BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
2015 MINAT SISWA SMA KELAS XII KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG TERHADAP PROGRAM STUDI S1 PGPAUD FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya merupakan lembaga

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 66 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi telah mengakibatkan. kehidupan yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

2016 PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP PROFESIONALITAS GURU PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan kajian teoritis efektivitas kegiatan

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA)

WALIKOTA PROBOLINGGO

PENGEMBANGAN MODEL POS PAUD KELILING

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan (Uno, 2009: 11) pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

BAB I PENDAHULUAN. wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia yang

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur lingkungan supaya anak belajar (Sanjaya, 2006:103). Karena dari peran

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

2016 HUBUNGAN PEMAHAMAN KEPUSTAKAWANAN DENGAN KREATIVITAS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengelolaan program dalam layanan pendidikan bisa terselenggara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pendidikan diselenggarakan bagi semua usia, salah satunya yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi anak pada usia dini. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD yang menyebutkan bahwa Pendidikan anak usia dini merupakan pembinaan bagi anak yang diberikan sejak lahir sampai usia enam tahun dengan memberikan rangsangan pendidikan agar pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang secara optimal dan anak siap memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau jenjang sekolah dasar. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa perlu adanya pemberian rangsangan secara optimal terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak. Upaya tersebut tentunya membutuhkan keterlibatan langsung orang dewasa di dalamnya yaitu guru. Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang memiliki peran besar dalam penyelenggaran pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia dini. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal I ayat 1 menyatakan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya ditegaskan kembali pada BAB II Pasal 4 bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional tentunya harus ditunjang dengan memenuhi kewajiban guru. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV Pasal 8 juga menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

2 sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kedua pernyataan di atas menunjukkan bahwa seorang guru wajib memiliki kompetensi yang profesional dalam melaksanakan tugas utamanya dan wajib memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan peraturan pemerintah. Adapun kompetensi memiliki keterkaitan dengan profesionalisme guru. Kompetensi guru yang baik mencerminkan bahwa guru tersebut profesional dan guru yang profesional adalah guru yang kompeten dalam bidangnya. Hal ini ditegaskan dengan penyataan Sari (2014. hlm 2) yaitu Kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Kompetensi profesional seorang guru yaitu seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil (Uno, 2009, hlm 18). Adapun kompetensikompetensi yang harus dimiliki pada kompetensi profesional guru ini diantaranya kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi profesional mengajar (Uno, 2009, hlm 18). Fokus kajian penelitaian ini yaitu tentang kompetensi profesional mengajar seorang guru. Seorang guru PAUD dalam memenuhi kompetensi profesional mengajarnya harus memiliki kemampuan merencanakan sistem pembelajaran, melaksanakan sistem pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran dan mengembangkan sistem pembelajaran (Uno, 2009, hlm 19). Penguasaan guru terhadap sistem pembelajaran dapat mencerminkan bahwa seorang guru menguasai kompetensi profesional sebagai guru. Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak guru yang belum mempunyai kompetensi profesional mengajar yang baik. Hal ini berhubungan dengan masih minimnya guru PAUD yang belum memenuhi kualifikasi akademik sesuai peraturan pemerintah, sehingga guru saat ini masih membutuhkan upaya peningkatan kualitasnya agar menjadi guru PAUD yang memiliki kompetensi yang profesional. Kenyataan tersebut mengimplikasikan adanya praktek-praktek pembelajaran yang memberikan dampak negatif bagi perkembangan karakter anak

3 antara lain: pelaksanaan mengajar di PAUD yang dilaksanakan tanpa perencanaan yang baik, sehingga pelaksanaan mengajar tidak sesuai dengan harapan, proses belajar yang pasif dan tidak melibatkan pengalaman konkrit dalam mengajar seperti menghafal abjad, pengisian LK dan materi yang abstrak, sehingga anak merasa bosan dan tidak memahami pelajaran yang diberikan guru, penilaian yang berorientasi pada rapor dengan memberikan nilai angka atau huruf bahkan ranking, sehingga hal ini dapat membuat anak tertekan jika hasil kerja anak tidak sesuai dengan apa yang diharapkan guru, proses pembelajaran yang bersifat satu arah, anak hanya duduk,menulis dan mendengarkan guru selama pembelajaran berlangsung dan pembelajaran yang orientasinya terhadap metode membaca, menulis dan berhitung, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan akademik anak saja yang diutamakan dan mengesampingkan kemampuan lain seperti kemampuan sosial emosional anak yang semestinya diperhatikan oleh guru. Hal ini selaras dengan pernyataan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Nonformal Informal, Muhammad Hamid, yang menyatakan bahwa: Kondisi pendidikan PAUD saat ini orientasinya lebih kepada model baca tulis dan berhitung. Padahal seharusnya, model membaca, menulis, dan berhitung (calistung) baru diajarkan pada level pendidikan dasar. Kondisi tersebut juga didukung dengan fakta bahwa sebanyak 3.298.428 atau 40,5 persen anak usia 5-6 tahun telah menjalani pendidikan di level sekolah dasar. Fakta lain, saat ini APK provinsi tertinggi PAUD ada di Yogyakarta, sedang APK terendah ada di Nusa Tenggara Timur. (Aline, 2011) Selain kompetensi profesional mengajar, guru wajib memiliki kualifikasi akademik. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru bahwa yang harus dipenuhi oleh seorang guru PAUD yaitu minimal S1 atau DIV. Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini masih banyak sekali guru-guru PAUD yang tidak memenuhi standar kualifikasi akademik yang sudah ditentukan. Hal ini ditegaskan pula oleh hasil penelitian dalam Statistik Nasional yang tercantum dalam buku Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan yang bersumber dari Balitbang tahun 2004 yang menyatakan

4 bahwa pada program pendidikan Taman Kanak-Kanak jumlah guru sebanyak 137.069 orang yaitu dengan presentase <D1 90,57%, D2 5,55%, D3 0%, S1 3,88%, dan S2/S3 0% (Trianto, 2010, hlm 47). Kasubdit P2TK PAUDNI, Direktorat Pembinaan PAUD, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Masyur, mengungkapkan bahwa khusus untuk guru TK/PAUD berjumlah sekitar 252 ribu. Dari jumlah itu baru sekitar 60 ribu yang terdaftar dan dari data yang ada juga bisa dihitung baru sekitar 10 persen yang benar-benar memenuhi kualifikasi (JPNN, 2012). Data penelitian lain menyatakan, bahwa: Kualifikasi pendidik bagi pendidikan anak usia dini (PAUD) saat ini masih belum memenuhi standar pelayanan minimal. Dari 402.493 orang guru PAUD, sebanyak 84,28 persen atau 339.209 guru belum berkualifikasi S1/D4. Bahkan 284.475 di antaranya belum tersentuh pelatihan apa pun di bidang PAUD. (Aline, 2011) Masalahan lainnya yaitu terdapat pada Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD (2012, hlm 22) terdapat syarat dan ketentuan bagi pendidik yaitu: Pendidik berasal dari kader posyandu, kader BKB, atau anggota masyarakat yang peduli pada pendidikan anak usia dini; berlatar belakang pendidikan SLTA atau sederajat; pernah mengikuti pelatihan PAUD dari lembaga yang terakreditasi; menyayangi anak kecil, memiliki komitmen untuk melaksanakan tugas; dan mampu bekerja sama dengan orang tua dan tim. Ketentuan kualifikasi akademik di atas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yaitu guru TK harus mempunyai kualifikasi akademi yaitu SI atau DIV. Selain itu, pendidik yang berasal dari kader posyandu maupun BKB atupun orang yang peduli terhadap PAUD tidak menjamin memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Hal ini sangat menyita perhatian peneliti karena pada dasarnya semua anak di Negara Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang terbaik dari gurunya.

5 Uraian di atas menunjukkan bahwa permasalahan tentang kualifikasi akademik guru PAUD saat ini tentu sangat berpengarauh pada kompetensi profesional mengajar yang dimiliki guru. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada Tingkat Pengetahuan Guru Pendidikan Anak Usia Dini tentang Kompetensi Profesional Mengajar ditinjau dari Latar Belakang Kualifikasi Akademiknya. Penelitian ini dapat memberi gambaran dan menggali informasi tentang seberapa jauh tingkat pengetahuan yang dimiliki guru PAUD tentang kompetensi profesional mengajar ditinjau dari latar belakang kualifikasi akademiknya. Penelitian ini akan dilakukan di lembaga-lembaga PAUD yang ada di daerah Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi yang memiliki 41 lembaga PAUD dengan guru-guru yang memiliki latar belakang kualifikasi akademik yang beragam, baik lulusan SD, SLTP, SLTA, D2 PGTK, D2 Non PGTK, SI PGPAUD dan SI Non PGPAUD. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka terurailah beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain: 1. Seperti apa tingkat pengetahuan guru PAUD tentang kompetensi profesional mengajar di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi? 2. Seperti apa profil kualifikasi akademik guru PAUD di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi? 3. Adakah perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan guru PAUD mengenai kompetensi profesional mengajar ditinjau dari latar belakang kualifikasi akademiknya di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

6 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru PAUD mengenai kompetensi profesional mengajar guru PAUD di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. 2. Untuk mengetahui profil kualifikasi akademik guru PAUD di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. 3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan guru PAUD mengenai kompetensi profesional mengajar ditinjau dari latar belakang kualifikasi akademiknya Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Adapun manfaat penelitian ini secara konseptual, yaitu menambah pengetahuan tentang kualifikasi akademik dan kompetensi profesional mengajar yang seharusnya dimiliki dan dipenuhi oleh guru PAUD. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru PAUD dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Menjadi bahan informasi dan masukan bagi guru-guru PAUD tentang kompetensi profesional mengajar yang harus dikuasainya. 2. Memberikan motivasi bagi guru PAUD untuk meningkatkan kualitasnya, baik dalam meningkatkan kompetensi profesional mengajarnya maupun meningkatkan kualifikasi akademiknya. 3. Menjadi bahan masukan untuk Program Studi PGPAUD dalam meningkatkan kualitas mahasiswa lulusannya. E. Struktur Organisasi Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab diantaranya: bab satu menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang akan dilakukan, identifikasi

7 masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi, bab dua pada skripsi ini memaparkan kajian tentang definisi Pendidikan Anak Usia Dini, guru Pendidikan Anak Usia Dini, pengetahuan, kompetensi profesional mengajar, dan kualifikasi akademik. bab tiga memaparkan tentang metode penelitian yang akan digunakan untuk menyusun skripsi ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, selain itu dipaparkan juga tentang prosedur dan langkah-langkah penelitian dari mulai perencanaan tujuan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian hingga langkah akhir penelitian yaitu pengambilan kesimpulan dari penelitian, bab empat mendeskripsikan tentang proses penelitian, gambaran tingkat pengetahuan guru Pendidikan Anak Usia Dini tentang kompetensi profesional mengajar ditinjau dari latar belakang kualifikasi akademiknya yang ada di lembaga PAUD Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi, pembahasan dan analisis hasil temuan penelitian, dan bab lima yang membahas tentang simpulan dari semua temuan penelitian yang ditemukan dan rekomendasi yang sesuai dengan hasil penelitian ini.