2/26/2015. PPh. Pajak yang dikenakan : Terhadap subjek pajak Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak.

dokumen-dokumen yang mirip
22/06/2013. Materi Kuliah SUBJEK PAJAK. Definisi Subjek Pajak. Subjek Pajak (Ps 2 UU No 36 Th 2008)

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

Materi E-Learning Perpajakan

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BENTUK USAHA TETAP BUT. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PPh Pasal 26. Pengantar

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Mengenal Lebih Dekat Pajak Pertambahan Nilai

BAB III PAJAK PENGHASILAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

Definisi BUT dalam Perpajakan di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

AGENDA. PPh Pasal 26

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

Schedule Introduction to Tax (Dasar-Dasar Perpajakan)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PERLAKUAN PENETAPAN SUATU KEGIATAN SEBAGAI BUT AGEN YANG TIDAK BEBAS BERDASARKAN KETENTUAN DOMESTIK

DASAR HUKUM. UU No 17 TAHUN 2000 Tentang PERUBAHAN KETIGA ATAS UU NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PA JAK PENGHASILAN F INAL

Objek PPh. Penghasilan. Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2013

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai

PENYERAGAMAN PEMAHAMAN MENGENAI AMNESTI PAJAK

PAJAK PENGHASILAN. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang. Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi:

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. Amanita Novi Yushita, M.Si

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

PERKEMBANGAN E-COMMERCE

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

Pajak Penghasilan. Pasal 24

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

Landasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

ANALISIS PENGARUH PENURUNAN TARIF PPH ORANG PRIBADI TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK, PENERIMAAN PPH, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY. PPh UMUM 1

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

TINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

Pajak Penghasilan (PPh) Umum

Landasan Hukum: Pasal 4 Ayat (2) UU PPh

BAB II LANDASAN TEORITIS

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

PEMOTONGAN PPh PASAL 21

SOSIALISASI SE-34/PJ/2017 TENTANG PENEGASAN PERLAKUAN PERPAJAKAN BAGI PTN-BADAN HUKUM NOPEMBER 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH: Menurut S. I. Djajadiningrat: Menurut Mr. Dr. N. J. Feldmann:

Bab 8 BENTUK USAHA TETAP (BUT)

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

Harta Bersih yang Diperlakukan sebagai Penghasilan. (PP 36 Tahun 2017)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

Definisi. Ketentuan PPh Pasal 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,S.H. (Waluyo, 2000 : 2), pajak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak

BAB III OBJEK PENELITIAN

ANGSURAN PAJAK PENGHASILAN (PPh Pasal 25)

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

NPWP dan Pembayaran Pajak

Prosedur Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) 23 Atas Sewa dan Jasa Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN. pemerintah kepada masyarakat guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. Bentuk usaha ini memiliki ciri dan karakter masing masing. Ada yang hanya bertujuan

Transkripsi:

PPh Pajak yang dikenakan : Terhadap subjek pajak Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak (Pasal 1 UU PPh) Subjek Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi, dan warisan yg blm terbagi Subjek PPh Badan Subjek Pajak Luar Negeri Bentuk Usaha Tetap (BUT) (Pasal 2 UU PPh) 1

Unit tertentu dari Badan Pemerintah: Yang dibentuk oleh UU Dibiayai dari dana APBN/D Penerimaannya dimasukkan dalam aggaran Pemerintah Pusat/Daerah Pembukuannya diperiksa oleh pengawas fungsional negara Tidak termasuk pengertian Subjek Pajak Badan OP: Bertempat tinggal di Indonesia, atau Berada di Indonesia > 183 hari dalam 12 bulan, atau Dalam suatu thn pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia Subjek Pajak DN Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia Warisan yang belum terbagi sebagai kesatuan menggantikan yang berhak (Pasal 2 ayat 3 UU PPh) 2

Yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia Subjek Pajak LN OP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia OP yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam 12 bulan Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia (Pasal 2 ayat 4 UU PPh) Yang menerima/memperoleh penghasilan dari Indoensia bukan dengan menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia Bentuk Usaha Tetap (BUT): Bentuk usaha yang digunakan oleh Subjek Pajak Luar Negeri untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa : tempat kedudukan manajemen, cabang perusahaan, kantor perwakilan, gedung kantor, pabrik, bengkel, gudang, ruang untuk promosi, pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pertambangan migas bumi, perikanan, pertanian, perkebunan atau kehutanan Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan OP/Badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas Agen/ pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi/menanggung risiko di Indonesia Komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet (Pasal 2 ayat 5 UU PPh) 3

Perbedaan Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri WP DN Penghasilan dari /luar Indonesia,dikenakan pajak Dasar pengenaan pajaknya adalah penghasilan netto Menggunakan tarif umum (Pasal 17 UU PPh) Wajib menyampaikan SPT WP LN Hanya penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak Dasar pengenaan pajaknya adalah penghasilan bruto Menggunakan tarif sepadan(pasal 26 UU PPh) Tidak wajib menyampaikan SPT Kewajiban Pajak Subjektif OP sebagai SP DN Dimulai : Saat dilahirkan/berada/berniat bertempat tinggal di Indonesia Berakhir : Saat meninggalkan dunia/indonesia selama-lamanya Badan sebagai SP DN Dimulai : Saat didirikan/bertempat kedudukan di Indonesia Berakhir : Saat dibubarkan/tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia BUT Dimulai : Saat menjalankan/melakukan usaha/kegiatan di Indonesia Berakhir : Saat tidak lagi menjalankan/melakukan usaha/kegiatan di Indonesia SP LN tanpa melalui BUT Dimulai : Saat menerima/memperoleh penghasilan dari Indonesia Berakhir : Saat tidak lagi menerima/memperoleh penghasilan dari Indonesia Warisan belum terbagi Dimulai : Saat timbulnya warisan belum terbagi Berakhir : Saat warisan telah selesai dibagikan (Pasal 2A UU PPh) 4

Tidak Termasuk Subjek PPh Kantor perwakilan negara asing Pejabat perwakilan negara asing, termasuk orang-orang yang diperbantukan, yang bukan WNI, tidak menerima/memperoleh penghasilan diluar jabatan/pekerjaannya, adanya asas timbal balik Organisasi Internasional, dimana Indoensia menjadi anggotanya, yang tidak menjalankan usaha/kegiatan untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia Pejabat perwakilan organisasi internasional, yang bukan WNI dan tidak menjalankan usaha/pekerjaan untuk memperoleh penghasilan di Indonesia 5