ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK TALAS PRIANGAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DARMATIAN PRODUCT DI KOTA PALU

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

ANALISIS NILAI TAMBAH SERABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ANEKA PRODUK (KASUS PT. SUMBER UTAMA LESARI KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI JAGUNG DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus pada UKM Qalifa)

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA FURNITURE ROTAN PADA INDUSTRI IRMA JAYA DI KOTA PALU

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN USAHA ABON IKAN TENGGIRI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ALTHAF FOOD DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK SUKUN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA DIMEMBE KECAMATAN DIMEMBE

ANALISIS PENDAPATAN DAN KARAKTERISTRIK USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM AMALIA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

ANALISIS NILAI TAMBAH OLAHAN DODOL SALAK DI DESA TAMARENJA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON AMPEL DI KABUPATEN BOYOLALI. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Program Studi Agrobisnis

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS NILAI TAMBAH KACANG TELUR PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OHARA DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH IKAN LELE PADA INDUSTRI MAKANAN OLAHAN LELE AL-FADH KABUPATEN BOYOLALI

Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG GOYANG PRIMA JAYA DI KOTA PALU

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PEDAGANG KELAPA MUDA DI KELURAHAN TATURA UTARA DENGAN KELURAHAN TALISE KOTA PALU

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PEMASARAN BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA FLAMBOYAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ADDED VALUE ANALYSIS OF SINGKONG CHIPS ON FAMILY BUSINESS GROUP SIPARE-PARE VILLAGE

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ MBOK SRI DI KOTA PALU

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

AGUS PRANOTO

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON DAN DENDENG SAPI DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

Magrobis Journal 1 ANALISIS USAHA KERIPIK SINGKONG MERK PEDAS GILA PADA KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh : Arista Damayanti *)

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION KOTA PALU

ANALISIS KETERKAITAN BAURAN PEMASARAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN UKM PENGAIS JAYA VIRGIN COCONUT OIL DI DESA AMPIBABO

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENENTUKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERIPIK SUKUN (Studi Kasus : Industri Rumah Tangga Citra Lestari Production)

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

Transkripsi:

J. Agroland 21 (2) : 115-121, Agustus 2014 ISSN : 0854-641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA Analysis of Value Added Banana Chips on Cahya Indi in Tanamea Village South Banawa Subdsrict Donggala Regency Uun Angriani 1), Alimudin Laapo 2), Dafina Howara 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu 2) Staf Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu E-mail : uun angriani@yahoo.com. E-mail : alimudin_73@yahoo.com. E-mail : dhowara@yahoo.com ABSTRACT This study aims to determine how much added value from processing the raw bananas into banana chips. Determination of respondent committed intentionally (purposive), with the consideration that business and labor leaders of home industry cahaya Indi can provide valid information about the banana chips processing and required data. Respondents in this research were the company leaders and three employees. The data collecting in this research consisted of primary and secondary data. Data analysis tool used is the value-added analysis. The results showed that the Home Industry cahaya Indi gains profit of Rp. 15.492.365 for 8 times production process in a month and the added value obtained is Rp. 9,462 per kilogram of raw material used. Key words : Analysis, value-added, banana chips, Industry Cahaya Indi. PENDAHULUAN Agroindustri merupakan suatu bentuk kegiatan atau aktivitas yang mengolah bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan. Agroindustri didefenisikan dalam dua hal, yaitu pertama agroindustri sebagai industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian dan kedua agroindustri sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri. Agroindustri memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan pertanian (Soekartawi, 2002). Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer bagi manusia, sangat insentif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang oleh tuntunan industri, terutama di negara maju. Kegiatan penanganan, pengolahan, distribusi, dan pemasaran hasil pertanian dengan konsep peningkatan nilai tambah selanjutnya yang kita kenal sebagai agroindustri. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa teknologi industri pertanian didefenisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitik beratkan kepada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan,) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Nilai tambah pada komoditas hasil pertanian pada saat ini selalu diambil pihak lain. Pengembangan teknologi pertanian saat ini sangat mungkin terbuka peluang baru untuk menghasilkan pertanian yang efisien. Tantangan pembangunan saat ini yang semakin kompleks terutama dalam bidang pertanian maka diperlukan reformasi pembangunan pertanian yang menuju kearah corak modern. Dukungan tinggi pada teknologi pertanian tidak saja memenuhi tuntutan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga akan memenuhi permintaan pasar seiring 115

dengan meningkatnya selera konsumen dalam hal cita rasa, fisik, standar gizi, maupun kesehatan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2002). Inovasi di dalam dunia bisnis pada dasarnya berkaitan erat dengan strategi perusahaan industri dalam menguasai keadaan pasar. Kaitan antara strategi pasar dengan inovasi setidaknya strategi perusahaan muncul dalam bentuk pengembangan produk baru, dan dipasok untuk memenuhi kebutuhan pasar (Teguh, 2010). Pisang merupakan salah satu produk pertanian yang mudah rusak. Pisang merupakan komoditas unggulan yang memiliki kontribusi besar terhadap produksi buah-buahan nasional. Potensi buah pisang sangat besar dalam menunjang peningkatan pendapatan masyarakat petani, selain itu pisang juga menjadi bahan baku industri olahan (untuk chip, keripik, puree, tepung) dan komoditas yang potensial untuk meningkatkan ekspor buah (Departemen Pertanian, 2005). Pisang merupakan salah satu komoditas hortikultura Sulawesi Tengah. Komoditas ini sudah dimulai sejak puluhan tahun yang lalu terutama di sekitar Kabupaten Donggala. Pisang banyak diusahakan oleh petani Kabupaten Donggala, mengingat pisang dapat menjadi bahan pangan dan biasa diolah menjadi suatu produk baru. Jumlah produksi tanaman pisang di Sulawesi Tengah selama lima tahun terakhir terlihat dalam Tabel 1. Tabel 1. menunjukkan bahwa produksi tanaman pisang tertinggi dihasilkan pada Tahun 2011 dengan jumlah 565.044 Ku, jumlah tanamanya sebanyak 629.925 pohon, dan hasil per pohon 0,89 Ku/pohon. Tahun 2009 produksi tanaman pisang mengalami penurunan yaitu sebesar 262.130 Ku, jumlah tanamannya 642.397 pohon, dan hasil per pohon 0,41 Ku/pohon, penururnan produksi tanaman pisang tersebut dikarenakan dari beberapa faktor internal dan eksternal. Upaya penanganan dalam masalah tersebut yaitu dilakukan dengan adanya kegiatan petani dalam pemeliharaan tanaman pisang, sehingga memberikan produksi tanaman pisang yang lebih baik. Tabel 1. Jumlah Pohon, dan Hasil Per Pohon Buah Pisang di Sulawesi Tengah, 2008-2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Banyak Tanaman (Pohon) 642.397 704.744 766.321 629.925 607.535 (Ku) 262.130 269.832 481.670 565.044 477.475 Hasil Per Pohon Ku/Pohon 0,41 0,38 0,62 0,89 0,79 Rata-rata 670.184,4 411.230,2 0.62 Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah, 2013. Tabel 2. Data Jumlah Buah Pisang di Kabupaten Donggala, Tahun 2008-2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Luas Tanam (Ha) 198 159 210 210 218 Luas Panen (Ha) 141 136 177 213 218 Hasil (Ku) 78,01 118,97 121,02 271,78 291,88 Rata-rata 199 177 176,332 Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah, 2013. Tabel 3. Nama Industri Aneka Makanan Olahan di Kabupaten Donggala No. 1 2 3 4 5 Nama Industri Nama Produk Tenaga Kerja (Orang) /Tahun (Ton) Cahaya Indi Rahma Solman Rita Tresia Numiati Pengolahan Kripik Pisang Makanan Olahan Kue Basah Kue Basah/kering Pembuatan Roti Sumber : Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Donggala, 2013 6 2 1 1 4 18 12 0 0 17 116

Tabel 2. menunjukkan bahwa produksi buah pisang dari tahun 2008-2012 mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan adanya penanaman pohon pisang yang dilakukan oleh petani semakin bertambah, sehingga produksi yang dihasilkan tiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil wawancara bahwa hasil produksi buah pisang yang ada di Desa Tanamea dapat diperoleh dari petani sekitar, sehingga industri yang mengelolah buah pisang mentah menjadi keripik pisang, tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku. Tabel 3. menunjukan bahwa terdapat 5 industri yang mengolah olahan makanan di Kabupaten Donggala, namun hanya industri Cahaya Indi yang memproduksi keripik pisang. Industri Cahaya Indi ini dapat memproduksi keripik pisang dengan jumlah yang cukup besar per tahunnya dan jumlah tenaga kerja sebanyak 6 orang. Industri yang saat ini sedang dikembangkan di Kabupaten Donggala adalah industri pengolahan buah pisang mentah menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tambah yaitu kripik pisang. Usaha ini masih berupa usaha industri rumah tangga. Perkembangan dalam produksi kripik pisang yang di hasilkan Industri Cahaya Indi merupakan suatu keuntungan bagi produsen dan konsumen, dimana dengan adanya pengolahan tersebut sehingga nilai tambah suatu pisang mentah akan lebih tinggi jika dijual dalam bentuk kripik pisang. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari sisi bentuk suatu kripik pisang seperti dalam cita rasa, warna dan bentuk yang berbeda, dan juga bentuk kemasan yang menarik. Nilai tambah lainya yang dapat dilihat dari pengolahan kripik pisang tersebut ialah permintaan pisang mentah akan lebih tinggi dan juga peningkatan pendapatan Industri Cahaya Indi akan lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses pengolahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar nilai tambah dari pengolahan pisang mentah menjadi keripik pisang pada Industri Cahaya Indi di Desa Tanamea Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Industri Cahaya Indi yang berlokasi di Desa Tanamea Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala. Lokasi ini dipilih secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa industri keripik pisang merupakan satu-satunya yang ada di Kabupaten Donggala yang memiliki prospek usaha yang baik untuk dikembangkan. Penelitian ini dimulai dari Bulan Mei sampai Juli 2014. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa pimpinan usaha dan tenaga kerja Industri Cahaya Indi dapat memberikan informasi tentang proses pengolahan keripik pisang dan data yang dibutuhkan. Responden yang diambil yaitu 3 orang karyawan dan 1 pimpinan usaha, sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 4 orang responden. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari data observasi dan wawancara langsung dengan responden yaitu pemilik atau pimpinan industri dengan menggunakan daftar pertanyaan (questionaire). Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dan literatur yang relevan dengan tujuan penelitian ini. Metode Analisis Data. Guna mencapai tujuan maka metode yang digunakan adalah analisis nilai tambah dengan menggunakan metode Tarigan. Nilai tambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir dikurangi dengan biaya antara yang terdiri atas biaya bahan baku dan bahan penolong. Secara garis besar nilai tambah yang digunakan yaitu nilai tambah bruto, dimana bagian dari biaya antara yang diperhitungkan yaitu biaya bahan baku, dan biaya transportasi (Tarigan, 2004). a. Nilai Tambah Bruto NTb = Na Ba = Na (Bb + Bp) Keterangan: NTb = Nilai Tambah bruto (Rp) Na = Nilai produk akhir kripik pisang (Rp) Ba = Biaya antara (Rp) 117

Bb Bp = Biaya bahan baku kripik pisang (Rp) = Biaya bahan penolong (Rp) b. Nilai Tambah Netto (NTn) NTn = NTb NP NP = Nilai awal - nilai sisa Umur ekonomi Keterangan: NTn = Nilai tambah netto (Rp) NTb = Nilai tambah bruto (Rp) NP = Nilai Penyusutan (Rp) c. Nilai Tambah per Bahan Baku NTbb = NTb : bb Keterangan: NTbb = Nilai tambah per bahan baku yang digunakan (Rp/kg) NTb = Nilai tambah bruto (Rp) bb = Jumlah bahan baku yang digunakan (kg) HASIL DAN PEMBAHASAN Keripik Pisang pada Industri Cahaya Indi. Proses produksi yaitu suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber pendukung antara lain tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan modal yang ada. Proses produksi keripik pisang tercipta dari proses produksi yang dimulai dari pembersihan dan pengupasan pisang, pencucian hingga penggorengan dan pengemasan kripik pisang. Proses produksi keripik pisang tersebut dilakukan oleh 6 orang karyawan. keripik pisang pada Industri Cahaya Indi dilakukan 8 kali produksi dalam satu bulan. Hasil produksi keripik pisang per bulan terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. menjelaskan bahwa produksi Industri Cahaya Indi membutuhkan 240 kg pisang mentah untuk dapat menghasilkan 60 kg keripik pisang. Satu bulan Industri Cahaya Indi dapat menghasilkan keripik pisang sebanyak 480 kg dan kemudian keripik pisang tersebut dikemas dalam berbagai macam kemasan yaitu kemasan 100 gram dengan harga Rp. 5000 per bungkus, kemasan 250 gram dengan harga Rp. 15.000 per bungkus, kemudian kemasan 500 gram dengan harga Rp. 25.000 per bungkus dan untuk kemasan 1 kg dengan harga Rp. 45.000 per bungkus. Pemasaran Produk Keripik Pisang Industri Cahaya Indi. Pemasaran keripik pisang pada Industri Cahaya Indi dilakukan melalui dua saluran pemasaran yaitu : 1. Produsen Konsumen Industri Cahaya Indi menjual produknya langsung ke konsumen, Konsumen datang langsung ketempat produksi dan membeli harga produk dengan harga yang ditetapkan. 2. Produsen Pedagang Pengecer Konsumen Saluran pemasaran ini menjelaskan bahwa Industri Cahaya Indi menjual produknya melalui distributor kemudian sampai pada konsumen. Distributor tersebut adalah tempat penjualan pusat oleh-oleh yang ada di Kota Palu seperti Mbok Sri, Sri rejeki, Salhan, Diana, dan Raja bawang. Tabel 4. Keripik Pisang Per Bulan Dalam Satuan Kilogram dan Kemasan Cahaya Indi Per Bulan (kg) dalam Kemasan Jumlah Bungkus Tabel 5. Biaya Tetap Produk Keripik Pisang Industri Cahaya Indi per Bulan, 2014 No. Jenis Biaya Nilai (Rp/bulan) 1 Penyusutan Alat 57.483 2 3 4 Nilai Pajak Biaya Tenaga Kerja Biaya Listrik, Air dan Telpon 68.751 2.299.401 250.000 Jumlah 2.675.635 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014. Harga (Rp) 480 100 gram 800 5.000 250 gram 500 gram 1000 gram 480 160 200 15.000 25.000 45.000 Sumber : Industri Cahaya Indi, 2014. 118

Biaya Industri Cahaya Indi. Biaya merupakan suatu pengeluaran sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. Secara umum, biaya produksi merupakan total biaya yang digunakan dari semua persiapan produksi sampai pada pemasaran kripik pisang. Total biaya ini diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Biaya Tetap. Biaya Tetap adalah biaya perusahaan yang besarnya tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan perusahaan, baik dalam produksi maupun dalam penjualan. Biaya tetap pada penelitian ini meliputi nilai penyusutan alat, pajak, gaji pegawai tetap, biaya listrik, telpon dan air pada Industri Cahaya Indi. Biaya tetap terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. menjelaskan bahwa biaya penyusutan alat, diperoleh dari hasil pengurangan nilai awal atau harga awal alat, dan harga alat yang digunakan dibagi dengan umur ekonomi atau lama penggunaan alat. Biaya pajak pada Tabel 5 adalah nilai pajak selama 1 tahun. Biaya tenaga kerja diperoleh dari jumlah keseluruhan biaya tenaga kerja, kemudian dihitung dalam metode unit fisik hal ini dilakukan karena seluruh produk gabungan terdiri dari tenaga kerja yang sama, sehingga semua produk menerima bagian biaya bersama berdasarkan ukuran secara fisik. Biaya listrik, air dan telpon pada Tabel 5 adalah biaya selama 1 bulan, sehingga jumlah biaya tetap produksi yang dikeluarkan pada Industri Cahaya Indi sebesar Rp. 2. 675.635. Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya dapat berubah secara proposional dengan perubahan total kegiatan atau volume yang berkaitan dengan biaya variabel tersebut. Biaya Variabel produksi pada Industri Cahaya Indi per bulan Tahun 2014, terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. menunjukkan bahwa biaya variabel produksi pada Industri Cahaya Indi meliputi biaya bahan baku, biaya bahan penolong, dan biaya lain-lain. Biaya yang paling besar dikeluarkan pada setiap bulannya yaitu biaya bahan baku, sehingga jumlah yang harus dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp. 6.032.000. Tabel 6. Biaya Variabel Produk Keripik Pisang pada Industri Cahaya Indi Per Bulan, 2014 No Jenis Biaya Nilai (Rp/bulan) 1. Bahan baku 3.360.000 2. 3. Bahan penolong Lain-lain 1.662.000 1.010.000 Jumlah 6.032.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014. Tabel 7. Total Biaya pada Industri Cahaya Indi Per Bulan, 2014 No Jenis Biaya Nilai (Rp/bulan) 1. Biaya Tetap 2.675.635 2. Biaya Variabel 6.032.000 Jumlah 8.707.635 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014. Tabel 8. Analisis Nilai Tambah Keripik Pisang pada Industri Cahaya Indi Per Bulan, 2014. 119 No Industri Pengolahan Kripik Pisang Nilai (Rp) 1 Nilai produk akhir (Rp) 24.200.000 2 Nilai bahan baku (Rp) 3.360.000 3 Jumlah bahan baku (kg) 1.920 4 Biaya bahan penolong (Rp) 1.662.000 5 Biaya penyusutan (Rp) 57.483 6 Biaya antara (Rp) 6.032.000 7 Nilai tambah bruto (Rp) (1 (2+4) 18.168.000 8 Nilai tambah netto (Rp) (7 5) 18.110.517 9 Nilai tambah per bahan baku (Rp/kg) (7/3) 9.462 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Biaya Total Industri Cahaya Indi. Biaya total merupakan seluruh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, yaitu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya produksi pada Industri Cahaya Indi yang harus dikeluarkan dalam produksi keripik pisang setiap bulannya sebesar Rp. 8.707.635, terlihat pada Tabel 7. Pendapatan Industri Cahaya Indi Per Bulan, Tahun 2014. Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara total penerimaan (TR) dengan total biaya produksi (TC). Tinggi rendahnya pendapatan akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang dicapai. Jumlah pendapatan atau keuntungan sangat tergantung pada jumlah penerimaan dan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Pendapatan Indusri Rumah Tangga Cahaya Indi yaitu sebesar Rp. 15.492.365 per bulan yang diperoleh dari 8 kali proses produksi dalam satu bulan, namun diasumsikan bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Cahya Indi tersebut jika semua keripik pisang tersebut bisa terjual habis. Analisis Nilai Tambah pada Industri Cahaya Indi. Analisis nilai tambah pada Industri Cahaya Indi yaitu untuk mengolah pisang mentah menjadi keripik pisang, dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar nilai yang ditambahkan pada bahan baku yang digunakan dalam memproduksi keripik pisang, karena proses pengolahan itu sendiri ialah suatu cara, metode ataupun tehnik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Perhitungan analisis nilai tambah keripik pisang terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. menjelaskan bahwa nilai produk akhir keripik pisang sebesar Rp. 24.200.000 dengan jumlah kripik sebanyak 480 kg keripik pisang dan berbagai macam kemasan. Harga bahan baku untuk 1 kg sebesar Rp. 1.750, jumlah bahan baku yang di gunakan sebanyak 1.920 kg, sehingga harga bahan baku digunakan sebesar Rp. 3.360.000, maka faktor konfrensi yang dihasilkan sebesar 6,25 (480 kg/1920 kg). Biaya bahan penolong didapatkan dari jumlah keseluruhan bahan-bahan yang digunakan dalam penambahan input yang digunakan dalam proses produksi. Biaya penyusutan ialah seluruh nilai penyusutan dari alat yang digunakan dalam proses produksi, sedangkan untuk biaya antara yaitu jumlah dari bahan baku, biaya bahan penolong dan jumlah nilai biaya lain-lain, seingga nilainya sebesar Rp. 6.032.000. Nilai Tambah Bruto. Nilai tambah bruto yaitu dasar dari perhitungan nilai tambah netto dan nilai tambah per bahan baku. Analisis nilai tambah keripik pisang dengan produk akhir yang diterima oleh Industri Cahaya Indi ialah nilai yang diberikan atau dijual dari perusahaan kepada konsumen. Biaya antara yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.032.000 yang diperoleh dari penjumlahan antara biaya bahan baku, biaya bahan penolong dan biaya lain-lain. Semakin besar biaya antara maka nilai tambah bruto diciptakan akan semakin kecil, kemudian semakin besar nilai tambah maka semakin besar pendapatan yang diperoleh dan juga sebaliknya. Nilai Tambah Netto. Nilai tambah netto pada buah pisang mentah sebesar Rp. 18.110.517 diperoleh dari selisih antara nilai tambah bruto sebesar Rp. 18.168.000 dan nilai penyusutan sebesar Rp. 57.483. Nilai Tambah Per Bahan Baku. Nilai tambah per bahan baku keripik pisang Industri Cahaya Indi yaitu sebesar Rp 9.462/kg, artinya untuk setiap satu kilogram bahan baku keripik pisang yang digunakan dalam produksi dapat memberikan nilai tambah bahan baku sebesar Rp. 9.462. Hal ini dapat dilihat perbandingannya antara nilai bahan baku pisang mentah yang sebelum diolah yaitu dengan harga Rp. 1.750/kg, sehingga dapat diartikan bahwa bahan baku pisang mentah yang telah diolah 120

akan memiliki nilai yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya nilai tambah tersebut diperoleh dari nilai tambah bruto sebesar Rp 18.168.000 dibagi dengan jumlah bahan baku yaitu sebesar 1.920 kg. Nilai tambah keripik pisang pada Industri Cahaya Indi adalah sebesar Rp. 9.462/kg, sedangkan bahan baku pisang mentah yang belum diolah bernilai Rp. 1.750/kg. Berdasarkan hal tersebut, maka diketahui bahwa pisang mentah akan memberikan nilai yang lebih tinggi bila diolah menjadi keripik pisang. Perbandingan antara bahan baku pisang mentah sebelum diolah dan setelah diolah adalah sebesar Rp. 7.712/kg. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan bahwa nilai tambah yang diperoleh Industri Cahaya Indi sebesar Rp. 9.462/kg dari bahan baku yang dimanfaatkan, sehingga nilai tersebut merupakan besarnya rupiah yang didapatkan dalam 1 kg penggunaan bahan baku pisang. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan maka saran yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Perusahaan dapat memperoleh suatu nilai tambah sangat dipengaruhi oleh biaya dalam produksi. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih mengefisienkan biaya produksi yaitu biaya peralatan, biaya promosi, biaya lain-lainya yang dikeluarkan dalam proses produksi. 2. Pemerintah agar lebih memperhatikan dan mengembangkan usaha kripik pisang dengan adanya suatu pelatihan pengolahan, sehingga usaha ini mampu memberikan keuntungan bagi Industri Cahaya Indi dan bagi petani. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistika Sulawesi Tengah, 2013. Jumlah Buah Pisang. Departemen Pertanian, 2005. Karakteristik Buah Pisang. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Peringdakop) 2014. Nama-Nama Industri, Kapasitas produksi dan tenaga kerja Kabupaten Donggala. Mangunwidjaja, D dan Sailah, I. 2002. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya; Jakarta. Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press ; Jakarta. Tarigan R, 2004. Ekonomi Regional. Bumi Aksara; Jakarta. Teguh, M. 2010. Ekonomi Industri. PT. RajaGrafindo Persada ; Jakarta. 121