SUATU MODEL DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
Model SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) SUSIWI S

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agus Latif, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Koneksi berasal dari kata dalam bahasa inggris Connection, yang

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA DENGAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENDEKATAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN SAINS YANG BERMAKNA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Siklus belajar 5E (The 5E Learning Cycle Model) (Science Curriculum Improvement Study), suatu program pengembangan

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Endi Rohendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP

MENGOPTIMALKAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGAPLIKASIAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini mengakibatkan kompetensi sains merupakan salah satu faktor yang

KECAKAPAN HIDUP ( LIFE SKILL )

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KAPITA SELEKTA MATEMATIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld dalam Sardiman ( 2007 ) konstruktivisme adalah salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Learning Cycle untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Kapita Selekta Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA Hakikat ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmu hukum. Mata kuliah ini berbobot 3 SKS yang disajikan untuk mahasiswa semester II. Mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan kebutuhan manusia. Dengan belajar manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

Mengoptimalkan Lerning Cycle untuk Meningkatkan Pemahaman dan Pengaplikasian Konsep dalam Pembelajarn Fisika

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:7), belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang pendidikan. Dalam era globalisasi ini, sumber daya

PETA KONSEP : PENGUNGKAP PENGUASAAN KONSEP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi terbatas oleh jarak dan waktu. Perkembangan ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain masalah yang timbul dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJAR AN SIKLUS BELAJAR HIPOTETIK DEDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAH AM AN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

IV. Rancangan Kegiatan Pembelajaran :

BAB II KAJIAN TEORI. Robert Karplus. Learning cycle merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang

Meilantifa, Strategi Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu. Strategi Konflik Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu Variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld dalam Sardiman ( 2007 ) konstruktivisme adalah salah

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak sekoyong-koyong. Pengetahuan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI.A.2 SMA LAB UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar (Sirhan, 2007:1). Ilmu kimia

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi potensi yang ada, yaitu rohani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glaserfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001) konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Esti Anggraeni, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

I. PENDAHULUAN. Saat ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut teori belajar konstruktivis, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta [2] Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. dan sasarannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) efektivitas

2014 PEMBELAJARAN BERMOD EL SIKLUS BELAJAR 7E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS D AN PENGUASAAN KONSEP SISWA PAD A MATERI HID ROKARBON

BAB II LANDASAN TEORI. dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak lagi. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

Model Pembelajaran 5-E Pada Pembelajaran Materi Segitiga-Segitiga Yang Kongruen

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (MPG) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

II. KERANGKA TEORETIS. Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Taufiq and Ketang Wiyono. Departement of Phyiscs Education, Sriwijaya University

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP KIMIA SISWA SMA DALAM MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM D-Ei-Hd. Susiwi*, Achmad A.Hinduan**, Liliasari**, Sadijah Ahmad***

BAB I PENDAHULUAN. Belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses. pengkonstruksian pengetahuan oleh individu pembelajar sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini berkembang sangat cepat,

PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS. Rini Solihat Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS X DAN XI PADA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODA PRAKTIKUM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Glasersfeld (Komalasari, 2010) konstruktivisme adalah salah satu filsafat

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN 5E TERHADAP PERUBAHAN KONSEP TENTANG HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PALU

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI. Undang-undang RI no 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

2014 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI GERAK BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

Transkripsi:

SIKLUS BELAJAR SUATU MODEL DALAM PEMBELAJARAN KIMIA HANDOUT MATA KULIAH : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KIMIA (KI 500) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2007

SIKLUS BELAJAR A. Pendahuluan Siklus belajar berasal dari kerja Robert Karplus dan teman-temannya selama pengembangan Science Curriculum Improvement Study (SCIS). Bermula, siklus belajar terutama berdasarkan pada pandangan teoritis Jean Piaget, namun demikian hal ini konsisten dengan teori belajar yang lain, seperti yang telah dikembangkan oleh David Ausubel. Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivis ialah penggunaan siklus belajar (Herron, 1988) yang terdiri atas tiga fasa, yaitu fasa eksplorasi, fasa pengenalan konsep, dan fasa aplikasi konsep. Menurut model belajar kognitif, siswa membangun sendiri pemahamannya mengenai suatu konsep. Selama pengajaran berlangsung, siswa membangkitkan pemahamannya sendiri yang didasarkan pada latar belakang, sikap, kemampuan dan pengalamannya. Siswa memilih informasi yang disajikan, dan prakonsepsi mereka menentukan informasi mana yang menarik perhatiannya kemudian secara aktif otak menterjemahkannya dan menggambarkan kesimpulan berdasarkan informasi yang telah disimpan. Dengan demikian belajar merupakan suatu proses yang berputar ( siklus ). B. Karakteristik Siklus Belajar Siklus Belajar terdiri atas tiga fasa, yaitu : fasa eksplorasi atau fasa penggalian konsep (Consept Exploration), fasa pengenalan konsep atau fasa penemuan konsep (Concept Introduction), dan fasa aplikasi atau penerapan konsep (Concept Application). 1. Fasa Eksplorasi atau Fasa Penggalian Konsep Selama eksplorasi para siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Eksplorasi juga membawa para siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki. Penerapannya dapat diuraikan sebagai berikut : Siswa mengidentifikasi objek-objek yang menarik, kejadian-kejadian atau situasi yang dapat diobservasi siswa-siswa. Pengalaman ini dapat terjadi dalam ruangkelas, laboratorium atau lapangan.

Penyediaan waktu bagi siswa di mana mereka menggali objek-objek, kejadiankejadian atau situasi-situasi. Selama pengalaman ini para siswa harus membuat hubungan-hubungan, pola-pola observasi, mengenali variabel-variabel, dan pertanyaan-pertanyaan kejadian atau peristiwa sebagai hasil eksplorasi mereka. Dalam fasa ini dapat digunakan untuk banyak keuntungan yang tidak diduga. Siswa berkesempatan untuk menyuarakan ide mereka, selain itu siswa mungkin mempunyai pertanyaan-pertanyaan atau pengalaman-pengalaman yang memotivasi mereka untuk memahami apa yang mereka observasi. Tujuan utama dari eksplorasi adalah untuk secara mental membuat atau menimbulkan konsep yang kemudian akan diperkenalkan. 2. Fasa Pengenalan Konsep atau Fasa Penemuan Konsep Fasa kedua ialah pengenalan konsep, biasanya dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau konsep-konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki, dan didiskusikan dalam konteks apa yang telah diamati selama fasa eksplorasi. Adapun penerapan fasa pengenalan konsep dapat diuraikan sebagai berikut : Pada awal pembelajaran secara jelas didasarkan pada eksplorasi siswa. Sehingga dalam fasa ini guru menunjukkan kepada siswa agar memperhatikan aspekaspek yang spesifik dari pengalaman eksplorasi. Berikutnya konsep-konsep diperkenalkan secara langsung dan formal. Kunci fasa ini adalah untuk menunjukkan atau memperlihatkan konsep-konsep dalam cara yang sederhana, jelas, dan langsung. Hal ini agar dapat dipahami siswa dengan mudah. 3. Fasa Penerapan Konsep atau Fasa Aplikasi Konsep Fasa ini menyediakan kesempatan bagi para siswa untuk menggunakan konsepkonsep yang telah diperkenalkan. Adapun penerapannya dapat dilaksanakan dengan cara mengenalkan aktivitas yang berbeda di mana siswa dapat memperluas konsep-konsep dalam situasi baru atau situasi yang berbeda. B. Penerapan Siklus Belajar dalam Pembelajaran Berdasarkan karakteristik seperti yang telah diuraikan di atas, maka proses pembelajaran dapat dilakukan seperti berikut ini :

Penemuan Konsep Keterampilan Proses Problem Solving Invitasi Eksplorasi Lingkungan Aplikasi Supaya informasi baru terkait dalam pengetahuan yang ada, guru perlu menciptakan suatu kondisi, yang disebut tahap invitasi. Tahap invitasi merupakan tahapan untuk memfokuskan pelajaran dan menjajagi kesiapan siswa untuk menerima konsep baru. Pada tahap invitasi guru dapat mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep prasyarat yang harus dimiliki sebelumnya, mencatat fenomena yang tak diharapkan dan mengidentifikasi keadaan yang membuat persepsi siswa berbeda. C. Manfaat dan Hasil Riset Penggunaan Siklus Belajar Dari hasil penelitiannya Piaget mengemukakan bahwa, pengetahuan fisik dan pengetahuan logiko-matematik tidak dapat diteruskan dalam bentuk sudah jadi. Setiap anak harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu, pengetahuan-pengetahuan itu harus dikonstruksi sendiri oleh anak melalui operasi-operasi, dan salah satu cara untuk membangun operasi ialah dengan ekuilibrasi (Dahar,1989). Seperti telah disebutkan di muka bahwa siklus belajar terutama berdasarkan pada pandangan teoritis Jean Piaget. Namun demikian hal ini konsisten dengan teori belajar yang lain, seperti yang telah dikembangkan oleh David Ausubel yaitu tentang belajar bermakna. Menurut Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa. Para konstruktivis menyarankan agar dalam mengajar para siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa yang bertentangan yang tidak dapat diterangkan dengan pandangan atau gagasan mereka yang sudah ada. Dengan demikian mereka ditantang untuk tidak mempertahankan miskonsepsi-miskonsepsi yang mungkin ada pada mereka, dan akhirnya

menerima pandangan yang benar yang disajikan. Gagasan yang dihasilkan itu berupa gagasan yang sudah mengalami modifikasi yang menjadi pengetahuan pribadi mereka yang bersifat ilmiah. Anton Lawson (1988) telah membuat hubungan yang penting antara riset dalam miskonsepsi siswa dan penggunaan siklus belajar. Lawson mengusulkan bahwa penggunaan siklus belajar menyediakan atau memberikan kesempatan bagi siswa-siswa untuk menampakkan gagasan-gagasan yang telah mereka miliki yang disebut sains anak (prior knowledge) dan juga kesempatan untuk argumentasi maupun memperdebatkan ide mereka. Proses ini dapat menghasilkan disequilibrium dan kemungkinan mengembangkan konsepsi lebih lanjut serta pola-pola penalaran

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Mulyati, dkk (2000), Common Textbook Strategi Belajar Mengajar, Bandung : JICA Dahar, R.W., (1989), Teori-Teori Belajar, Jakarta : Penerbit Erlangga Dahar, R.W., (2003), Aneka Wacana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung : Publikasi Terbatas Lawson A. E., (1988), Three Types of Learning Cycle s: a better way to teach science, Paper presented at the annual convention of the National Association for Research in Science Teaching, Lake Ozark, MO. Lawson A.E., (1994), Science Teaching And The Development of Thinking, Belmont, California : Wadswort Publishing Company. Trowbridge, Leslie W., and Bybee, Rodger W., (1990), Becoming A Secondary School Science Teacher, Fifth Edition, Columbus,Ohio : Merrill Publishing Company.