I. PENDAHULUAN. dikarenakan dalam pembelajaran sejarah di berbagai sekolah lebih menekankan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari hal-hal baru.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Salah satu masalah yang sering dihadapi pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet 4,

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih berkesan dan bermakna. Sejak beberapa tahun terakhir pembelajaran

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan dan pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan materi pelajaran dapat membantu siswa

Charlina Ribut Dwi Anggraini

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang strategis di dalam

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

I. PENDAHULUAN. proses tersebut diperlukan guru yang memberikaan keteladanan, membangun

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar Matematika, dan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) PENDAHULUAN

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

*Keperluan korespondensi, telp: ,

ABSTRAK. Kata Kunci : Metode Ceramah, Metode Team Game Tournament (TGT), dan Prestasi Belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media,2003), hlm 6. 1 UU RI No.20 th 2003 Bab II pasal 3 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI ANTAR TGT DAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hal ini berhungan

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENGUBAH PECAHAN. Hardini Setya Sukapti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN JIGSAW DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X TKR SMK YPT PURWOREJO

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNEMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih banyak anggapan mata pelajaran sejarah yang kurang menarik,hal ini dikarenakan dalam pembelajaran sejarah di berbagai sekolah lebih menekankan pada fakta sejarah dan hafalan fakta seperti pelaku, tahun kejadian, dan tempat kejadian. Menurut Mulyadi kurangnya motivasi dan rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah salah satunya disebabkan oleh faktor guru yang kurang optimal dalam melibatkan siswa pada kegiatan belajar, sehingga siswa menjadi pasif yaitu hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru (Mulyadi, 2005). Selain itu guru dalam mengajarkan mata pelajaran sejarah langsung kepada materi pelajaran tanpa mengkaitkannya dalam kehidupan sehari hari terlebih dahulu. Model yang digunakan dalam pembelajaran sejarah kurang bervariasi yang menyebabkan rasa ketertarikan terhadap mata pelajaran sejarah menjadi berkurang sehingga motivasi belajar siswa menjadi rendah. Motivasi belajar adalah suatu dorongan baik dari dalam diri maupun dari luar diri untuk berusaha mendapatkan apa yang diinginkan sehingga suatu tujuan dapat tercapai sesuai keinginan. Dalam hal ini proses belajar sangat berhubungan dengan motivasi belajar. Perubahan suatu motivasi belajar akan merubah pula

2 wujud, bentuk, dan pemahaman akan suatu hal. Tanpa adanya motivasi belajar baik dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan sekolah maka tidak akan muncul semangat untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dengan ketercapaian siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Permasalahannya adalah hampir semua siswa dari suatu sekolah kurang bisa mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh guru dalam memperbaiki keadaan siswanya sehingga tercapai KKM dimulai dari penerapan metode, pendekatan, atau model yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, dan selalu berusaha menghadirkan pembelajaran yang menarik dan diminati oleh siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ketapang, melalui penggalian sumber data yang diperoleh peneliti dari guru mata pelajaran sejarah peneliti mengetahui bahwa siswa kelas X2 dan X3 memperoleh nilai yang beragam pada mata pelajaran sejarah. Nilai rata-rata uji blok kelas X2 dan X3 pada semester ganjil SMA Negeri 1 Ketapang tahun pelajaran 2012/2013, di kelas X2 siswa yang mendapat nilai 65 ke atas hanya 18 siswa dari 40 siswa, sedangkan untuk kelas X3 siswa yang mendapat nilai 65 ke atas hanya 15 siswa dari 36 siswa. Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa belum mencapai target (KKM) yang telah ditetapkan di SMA Negeri 1 Ketapang yaitu sebesar 70,0 % siswa yang harus mencapai kentutasan minimal dengan nilai 65. Selain itu hasil wawancara yang diperoleh melalui siswa terdapat

3 beberapa faktor utama yang diindikasikan sebagai penyebab rendahnya nilai ujian sejarah siswa semester yang lalu adalah motivasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran sejarah sangat rendah, sehingga menyebabkan siswa belum mampu menyerap materi dengan baik. Kemudian mata pelajaran sejarah terkesan hanya hafalan sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan dan hanya membuat siswa merasa terpaksa mengikuti pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran salah satunya adalah dengan cara membangkitkan motivasi belajar siswa yang masih kurang melalui variasi model pembelajaran. Tidak ada satupun pola model pembelajaran yang dapat dianggap paling baik diantara pola model pembelajaran yang lain, karena masing-masing mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Model pembelajaran tertentu kemungkinan baik untuk materi, situasi, dan kondisi tertentu, namun kemungkinan dapat juga kurang tepat untuk keadaan yang lain. Dalam proses pembelajaran guru harus memiliki model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat belajar secara efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan Snowball Throwing (ST) adalah bagian dari strategi pembelajaran Cooperative learning. Menurut Isjoni: Tujuan utama dalam menerapkan model belajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan

4 memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. (Isjoni, 2007:21). Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang cukup berhasil untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada kelompok-kelompok kecil, di mana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa yang heterogen melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Team Games Tournament (TGT) adalah suatu model pembelajaran yang di dalamnya terdapat unsur permainan akademik atau turnamen. Terdapat tiga struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) menurut Deutsch: 1). Kooperatif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi konstribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain. 2). Kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya. 3). Individualistik, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsenkuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya (Deutsch dalam Slavin, 2008:31). Model Pembelajaran Snowball Throwing (ST) merupakan pembelajaran untuk melatih siswa agar lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Menurut Bayor, Snowball Throwing (ST) merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa (Bayor, 2010).

5 Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Model Snowball Throwing (ST) dipilih karena diindikasikan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang diharapkan mampu membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Bedasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul Perbandingan Motivasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Sejarah yang Diajar Menggunakan Model Teams Games Tournament (TGT) dengan Model Snowball Throwing (ST) Terhadap Siswa Kelas X SMA N 1 Ketapang Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan rata-rata motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah sebelum dan sesudah diajar dengan menggunakan model Teams Games Tournament (TGT)? 2. Adakah perbedaan rata-rata motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah sebelum dan sesudah diajar dengan menggunakan model Snowball Throwing (ST)? 3. Adakah perbedaan rata-rata motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah setelah diajar menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) dengan model Snowball Throwing (ST)?

6 C. Tujuan, Manfaat, dan Ruang Lingkup 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. perbedaan rata-rata motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah sebelum dan sesudah diajar dengan menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) 2. perbedaan rata-rata motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah sebelum dan sesudah diajar dengan menggunakan model Snowball Throwing (ST) 3. Perbedaan motivasi belajar siswa dalam pelajaran sejarah yang diajar diajar menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) dan Snowball Throwing (ST). 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan Snowball Throwing (ST) dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis

7 a. Sebagai bahan pertimbangan guru atau calon guru untuk memilih model pembelajaran dalam mengajar sejarah. b. Dengan diterapkan model yang sesuai dengan penyusunan materi, siswa dapat memahami materi secara jelas. 3. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut : 1. Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat unsur permainan akademik atau turnamen untuk mengganti tes individu. Sehingga siswa tidak merasakan bosan karena ada unsur turnamen. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen utama, yaitu : presentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan), turnamen (pertandingan), dan rekognisi tim (penghargaan kelompok) (Slavin, 2008). Langkah-langkah pembelajarannya meliputi para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen, guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai dan Games Tournament di masukkan sebagai tahapan review setelah setelah siswa bekerja dalam tim. 2. Snowball Throwing (ST) disebut juga model pembelajaran gelundungan bola salju karena model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih

8 tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Model ini memiliki kelebihan diantaranya ada unsur permainan yang menyebabkan model ini lebih menarik perhatian siswa. Menurut Komalasari model pembelajaran Snowball Throwing (ST) menggali potensi kepemimpinan murid dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Komalasari, 2010). Langkah-langkahnya meliputi tahapan : pemberian materi, pembentukan kelompok heterogen, diskusi kelompok, games dan evaluasi. 3. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Definisi motivasi belajar yang dikemukakan Sardiman yaitu keseluruhan daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan (Sardiman, 2012). Menurut Winkel motivasi belajar merupakan faktor psikis, yang bersifat nonintelektual yang berperan dalam hal meningkatkan gairah belajar (Wingkel,1983). Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat tercapai dengan lebih baik.

9 4. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X2 dan X3 semester genap SMA Negeri 1 Ketapang 5. Materi yang akan disampaikan dalam penelitian ini adalah Kebudayaan Bascon-Hoabinh dan Dongson.

10 REFERENSI Sardiman, A.M. 2012. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raya Grafindo Persada. Halaman 149 Ishaq, Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Halaman 21. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning, Teori Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media. Halaman 31 Salsabila. Fitri. 2011. Stad And Snowball Throwing. Diakses Pada Pukul 20:30 Tanggal 20 Februari 2013. Http://Salsabilafitri.Blogspot. Com /2011_05_01_Archive. Html. Halaman 1. Sardiman, A.M. 2012. Op Cit. Halaman 151