TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

MORFOMETRIK AYAM SENTUL, KAMPUNG DAN KEDU PADA FASE PERTUMBUHAN DARI UMUR 1-12 MINGGU SKRIPSI YUSUP KURNIA

Gambar 1. Ayam Kampung Betina dan Ayam Kampung Jantan

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Indonesia

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Rose (1997), ayam diklasifikasikan ke dalam:

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM ARAB, AYAM KAMPUNG DAN AYAM PELUNG BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI ACHMADAH KURNIAWATI

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

Oleh: Suhardi, SPt.,MP

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Lokal Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG DI CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR SKRIPSI MURBANDINI DWI WIDIHASTUTI

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM WALIK DI SUMEDANG DAN BOGOR SKRIPSI

STUDI MORFOMETRIK PENDUGAAN BOBOT BADAN AYAM KAMPUNG DI CIAMIS TEGAL DAN BLITAR MELALUI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA SKRIPSI INDAH NOVATRIAN PUTRI

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

KARAKTERISTIK KUALITATIF DAN UKURAN-UKURAN TUBUH AYAM WARENG TANGERANG

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Hutan dan Ayam Kampung Asal usul ayam Klasifikasi dan tingkah laku ayam hutan merah

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

Identifikasi sifat-sifat Kualitatif ayam Wareng Tangerang. Andika Mahendra

MENGANGKAT POTENSI GENETIK DAN PRODUKTIVITAS AYAM GAOK

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di

TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten Batubara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012).

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

SECARA UMUM CIRI-CIRI TERNAK UNGGAS ADALAH :

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KETAWA, AYAM PELUNG DAN AYAM KAMPUNG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI WIDYA FITRI AKBAR KUSWARDANI

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

MATERI DAN METODE. Materi

MANAJEMEN PERENCANAAN. PEMBIBITAN UNGGAS & Ketangguhan Sistem

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Pengamatan

II KAJIAN KEPUSTAKAN. macam yaitu tipe ringan dengan ciri warna bulu putih bersih, badan ramping serta

METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

PENDAHULUAN. cara diburu di hutan-hutan pedalaman. Puyuh liar biasanya hidup di semak-semak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,

KARAKTERISTIK GE ETIK EKSTER AL AYAM ARAB, PELU G DA KAMPU G SKRIPSI JAKA SAPUTRA PROGRAM STUDI TEK OLOGI PRODUKSI TER AK FAKULTAS PETER AKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

PERBEDAAN MORFOMETRIK PERMUKAAN TUBUH AYAM KAMPUNG CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR BERDASARKAN VARIABEL PEMBEDA PERMUKAAN LINEAR TUBUH

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

BAHAN AJAR. ILMU PRODUKSI UNGGAS OLEH : GERMAN YOHANES SOLA, SPt, S.Pd,MM

TINJAUAN PUSTAKA. (Gallus gallus gallus) dan Ayam Hutan Merah Jawa ( Gallus gallus javanicus).

SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KETAWA DI KOTA KENDARI

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan dewasa kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam di dunia berasal dari daerah Selatan India, pegunungan Himalaya, Assam, Burma, Ceylon dan beberapa daerah di pulau Sumatra dan Jawa. Ditemukan empat spesies ayam liar yang masih dalam satu genus yaitu Gallus. Empat spesies tersebut adalah (1) Gallus gallus atau Gallus bankiva (Ayam Hutan Merah), (2) Gallus lafayetti (Ayam Hutan Ceylon), (3) Gallus sonneratii atau ayam Hutan Abuabu dan (4) Gallus varius (Ayam Hutan Java) (Crawford, 1990). Ayam Indonesia termasuk dalam Phylum Chordata, Subphylum Vertebrata, Class Aves, Subclass Neonithes, Ordo Galliformes, Genus Gallus, Spesies Gallus gallus (Diwyanto, 2007). Ayam lokal Indonesia yang menyebar di seluruh kepulauan Indonesia memiliki beberapa rumpun dengan karakteristik morfologis yang berbeda dan khas berdasarkan daerah asal. Sampai saat ini telah diidentifikasi sebanyak 31 rumpun ayam lokal, yaitu ayam Kampung, Pelung, Sentul, Wareng, Lamba, Ciparage, Banten, Nagrak, Rintit/Walik, Siem, Kedu Hitam, Kedu Putih, Cemani, Sedayu, Olagan, Nusa Penida, Merawang/Merawas, Sumatra, Balenggek, Melayu, Nunukan, Tolaki, Jepun, Ayunai, Tukung, Bangkok, Brugo, Bekisar, Cangehgar/Cukir/Alas dan Kasintu (Sartika dan Iskandar, 2007). Ayam lokal Indonesia selain dipelihara sebagai ayam pedaging dan petelur juga merupakan hewan kesayangan yang bermanfaat sebagai penghias halaman, aduan, keperluan ritual atau sebagai pemberi kepuasan melalui suara kokok yang merdu. Informasi dasar yang meliputi ciri spesifik, asal usul, performa dan produktivitas diperlukan sebagai sumber daya genetik ternak ayam lokal lebih dikenal dan lebih dikembangkan secara berkelanjutan (Sulandari et al., 2007). Ayam Kampung Ayam Kampung adalah ayam asli Indonesia yang hampir dapat ditemukan diseluruh daerah Indonesia. Ayam ini termasuk dalam 31 galur ayam lokal (Nataamijaya, 2000). Genus dari ayam Kampung adalah Gallus gallus dan spesies dari ayam ini adalah Gallus domesticus (Brakely dan Bone, 1985).

Sumber: Diwyanto (2007) Gambar 1. Ayam Kampung Jantan dan Betina. Sulandari et al. (2007) menyatakan bahwa ayam Kampung dapat diketahui dari bentuk tubuh yang ramping, kaki yang panjang dan warna bulu yang beragam. Sifat fenotipe dan genotipe ayam Kampung masih bervariasi seperti warna bulu yang masih beragam yaitu warna hitam, tipe liar, pola kolumbian, bulu putih dan bulu lurik. Bentuk jengger ayam Kampung juga bervariasi yaitu tunggal, rose, pea, walnut. Nataamijaya (2005) menyatakan bahwa rataan bobot badan ayam Kampung 2.405,141 ± 151,510 g (jantan) dan 1.650,00 ± 124,31 g (betina). Panjang shank ayam Kampung jantan adalah 26,30 ± 1,73 cm dan betina adalah 20,04 ± 1,56 cm. Panjang leher ayam Kampung jantan adalah 19,12 ± 1,40 cm dan betina 21,01 ± 0,92 cm. Panjang tulang punggung ayam Kampung jantan 22,40 ± 2,16 cm dan betina adalah 22,34 ± 2,47 cm. Nugraha (2007) menyatakan bahwa tulang femur pada jantan ayam Kampung adalah 102,29 ± 6,45 mm; sedangkan pada betina adalah 83,48 ± 3,79 mm. Panjang tibia jantan adalah 152,95 ± 10,24 mm; sedangkan betina 123,14 ± 5,92 mm. Panjang shank pada jantan adalah 110,04 ± 9,11 mm; sedangkan betina 85,81 ± 4,82 mm. Lingkar shank pada jantan adalah 53,29 ± 7,44 mm; sedangkan pada betina 39,64 ± 3,02 mm. Panjang jari ketiga pada jantan 64,27 ±5,93 mm; sedangkan pada betina 52,64 ± 5,16 mm panjang sayap pada jantan adalah 234,79 ± 15,10 mm; sedangkan pada betina 192,14 ± 11,61 mm. Tinggi jengger pada jantan adalah 49,45 ± 19,40 mm; pada betina 16,84 ±10,09 mm. Ayam Kampung menghasilkan telur dan karkas yang lebih kecil dibandingkan telur dan daging ayam ras, sedangkan harga produk ayam Kampung lebih mahal (Yusdja et al., 2005). Sulandari et al. (2007) menyatakan bahwa manfaat dan keunggulan ayam Kampung adalah sebagai penghasil daging dan telur serta

tahan terhadap penyakit. Ayam Kampung mudah dikenali karena banyak berkeliaran di desa-desa hampir di seluruh wilayah Indonesia. Ayam Sentul Ayam Sentul merupakan ayam lokal di Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Ayam Sentul dipelihara secara semi intensif dan dapat dijadikan komoditas untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Ciamis (Iskandar et al., 2004). Dijelaskan pula bahwa kepemilikan ayam Sentul per kepala keluarga relatif kecil meskipun ayam ini tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis. Menurut Diwyanto (1994) ayam Sentul mempunyai keunggulan yaitu sebagai penghasil daging dan telur (tipe dwi guna), bobot badan ayam Sentul jantan 1,3-3,5 kg dan ayam betina 0,8 2,2 kg, produksi telur 118 butir/tahun. Gambar ayam Sentul jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber: Diwyanto (2007) Gambar 2. Ayam Sentul Jantan dan Betina. Ciri khas ayam Sentul adalah warna bulunya didominasi oleh warna abu-abu baik pada jantan maupun betina. Intensitas warna abu-abu pada betina bervariasi dari abu kehitaman, abu-abu tua, abu-abu muda dan sedikit warna coklat pada dada tetapi pada jantan, variasi bulu tidak sebanyak seperti pada betina. Jantan umumnya berwarna abu-abu disertai warna merah pada bagian leher, punggung dan pinggul. Bentuk jengger pada ayam Sentul yaitu single dan pea. Bentuk postur tubuh ayam Sentul menyerupai ayam Kampung dengan tubuh yang lebih padat dan kompak. Kulit berwarna putih dan kuning, sedangkan shank berwarna abu-abu, putih dan kuning (Nataamijaya et al., 1993).

Ayam Kedu Dikenal dua macam ayam Kedu yaitu ayam Kedu hitam dan Kedu putih. Ayam Kedu hitam mempunyai bulu hitam bercahaya hijau seperti kumbang sedangkan kulitnya berwarna kuning serta bentuk jenggernya adalah tunggal. Pial, jengger dan telinganya pada masa kecil berwarna hitam (Hardjosubroto dan Atmodjo, 1977). Bobot badan ayam Kedu hitam jantan dewasa sekitar 1,7 2,4 kg dan betinanya sekitar 1 1,6 kg dan keunggulan dari ayam Kedu hitam adalah sebagai produksi telur dengan produksi 123,9 butir/tahun (Diwyanto, 2007). Gambar ayam Kedu jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 3. Sumber: Diwyanto (2007) Gambar 3. Ayam Kedu Jantan dan Betina. A B Menurut Sartika (1994) ayam Kedu putih mempunyai ciri sepintas mirip ayam White Leghorn, berwarna putih polos, jengger, pial, cuping berwarna merah, langitlangit mulut berwarna putih, kaki (shank) berwarna putih/kuning dan bentuk jenggernya tunggal. Selanjutnya keunggulan dan pemanfaatan ayam Kedu putih adalah sebagai penghasil telur dan daging, kadang kala diperlukan untuk upacara keagamaan. Bobot badan ayam Kedu putih jantan sekitar 1,7 2,5 kg dan ayam betina sekitar 1,2 1,5 kg dengan produksi telur 197 butir/tahun. Hubungan Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Mansjoer (1981) meneliti hubungan bobot badan masing-masing dengan panjang shank, panjang betis, panjang paha, panjang dada, lingkar tarsometatarsus dan lingkar dada dan diperoleh hubungan yang nyata antara bobot badan dengan panjang tibia (r=0,98) dan bobot badan dengan panjang paha (r=0,98). Selain itu, dikemukakan pula bahwa terdapat hubungan yang nyata antara panjang shank dengan bobot badan (r=0,98) dan lingkar dada dengan bobot badan (r=0,95), serta

tidak didapatkan hubungan antara panjang dada dengan bobot badan (r=0,95) dan lingkar tarsometatarsus dengan bobot badan (r=0,96). Selanjutnya Mansjoer (1981) menyimpulkan, bahwa panjang shank merupakan penduga yang paling tepat untuk penentuan bobot badan. Jull (1951) menyatakan, bahwa panjang kaki (a) mempunyai korelasi positif dengan bobot tubuh, dan (b) menentukan komposisi tubuhnya. Namun demikian, dikatakan bahwa dalam seleksi ayam untuk produksi daging, ayam yang mempunyai kaki terlalu panjang dianjurkan untuk disingkirkan, karena kurang menguntungkan. Pertumbuhan Pertumbuhan secara umum didefinisikan sebagai peningkatan ukuran atau volume dari mahkluk hidup. Pertumbuhan terjadi pada dua fase utama yaitu fase prenatal dan fase postnatal. Pertumbuhan prenatal terjadi sebelum hewan lahir sedangkan pertumbuhan postnatal terjadi setelah hewan lahir (Herren, 2000). Selanjutnya Soeparno (1998) menyatakan bahwa pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat badan hidup, bentuk, dimensi linier dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponen-komponen tubuh seperti linier dan komposisi tubuh seperti otot, lemak tulang dan organ serta komponen-komponen kimia, terutama air, lemak, protein dan abu pada karkas. Soeparno (1998) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah genetik, jenis kelamin, hormon dan kastrasi. Perbedaan laju pertumbuhan di antara bangsa dan individu ternak di dalam suatu bangsa terutama disebabkan oleh perbedaan ukuran dewasa tubuh. Jenis kelamin juga mempengaruhi pertumbuhan karena dibandingkan dengan ternak betina, ternak jantan biasanya tumbuh lebih cepat dan lebih berat pada umur yang sama. Kristian (2005) melaporkan bahwa jantan mempunyai ukuran-ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan betina pada ayam Pelung dan Bangkok. Tubuh hewan akan mengalami pertumbuhan yang cepat sejak hewan lahir sampai dewasa kelamin. Setelah dewasa kelamin pertumbuhan hewan masih berlanjut walaupun pertumbuhan berjalan dengan lambat tetapi pertumbuhan tulang dan otot pada saat itu telah berhenti (Herren, 2000).

Jaringan tubuh mencapai pertumbuhan maksimal dengan urutan dari jaringan syaraf, tulang, otot dan lemak. Selama periode pertumbuhan postnatal tulang tumbuh lebih awal dibandingkan dengan pertumbuhan otot dan lemak, sedangkan rusuk paling akhir (Soeparno, 1998). Ukuran tubuh dari hewan tergantung dari ukuran dan nilai dari tulang dan otot di tubuh hewan tersebut (Herren, 2000). Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksogenous (pakan) dan faktor endogenous (hormon) (Lawrence dan Fowler, 1997). Morfometrik Morfometrik diartikan sebagai suatu cara yang mencakup pengukuran bentuk atau suatu cara pengukuran yang memungkinkan sesuatu untuk diuji. Berdasarkan pengertian diatas, maka terdapat dua komponen besar mengenai morfometrik, yaitu size atau ukuran dan shape atau bentuk. Size dapat diartikan sebagai dimensi, besar, volume, ukuran relatif, sedangkan shape atau bentuk diartikan sebagai model, pola, karakteristik sebagai pembeda panampilan eksternal (Biology Online Team, 2005). Warwick et al. (1995) menyatakan bahwa sifat kuantitatif penting dalam bidang peternakan. Beberapa sifat kuantitatif yang penting adalah bobot badan, panjang jari ketiga, panjang maxilla panjang femur, panjang shank dan lingkar shank (tarsometatarsus), panjang jari ketiga, panjang sayap dan tinggi jengger (Hutt, 1949). Dinyatakan lebih lanjut bahwa beberapa sifat yang berhubungan dengan produktivitas unggas yaitu panjang shank, panjang maxilla, lingkar dada, panjang paha dan dada. Frandson (1992) menyatakan bahwa tulang memberi dasar pada struktur eksternal dan wujud hewan. Tulang-tulang yang berpengaruh pada wujud ternak adalah humerus, ulna, radius, tibia, femur, fibula, metatarsalia dan falanges. Skeleton ayam yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur hidup dengan fungsi utama sebagai pelindung tubuh yang memberikan kekerasan dan bentuk pada tubuh, berperan sebagai pengungkit, tempat cadangan mineral dan memberikan fasilitas tempat untuk pembentukan darah. Tulang panjang mempunyai fungsi sebagai pengungkit dan memperkuat penyokong, gerak dan prehensi. Tulang adalah jaringan yang mempunyai respon tinggi pada lingkungan (Frandson, 1992). Sifat yang berhubungan dengan produktivitas adalah sternum, panjang shank, lingkar metatarsus, lingkar dada, panjang paha dan dada (Crawford,

1990). Ukuran dari tulang paha, betis dan shank serta perbandingan antara panjang shank dengan lingkar shank menunjukkan nilai-nilai yang efektif untuk pendugaan konformasi tubuh. Ukuran tubuh ayam dipengaruhi oleh jengger, panjang tibia, panjang sayap dan panjang femur (Nishida et al., 1980).