BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMA AH HAJI TENTANG KUALITAS PELAYANAN DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MUATAN SUBSTANSI RUU PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB IV ANALISIS PROGRAM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KEMASJIDAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN REMBANG TAHUN

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

Salinan NO : 9/LD/2013 NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB V PENUTUP. pengelolaan pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan,

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH KOTA DEMAK TAHUN

BAB I. Pendahuluan. dengan cara yang efektif dan efisien melalui Planning (menentukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) merupakan sebuah layanan bagi

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes

Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*)

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 97 yang

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS PENYELENGGARAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN KEAGAMAAN DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PIMPINAN ANAK CABANG MUSLIAMAT NU TODANAN BLORATAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah perusahaan berskala besar maupun kecil baik profit maupun non

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah Haji merupakan ibadah yang Allah wajibkan bagi umat Islam. Allah

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang manajemen. Menurut Skiner dan Ivancevich (1992) management will be. yang paling efesien untuk mencapai sasaran).

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tidak hanya di dapatkan di dalam buku, akan tetapi internet

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

KUESIONER PENELITIAN. Nama responden :... Pendidikan Tertinggi : SD SMP SMA D3 S1 S2 S3

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam, selalu berbondong-bondong dan saling berebut porsi

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam terbesar di dunia. Terkait dengan penyelenggaraan ibadah

BAB III PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL- NAHDHIYYAH DI KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PERENCANAAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG Analisis fungsi Perencanaan Penyelengaraan Ibadah Haji

6. Keputusan Menteri Agama Nomor 224 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh;

EXECUTIVE SUMMARY PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) TAHUN 2015

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN

Ikhtisar Eksekutif (LAKIP 2015)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi pada suatu. tujuan, karena dengan adanya strategi yang dibuat atau

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK TAHUN 2016

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

2017, No Indonesia Nomor 5061); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Peny

DAFTAR INFORMASI PUBLIK (DIP) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PROFIL KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN REMBANG TAHUN Fungsi serta Visi dan Misi Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten

BAB IV PROFIL KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MASJD RAYA BUKITTINGGI. A. Sejarah Berdiri Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Raya

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya membentuk manusia Indonesia seutuhkan tidak hanya dapat

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara

BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN YANG DIGUNAKAN OLEH KBIH NAHDLATUL ULAMA DAN KBIH MUHAMMADIYAH KABUPATEN TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rapat Pimpinan Komisi VIII DPR RI, Acara :Membahas/menyusun Program Kerja

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2011, No Menetapkan : 3. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dimana sistem kerjasama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntutan syariah dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Meskipun penyelenggaraan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II IMPLEMENTASI FUNGSI PENGORGANISASIAN DAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

RINGKASAN PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KABUPATEN GRESIK FARIDA ARIANI

Sejak keberadaannya di Kabupaten Buru, Kantor Kementerian Agama telah dipimpin oleh tiga orang, antara lain :

: Hj. Ledia Hanifa Amaliah, S.Si.,M.Psi.T. : Hadir 40 Anggota, Izin 8 Anggota dari 45 Anggota Komisi VIII DPR RI

BAB II PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

Oleh: DRS. ABD. HARIS, MPd.I Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

Drs. Salihin Mizal, MA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG A. Analisis Penyelenggaraan Manasik Haji yang Dilakukan oleh Kemenag Kabupaten Semarang tahun 2016 Kemenag merupakan lembaga Islam yang mengurusi urusan dalam bidang keagamaan yang secara umum lembaga tersebut mempunyai tujuan agar terwujud masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin serta dapat melaksanakan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keagamaan. Sebagai lembaga Islam yang dipercaya pemerintah, Kemenag Kabupaten Semarang mempunyai sasaran kerja yang ingin dicapai oleh masing-masing seksi di Kemenag Kabupaten Semarang. Seperti halnya susunan kerja yang ingin diwujudkan seksi Haji dan Umrah yaitu meningkatkan pelayanan dan mutu jama ah haji demi tercapainya haji yang mandiri, hal itu diwujudkan dengan mengadakan bimbingan manasik haji secara massal. Untuk dapat merealisasikan sasaran kerja tersebut Kemenag Kabupaten Semarang menerapkan beberapa manajemen bimbingan dalam penyelenggaraan manasik haji yang meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Keempat manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 69

1. Analisis tentang Planning Segala bentuk kegiatan maupun program kerja akan terlaksana dengan baik dan sistematis apabila diadakan perencanaan sebelum melaksanakannya. Dengan perencanaan memungkinkan dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi yang benarbenar dihadapi pada saat itu. Dengan perencanaan pula dapat memudahkan para pembimbing manasik haji dalam melakukan pengawasan dan penilaian terhadap jalannya penyelenggaraan kegiatan manasik haji. Oleh karena itu suatu rencana yang telah dipersiapkan secara matang akan lebih baik hasilnya bilamana dibandingkan dengan penyelenggaraan yang dilakukan tanpa rencana. Sebagaimana yang telah dilakukan Kemenag Kabupaten Semarang. Banyak perencanaan yang telah direncanakan oleh Kemenag Kabupaten Semarang sebelum diselenggarakannya bimbingan manasik haji, agar penyelenggaraan haji bisa maksimal dan calon jamaah haji dapat melaksanakan hajinya dengan mandiri, baik dan lancar. Mengingat kota Semarang merupakan daerah yang cukup metropolitan dengan karakter jamaah calon haji bermacam-macam. Perencanaan awal yang dilakukan Kemenag Kabupaten Semarang pada umumya hampir sama baik di tahun 2016 maupun dari tahun-tahun sebelumnya. Adapun perencanaan yang telah dilakukan sebagai langkah awal mulai 70

dari tahapan pendaftaran, pembinaan manasik haji, sampai tahapan pemberangkatan dan pemulangan jamaah sekaligus menentukan jadwal pelaksanaan bimbingan, para pembimbing dan petugas. Pada Kemenag Kabupaten Semarang melaksanakan bimbingan secara massal. Menurut penulis, bimbingan manasik secara massal yang diselenggarakan 2 kali pertemuan saja masih kurang efektif. Meski para calon jama ah haji sudah mendapatkan cukup materi saat pembinaan di kantor KUA Kecamatan masing-masing, namun para calon jama ah haji harus tetap mendapatkan bimbingan dari tingkat Kabupaten. Minimal para calon jama ah haji diuji dan diberi pelatihan lagi mengenai materi prakteknya. Karena materi praktek merupakan materi yang utama dan harus dikuasai para calon jama ah haji. Agar saat tiba di tanah suci, jama ah haji tidak kebingungan atau lupa urutan-urutan rukun haji. 2. Analisis tentang Organizing Langkah selanjutnya setelah penerapan fungsi perencanaan maka dilanjutkan dengan adanya pengorganisasian yang baik dan sistematis. Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan dengan jalan membagi dan 71

mengelompokkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan petugasnya. Pada Kemenag Kabupaten Semarang terdapat beberapa petugas yang khusus mengurusi urusan haji. Di Kemenag terdapat hanya 5 orang petugas yang masing-masing mempunyai tugas dan wewenang sendiri-sendiri. Menurut analisa penulis, dengan jumlah petugas yang terhitung sangat sedikit, dirasa masih kurang optimal karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan di bagian pengurus Haji dan Umrah di Kemenag Kabupaten Semarang. Oleh karena itu, perlu ada penambahan beberapa petugas lagi agar semua semua pekerjaan dan tugas dapat terstruktur dan terkendali dengan baik. 3. Analisis tentang Actuating Setelah rencana dan pengelompokan dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menggerakkan mereka untuk segera melaksanakan kegiatan itu, sehingga apa yang menjadi tujuan benar-benar tercapai. Fungsi penggerakan sangatlah penting karena merupakan fungsi yang berhubungan langsung dengan manusia (pelaksana). Pergerakan menuntut pengorbanan para pelaksana demi tercapainya tujuan. Kemenag Kabupaten Semarang, demi programprogram yang telah ditentukan bersama seluruh petugas baik pelaksana dari Kemenag Kabupaten Semarang sendiri (penyelenggara bagian haji dan umrah) ataupun pelaksana 72

dari luar (pembimbing manasik haji) bekerja sama dan berusaha agar dapat memberikan pelayanan dan pembinaan dengan baik kepada calon jamaah haji dengan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Penyelenggaraan haji adalah kegiatan yang membutuhkan kerja sama yang baik antara semua pihak oleh karenanya dalam penggerakan semua kegiatan manasik haji di Kemenag Kabupaten Semarang masing-masing petugas saling mendukung dan membantu serta selalu diadakan rapat koordinasi guna mengetahui perkembangannya. Rapat koordinasi dilakukan dengan instansi terkait, menurut analisa penulis seharusnya diadakan rapat koordinasi antara petugas haji. 4. Analisis tentang Controlling Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia sudah menjadi even nasional yang besar, karena selain melibatkan banyak pihak di dalam negeri, pelaksanaan kegiatan ini berlangsung di negara lain yaitu Arab Saudi sehingga sangat kompleks. Karena itu harus ada evaluasi setiap kali penyelenggaraan manasik haji selesai. Ini agar ke depan penyelenggaraan manasik haji ke depan terus lebih baik dan sempurna, bukan mencari-cari kesalahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh salah satu temuan Komite III DPD bahwa perlu ada terobosan untuk meningkatkan kualitas manasik haji. 73

Pada Kemenag Kabupaten Semarang menyelenggarakan evaluasi antara petugas haji yang dilaksanakan secara tertutup. Dengan evaluasi tersebut akan dapat diketahui sejauh mana penguasaan materi oleh calon jama ah haji. Akan tetapi menurut penulis, seharusnya diadakan juga evaluasi secara langsung oleh petugas haji dengan calon jamaah haji. Agar petugas haji dapat mengetahui langsung segala kekurangan para calon jama ah haji sebelum pemberangkatan. B. Analisis Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji KBIH NU al-nahdhiyyah di Kabupaten Semarang tahun 2016 Sebagai lembaga Islam yang khusus menangani urusan haji, KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang mempunyai sasaran kerja yang ingin dicapai oleh masing-masing seksi di KBIH NU al- Nahdhiyyah Semarang. Seperti halnya susunan kerja yang ingin diwujudkan para seksi Haji dan Umrah yaitu meningkatkan pelayanan dan mutu jama ah haji demi tercapainya haji yang mandiri, hal itu diwujudkan dengan mengadakan bimbingan manasik haji secara kelompok dan massal. Untuk dapat merealisasikan sasaran kerja tersebut KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang menerapkan beberapa manajemen bimbingan dalam penyelenggaraan manasik haji yang meliputi 74

Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Keempat manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Analisis tentang Planning Banyak perencanaan yang telah direncanakan tidak hanya oleh Kemenag Kabupaten Semarang tetapi juga di KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang sebelum diselenggarakannya bimbingan Manasik Haji. Perencanaan awal yang dilakukan KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang, pada umumya hampir sama baik di tahun 2016 maupun dari tahun-tahun sebelumnya. Adapun perencanaan yang telah dilakukan sebagai langkah awal mulai dari tahapan pendaftaran, pembinaan Manasik Haji, sampai tahapan pemberangkatan dan pemulangan jama ah sekaligus menentukan jadwal pelaksanaan bimbingan, para pembimbing dan petugas. Pada KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang melaksanakan bimbingan secara kelompok. Dalam pengelompokan jama ah, KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang tahun 2016 menggunakan pendekatan wilayah. Menurut analisa penulis hal itu kurang baik, lebih baik menggunakan pendekatan kualitas, yang berarti bahwa dalam pengelompokan jama ah, jama ah diberikan pilihan dan pembimbing siapa yang ia pilih untuk bimbingan manasik. Agar para calon jama ah haji kepada pembimbing 75

mendapatkan kecocokan sehingga proses pemberian bimbingan pun akan tersampaikan dengan baik. Disamping semua itu, ada juga hal yang membedakan dari tiap tahun penyelenggaraan manasik haji, karena KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang menginginkan agar kemandirian jama ah semakin meningkat dalam melaksanakan ibadah haji, maka peningkatan mutu kualitas bimbingan terus ditingkatkan. b. Analisis tentang Organizing Selanjutnya setelah penerapan fungsi perencanaan maka dilanjutkan dengan adanya pengorganisasian yang baik dan sistematis. Dalam hal ini, KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang dalam menyelenggarakan bimbingan manasik Haji telah mengelompokkan tenaga-tenaga pelaksana. Pengelompokan telah disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Misalnya pengelompokan kelompok bimbingan disesuaikan dengan asal jama ah. Pada KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang terdapat beberapa petugas yang khusus mengurusi urusan haji. Di KBIH tersebut terdapat 8 seksi yang terdiri dari beberapa petugas yang masing-masing mempunyai tugas dan wewenang sendiri-sendiri. Menurut analisa penulis, di KBIH NU al-nahdhiyyah meski sudah berupaya mengoptimalkan segala sesuatunya 76

dengan jumlah petugas yang cukup banyak, tugas selanjutnya adalah bagaimana agar antar petugas mampu menjalin komunikasi serta koordinasi yang baik. c. Analisis tentang Actuating Dalam proses actuating disini, KBIH NU al- Nahdhiyyah Semarang dalam penyediaan sarana dan prasarana, menurut penulis masih kurang ada penggerakan, seperti halnya di KBIH NU al-nahdhiyyah yang masih kekurangan fasilitas tempat yang mendukung sehingga dijadikannya satu tempat dalam pelaksanaan Manasik Haji karena tempatnya yang jauh. d. Analisis tentang Controlling Suatu rencana atau program adalah untuk dilaksanakan dan digerakkan kemudian sebagai tindakan akhir apakah sudah memenuhi target yang telah ditetapkan atau belum sama sekali. Disinilah proses pengawasan sangat dibutuhkan. Proses pengawasan terdapat pemeriksaan atau penilaian, melihat hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan target atau standar. Kemudian akan diketahui apakah terdapat penyimpangan apa tidak. Dan sebagai proses evaluasi guna memperbaiki hal-hal yang masih kurang demi meningkatnya kualitas pada pelaksanaan yang akan datang. KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang dalam penyelenggaraan bimbingan manasik haji, seharusnya evaluasi yang diadakan tidak hanya sekali atau dua kali akan 77

tetapi dituntaskan sampai benar-benar mencapai tingkat pemahaman yang diinginkan. Karena menimbang para calon jama ah haji memiliki pemahaman yang sempit. Sehingga hal tersebut menjadi penghambat dalam pelaksanaan manasik. Materi satu belum paham, malah dilanjutkan ke materi selanjutnya. C. Analisis Perbedaan Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji di Kemenag Kabupaten Semarang dan di KBIH NU al- Nahdhiyyah Kabupaten Semarang. Dari perbedaan penyelenggaraan bimbingan manasik haji di Kemenag Kabupaten Semarang dan di KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang sebagaimana yang telah dijelaskan di bab tiga, penulis analisis bahwa: 1. Bimbingan Dalam pemberian bimbingan manasik haji, di Kemenag Kab. Semarang dan di KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang, keduanya memiliki perbedaan dalam hal penyelenggaraan bimbingan. Yakni dalam hal pemberian materi. Di Kemenag Kabupaten Semarang hanya memberikan materi bimbingan berupa teori 2 kali pertemuan yang diselenggarakan di Masjid Agung Ungaran secara massal. Sedangkan di KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang memberikan materi bimbingan berupa teori dan praktek yang dilaksanakan di halaman KBIH NU al- 78

Nahdhiyyah itu sendiri masing-masing selama 3 jam dengan pertemuan 19 kali. Jadi, dari uraian pemberian materi bimbingan di atas, menurut penulis bimbingan berupa teori yang diselenggarakan 2 kali pertemuan merupakan waktu yang terlalu singkat bagi calon jama ah haji yang memiliki pemahaman yang sulit dan materi yang disampaikan kurang mengena. Oleh karena itu, dengan adanya bimbingan secara praktek dan teori secara lebih detail yang diselenggarakan di KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang bisa menjadi pilihan bagi calon jama ah haji yang ingin mendapatkan materi secara total dan mampu memahami secara maksimal. 2. Biaya Dalam hal biaya, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa Kemenag Kabupaten Semarang tidak memungut biaya (gratis) bagi para calon jama ah haji khususnya pada pelatihan bimbingan manasik haji. Mereka gratis dari awal sampai akhir. Bahkan mereka mendapatkan snack dan makan siang pada setiap pelatihan. Sedangkan di KBIH NU al-nahdhiyyah Semarang, para calon jama ah haji harus mendaftar dan melakukan pembayaran yang nominalnya disesuaikan dengan apa yang mereka dapatkan. Jadi dari penjelasan di atas, dapat penulis analisis bahwa dengan tidak adanya pemungutan biaya (gratis) pada pelatihan bimbingan manasik haji di Kemenag Kabupaten Semarang dapat meringankan beban para calon jama ah haji 79

yang keberatan dengan biaya manasik. Dan ini juga dapat menjadi jalan alternatif bagi para calon jama ah haji agar lebih ekonomis dalam segi biaya. Sedangkan bagi para calon jama ah haji yang merasa tidak terbebani biaya manasik, mereka bisa mengikuti bimbingan manasik dari kedua lembaga tersebut. 80