HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN RISIKO TERJADINYA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL DI CILEGON BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN RISIKO TERJADINYA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA KARYAWAN KANTOR PT. KRAKATAU STEEL DI CILEGON BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

PENGARUH POSISI DUDUK TERHADAP KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA KARYAWAN BANK BRI CABANG TEBING TINGGI. Oleh : NURANNISA

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

HUBUNGAN LAMA BERKENDARA DENGAN TIMBULNYA KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Pengambilan Gelar Sarjana Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI PANGKALAN CV. TOTABUAN INDAH MANADO

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

Skiripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ARIF BUDI UTOMO J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI DESA TALANG AUR KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako

BAB I PENDAHULUAN. bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Pengambilan Gelar Sarjana Fisioterapi

ABSTRAK PREVALENSI LOW BACK PAIN PADA TENAGA KERJA PERUSAHAAN PENGOLAHAN TEH PT. X DI KOTA GARUT

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional-analytic dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) YANG TINGGI SEBAGAI PENANDA TERJADINYA OSTEOARTHRITIS LUMBAL PENDERITA NYERI PINGGANG BAWAH BERUMUR DIATAS 55 TAHUN

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

HUBUNGAN ANTARA LAMA DAN SIKAP DUDUK TERHADAP KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI POLIKLINIK SARAF RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

FAKTOR RISIKO LOW BACK PAIN PADA MAHASISWA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah, Umur, Masa Kerja, Lama Kerja, Pelabuhan

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

ABSTRAK. perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

PENGARUH LAMA DUDUK SEBELUM ISTIRAHAT DALAM BERKENDARA TERHADAP KELUHAN LOW BACK PAIN PADA SOPIR BUS DI TERMINAL SURAKARTA

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Hubungan Posisi Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik pada Pengemudi Angkutan Kota di Terminal Ubung

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN RISIKO TERJADINYA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL DI CILEGON BANTEN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SANTIE AYUNINGTYAS J110080039 PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrahnirrohim Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Santie Ayuningtyas NIM : J 110 080 039 Fakultas/ Jurusan : Ilmu Kesehatan / PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI Jenis penelitian Judul : Skripsi : HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN RISIKO TERJADINYA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL DI CILEGON BANTEN Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ pengalih formatkan. 3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta 4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, Oktober 2012 Yang menyatakan, (Santie Ayuningtyas)

Abstrak HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN RISIKO TERJADINYA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA KARYAWAN KANTOR PT. KRAKATAU STEEL DI CILEGON BANTEN Santie Ayuningtyas*, Wahyuni, SSt. FT, M.Kes, **Umi Budi R, SSt. FT, M.Kes** Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu panjang, apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu bertahun-tahun tentunya dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Masa kerja menyebabkan beban statik yang terus menerus apabila pekerja tidak memperhatikan faktor-faktor ergonomi maka akan lebih menimbulkan keluhan NPB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dengan risiko terjadinya nyeri punggung bawah (NPB) pada karyawan kantor PT. Krakatau Steel. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012. Karyawan kantor PT. Krakatau Steel mengisi lembar kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan dan terdapat lembaran yang berisi parameter untuk nyeri punggung bawah yaitu skala lima tingkat. Penelitian ini berjenis observasional dengan metode cross sectional. Pengolahan dan analisis data terdiri dari uji normalitas dengan kolmogorovsmirnov dan uji chi square dengan menggunakan SPSS 16.0 for window untuk melihat hubungan antara masa kerja dengan risiko terjadinya nyeri punggung bawah (NPB) pada karyawan kantor PT. Krakatau Steel. Hasil penelitian secara deskriptif dari 84 sampel terdapat 40% yang mengalami nyeri punggung bawah dan secara analisis dengan chi square didapatkan nilai psig 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa psig<0,05. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara masa kerja dengan risiko terjadinya nyeri punggung bawah (NPB) pada karyawan kantor PT. Krakatau Steel. Kata kunci: masa kerja, nyeri punggung bawah

ABSTRACT RELATION BETWEEN WORKING LIFE TO RISK THE HAPPENING OF LOW BACK PAIN (LBP) TO KRAKATAU STEEL S EMPLOYEE IN CILEGON BANTEN Working life is the accumulation of the work activity by someone who is done in long to time, if the activity have done continue for many years certainly can be get interruption in the body. Working life cause static load which is continue if the employee don t attention many ergonomic factors will cause low back pain (LBP). This experiment has purpose for know relation between working life to risk the happening of low back pain to Krakatau steel s employee. This experiment has done on Juli 2012. Krakatau steel s employee fill in questionnaire which are consist of some questions and contain the page which is consist of the low back pain s parameter is skala lima tingkat. This experiment is observasional research with the cross sectional method. Processing and data analysis consist of normality test with kolmogorov smirnov and chi square test with SPSS 16.0 for window for know relation between working life to risk the happening of low back pain to Krakatau Steel s employee. The result in a descriptive from 84 sample are 40% who are low back pain and in a analysis with chi square getting psig 0,000. So, psig<0,05. Conclusion in this experiment there are relation between working life to risk the happening of low back pain to Krakatau Steel employee. Keyword: working life, low back pain PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah (Basuki, 2009). NPB merupakan salah satu gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Masalah NPB yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi pada mahasiswa (Ningsih, 2009). Pada tahun 1985 sebuah penelitian menunjukkan angka 14% dari seluruh populasi di AS kehilangan setidaknya 1 hari kerja pertahun akibat nyeri punggung bawah tersebut. Di Inggris menunjukkan angka kejadian nyeri punggung bawah sebanyak 12,5%. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita NPB sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri, sedangkan angka pasti kejadian NPB di Indonesia tidak diketahui, namun diperkirakan angka prevalensinya bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Klooch (2006) pada murid sekolah menengah atas di Skandinavia yang usianya masih sangat muda menemukan bahwa 41,6% murid sekolah menderita NPB selama duduk dikelas (Ayu, 2010). Himawan melakukan penelitian mengenai hubungan sikap dan posisi kerja dengan NPB dimana didapatkan hasil bahwa masa kerja memiliki hubungan terhadap NPB berdasarkan uji korelasi Pearson. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara masa kerja dengan risiko terjadinya Nyeri Punggung Bawah pada karyawan kantor PT. Krakatau Steel di Cilegon Banten.

LANDASAN TEORI Analisa Posisi Duduk Terlalu lama duduk dengan posisi yang salah akan menyebabkan ketegangan otot-otot dan perenggangan ligamentum pada tulang belakang, khususnya ligamentum longitudinal posterior. Posisi tubuh yang salah selama duduk membuat tekanan abnormal dari jaringan sehingga menyebabkan rasa sakit pada punggung bawah (Samara, 2005), saat posisi duduk bukan hanya melibatkan kerja otot punggung (erektor spine) tetapi juga melibatkan kerja otot abdominal sebagai penyeimbang dari kerja erektor spine, bekerja dalam posisi duduk itu sendiri telah menimbulkan kelemahan otot perut dan punggung serta meningkatkan tekanan pada tulang belakang, gangguan fungsi itu yang menyebabkan ketidakseimbangan otot perut dan punggung yang menyangga tulang belakang (Pratiwi, 2009). Nyeri Punggung Bawah NPB adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat menyebabkan, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler maupun keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. NPB yang lebih dari 6 bulan disebut kronik (Tunjung, 2009). Menurut Ningsih (2009), NPB merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Faktor-Faktor Penyebab NPB Menurut Latif (2007), terdapat beberapa penyebab NPB antara lain usia, jenis kelamin, status antropometri, pekerjaan dan aktivitas/kebiasaan. Kebiasaan seseorang yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang kursi seperti pada pekerja kantoran atau seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu menulis dapat menimbulkan keluhan NPB, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari dapat pula meningkatkan risiko timbulnya NPB. Stress, postur tubuh, kurang olahraga, cidera dan ketegangan otot juga gerakan yang kurang benar selama bertahun-tahun akan mengakibatkan kelainan pada otot dan discus sehingga bisa berakibat NPB (Anonim, 2007). Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah 1) Simple Back Pain (nyeri punggung bawah sederhana) dengan karakteristik : a. Adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosakral tanpa penjalaran atau keterlibatan neurologis b. Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan tergantung dari aktivitas fisik c. Kondisi kesehatan pasien secara umum adalah baik 2) NPB dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya satu atau lebih tanda atau gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan neurologis

a. Nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai, kaki, ataupun adanya rasa tebal di daerah nyeri b. Adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik maupun sensorik atau reflex Diagnosa/pemeriksaan penunjang 1. Sinar-X (X-Ray) vertebra 2. Computed Tomography (CT) Scan 3. Ultrasonografi (USG) 4. Magnetic Resonance Imaging (MRI) 5. Mielogram dan diskogram 6. Venogram epidural 7. Elektromiogram (EMG) Masa Kerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja pada suatu kantor, badan dan sebagainya. Pratiwi (2009) mengemukakan bahwa masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu panjang, apabila aktivitas tersebut dilakukan terusmenerus dalam jangka waktu bertahun-tahun tentunya dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Penelitian Boshuizen dalam Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia melaporkan bahwa responden dengan masa kerja dengan sikap kerja duduk lebih dari 5 tahun mempunyai resiko lebih tinggi terpapar NPB dibandingkan dengan responden yang masa kerjanya kurang dari sama dengan 5 tahun, hal ini dikarenakan pembebanan tulang belakang dalam waktu lama mengakibatkan rongga diskus menyempit secara permanen dan juga mengakibatkan degenerasi tulang belakang yang akan menyebabkan LBP (Pratiwi, 2009). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini berjenis Observasional. Desain yang digunakan adalah Cross Sectional. Teknik Pengambilan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Krakatau Steel Cilegon Banten yang berjumlah 84 orang. Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan teknik total sampling. Definisi Operasional 1) Keluhan NPB dapat diukur dengan menggunakan Skala Lima Tingkat yang merupakan parameter pengukuran nyeri untuk nyeri punggung bawah (Parjoto, 2006), dinyatakan NPB apabila responden melingkari form dengan derajat 1-4 sedangkan dinyatakan tidak NPB apabila derajat 0 yang dilingkari oleh responden. 2) Penelitian Boshuizen dalam Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia melaporkan bahwa responden dengan masa kerja lebih dari 5 tahun mempunyai resiko lebih tinggi mengalami NPB dibandingkan dengan responden yang masa kerjanya kurang dari sama dengan 5 tahun (Pratiwi, 2009), sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dengan masa kerja lebih dari 5 tahun dikategorikan lama sedangkan responden dengan masa kerja kurang

dari sama dengan 5 tahun dikategorikan tidak lama. Teknik Analisa Data Uji hipotesis statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan p<0,05. HASIL PENELITIAN Karakteristik subyek menurut usia Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan Usia Responden No Usia Jumlah Presentase 1 25-27 17 20% 2 28-30 10 12% 3 31-33 2 2% 4 34-36 3 4% 5 37-39 6 7% 6 40-42 20 24% 7 43-45 26 31% Total 84 100% Responden dengan usia 43-45 tahun paling banyak dengan jumlah 26 orang (31%). Karakteristik NPB berdasarkan usia subyek Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Kejadian NPB berdasarkan usia responden No Usia NPB Ya Tidak Jumlah 1 25-30 2 25 27 2 31-36 3 2 5 3 37-42 13 13 26 4 43-48 16 10 26 84 Jumlah Responden Responden dengan usia 43-48 paling banyak mengalami NPB yaitu sebanyak 16 responden. Karakteristik subyek menurut jenis kelamin Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Jumlah % Kelamin 1 Laki-Laki 52 62% 2 Perempuan 32 38% Total 84 100% Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52 orang (62%) sedangkan responden perempuan sebanyak 32 orang (38%). Karakteristik subyek menurut kejadian NPB Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Berdasarkan Kejadian NPB No Kejadian Jumlah Presentase NPB 1 NPB 34 40% 2 Tidak 50 60% NPB Total 84 100% Responden yang mengalami NPB sebanyak 34 orang (40%) sedangkan 50 orang responden tidak mengalami NPB (60%). Karakteristik subyek menurut lama kerja Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Berdasarkan Lama Kerja No Lama Jumlah Presentase Kerja 1 Tidak 27 32% Lama 2 Lama 57 68% Total 84 100% Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah lama kerja sebanyak 57 orang (68%) atau 2 kali lebih besar dari tidak lama kerja yaitu sebanyak 27 orang (32%).

Hasil Analisa Data Tabel 2x2 Tabel 4.9 Hubungan masa kerja dengan risiko terjadinya nyeri punggung bawah (NPB) pada karyawan kantor PT. Krakatau Steel MK Risiko NPB Tidak Ya Total n % n % n % TL 24 28,6 3 3,6 27 32,1 L 26 31,0 31 36,9 57 67,9 Total 50 59,5 34 40,5 84 100 Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa responden yang masa kerjanya tidak lama dan berisiko terhadap NPB sebesar 3,6% sedangkan responden yang masa kerjanya lama dan berisiko terhadap NPB sebesar 36,9%. Maka dapat disimpulkan bahwa responden yang masa kerjanya tidak lama dan responden yang masa kerjanya lama dapat berisiko terhadap NPB dengan perbandingan 1:10 dimana berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Masa kerja lama berisiko NPB. Prevalence Odd Ratio (POR) Tabel 4.10 Prevalensi Odd Ratio 95% CI Value Lower Upper 4,8 1,6 14,6 Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan prevalensi odd ratio 4,8(CI=95%;1,6-14,6) maka dapat disimpulkan bahwa responden dengan masa kerja lama berisiko 4,8 kali terhadap NPB dibandingkan responden dengan masa kerja tidak lama. Karena POR > 1 dengan tingkat kepercayaan 95% tidak melewati angka 1 maka variabel yang diduga menjadi faktor risiko dalam hal ini adalah masa kerja ternyata benar merupakan faktor risiko terjadinya efek yaitu NPB (Riyanto, 2011). Uji Chi Square Tabel 4.11 Hasil Uji Chi Square Exact Uji Hubungan Sig Ket (2- sided) Fisher s Exact Test 0,000 Signifikan psig < 0,05 atau 0,000<0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan risiko terjadinya NPB. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan risiko terjadinya NPB pada karyawan PT. Krakatau Steel. PEMBAHASAN Deskripsi Subyek Dalam penelitian ini diperoleh subyek berjumlah 84 orang pria dan wanita. Subyek pria lebih mendominasi dibandingkan dengan wanita, pria berjumlah 52 orang sedangkan wanita 32 orang, menurut Soeripto dalam Gayo (2011) mengemukakan pekerja wanita memang lebih diperlukan pada suatu industri yang melibatkan keterampilan. Sebagian besar kejadian NPB terjadi pada usia 27-45 tahun dimana subyek yang berusia 45 tahun lebih banyak mengalami NPB karena semakin tua seseorang akan semakin mudah terkena gangguan kesehatan pada jaringan penyangga tubuh (Anies, 2005). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Pratiwi, dkk (2009) yang menyebutkan bahwa kekuatan otot pada manusia baik laki-laki maupun perempuan akan mencapai puncak pada usia 25-35 tahun dan akan semakin menurun setelah melewati usia 35 tahun sehingga orang yang berusia lebih dari 35 tahun lebih mudah mengalami NPB. Jumlah subyek pria yang mengalami NPB sebanyak 28 orang

sedangkan subyek wanita sebanyak 6 orang, berarti lebih banyak karyawan pria yang mengalami NPB dibandingkan wanita. Hal ini sesuai dengan pendapat Zulfahmi (2010) bahwa penderita NPB usia muda lebih didominasi oleh kaum pria dan kaum wanita lebih banyak ditemukan pada usia sekitar 60 tahun. Hasil Analisa Data PT. Krakatau Steel adalah suatu perusahaan produksi baja yang berada di daerah Cilegon Banten. Karyawan PT. Krakatau Steel memiliki waktu bekerja mulai pukul 08.00-17.00 dengan waktu istirahat selama 1 jam yaitu jam 12.00-13.00. Dengan kata lain, karyawan memilki waktu 8 jam sehari untuk bekerja. Karyawan kantor PT. Krakatau Steel bekerja dengan posisi duduk, rata-rata karyawan duduk selama 5-7 jam dalam sehari. Menurut Latif (2007), aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi duduk lebih dari 2 jam dalam sehari dapat meningkatkan risiko timbulnya NPB. Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada karyawan PT. Krakatau steel, walaupun kursi memiliki sandaran namun sebagian besar karyawan duduk dengan posisi semi flexi atau posisi 90 0. Duduk dengan posisi 90 0 menyebabkan beban yang berlebihan pada vertebra khususnya vertebra lumbalis, sedangkan gerakan flexi pada saat duduk menyebabkan lemahnya otot perut karena terjadi kontraksi isometric yang terus menerus dalam waktu yang lama (Pratiwi, 2009). Menurut Trisusiyanti (2009) mengemukakan bahwa duduk dengan posisi kemiringan 135 0 pada kursi bersandar adalah posisi terbaik karena akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik dan mudah bergerak diatas kursi. Masa kerja yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya NPB memang memiliki hubungan yang significan terhadap kejadian NPB. Menurut hasil dari uji hubungan menggunakan chi square didapatkan hasil p<0,05 yang berarti terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan NPB pada karyawan. Karyawan yang masa kerjanya lama (>5 tahun) dan mengalami NPB lebih banyak dibandingkan dengan karyawan yang masa kerjanya tidak lama ( 5 tahun) yaitu sebanyak 31 orang dimana hal ini sesuai dengan pendapat Hasyim (2000) dalam jurnal keperawatan Soedirman yang menyebutkan bahwa masa kerja yang menyebabkan beban statis yang terus menerus akan lebih mudah menimbulkan keluhan NPB. Masa kerja yang lama dapat berpengaruh terhadap NPB karena merupakan akumulasi pembebanan pada tulang belakang akibat posisi duduk yang statis (Pratiwi, 2009). Windari (2010) berpendapat bahwa semakin lama bekerja maka semakin tinggi risiko terjadinya NPB terutama lama bekerja pada posisi duduk statis yang akan mengakibatkan peregangan pada otot-otot, fasia dan ligamentum pada tulang belakang. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Risyanto et al yang mendapatkan hasil bahwa masa kerja > 5 tahun lebih mudah mengalami NPB dibandingkan masa kerja 5 tahun begitu pula dengan Boshuizen yang mengemukakan bahwa responden dengan masa kerja > 5 tahun mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadinya NPB dibandingkan dengan responden dengan masa kerja 5 tahun.

KESIMPULAN Ada hubungan antara masa kerja dengan risiko terjadinya nyeri punggung bawah (NPB) pada karyawan kantor PT. Krakatau Steel di Cilegon Banten. SARAN 1. Bagi Karyawan a. Karyawan hendaknya memperhatikan posisi duduknya ketika bekerja di kantor b. Melakukan rileksasi ketika ada waktu senggang dalam bekerja agar otot-otot punggung tidak mengalami kekakuan. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini tidak mungkin sempurna jika tidak ada penelitian yang lebih baik. Untuk itu perlu adanya penelitian lain dengan faktor risiko yang lebih bervariasi dan metode observasi yang jauh lebih baik seperti case control ataupun kohort dengan teknik pengambilan sampel secara randomized, dipertimbangkan pula untuk memberikan grup kontrol yaitu karyawan yang posisi kerjanya tidak dalam posisi duduk sehingga penelitian selanjutnya pun akan menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Penyebab Sakit Punggung dan Cara Mengatasinya. Diakses: 28 Oktober 2011. www.avanzaxenia.net/showth read.php?tid=12678 Bull, dkk. 2007. Nyeri Punggung. Jakarta: Erlangga Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2011. Masa kerja. Diakses: 5 Mei 2012. http://deskripsi.com/m/masakerja Latif, R. 2007. Nyeri Punggung Bawah. Diakses: 11 November 2011. www. Krakataumedika.com. Ningsih, LN. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Musculosceletal. Salemba Medika Jakarta: Pratiwi, dkk. 2009. Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal promosi kesehatan Indonesia. Volume 4. Nomor:1. Januari 2009. Hal 63-66. Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika. Samara, dkk. 2005. Duduk Statis sebagai Faktor Resiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Perempuan. Jurnal

Universitas Medicina. Volume 24. Nomor:2. April- Juni 2005. Hal 77. Trisusiyanti, I. 2009. Posisi duduk Penentu Kesehatan. Diakses: 29 Oktober 2011. http://carahidup.um.ac.id. Tunjung, R. 2009. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah di Puskesmas.Diakses:18 Nov 2011. http://dokterblog.wordpress.c om Santie Ayuningtyas*: Mahasiswa Program Studi D IV Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Wahyuni, SSt. FT, M.Kes, ** Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Umi Budi R, SSt. FT, M.Kes** Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta