Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

TEKNIKA VOL. 2 NO

Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

ANALISIS INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH GEDUNG FISIKA UNIVERSITAS JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN CALCULUX INDOOR 5.0B

Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC

KAJIAN KOORDINASI SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN PADA RUANG BACA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS HALUOLEO)

Konservasi energi pada sistem pencahayaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

III. METODE PENELITIAN

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH TERKAIT USAHA KONSERVASI ENERGI

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN

Analisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

Tata Cahaya pada Ruang Baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta

ANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja (Suma mur,2009). Faktor pendukung ini diantaranya yaitu

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB I PENDAHULUAN. Pencahayaan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia sehari-hari,.

Oleh : Heri Justiono

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

Identifikasi Sumber Pencahayaan di Kawasan Kampus ITB

Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya

Gambar 5.24 Titik Pengukuran Data Pencahayaan Auditorium Gambar 5.25 Pengukuran Data Pencahayaan Ruang Kelas P.7.3, P.7.2 dan P.7.4.

11. Batasan dan Definisi Judul I 1.2. Latar Belakang Permasalahan I

Ningsar 1. Sangkertadi 2.

PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA DI LINGKUNGAN SEKITAR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN IPB

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN.

INTENSITAS PENCAHAYAAN ALAMI RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI KOTA MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 16 januari 2017 sampai 16 februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM TATA CAHAYA BUATAN DI GEDUNG POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Perancangan Pencahayaan GOR Target Keputih dengan Menganalisa Daya serta Menerapkan Konsep Green Building

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN TEST BED-INSTALASI UJI STATIK

Perancangan Pencahayaan Buatan Dengan Metode Lumen Di PT. XYZ

Perancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Distribusi Pencahayaan Alami pada Gedung Menara Phinisi UNM

Pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB

DESAIN PENCAHAYAAN LAPANGAN BULU TANGKIS INDOOR ITS

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN PADA RUANG KELAS UNIVERSITAS BUDI LUHUR

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Evaluasi Kualitas Pencahayaan Pada Ruang Perkuliahan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Analisis Kualitas Pencahayaan Menggunakan Pemodelan Numeris Sesuai SNI Pencahayaan, Data Pengukuran Langsung (On-Site) dan Simulasi

Penerangan Alami Dan Bukaan Bangunan

Daylighting Ilumination. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh

DESAIN PENCAHAYAAN RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALux V 4.9

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS CAHAYA ALAMI PADA GEDUNG PERBELANJAAN (STUDI KASUS : MALL DAYA GRAND SQUARE MAKASSAR)

RANCANGAN ILUMINASI PADA RUANG BACA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA (BAPERASDA) TUGAS SARJANA. Rilpani Orien Meliala

Evaluasi Kualitas Pencahayan Alami Pada Rumah Susun Sebelum dan Setelah Mengalami Perubahan Denah Ruang Dalam

of natural lighting as the main lighting source, homever it still needs the help of artificial lighting. Keywords: Natural lighting opening, sun shadi

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATUR TINGKAT PENERANGAN RUANGAN BERBASIS ATMEGA 8535 DENGAN METODE LOGIKA FUZZY Tugas Akhir

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:

BAB III METODE PENELITIAN

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam

PENGUJIAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SILIWANGI DENGAN SIMULASI MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALUX V.4.10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pemecahan masalah

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya teralokasi dengan baik sehingga dapat diakomodasi segera kepada para

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

Studi aktifitas dan kebutuhan ruang

BAB III METODE PEMBAHASAN

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

MODUL TATA CAHAYA. Desain Interior Universitas Esa Unggul. Oleh: Muhammad Fauzi. S.Des., M.Ds

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

Bab 11 Standar Pencahayaan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Transkripsi:

JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 108-112 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum Seni Herlina J. Tongkukut *, As ari *, ajurusan Fisika, FMIPA, Unsrat, Manado K A T A K U N C I Tingkat pencahayaan, luksmeter K E Y W O R D S aquifer Wenner-Schlumberger TERSEDIA ONLINE 01 Agustus 2016 A B S T R A K Telah dilakukan analisis tingkat pencahayaan ruang kuliah di Jurusan Fisika FMIPA Unsrat mencakup empat ruang perkuliahan masing-masing dengan menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan alami tambah pencahayaan buatan dari lampu fluorescent. Pengukuran tingkat pencahayaan dilakukan dengan menggunakan luksmeter L200 dengan rancangan pengukuran mengikuti SNI 16-7062-2004 untuk penerangan umum. Diperoleh hasil bahwa tingkat pencahayaan rata-rata maksimum ruang kuliah RK FIS 1, RK FIS 2, Ruang Seminar dan RK FIS 3 dengan sumber pencahayaan alami adalah 77 lux, 55 lux, 71 lux dan 128 lux. Pencahayaan dengan sumber alami yang ditambah pencahayaan buatan dari sumber lampu CFL memberikan tingkat pencahayaan 128 lux, 166 lux, 138 lux dan 170 lux. Nilai-nilai tersebut belum memenuhi standar pencahayaan 250 lux untuk ruang kuliah seperti yang direkomendasikan SNI. varibetas. A B S T R A C T The analysis of the illumination level of the lecture rooms in the Department of Physics at MIPA Faculty on Sam Ratulangi University have been carried. Four lecture rooms are investigated by using natural lighting and natural light plus artificial lighting from fluorescent lamps. Illumination level measurement is done by using luxmeter L200 with measurements design follow SNI 16-7062-2004 for general illumination. The results show that the average level of illumination maximum for lecture room RK FIS 1, RK FIS 2, Seminar Room and RK FIS 3 wih a source of natural lighting are 77 lux, 55 lux, 71 lux and 128 lux respectively. The Illumination with natural sources plus artificial lighting from CFL Lamps provide the illumination level of 128 lux,166 lux, 138 lux dan 170 lux, respectively. The illumination level value of the research do not meet the recommended SNI Standard of illumination 250 lux for the lecture room 1. Pendahuluan Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang nyaman dan berkaitan dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu. Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata karena daya efisiensi kerja mata yang berkurang, keluhan pegal di sekitar mata serta sakit kepala di sekitar mata. Dalam pemenuhan kebutuhan akan cahaya dalam ruang, diperlukan sumber pencahayaan sesuai fungsi ruang. Terdapat dua sumber pencahayaan yaitu sumber cahaya alami yang berasal dari alam dan sumber cahaya buatan yang dihasillkan dari peralatan yang dibuat manusia. Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam ruang bangunan melalui bukaan pada fasade bangunan dan sangat *Corresponding author: Jurusan Fisika FMIPA UNSRAT, Jl. Kampus Unsrat, Manado, Indonesia 95115; Email address: linashafii@yahoo.com Published by FMIPA UNSRAT (2016)

dipengaruhi oleh posisi bangunan terhadap posisi matahari, sedangkan pencahayaan buatan berasal dari lampu dengan berbagai jenis yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Setiap ruangan membutuhkan intensitas pencahayaan yang berbeda-beda sesuai penggunaan dan aktifitas dalam ruangan (Chairul G. Irianto, 2006). Kuantitas dan kualitas pencahayaan yang baik antara lain ditentukan oleh rasio pencahayaan dalam ruang serta refleksi cahaya (Juningtyastuti, 2012). Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 03-6575-2001, kuat pencahayaan minimum yang direkomendasikan untuk ruang kuliah adalah 250 lux. Pencahayaan ruang kuliah yang memenuhi standard seperti yang direkomendasikan SNI dapat dicapai antara lain dengan penggunaan sumber lampu berefikasi tinggi, pemilihan armatur yang sesuai serta pengendalian system pengelompokan pencahayaan ruang kuliah (Evi Puspita Dewi, 2011) untuk pencahayaan dengan sumber buatan. Demikian juga untuk pencahayaan dengan sumber alami, pemanfaatan sumber cahaya alami secara efektif dapat memberikan pencahayaan yang maksimal. Pemanfaatan sumber alami yang maksimal dapat memberikan penghematan energi listrik dan mengurangi biaya konsumsi listrik hingga 33% (Chairul G. Irianto, 2006). Sistem pencahayaan yang memenuhi standard juga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas pengguna ruang. Dalam mengerjakan tugas-tugas menggambar, mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Den pasar sering merasa cepat lelah dan kurang berkonsentrasi karena penerangan yang kurang memenuhi syarat (Padmanaba, 2006). Ruang kuliah di Jurusan Fisika Unsrat adalah ruang dengan aktivitas utama baca tulis. Proses pembelajaran di dalam ruang kuliah merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk mewujudkan tujuan atau capaian pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kondisi ruang kuliah dalam hal pencahayaan dapat menjadi penghalang jika tidak sesuai standar. Untuk maksud tersebut dilakukan pengamatan, pengukuran dan analisis tingkat pencahayaan baik dari sumber alami ataupun dari sumber alami ditambah pencahayaan buatan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi pencahayaan ruang kuliah di Jurusan Fisika untuk kemudian dibandingkan dengan standar. JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 108-112 109 Dengan E = intensitas pencahayaan (lux) = fluks cahaya pada area pencahayaan (lumen) A= luas daerah pencahayaan Suatu sumber dengan intensitas cahaya I akan menghasilkan iluminansi total pada jarak R dari sumber seperti berikut (Hartati, 2010):...(2) Dengan demikian dalam proses pencahayaan, jarak bidang yang akan menerima cahaya dari sumber (dimensi ruang) merupakan faktor yang harus diperhitungkan disamping intensitas cahaya sumber. Penelitian pencahayaan alami pada ruang kuliah di Jurusan Fisika dilakukan dengan memanfaatkan cahaya matahari yang masuk melalui bukaan/jendela kaca bening yang terdapat pada salah satu sisi setiap ruangan. Sedangkan untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu fluorescent berupa compact fluorescent lamp CFL cool daylight 42 watt dan 52 watt. Intensitas pencahayaan pada bidang kerja yaitu pada meja kecil yang tergandeng dengan kursi kuliah diukur dengan menggunakan luxmeter L200 pada jarak 70 cm dari lantai. Pengukuran dilakukan pada pencahayaan alami dan pencahayaan buatan di empat ruang kuliah yaitu RK FIS 1, RK FIS 2, Ruang Seminar dan RK FIS 3. Denah ruang, profil ruang kuliah dan desain penelitian diberikan pada Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3. Pengukuran juga dirancang dengan mengikuti standar pengukuran pencahayaan dalam ruang seperti yang tertuang dalam SNI 16-7062-2004 untuk kategori penerangan umum. Waktu pengukuran dilakukan pada jam 11.00 sampai 13.00 wita untuk setiap ruang kuliah pada saat cuaca cerah. Data pengukuran yang diperoleh kemudian dirata-ratakan untuk setiap lajur titik penelitian untuk kemudian dibandingkan dengan nilai standar pencahayaan ruang kuliah dalam SNI. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pencahayaan yang terukur juga akan dianalisis. 2. Material dan Metode Cahaya adalah energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu (Sutrisno, 1984). Intensitas pencahayaan pada suatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada luasan tertentu dari bidang tersebut (Darmasetiawan, 1991). Intensitas Pencahayaan E dinyatakan sebagai :....(1) Gambar 1. Denah Ruang pada Jurusan Fisika FMIPA Unsrat

110 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 108-112 Gambar 2. Profil Ruang Kuliah Jurusan Fisika 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Pengukuran pencahayaan ruang kuliah Ruang kuliah di Jurusan Fisika FMIPA Unsrat mempunyai dinding ruangan dan langit-langit yang berwarna putih serta lantai yang berwarna krem. Juga terdapat papan whiteboard di bagian depan masing-masing ruangan. Hasil pengukuran tingkat pencahayaan pada keempat ruang kuliah diberikan pada Gambar 4 sampai Gambar 7 berikut: Gambar 5. Hasil pengukuran pencahayaan RK FIS 2 dengan sumber pencahayaan alami dan Pencahayaan buatan Gambar 6. Hasil pengukuran pencahayaan Ruang seminar dengan sumber pencahayaan alami dan Pencahayaan buatan Gambar 4. Hasil pengukuran pencahayaan RK FIS 1 dengan sumber pencahayaan alami dan Pencahayaan buatan

JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 108-112 111 Gambar 7. Hasil pengukuran pencahayaan RK FIS 3 dengan sumber pencahayaan alami dan Pencahayaan buatan Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa tingkat pencahayaan dengan sumber alami paling besar berada pada lajur titik 4 (baris 4) yang berada sekitar 1 m dari jendela. Lajur titik 5 (baris 5) meskipun berada dekat jendela, tingkat pencahayaan bernilai lebih kecil dari baris 4 karena jendela berada 1 m dari lantai sehingga bidang kerja baris 5 terhalangi oleh dinding. Tingkat pencahayaan dengan penambahan sumber cahaya buatan berupa masing-masing dua buah lampu CFL cool daylight 42 watt setara 2730 lumen di RK FIS 1 dan RK FIS 2 dan masing-masing satu lampu CFL cool daylight 52 watt setara 3280 lumen di ruang sidang dan RK FIS 3, menunjukkan peningkatan pada setiap lajur titik. Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa tingkat pencahayaan dengan sumber alami yang ditambah dengan sumber pencahayaaan buatan (lampu) paling besar berada pada lajur titik 3. Lajur 3 berada segaris dengan sumber lampu. Perhitungan tingkat pencahayaan rata-rata pada setiap lajur titik untuk dua kondisi pencahayaan pada keempat ruang kuliah diberikan pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut: Tabel 1. Tingkat Pencahayaan rata-rata setiap lajur titik dengan sumber pencahayaan alami Ruang Titik Dengan Pencahayaan Alami (lux) RK Fis-1 1 39.7 2 42.2 3 52.4 RK Fis-2 1 34.6 Ket 4 77.7 Area jendela 5 60.2 Area jendela 2 36.7 3 41.7 4 55.5 Area jendela 5 30 area jendela R. Seminar 1 32.6 2 37.5 3 46.5 RK Fis-3 1 46.2 4 71.6 Area jendela 5 35.9 area jendela 2 76.5 3 103.5 4 128.8 Area jendela 5 95 area jendela Tabel 1. Tingkat Pencahayaan rata-rata setiap lajur titik dengan sumber pencahayaan alami dan buatan Ruang Titik Dengan Pencahayaan Buatan (lux) RK Fis-1 1 121.6 2 127.4 Ket 3 128 jalur lampu 4 122 5 119 Area jendela RK Fis-2 1 143.4 2 166.8 3 166.9 jalur lampu 4 144.8 R. Seminar 1 95.8 5 97.4 area jendela 2 130.3 3 138.6 jalur lampu 4 136.9 RK Fis-3 1 74.3 5 92.75 area jendela 2 117.3 3 170.3 jalur lampu 4 191 5 159 area jendela 3.2 Pembahasan Hasil pengukuran tingkat pencahayaan ruang kuliah di Jurusan Fisika FMIPA Unsrat untuk sumber pencahayaan alami menunjukkan nilai yang paling besar pada titik sepanjang 1 meter dari jendela (lajur titik 4) pada keempat ruang kuliah. Hal ini berarti cahaya matahari dari jendela cukup signifikan menerangi ruang. Akan tetapi sumber pencahayaan alami pada ruang kuliah di Jurusan Fisika belum memenuhi standar pencahayaan

112 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 108-112 sesuai SNI yaitu 250 lux. Posisi gedung yang mengarah ke arah utara timur laut seharusnya menyebabkan sinar matahari dapat langsung masuk ruang kuliah namun ternyata belum cukup untuk pencahayaan ruang yang digunakan untuk keperluan utama baca tulis. Penyebab cahaya matahari belum maksimal memberi pencahayaan alami diduga karena di luar gedung terdapat pohon rindang yang menghalangi cahaya matahari. 4. Kesimpulan Tingkat pencahayaan rata-rata maksimum ruang kuliah RK FIS 1, RK FIS 2, Ruang Seminar dan RK FIS 3 di Jurusan Fisika FMIPA Unsrat dengan sumber pencahayaan alami adalah 77 lux, 55 lux, 71 lux dan 128 lux. Pencahayaan dengan sumber alami yang ditambah pencahayaan buatan dari sumber lampu CFL memberikan tingkat pencahayaan 128 lux, 166 lux, 138 lux dan 170 lux berturut-turut pada keempat ruang. Nilai-nilai tersebut belum memenuhi standar 250 lux untuk ruang kuliah seperti yang direkomendasikan SNI.ofil b tidak berbeda. Daftar Pustaka Dewi, E.P., 2011, Optimasi Sistem Pencahayaan Ruang Kuliah Terkait Usaha Konservasi Energi, Jurnal Dimensi Interior Vol. 9. No. 2 hal 80-85 [14 April 2015] Darmasetiawan, C., Puspakesuma, L., 1991, Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Gramedia Jakarta Hartati, W &Suprijadi, 2010, Pengembangan Model Pengukuran Intensitas Cahaya dalam Fotometri, J. Oto. Ktrl. Inst Vol. 2 (2) hal 19-25, ISSN 2085-2517 [16 April 2015] Irianto, C.H., 2006, Studi Optimasi Sistem Pencahayaan Ruang Kuliah dengan Memanfaatkan Cahaya Alam, JETri Vol. 5 NO. 2 Feb 2006, Hal 1-20, ISSN 1412-0372 [14 April 2015] Indonesia, 2001, SNI 03-6575-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung, Jakarta BSN [16 April 2015] Indonesia, 2004, SNI 16-7062-2004, Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja, Jakarta BSN [16 April 2015] Juningtyastuti, Warsito, A., Hadisusanto, F., 2012, Optimasi Kinerja Pencahayaan Buatan untuk Efisiensi Pemakaian Energi Listrik pada Ruangan dengan Metode Algoritma Genetika, Jurnal Momentum Vol. 13 No. 2 Agustus 2012 Hal 40-45, ISSN 1693-752 [16 April 2015] Sutrisno, 1984, Seri Fisika Dasar Gelombang dan Optik, Penerbit ITB Bandung