SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

dokumen-dokumen yang mirip
KETIDAKPERCAYAAN DALAM BIARA Rohani, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J.

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

NAFSU: TANTANGAN KAUL DARI DALAM BIARA KITA Rohani, September 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KADO NATAL DI BIARA Rohani, Desember 2011, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

BE AMAZING TEACHERS. Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J.

Surat Yohanes yang pertama

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PEMBANGUNAN KARAKTER DAN PEMBENTUKAN BANGSA: APLIKASINYA DALAM SEKOLAH 1 Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

RELASI GURU-MURID-BIDANG STUDI BAGI GURU SEJATI

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Surat Yohanes yang pertama

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

Sekolah belas kasih. (frater Wim Verschuren) BELAS KASIH KINI! Agustus

Anda yang Berbelaskasih

Yesus menenangkan Badai

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Kelahiran Gereja

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

FAMILY TRANSFORMATION #4 - TRANSFORMASI KELUARGA #4 RESOLVING FAMILY CONFLICTS - MENYELESAIKAN MASALAH KELUARGA

Bagaimana Allah Berbicara kepada Saya?

Mempraktekkan Ibadah

PELAYANAN MENGAJAR. Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara. Alamat. Kota. Propinsi. Umur Laki-laki/perempuan. Pekerjaan.

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan.

RENCANA ALLAH. Bagi Saudara. Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara... Alamat. Kota. Propinsi. Umur... Laki-laki/perempuan. Pekerjaan.

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Mukjizat Yesus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?, Bandung, Penerbit Mizan, 1999, p. 101

BAB 4 TINJAUAN EKKLESIOLOGIS TERHADAP MODEL HUGH F. HALVERSTADT. mempertahankan keutuhan sebagai sebuah komunitas.

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

KABAR GEMBIRA BERHADAPAN DENGAN INDIVIDUALISME PERTEMUAN III

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Mukjizat Yesus

Yesus menenangkan Badai

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yesus menenangkan Badai

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

BAB III LATAR BELAKANG JEMAAT MELAKUKAN SAKRAMEN REKONSILIASI DAN DAMPAKNYA BAGI RELIGIOSITAS JEMAAT GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA

The Wonders of Mercy #1 Keajaiban Anugerah #1 BIGGER THAN YOUR MISTAKES LEBIH BESAR DARIPADA KESALAHANMU

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

Surat Paulus kepada Titus

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

Gereja menghadapi kesulitan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Gereja Menghadapi Kesulitan

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

Galatia 6: 1-10 berisi beberapa saran tentang bagaimana orang Kristen harus memperlakukan sesama orang percaya lainnya.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

Yoh. 13: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

HAMBATAN DALAM MEMPEROLEH KESEMBUHAN

2) Kalau sukacita kita hilang atau kalau ada pikiran atau tindakan tidak benar, itu suatu tanda ada sesuatu yang perlu kita garap.

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus Menampakkan Diri kepada Tujuh Murid Yesus dan Petrus Yesus dan Murid yang Lain Kata Penutup

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Gereja menghadapi kesulitan

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Gereja Menyediakan Persekutuan

Pembaptisan Air. Pengenalan

MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI?

yang berhubungan dengannya, dari masa lampau yang dekat

Saudara Membutuhkan Berita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Mujizat Yesus

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)

Transkripsi:

1 SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal 28-31 Paul Suparno, S.J. Suster Credentia tidak krasan di komunitas. Ia merasa tidak dipercaya karena tidak pernah diberi kepercayaan dalam mengurusi komunitas. Bila teman-teman lain diberi pekerjaan untuk ambil bagian dari komunitas, tetapi ia tidak pernah diberi. Kalau minta tugas, oleh Piko disuruh cari sendiri. Dan bila cari-cari, sering dimarahi teman lain karena pekerjaan itu menggusur pekerjaan teman. Kalau ia pergi keluar, sering pulangnya ditanyai sampai detail, tadi keluar dengan siapa, kemana, dan apa yang dilakukan; padahal teman lain tidak pernah ditanyai sedetail itu. Bahkan ia pernah dicurigai karena diajak pergi oleh seorang pastor mengunjungi keluarga yang sakit. Bruder Akuntarus menjadi tidak gembira karena merasa dicurigai tentang persoalan uang. Ia merasa bila mendapatkan uang dari honor kerja, selalu diberikan pada bruder pimpinan. Namun ia masih sering dicurigai bagaimana penggunaan keuangan yang ada. Bila teman lain tidak secara ketat dimintai bukti, ia selalu dimintai bukti. Ia merasa pimpinan tidak percaya kepadanya. Kadang ia merasa bosan karena dicurigai terus, padahal ia merasa tidak menyalahgunakan keuangan kongregasi. Frater Sepianus merasa kurang diterima di komunitasnya, terutama oleh pimpinan komunitasnya. Pimpinannya jarang mengajak bicara seakan ia dianggap tidak ada. Kalau ia datang menghadap dan bercerita, ia merasa selalu kurang diterima dengan baik, bahkan seakan akan ia dicurigai dan tidak dimengerti. Pernah ia menceritakan pergulatan panggilannya, malah disalahkan sebagai kurang berusaha. Pernah ia dituduh pacaran, padahal ia merasa tidak pernah berbuat itu. Kalau ia sedang konflik dengan frater lain, ia merasa selalu frater lain yang dianggap benar dan ia yang dianggap salah. Suster Conflisita sulit sekali percaya kepada pimpinan rumahnya. Ia dengan mudah mengkritik dan mencela ide dan apapun yang direncanakan dan dibuat oleh pimpinannya. Kadang ia sendiri tidak mengerti, beberapa teman begitu memuji pimpinannya, tetapi ia selalu

2 dengan cepat mengkritik, mencari kesalahan dan ketidakberesannya. Ia kadang bertanya, apakah ini karena hatinya yang tidak beres, yang iri, atau merasa tersaingi oleh pimpinannya. Ternyata memang sejak mudanya, ia bersaing dengan teman yang kebetulan sekarang menjadi pimpinannya. Bruder Raguantus mempunyai kesulitan tersendiri dengan pembimbingnya. Ia ingin sekali mentaati dan menaruh hormat kepada pembimbingnya. Ia ingin belajar untuk menerima semua yang dibantukan oleh pembimbingnya dalam proses formasi. Tetapi ia merasa sangat sulit. Di balik hatinya selalu ada rasa tidak percaya bahwa yang diberikan pembimbing itu benar. Dan semakin ia mengalami tingkah laku pembimbingnya, ia semakin sulit untuk menerima anjurannya. Kadang ia merasa bersalah dan bertanya, apakah aku berdosa tidak mempercayai pembimbingku? Pater Acredentius sebagai pimpinan rumah begitu sibuk mengurusi dan menangani semua pengaturan rumah. Mulai dari mengatur kebersihan sampai dengan mengatur penerimaan tamu ditangani sendiri. Ternyata, ia sulit percaya pada teman lain, sehingga semuanya ia tangani sendiri. Maka ia sering kelihatan capek dan sakit-sakitan. Beberapa teman kita di atas, mengalami ketidakpercayaan kepada orang lain atau dari orang lain. Dan mereka terganggu dengan pengalaman itu, mereka ingin lepas dari pengalaman yang kurang baik itu. Mengapa persoalan itu terjadi? Bagaimana kita akan menghadapi persoalan itu dalam hidup kita? Hidup Berkomunitas yang ideal Hidup berkomunitas dalam biara diharapkan menjadi hidup yang sungguh saling mencintai dan mendukung satu dengan yang lain. Gambarannya adalah Hidup gereja perdana (Kis. Rasul 2: 41-47). Mereka saling berbagi dan saling menolong. Mereka saling membantu dalam kehidupan sehari-hari, sampai-sampai semua milik menjadi milik bersama. Mereka rela berbagi satu dengan yang lain, tidak ada yang disembunyikan untuk diri sendiri. Mereka juga saling berbagi pergulatan hidup rohani, mendengarkan ajaran para rasul dan memecahkan roti. Dalam soal pembagian barang, mereka hanya mengambil yang mereka butuhkan. Bila mereka tidak membutuhkan, mereka tidak mengambilnya meski barang itu ada. Maka tidak

3 mengherankan bahwa masing-masing mendapatkan yang dibutuhkan, sehingga tidak ada yang kekurangan. Hidup yang rukun dan penuh cinta itu menjadikan mereka bersatu dan menarik jemaat lain. Maka dikatakan banyak orang mau bergabung karena merasa hidup seperti itu menggembirakan. Hidup dalam semangat cinta, saling percaya, saling terbuka, menghargai, menghormati satu dengan yang lain, sungguh mengembangkan masing-masing menjadi pribadi yang utuh di depan Tuhan. Hidup dalam semangat itulah yang diharapkan terjadi dalam komunitas membiara. Unsur penting dalam hidup seperti itu adalah kepercayaan satu dengan yang lain. Bukan curiga, tetapi percaya bahwa semuanya berniat baik dan berniat saling membantu. Namun dalam kenyataan sering terjadi kita kurang percaya satu dengan yang lain, sehingga juga semangat untuk saling membantu tidak tinggi. Pentingnya kepercayaan dalam hidup berkomunitas Kepercayaan satu dengan yang lain sangat penting dan berguna bagi perkembangan hidup berkomunitas dan juga perkembangan pribadi anggota-anggota. Saling percaya antar anggota menjadikan kita mudah saling membantu yang lain. Beberapa dampak positif dari kepercayaan antara lain: Kepercayaan membantu kita untuk tidak mudah curiga dan membantu kita untuk mudah memberikan kebebasan pada yang lain berekspresi dan mengembangkan dirinya. Kepercayaan membantu orang lebih berkembang dan menjadi lebih dewasa; Kepercayaan memudahkan kita untuk menaruh kepercayaan pada seseorang bahwa kongregasi akan menjadi lebih baik di tangan dia; Kepercayaan membantu kita terbuka pada teman lain, termasuk dalam hal yang mendalam. Kepercayaan membantu kita dapat memperhitungkan orang lain dalam hidup bersama. Dengan saling percaya, hidup komunitas menjadi lebih gembira, enak, akrab. Dan dengan saling percaya, kita tidak takut untuk bersalah. Maka kita menjadi seperti adanya, berani mengakui kesalahan dan kelemahan kita.

4 Krisis kepercayaan yang terjadi dalam hidup berkomunitas Seringkali dalam komunitas terjadi krisis kepercayaan, orang yang satu dengan yang lain tidak percaya, saling curiga, dan bahkan saling menjatuhkan seperti dialami beberapa teman kita dimuka. Beberapa bentuk krisis kepercayaan yang lain dapat disebutkan seperti:: Orang curiga pada apa yang dibuat teman lain; Banyak terjadi isu jelek tentang anggota dari anggota lain, terutama bila anggota itu tidak di rumah; Tidak berani bercerita tentang soal yang mendalam, takut dibuka dan disalah mengerti oleh teman-teman lain; Lebih suka menutup diri; Main topeng; bahkan mengasingkan diri; Tidak berani mempercayakan sesuatu kepada teman lain; Tidak tenang bila pergi, takut nanti dinilai jelek. Hidup di komunitas merasa tidak aman, terutama bila teman-teman lain ada di rumah. Mencari sebab krisis kepercayaan dalam komunitas Mengapa kita tidak percaya pada seseorang di dalam komunitas kita? Ada banyak sebab mengapa orang tidak percaya kepada temannya. Disini hanya diberikan beberapa alasan yang sering muncul dipermukaan, dan kita semua dapat melengkapi sendiri dari pengalaman kita. Seseorang memang pernah melakukan tindakan yang tidak dapat dipercaya, menyalahgunakan kepercayaan. Orang tidak dapat menerima sejarah hidup teman sebelumnya. Misalnya, teman itu memang pernah membuat kesalahan vital yang tidak bisa ditolerir, atau ia sendiri pernah disalah percayai oleh teman itu. Banyak tindakan anggota yang sulit dipercaya. Misalnya, tidak terbuka pada apa yang dibuat, tidak dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan. Tidak akuntabel baik dalam hal keuangan ataupun laporan kegiatan yang ada.

5 Banyak bicara tanpa tindakan yang real; Beberapa orang selalu bicara banyak dan baikbaik, tetapi ternyata tidak pernah melakukannya bahkan melanggar apa yang diomongkan sendiri. Ada banyak apriori jelek terhadap orang lain. Beberapa orang dengan mudah punya apriori tidak baik terhadap teman lain. Maka dalam menilai dan bersikap terhadap orang lain juga negatif, sulit percaya bahwa temannya adalah baik. Persaingan, iri, berlomba mencari menang sendiri. Beberapa orang masih tetap bersaing ingin menjadi yang paling hebat di komunitas, sehingga mudah iri bila teman lain ternyata lebih hebat dari dia. Orang tidak percaya diri, minder. Beberapa orang yang tidak percaya diri dan minder, seringkali juga dengan mudah kurang percaya kepada orang lain. Ketidakberesan dalam dirinya digunakan juga untuk menyikapi orang lain. Bagaimana menghadapi krisis kepercayaan Ada banyak cara untuk menghadapi dan memecahkan persoalan ketidakpercayaan. Tidak ada jawaban umum yang berlaku untuk semua kasus, tetapi kita harus melihat tiap persoalan berbeda. Beberapa langkah besar dapat diungkapkan disini seperi: Mencari penyebab utama. Kita sendiri harus mencari penyebab utama dari ketidakpercayaan kita. Untuk dapat melihatnya, kita perlu terbuka pada diri sendiri, pada seluruh pengalaman kita. Dari refleksi pengalalaman-pengalman itu, kita dapat menemukan penyebab utama. Kadang disini perlu bantun orang lain yang lebih netral untuk membantu kita menggali dan berefleksi. Dalam kasus ketidak percayaan yang lebih luas dan menyangkut beberapa orang, maka pencarian penyebab perlu melibatkan semua pihak yang terkait. Disini dibutuhkan keterbukaan dari semuanya untuk membuka diri termasuk pengalaman tidak enak dalam relasi yang ada. Baru bila penyebabnya ditemukan lalu dicari jalan keluar yang cocok bagi semuanya untuk mengembangkan saling kepercayaan. Berani belajar mengampuni (Mt 18: 22, mengampuni sampai 7 x 70 x).sikap pengampunan sangat penting dalam membangun saling kepercayaan. Kita diajak untuk

6 mau belajar mengampuni teman dan juga diri sendiri yang pernah bersalah dan pernah tidak percaya. Berani menerima anggota apa adanya, dengan kebaikan dan kelemahan. Kita perlu membangun sikap menerima apa adanya teman kita, terutama kelemahan mereka. Mulai terbuka satu dengan yang lain. Berani bicara bersama. Berani berkomunikasi dengan yang lain. Dalam konteks komunitas, kiranya perlu diusahakan suasana anggota dapat saling bicara, dapat cerita pengalaman apapun. Suasana yang enak untuk saling bicara, dapat semakin menumbuhkan sikap kepercayaan. Belajar percaya dari Yesus dan keluarga kudus Kita dapat belajar dari Keluarga Kudus dan dari Yesus bagaimana membangun kepercayaan satu dengan yang lain. Waktu kecil Yesus percaya kepada Maria dan Yosef. Dia percaya dan menyerahkan kehidupannya kepada Yosef dan Maria untuk dibimbing dan dikembangkan. Terserah mau diapakan, Yesus percaya! Maria dan Yosef saling percaya dalam membangun keluarga kudus. Meski mereka tidak menjadi keluarga secara biologis, tetapi mereka saling percaya penuh, saling hidup dalam kasih; sehingga keluarga menjadi sangat kuat dan Yesus yang dididik mereka juga menjadi kuat. Yesus mempercayai para murid dalam kehidupan bersama. Mereka pergi, tidur, dan makan bersama; Mereka saling tergantung dalam kehidupan bersama. Bagaimana kita sendiri akan mengembangkan sikap kepercayaan dalam komunitas kita? Bagaimana kita ikut aktif membangun kepercayaan dengan teman-teman lain sekomunitas? Pertanyaan refleksi 1. Apakah anda punya pengalaman dipercaya dalam komunitas? Pengalaman mana? 2. Apa dampak pengalaman itu bagi hidup anda? 3. Apakah anda punya pengalaman tidak dipercaya dalam komunitas? Dalam hal apa? 4. Ketidakpercayaan macam apa yang ada dalam komunitas atau kongregasi anda?

7 5. Apa akibat dari ketidakpercayaan itu bagi kehidupan komunitas? 6. Usaha apa yang telah dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dalam komunitas? Apakah berhasil? 7. Bagaimana anda akhirnya dapat menerima pengalaman itu dan bangkit dari pengalaman itu?