BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. angka morbiditas, namun angka mortalitas leukemia juga dilaporkan di Amerika. Sampai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. (Tim Cancer Helps, 2010). Data di Eropa pada tahun 1988 dan 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), kematian akibat kanker di

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB I PENDAHULUAN. umum kanker pada anak-anak dibawah usia 15 tahun dengan mayoritas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel darah putih yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada semua aspek kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang disebabkan oleh pertumbuhan tidak normal pada sel darah putih (leukosit), dimana sel darah putih muda tidak menjadi matang seperti seharusnya melainkan menjadi sel yang dikenal sebagai sel leukemia (Yayasan Kanker Indonesia (YKI), 2008). Leukemia adalah penyakit yang dapat menyerang semua jenis usia, tidak terkecuali pada anak-anak. Leukemia merupakan jenis kanker yang sering ditemukan pada anak dibawah usia 15 tahun. Leukemia merupakan penyakit kronis yang menempati urutan kedua dan ketiga sebagai penyebab kematian pada anak (Andra dalam Farmacia, 2007). Anak dengan leukemia mengalami berbagai masalah yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya. Hal ini membuat anak mengalami masa sulit selama proses pertumbuhannya. Tanda dan gejala yang muncul pada anak dengan leukemia antara lain pilek yang tidak sembuh-sembuh, pucat, lesu, demam, anoreksia dan penurunan berat badan, petekie, memar tanpa sebab, nyeri pada tulang dan persendian, nyeri abdomen, limfadenopati, dan hepatosplemegali (Suriadi & Yuliani, 2010). 1

2 Penyebab leukemia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun dari beberapa penelitian ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan leukemia diantaranya adalah penggunaan pestisida, medan listrik, riwayat keguguran pada ibu, radiasi, bahan kimia (benzene), virus, kelainan genetik, ibu yang umurnya relatif tua saat melahirkan, ibu yang merokok saat hamil, konsumsi alkohol saat hamil, penggunaan marijuana saat hamil, medan magnet, pekerjaan orang tua, berat lahir, urutan lahir, radiasi prenatal dan postnatal, vitamin K, serta diet (Simanjorang, 2010). Data statistik dunia menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit leukemia di dunia mencapai sekitar 500-600 juta orang. Setiap 1 juta jumlah penduduk di dunia akan terlahir 120 orang anak yang menderita kanker darah (WHO, 2010). Epidemiologi penyakit ini tidak hanya terjadi pada negara berkembang saja, tetapi di negara maju seperti Amerika Serikat memiliki kasus leukemia yang cukup besar. Data dari American Cancer Society (ACS), juga menunjukkan bahwa di Amerika Serikat pada tahun 2012 terdapat kasus kanker pada anak sekitar 12.060 kasus baru dalam rentang usia antara 0-14 tahun dan 1/3 dari kasus tersebut merupakan kasus kematian yang diakibatkan oleh leukemia (ACS, 2012). Sementara itu, di negara berpenghasilan rendah dan menengah prognosis pada anak yang didiagnosis kanker seperti leukemia jauh lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh lambatnya diagnosis kanker, kurangnya peralatan dan obat-obatan di rumah sakit, serta kurangnya pengetahuan masyarakat terkait kanker. Di Indonesia, angka kematian akibat leukemia

3 mencapai 50-60% karena terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker. Pada umumnya penderita datang berobat ketempat yang salah dan baru memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika stadiumnya sudah lanjut, sehingga diagnosa penyakit yang lambat dan biaya pengobatan yang lebih mahal (YKI, 2012). Kasus leukemia di RS Kanker Dharmais pada tahun 2010-2013 merupakan penyakit dengan jumlah kasus baru dan jumlah kematian terbanyak. Kasus baru dan kematian akibat leukemia cenderung meningkat setiap tahunnya (Sabrida, 2015). Data RS Kanker Dharmais pada tahun 2014 menunjukkan ada sebanyak 46 kasus leukemia (Tehuteru, 2015). Puncak kejadian LLA sering terjadi pada anak usia 2-5 tahun (Hamidah, 2010), dimana usia tersebut adalah masa dimana anak-anak dapat menunjukkan kemampuan aktivitas lebih banyak untuk bergerak, mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi terhadap benda yang ada disekelilingnya (Astuti, 2008). Masa toddler termasuk pada rentang umur kejadian leukemia yang cukup banyak pada anak. Usia toddler (2-3 tahun) merupakan masa anak-anak yang memerlukan perhatian lebih dari orang tua. Oleh karena itu, kebanyakan orang tua akan merasa cemas apabila terjadi sesuatu pada anak yang berada pada usia ini apalagi anak yang menderita penyakit kronis seperti leukemia. Keadaan sakit pada anak usia toddler merupakan krisis utama yang harus dihadapi oleh anak itu sendiri dan keluarga berupa kecemasan, yang disebabkan oleh berbagai macam faktor (Mariyam, 2008).

4 Berbeda dengan kanker lainnya, penatalaksanaan utama leukemia sebagai penyakit sistemik adalah kemoterapi yang membutuhkan waktu lama hingga bertahun-tahun. Apabila anak positif menderita Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) harus dilakukan terapi perawatan yang cukup panjang (2-3 tahun). Sementara pada Leukemia Mieloid Akut (LMA) pelaksanaan kemoterapi lebih cepat dilakukan yaitu ± 25 siklus selama 10 bulan (Faozi dalam Rahmawati, 2013). Namun, kemoterapi memiliki berbagai efek samping yang menimbulkan ketidaknyamanan pada fisik anak, seperti nyeri akibat mukosistis, diare, mual, dan lain-lain (Pernomo, Sutaryo, Ugrasena, Windiastuti & Abdulsalam, 2006). Teori ini dibuktikan dengan hasil penelitian oleh Ariawati, Windiastuti & Gatot (2007), yang menyatakan tentang pemberian kemoterapi pada LLA menunjukkan berbagai toksisitas akut, seperti gejala mual dan muntah yang terjadi paling banyak setelah pemberian MTX dosis 1 g/m 2 dan setelah pemberian MTX intratekal. Dampak lain yang terjadi adalah neuropati setelah pemberian vinkristin dan MTX 1 g/m 2. Dari masalah fisik tersebut, dapat memicu timbulnya masalah psikologis pada anak seperti stress sehingga anak tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan pemberian obat kemoterapi dan pemantauan kemajuan pengobatan secara rutin menyebabkan anak harus beberapa kali berkunjung dan dirawat di rumah sakit. Sakit dan hospitalisasi merupakan situasi yang menimbulkan stress pada anak (Wong, 2009). Stress yang dialami pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya perilaku yang ditunjukkan petugas kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya), pengalaman

5 hospitalisasi anak, support system atau dukungan keluarga yang mendampingi selama perawatan (Nursalam, Susilaningrum & Utami, 2008). Dalam perawatan leukemia pada anak, dukungan keluarga sebagai orang terdekat dari anak sangat dibutuhkan berupa mendampinngi anak dalam perawatannya. Figur seorang ibu sangat penting dalam membantu perawatan, yang dimulai dari mendampingi sampai menghadapi efek samping dan gejala yang ditimbulkan akibat kemoterapi seperti gangguan fisik, psikologis, dan sosial anak. Apabila masalah tidak teratasi, maka hal ini akan menghambat proses perawatan anak dan kesembuhan anak itu sendiri. Upaya mengatasi masalah yang timbul pada anak dalam upaya perawatan di rumah sakit, difokuskan pada intervensi keperawatan dengan meminimalkan stressor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi dan memberi dukungan psikologis pada anggota keluarga (Wong, 2009). Kristin, Kris, Ronald & Whitney (2011) menyatakan bahwa kanker pada anak sangat memiliki pengaruh terhadap keluarga terutama pada orang tua yang mana terjadinya perubahan peran dari kualitas hidup orang tua yang memiliki anak dengan kanker. Keluarga yang memiliki anak dengan leukemia akan menimbulkan beban bagi anggota keluarga. Orang tua pada umumnya merasa bersalah atau merasa cemas karena mereka merasa bertanggung jawab pada apa yang menimpa anaknya, atau didalam kesedihan mereka berharap bisa menggantikan si anak untuk menanggung penyakit leukemia tersebut. Orang tua memerlukan bantuan yang simpatik dan dukungan dari semua pihak

6 terlibat, baik bagi kesejahteraan orang tua itu sendiri maupun bagi upaya mereka untuk memberikan perawatan bagi si anak (Sunaryo, 2004). Beberapa orang tua akan merasa stress merawat anak mereka yang menderita leukemia. Mereka akan kesulitan untuk memahami perasaan dan kondisi yang dialami. Ketidaktahuan akan perawatan, kebutuhan finansial keluarga dan kehidupan sosial juga mempengaruhi psikologis dan fisik orang tua khususnya ibu dalam merawat anak dengan leukemia. Banyak hal yang harus diketahui dalam mengenali dan memahami pengalaman yang dimiliki orang tua yang merawat anak dengan leukemia (Aritonang, 2008). Selama menjalani perawatan, umumnya anak selalu didampingi oleh orang tuanya, dan yang paling sering adalah ibu. Hasil penelitian Atkin dan Ahmad (2000) menyatakan bahwa bagaimanapun ibu adalah orang yang selalu bertanggungjawab dalam perawatan sehari-hari anaknya. Selama masa tersebut, ibu dituntut agar dapat menjalankan perannya sebagai perawat utama bagi anaknya. Ibu diharapkan dapat memberikan dukungan kepada anak secara fisik, psikologis, moral dan material. De Korte-Verhoef, Grypdonck, Kamps, Kars, Bergh, van Delden, & Verkerk (2009) melakukan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap 44 orang tua dari 23 orang anak yang didiagnosa kanker tentang pengalaman orang tua dengan anak yang menderita kanker stadium akhir. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan 2 tema, yaitu perasaan takut jika harus kehilangan anaknya dan pengawasan yang ketat terhadap kondisi anak.

7 Selanjutnya, hasil dari penelitian Bjork, Wiebe, & Hallstrom (2005) tentang pengalaman keluarga selama pengobatan kanker pada anak dan menghasilkan 6 tema, yaitu merasa lelah, mengganggu kehidupan keluarga, perasaan terpenjara dan terisolasi, mempertahankan keadaan normal, menjadi ahli dan mengubah perspektif normal. Hasil penelitian Aritonang (2008) tentang pengalaman orang tua dalam merawat anak dengan penyakit kronis, mengidentifikasikan hasil wawancaranya dalam 4 tema, yaitu pengalaman awal mengasuh anak dengan penyakit kronis, pengalaman tanpa akhir, dampak penyakit kronis terhadap keluarga dan kekhawatiran masa depan anak dengan penyakit kronis. Leukemia pada anak mempengaruhi semua aspek kehidupan keluarga terutama ibu, yang mana dapat menyebabkan stress ataupun depresi dan merubah peran yang harus dijalani oleh ibu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulyda, Elim, Kandou & Ekawardani tentang tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak LLA adalah tingginya kejadian depresi pada ibu yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehidupan sosial, psikologi serta mekanisme biologi dari ibu sendiri. Tingkat depresi yang paling tinggi dialami ibu pada penelitian ini adalah depresi ringan. Penelitian yang dilakukan oleh Aggraini (2013) tentang pengalaman orang tua melakukan perawatan lanjutan di rumah pada anak penderita LLA, menghasilkan 6 tema, yaitu pemahaman ibu tentang cara perawatan pada anak, ibu bekerja keras dalam merawat anak, membutuhkan dukungan, timbul respon

8 psikologis terhadap kondisi anak, memiliki beban dalam perawatan anak, manajemen penyelesaian masalah dan harapan ibu untuk masa depan anak. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2015) tentang dukungan orang tua yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun menghasilkan 5 tema, yaitu upaya orang tua dalam mengatasi masalah leukemia pada anak, dukungan pembiayaan, informasi yang dimiliki oleh orang tua, dukungan emosional orang tua, dan dukungan sosial untuk anak. National Jewish Health (2008) menyatakan bahwa setiap keluarga dengan atau tanpa anak dengan penyakit leukemia selalu memiliki masalah yang biasanya muncul dalam keluarga, masalah itu antara lain finansial, persaingan antar saudara kandung, dan perhatian orang tua terhadap anakanaknya. Oleh karena itu, merawat anak dengan leukemia akan lebih mempengaruhi sistem yang ada dalam keluarga terutama peran dari seorang ibu. Dari beberapa hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga dengan anak yang menderita penyakit kronis seperti leukemia, akan memiliki pengalaman yang bervariasi berupa suka dan duka yang dialami oleh keluarga terutama ibu. Penelitian diatas juga membuktikan bahwa telah ada penelitian terkait keluarga dan orang tua yang memiliki anak dengan leukemia, tetapi penelitian tentang pengalaman orang tua merawat anak usia toddler dengan leukemia yang menjalani kemoterapi masih jarang di Indonesia. Hasil pencatatan data dan pelaporan Medical Record RSUP Dr. M Djamil Padang, jumlah pasien dengan leukemia mengalami naik turun dalam

9 beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2016 dalam 3 bulan terakhir (Januari, Februari, & Maret), jumlah pasien leukemia anak sebanyak 64 orang. Sebagai data awal untuk penelitian, peneliti telah melakukan studi pendahuluan melalui wawancara langsung dengan 2 orang ibu yang merawat anak dengan leukemia di IRNA Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Partisipan menyatakan bahwa pada saat pertama kali mengetahui anaknya didiagnosa leukemia tidak ada penolakan dari ibu terhadap penyakit anaknya tersebut. Namun 1 dari 2 orang ibu merasakan cemas karena anak masih kecil, masih ada rasa kurang percaya bahwa anaknya menderita leukemia, dan mengeluhkan tentang anaknya pada usia sekarang seharusnya mendapatkan lebih banyak waktu untuk bermain. Saat dilakukan wawancara, salah seorang ibu juga mengatakan masalah-masalah yang harus dihadapi dalam melakukan perawatan pada anak salah satunya adalah masalah waktu. Meluangkan waktu untuk selalu mendampingi anak supaya mendapatkan perawatan dan kemoterapi yang dijalani merupakan masalah utama yang dialami oleh orang tua terutama ibu, yang harus meninggalkan pekerjaannya. Dari fenomena diatas, belum diketahui perawatan yang dilakukan oleh ibu terhadap anak usia toddler yang menderita leukemia yang menjalani kemoterapi di rumah sakit. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengalaman ibu merawat anak usia toddler dengan leukemia yang menjalani kemoterapi di IRNA Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.

10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana arti dan makna dari pengalaman ibu merawat anak usia toddler dengan leukemia yang menjalani kemoterapi di Ruang Rawat Inap Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang? C. Tujuan Penelitian Untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan secara mendalam pengalaman ibu dalam melakukan perawatan pada anak usia toddler dengan leukemia yang menjalani kemoterapi di IRNA Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan untuk mahasiswa dan profesi keperawatan terkait pengalaman yang dialami oleh ibu dalam merawat anak usia toddler yang menderita leukemia. 2. Bagi Pelayanan Keperawatan Dengan hasil penelitian ini, institusi pelayanan keperawatan mampu memahami peran orang tua terutama ibu dalam merawat anak dengan keukemia pada usia toddler, sehingga dapat meningkatkan kerjasama antara orang tua dengan perawat dalam melakukan perawatan

11 terhadap anak. Penelitian ini juga memberikan penjelasan tentang pentingnya peran perawat sebagai advokat kepada keluarga dalam merawat anak yang menderita leukemia. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pembanding untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengalaman orang tua merawat anak dengan leukemia.