" (merupakan suatu hak yang memberikan kebebasan pada suatu negara untuk menentukan nasibnya sendiri), hal ini seperti yang tertuang dalam pasal 1 ayat 2 Piagam PBB. Selain itu dalam penyusunan skripsi saya menggunakan metode pendekatan masalah secara yuridis normatlf, yaitu suatu netode yang bertolak dari peraturan pe rundang-undangan yang berlaku, dalarn hal ini Piagan PBB dan Statuta Mahkamah Internasional, Sedangkan sumber data yang dipergunakan adalah sumber data sekunder yang berupa ketentuan perundang-
undangan yang mengikat, yaitu Piagam PBB, Statuta Mahkanah Internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB No' 2248 dan 435 serta buku-buku Iiteratur, karya ilniah dan berbagai nedia cetak yang ada kaitannya dengan pernasalahan yang akan dibahas. Pengolahan data dalarn skripsi ini saya lakukan dengan jalan menbaca, nempelajari dan nengklasifikasikan bahan hukun priner serta bahan hukun sekunder. Dengan adanya ktasifikasi terhadap bahan hukun primer dan bahan hukum sekunder, dapat diketahui sumber-surnber data yang relevan dengan pernasalahan yang akan dibahas. Pengolahan data dalan skripsi ini saya lakukan dengan menggunakan metode deduksi, yaitu suatu metode yang bertolak dari hal-hal yang umum menuiu hal-ha1 yang khusus, Dalam arti bahwa Piagarn PBB dan Statuta Mahkamah fnternasionat dipakai selandasan untuk mernbahas semua permasalahan internasional yang secara khusus diterapkan dalam perrnasalahan di Afrika Barat Daya. Sedangkan analisis datanya dilakukan dengan rnetode kualitatif, yaitu suatu netode yang berdasarkan atas pemikiran logis, bernalar dan runtut dengan menelaah secara sistematis peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan nasalah yang dibahas sehingga menghasilkan uraian yang bersifat diskriptif analistis.
Pokok bahasan dalarn penulisan skripsi ini adalah kedudukan Nanibia ditinjau dari segi hukum internasional, dinana pada nulanya wilayah Afrika Barat Daya merupakan wilayah bebas dclam arti tidak ada pernerintahan yang nengatur kehidupan di Afrika Barat Daya' Kemudian pada awal abad kesenbilan belas bangsa-bangsa Eropa nul-ai berdatangan ke benua Afrika dengan naksud hendak nenjajah. satu persatu wilayah di Afrika diduduki tidak terkecuali Afrika Barat DaYa ' Pada tahun 1884, witayah Afrika Barat Daya dikuasai oleh Jerman berdasarkan atas perjaniian perbatasan antara Inggris, Portugal dan Jerman. Setelah perang dunia f berakhir, wij'ayah Afrika Barat Daya diambil alih oleh Afrika Selatan. Kenudian tanggal 17 Desernber 1920 Liga Bangsa Bangsa nenetapkan wilayah Afrika Barat Daya sebagai "subject to the international supervisory authority of the League" atau sebagai subyek internasional yang berada di bawah pengawasan dan wewenang Liga Bangsa Bangsat serta memberikan nandat pada penerintahan Afrika Selatan untuk nelaksanakan Pemerintahan di wilayah Afrika Barat Daya guna menajukan kesejahteraan rakyat negeri itu. Narnun kenyataannya tidak seperti yang diharapkan yaitu menajukan kesejahteraan rakyat, bahkan Afrika Se-
Iatan rneneruskan apa yang telah dilakukan oleh Jerman sebagai. penjajah dengan nelakukan berbagai perbuatan yang dapat merugikan kehidupan masyarakat dan rnengadakan perbedaan perlakuan terhadap masyarakat kulit hitam dan. kulit putih di Afrika Barat Daya' baik dalarn bidang sosial maupun di bidang ekononi. Dengan nelalui proses yang panjang akhirnya Afrika Barat Daya berhasil rnencapai \emerdekaannya pada tanggal 21 Maret 1990 dengan presiden pertamanya Sam Nujona, HaI ini nerupakan inplenentasi dari resolusi Dewan Keananan PBB No. 435 tanggal 29 Septenber 19?8. Dari uraian tersebut akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa.negara yang telah merdeka dan berdaulat mempunyai kedudukan yang sana dal-am hukun internasi,onal dengan negara-negara lain yang ada di dunia, karena nereka mempunyai hak dan kewajiban yang sana sebagai subyek hukun internasional dalarn arti penuh.